Ch.5

Tok tok tok...

Baru saja dia memejamkan mata, namun suara ketukan yang berulangkali itu menarik kembali jiwanya yang hendak pergi ke alam mimpi.

"Ayolah..aku sangat lelah.." gerutunya.

"Rere?" suara Vivian terdengar dari balik pintu.

"Iya Ma, sebentar.."

Dia menyeret langkah nya yang berat menuju pintu yang masih jauh di depan sana.

"Kenapa Ma?"

"Kamu tidur?"

Margareth menggeleng pelan.

Vivian menghela napas panjang, kemudian menyerahkan salep dingin pada putrinya.

"Maaf karena Mama tidak bisa berbuat apa-apa," tuturnya.

Lagi-lagi Margareth hanya menggeleng sambil tersenyum.

Vivian mengulurkan sebelah tangannya dan membelai rambut Margareth, ditambah dengan senyum getir di wajahnya.

"Oh iya, ini.." ujar Vivian seraya menyodorkan sebuah kotak kado berukuran besar itu pada putri nya.

Dengan ragu Margareth menerima kotak itu. Bingung tentu saja dia rasakan karena Ibunya masih belum mengatakan maksud akan hal itu.

"Kiriman dari Chandra.. Mama juga gak tau isinya apa," ujar Vivian.

"Udah ya, Mama mau siap-siap dulu. Kamu juga siap-siap, dandan secantik mungkin.." lanjut Vivian kemudian berbalik pergi.

Margareth menutup kembali pintunya. Dia berjalan ke tempat tidurnya, lalu meletakkan kotak yang terasa berat itu di kasurnya.

Dia mulai membukanya.

Sebuah gaun dan high heels yang tampak mewah. Tapi sayang itu bukanlah seleranya. Gaun itu tampak kekanakan.

Margareth mengangkat gaun itu.

"Bahkan ukurannya pun dua kali lipat ukuran tubuhku.." gumamnya.

Dia menggenggam gaun itu dan membawanya bersama heels yang masih ada di dalam kotak menuju walk-in closet nya. Lemari paling ujung, yang paling berbeda dari lemari lainnya. Dia membukanya.

Tergantung beberapa gaun dalam lemari besar itu. Sepatu hingga tas, juga aksesoris lainnya. Semua itu pemberian dari Chandra. Setiap tahun dia mengirim hadiah-hadiah itu sebagai kado ulang tahunnya. Juga sebagai hadiah kenaikan kelas dan kelulusan tahun lalu.

"Aku yakin dia pasti terpaksa mengirim semua ini.."

"Atau mungkin bukan dia sendiri yang membelinya. Pasti dia menyuruh asistennya.."

"Karena dia tidak pernah tulus,"

Margareth meletakkan gaun dan heels itu dalam lemari, lalu menutupnya. Sangat disayangkan karena benda-benda dalam lemari itu tidak pernah terpakai sekali pun.

Midi dress warnah putih dengan motif sakura yang memenuhi dasaran baju itu. Dia mengambilnya dari gantungan lain.

Dia sudah memilih baju yang akan di kenakan nya malam ini. Setelah melirik jam dinding, diapun mulai bersiap untuk pergi mandi.

...*...

...*...

Keluar kamar mandi dia berjalan ke arah cermin besar yang ada di sudut sana. Lama dia memandang diri nya dalam cermin itu.

Sudah hampir 4 tahun mereka tak bertemu. Di sisi lain Margareth sedikit berdebar. Di sisi lainnya lagi, dia tidak ingin bertemu dengannya.

"Bagaimana aku akan menyapanya nanti?" gumam Margareth sambil menatap dalam-dalam dirinya pada cermin.

Mengingat dulu dia selalu memanggilnya dengan nada ceria dan manja, tidak peduli bagaimana pun reaksi Chandra.

"Apa aku harus tetap memanggilnya seperti dulu?" gumam Margareth.

"Margareth? sudah siap belum?" panggil Vivian dari luar sana membuyarkan lamunannya.

"Iya Ma, sebentar lagi.." jawab Margareth dari dalam.

Segera dia memakai makeup nya tipis-tipis agar tampak natural. Lalu menyambar sling bag putihnya dan bergegas untuk keluar dari kamar.

Dia menuruni tangga, disambut dengan kedua orang tuanya yang sudah menunggu untuk berangkat.

"Udah? gak ada yang ketinggalan?" tanya Vivian memastikan.

"Udah Ma.."

"Ayo cepat, jangan sampai terlambat dan membuat mereka menunggu lama!" ujar Heka yang langsung melesat keluar.

Margareth mengekor di belakang Ayah dan Ibunya. Belum juga mereka berangkat, tapi rasa gugup sudah memenuhi dirinya. Bahkan di medan balap saja dia tidak se-gugup itu.

'Margareth bodoh, tenangkan dirimu!' gerutunya dalam hati.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***