Ch.4

"Selamat datang Nona Margareth.."

Dua orang pelayan yang membukakan pintu itu memberikan hormat padanya, membungkukkan badan 30 derajat.

Lihat..

Seperti sebuah sihir, pakaiannya yang seperti preman tadi, kini berubah menjadi mini dress yang membuatnya tampak anggun.

Seperti 3 tahun yang lalu, dia turun di perempatan yang jauh menyimpang dari jalan ke arah mansion nya. Dia masih tidak ingin identitas nya diketahui.

Setiap anggota Geng nya mengantar pulang, dia selalu turun disana. Lalu masuk ke mini market untuk mengganti bajunya.

Benar, dia gadis yang 3 tahun lalu telah bersumpah akan berteman dengan motor.

Kheera. Itu hanya nama samaran, nama panggung nya di arena balapan. Sebenarnya dia adalah Margareth.

Margaretha Hekamartha. Seorang Nona Muda dari sebuah keluarga kaya raya. Keluarga Hekamartha.

Bayangkan jika mereka tahu bahwa putri semata wayangnya itu ikut dalam sebuah komunitas balap liar. Akan se-murka apa orang tuanya. Terutama Ayahnya.

"Aku pulang.."

Nada bicara lembut dan manja yang dia gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang dia bersikap layaknya seorang Nona Muda yang penurut. Anggun dan elegan. Dia berjalan ke arah orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.

plak~

Entah sudah yang ke berapa kalinya Ayahnya melakukan hal itu sejak Margareth kecil.

"Ujian kelulusan akan segera dilaksanakan! kamu malah enak-enakan keluyuran!" bentak Heka.

Margareth terdiam dengan wajahnya yang masih berpaling karena tamparan keras Ayahnya. Ya, dia tidak bisa berkutik dan membela diri seperti di hadapan Geng nya tadi.

Apa yang Sania dan Ayahnya katakan memang benar.

Sedangkan Vivian, dia tetap tidak berubah. Masih tidak dapat berbuat apapun seperti dulu, selain melihat wajah putrinya membekas tangan.

"Aku ke atas dulu Ma, Pa.." pamit Margareth melanjutkan langkahnya.

"Chandra sudah kembali dari New York.." ujar Heka.

Dia menghentikan langkahnya. Meskipun tadi dia sudah mendengar hal itu dari Bibi pengasuhnya, tapi mendengarnya lagi tetap saja membuat dia kesal sekaligus berdebar.

"Nanti kita akan makan malam bersama di Hotel Marriott jam 7. Sudah hampir 4 tahun kalian tidak bertemu. Dandan secantik mungkin dan buat dia kagum. Kamu calon istrinya harus menyambut kepulangan nya dengan baik.." lanjut Heka.

deg!

Margareth mengepalkan kedua tangannya. Dia memejamkan matanya sejenak. Dia masih belum siap untuk bertemu dengan Chandra lagi. Apalagi dengan semua hal yang telah dia alami karenanya.

"Kamu dengar tidak!?" bentak Heka.

Margareth berbalik menghadap Heka dengan senyum profesional nya.

"Iya Pa.."

...*...

...*...

bugh! bugh!

"Sial.. sial.. siallll!"

Dia memukuli bantal nya. Melampiaskan kekesalannya pada bantal tak berdosa itu.

Selama 3 tahun dia mendapatkan kekerasan seperti itu. Di mata semua orang dia adalah Nona Muda yang genius. Tapi mereka tidak tahu bagaimana kehidupan sebenarnya dari Nona Muda itu. Tidak ada yang mengerti dirinya. Sekalipun orang tuanya.

Hanya kawanan Geng nya yang bisa mengerti dirinya. Hanya mereka yang bisa menerima Margareth apa adanya. Hanya di depan mereka dia bisa bebas mengekspresikan dirinya.

"Melelahkan.." gumamnya.

Dia melirik jam dinding yang tergantung di tembok sebelah sana. Jarum jam masih menunjukkan pukul setengah 6 sore. Bangun untuk mandi pun dia masih enggan.

Semilir angin yang menerobos masuk melalui pintu balkon membuatnya terhanyut dalam suasana itu. Dia sudah tak mampu untuk mempertahankan matanya agar tetap terbuka. Dan akhirnya terlelap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!