Ch.3

3 tahun kemudian..

Broom broom~

Motor ninja berjajar memenuhi jalanan. Tidak perlu khawatir karena jalan itu sepi.

Sebuah rumor mengatakan kalau jalan itu angker. Itulah penyebab jalan yang baru saja di buat itu selalu sepi, terutama sebelum matahari tenggelam.

Dan mereka, anak-anak motor itu memanfaatkan nya sebagai arena balapan. Benar, balapan liar.

"3..2..1.."

Kain di tangan perempuan seksi itu di lempar. Dan wusshh... semua melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka saling tak mau kalah, karena taruhannya cukup menarik.

Taruhannya adalah motor mereka sendiri. Siapa yang paling terakhir mencapai garis finish, akan menyerahkan motor kesayangan mereka sebagai bayarannya.

Semuanya saling berlomba-lomba untuk menang.

"Kheera..!"

"Kheera..!"

"Ayo!! Kheera!"

Semua orang meneriaki nama itu. Orang dengan motor dan perlengkapan serba putih itu memimpin di barisan paling depan.

Baru 3 kali pertemuan pembalap itu muncul, tapi dia sudah memiliki banyak penggemar. Cara bermainnya membuat para penonton terpukau, terlihat santai dan gesit.

"Yaaaa!!"

"Wooohhh~"

Sorak para penonton saat jagoan mereka memenangkan balapan itu.

Orang yang di panggil Kheera itu memutar balik motornya, lalu melajukan motornya dengan kecepatan rendah ke arah kerumunan orang-orang yang mendukungnya.

Dia berhenti di tengah kerumunan orang-orang itu. Masih duduk di atas motor, dia melepas helm nya.

Rambut panjang yang di gulung di dalam helm itu terurai. Seperti adegan dalam film, hembusan angin menerpa dan membuat rambutnya menari-nari. Dia tampak bersinar diantara orang-orang itu.

Dia adalah seorang perempuan. Perempuan berparas cantik dengan bentuk tubuh yang sempurna. Dia di kenal sebagai Kheera.

"Oi, apa kabar? Ini beneran Rere?"

Seorang laki-laki menghampirinya dan menepuk pundaknya. Dia adalah teman SMP nya dulu, Alfan.

Kheera hanya tersenyum tipis menanggapi teman lamanya itu.

"Jadi, sejak kapan lu mulai menyelami bidang ini?" tanya Alfan sok kenal yang membuat para penonton iri.

"Beberapa hari yang lalu," jawabnya singkat.

"Berani juga.."

Lagi-lagi Kheera hanya menyeringai.

Kemudian para pembalap lainnya mulai mendekat ke kerumunan itu. Mereka semua adalah laki-laki. Dengan wajah garangnya, mereka menghampiri Kheera.

Satu persatu dari mereka menyodorkan kepalan nya sebagai sebuah tos.

"Nah~" seru Veno seraya melempar kunci motornya pada Kheera.

Dari 5 orang pembalap tadi, dialah yang paling terakhir memasuki garis finish. Jadi dia harus menyerahkan motornya pada juara pertama perlombaan balapan itu.

Dengan sigap Kheera menangkap benda yang dilempar padanya dengan kasar itu.

Dia menyeringai.

Kemudian dengan santai dia melempar kembali kunci motor itu. Namun sayang sekali sang pemilik kunci itu tidak dapat menangkapnya dengan becus.

"F*ck!" umpat Veno.

"Aku ikut balapan ini bukan untuk mengambil motor mu, aku hanya ingin menghilangkan stres.." ujar Kheera.

"Terus apa arti balapan ini?" ujar Leo, sang juara kedua balapan itu.

Kheera mengangkat bahu, "Entahlah, mungkin juara kedua bisa mengambil alih hadiahnya? Kau," jawab Kheera membuat Veno tampak geram.

Bagaimana tidak, Veno dan Leo adalah musuh bebuyutan. Tentu saja dia akan merasa geram kalau harus memberikan motor kesayangan nya itu kepada musuhnya.

"Apa kau bilang?" ucap Veno tak terima dan menatap tajam Kheera.

Veno mendekat dan mencengkeram kerah jaket Kheera. Otot tangannya terlihat jelas, rahangnya juga mulai mengeras. Jelas sekali kalau dia benar-benar murka.

"Jangan mentang-mentang lo selalu menang, terus lo bisa seenaknya sendiri!" bentaknya.

"Aku hanya beruntung saja hari ini, kemarin aku juga kalah dan menghabiskan 2 juta.." jawab Kheera membela diri dan menyadarkan Vano bahwa semuanya pasti ada resikonya.

Vano mulai kehilangan kesabaran. Membuatnya kehilangan akal dan melupakan bahwa yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang gadis. Dia mengangkat tangannya hendak melayangkannya.

Dan gadis polos tetaplah gadis polos. Dia hanya seekor kucing kecil tapi menyamar dan berlagak seperti serigala besar. Bagaimanapun dia tetaplah kucing kecil yang tidak mempunyai banyak keberanian.

Dia mulai ketakutan dan menundukkan kepalanya. Dia datang ke sini hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk mencari masalah.

"Jangan macam-macam! turunkan tanganmu!" ucap Dion, teman satu Geng Kheera.

Mendengar Kheera sedang diancam, Geng nya pun langsung menghampiri. Enam orang orang itu mengepung Veno.

Tapi jangan salah paham. Mereka bukan datang untuk membela, tapi untuk menceramahi anggota termuda mereka itu.

Farhan menarik Vano dari Kheera. Lalu mendorongnya ke segerombolan penonton yang semakin tertarik dengan drama itu. "Bubar lu semua!" bentak Farhan dengan garang.

Seketika orang-orang mulai berhamburan.

Kemudian enam orang itu berbalik dan menatap Kheera dengan tatapan mengintimidasi.

"Turun!" seru Gladis.

"Hehe.. ampun, Kak,"

Kheera turun dari motornya dan mengatupkan kedua tangannya didepan enam orang yang berkacak pinggang itu.

"Lusa elu udah ujian kelulusan, masih aja main-main disini!" seru Julian.

"Refreshing, Kak.." gerutu Kheera sambil menunduk dan memainkan jarinya.

"Capek gue ama nih bocah," Julian menghela napas pasrah.

"Gue udah tahan ini selama 3 hari. Gue tau lu diem diem ikut ni balapan. itu juga motor siapa yang lu pakai?" sahut Sania.

Kheera menoleh dan menatap motor di belakangnya itu. Motor itu adalah milik Sania. Selama 3 hari terakhir ini dia berangkat kerja berboncengan dengan Farhan, jadi motornya tidak terpakai dan menganggur di markas.

Kheera kembali berbalik dan diam-diam menatap Sania yang masih memelototi nya. Kemudian dia menundukkan kepalanya dan bergeser untuk bersembunyi di belakang Helmi.

"Keluar lu, jangan cari perlindungan!"

ring..ring..ring..

Ponsel Kheera berbunyi.

Bibi Lim.

Setelah melihat nama yang muncul itu, dia segera mengangkatnya.

"Sebentar.." ucapnya pada teman-temannya.

'Halo, Bi?'

'...'

'Aku segera pulang..'

Dia mematikan sambungan telepon nya begitu saja, lalu memasukkan ponselnya kembali ke sakunya. Sangat jelas sekali wajahnya menjadi murung setelah memutus panggilan nya.

Gladis dan Sania saling menatap karena menyadari perubahan dari anggota termudanya itu.

"Maaf kak," ucapnya pada Sania seraya mengembalikan kunci motornya.

Sania menjadi tak tega setelah melihat bocah itu murung.

"Gue anterin lu pulang," ujarnya.

"Gue juga.." sahut Dion.

Semua orang akhirnya setuju untuk mengantar Kheera pulang.

Terpopuler

Comments

Siapa aku? akupun tak tau😶‍🌫

Siapa aku? akupun tak tau😶‍🌫

Ngakak bet dah🤣 lu kurang beruntung Re

2023-07-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!