Sesampainya di base camp Atha atau Zafin itu langsung membuka proposal. Dia mengernyitkan alisnya saat di sana terdapat rumah sakit paman Rangga. Senyum ramah terbit dari bibirnya.
" Aku memberikan nomormu padanya Ath. Sorry ya! Tapi tenang saja pemilik rumah sakit laki-laki kok gak genit kayak yang kemarin," tawa Arif pecah seketika. Sedangkan Atha dengan kesalnya hanya menggelengkan kepala untuk menanggapi tawa Arif yang terdengar renyah.
" Kamu membuatku ilfeel saja sama noni-noni berkawat doang. Meremang oneng lihatnya!" seru Atha. Arif tambah tertawa mendengar penuturan sahabatnya itu.
Beberapa waktu lalu dia bertemu noni berkawat yang di maksud Atha adalah perempuan yang hanya menggunakan dress di atas lutut dan hanya menggunakan tali sebesar kawat. Atha tak bermaksud menghina namun penglihatannya itu berasa mencekam kala dia merembet kemana-mana kala itu.
" Jangan di ulangi lagi ... Itu kan maksudmu Ath!" seru Arif. Atha memgangguk pasalnya perempuan itu sudah minimalis pakaiannya sikapnya sudah seperti ulet bulu membuat mereka berdua gatal semua dan garuk-garuk kepala.
Kala mereka berdua mengobrolkan kejadian itu. Tiba-tiba ponsel Atha berbunyi.
" Assalamualaikum ... Dengan Atha di sini!" serunya dengan sopan.
" Waalaikumsalam ... Saya pemilik rumah sakit yang mengajukan pembangunan IPAL. Pegawai kami menggandeng tempat anda untuk pelaksanaannya," jawabnya dengan sopan pula.
" Oke pak. Ini dengan bapak siapa?" tanya Atha untuk menyimpan nomor itu.
" Pak Rangga .... " jawabnya membuat Atha hening sejenak. Sudah lama mereka tak jumpa semenjak kelahiran baby twins itu.
" Iya pak," jawabnya singkat. Dia tak mau dengan PD-nya mengatakan bahwa dia adalah Zafindra. Karena bisa saja om Rangga sudah melupakannya.
" Datanglah besok pada rapat pembangunan itu di ruang rapat di rumah sakit!" seru Rangga dengan tegas.
" Baik pak," jawabnya singkat dan mengakhiri panggilannya. Arif pun mengacungkan jempol.
" Kali ini kerjamu bagus Rif dalam mencari klien!" seru Atha langsung beranjak ke kamar mandi. Arif hanya membalas senyuman
Malam ini Atha begitu merindukan sosok gadis cantik putri dari ustadz Rayyan di pesantren. Putrinya itu sangatlah menggemaskan dan cantik. Atha menyukai gadis itu karena kelembutannya. Gurat wajahnya yang cantik dan caranya berbusana sangatlah memuaskan bagi Atha.
Dia bahkan menjadi bahan tawa temannya di kala dirinya tak menyukai gadis-gadis di kampus. Malah dia memilih untuk menyukai obrolan bersma gadis-gadis yang tertutup rapat dalam berpakaian.
" Masih aja mikirin putri ustadz Rayyan?" tanyanya dengan melihat Atha yang merebahkan tubuhnya di sofa panjang base camp mereka.
" Aku merindukannya Rif. Ummi juga tak salah mengirimku kemari mungkin agar aku mandiri," jawabnya dengan menerawang ke atas.
" Oh ... Ya bukankah abangmu akan melepas masa lajangnya Ath?" tanya Arif dengan mendekat ke arah sahabatnya.
" Iya ... Entahlah sepertinya begitu," jawabnya dengan rasa ketidak tahuannya.
Perbincangan itu berakhir begitu saja seiring mata yang terlelap tanpa di sadari. Arif pun menghela nafas berat. Ternyata dia udah di tinggal bobok syantik sama anak dokter izdi ini.
Kau ini Ath ... Kenapa kau tak memilih menjadi seorang dokter?? Malah aneh jauh dari ranah orang tua dan keluargamu. Kamu mencintainya tapi tak mengatakan pada orang tuamu. Harusnya kau katakan sebelum semuanya terlambat. Bahkan kamu tak pernah menghubunginya meskipun tahu nomornya. Cinta apa yang seperti itu. Lirih sahabatnya pada orang sudah pergi ke alam mimpi sedari tadi di atas sofa.
Di rumah dokter tangga ...
" Kau jadian sayang dengan Dannis??" pertanyaan itu lolos dari lisan sang ayah. Flo menatap dalam ayahnya.
" Papi gak setuju?" tanya Flo dengan duduk di sebelah papinya.
" Bukan tak setuju tapi kurang pas saja," jawab sang papi.
" Pi ... Biar Flo coba dulu ya! Udah terlanjur janji. Dannis baik kok orangnya," ucap Flo menggelayut manja.
" Papi tahu dia baik. Tapi kurang klop aja dengan sifat kamu yang kayak gini sayang," jawab papi dengan serius.
" Papi mengejek Flo????" tanyanya dengan kesal. Rangga jadi tersenyum.
" Ada seseorang yang pas dengan sikapmu. Namun papi belum bisa memastikannya," jawab sang papi sambil tersenyum. Flo jadi manyun.
" Masih ada memang ya zaman siti nurbaya," keluhnya dengan berdiri mau ke kamar.
" Tak perlu di jodohkan Flo! Cukup kamu menjalani keseharian saja. Tapi papi belum memutuskan apapun," jawab sang papi ikut berdiri dan memeluk putrinya. " Istirahatlah!" seru papi Rangga.
Sebenarnya siapa sih yang papi maksud. Sepertinya papi berat bangey kalau aku jadian sama Dannis. Padahal papi tahu Dannis pengusaha sukses dan mandiri. Sukses pula. Batin Flo kemudian beranjak ke kamarnya.
Jangan lupa likeeeee yaaaaa. Hujan² nih enak buat rebahan sama baca karya-karya di noveltoon. Jangan lupa doa kalau pas hujan gini. Biasanya banyak di kabulinnya sama Allah. Heeee. Makasihhh loh yaaaa dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
erinatan
lanjut besok Yo KK mataku dah tinggal 5watt,bye bye KK🤗🤗😘😘
2025-02-24
1