Terjebak Cinta Mr.J

Terjebak Cinta Mr.J

Eps 1 Disuruh Menikah

Prinsip Aileen Nathania Erlangga adalah hidup bebas dan bersenang-senang. Tidak pernah terpikirkan olehnya akan menikah, punya anak, apalagi sampai punya cucu. Aileen hanya ingin menikmati setiap hari yang berganti berkumpul bersama teman-temannya.

Pergi ke kelab dan minum sampai mabuk. Atau merokok di loteng kampus bersama teman-teman seperjuangannya. Terkadang dia juga bisa merokok sendirian di dalam kamar sampai akhirnya berhenti ketika neneknya mengomel.

Semua itu dilakukan karena ayahnya selalu menyalahkannya atas kematian ibunya dan juga semua itu ia lakukan demi menghilangkan penat dari tuntutan-tuntutan dosen untuk mahasiswa semester akhir seperti dirinya -yang sebentar lagi akan di-drop out karena tak kunjung menyelesaikan skripsi.

Tapi, pagi ini semuanya berubah. Ucapan neneknya berhasil membuat Aileen mendadak jadi orang linglung. Kepalanya yang masih pusing bekas mabuk semalam menjadi semakin pusing, berputar hebat. Dia hampir saja mengeluarkan isi perutnya saking dahsyatnya rasa pusing yang melanda.

" Aileen, daripada kamu menghabiskan uang untuk biaya kuliahmu yang nggak selesai-selesai itu, mending kamu nikah aja. Nenek sudah menyiapkan calonnya."

Mata bulat Aileen yang masih sayu mengerjap pelan. Alisnya bertautan dan dia berulang kali menggelengkan kepala mencoba untuk memfokuskan pandangan.

"Selain kuliahmu yang nggak beres, kami juga sudah nggak sanggup menoleransi sikap nakalmu itu. Biar suamimu yang mengurus kamu setelah kalian menikah nanti. Orang-orang akan berubah setelah dia menikah. Dan, Nenek yakin kamu juga akan berubah setelah menikah nanti." Tanpa menunjukkan perasaan apa-apa Manda Erlangga mengatakan itu kepada cucu semata wayangnya.

Sendok yang dipegang Aileen terjatuh secara dramatis. Jelas perempuan itu terkejut. Pasalnya, baru kali ini Manda menyebut kata pernikahan di depannya. Biasanya, mereka menikmati makan tanpa suara. Tanpa terlibat percakapan apa-apa.

"Apa Nek?" Aileen memasang telinga lebar-lebar. Matanya pun turut terbelalak.

"Menikah," ulang Manda.

Aileen tersedak. "Me-menikah?"

Seumur-umur dia tidak pernah memikirkan tentang pernikahan. Pun, dia tidak pernah berpacaran selama dua puluh empat tahun hidupnya. Boro-boro memikirkan hidup serumah bersama laki-laki yang akan menjadi suaminya, memikirkan besok mau jadi apa pun tidak. Aileen terlalu menikmati alur hidupnya. Mengalir seperti dahan pohon hanyut di air tenang.

Memangnya harus memikirkan apa, sih? keluarganya super kaya. Aileen mau jadi apa itu urusan gampang selama ada uang, kan? Oleh karena itu yang ada di pikiran Aileen sejak ia disalahkan atas insiden kecelakaan ibunya hanyalah bersenang-senang untuk menghilangkan traumanya. Dia dan teman-temannya menyebutnya dengan " menikmati hidup".

" Aileen nggak mau menikah, Nek."

Dagu Aileen terangkat tinggi. Tangannya dilipat di depan dada. Rahangnya dikatup rapat, menandakan betapa angkuhnya dia. Sarapan di hadapannya kini hanya menjadi pajangan. Dia lebih memilih mendebat sang nenek dan perintah anehnya itu.

"Nenek nggak persertujuan kamu, Aileen." Manda mengelap sudut bibirnya. “ Nenek memberimu perintah," sambungnya.

Aileen menghela napas panjang. Matanya tertuju pada lelaki di hadapannya. Arash, ayahnya itu asyik makan sambil menatap layar ponsel yang menyala. Tangan yang bebas untuk menggulir layarnya.

Manda mengikuti arah pandang sang cucu. Sedetik kemudian, dia meradang. Dia langsung menggebrak meja.

"Ini meja makan! Yang kamu hadapi sekarang adalah makanan! Mana rasa terima kasih dan syukur kamu, ha? Apa didikanku di waktu kecil tidak berbekas di otakmu, Rash?!" Dia menatap garang anak laki-lakinya.

Arash berdeham. Dia meletakkan ponselnya ke atas meja dan melanjutkan makan. Kini Arash menekuri sarapan dengan mata yang masih mencuri pandang ke layar ponsel.

"Nggak heran kelakuan anakmu seperti ini. Kamu sebagai Ayahnya bahkan tidak tahu adab makan. Hal sepele seperti itu diabaikan. Bagaimana bisa mendidik anak?" Manda menggebrak meja sebelum kembali berkata,

"Kutanya!" Wanita paruh baya itu mempelototi Arash. "Apa kamu mendidik Aileen sejak kecil, atau bahkan kamu sendiri lupa bagaimana orang tuamu mendidik waktu kecil?"

Arash mendongak. Wajahnya datar hampir masam. "Aku nggak ada waktu mendidik Aileen, Ma," jawabnya sambil lalu.

"Mama tahu sendirikan kalau aku sibuk menjalankan perusahaan biar makin maju dan hidup kita makin enak. Semua kulakukan juga untuk keluarga kita, aku juga nggak mau merawat seorang pembunuh mah. Bagaimana mungkin seorang anak membunuh ibunya sendiri" Sinisnya.

"Kan, Mama yang mendidik dan merawatnya sejak kecil. Itu artinya, sikap Aileen yang sekarang ini karena didikan mama"

Wajah Manda memerah."Kurang ajar! Sudah mama katakan berkali-kali Ras, kalau Hilda itu kecelakaan, kenapa kamu selalu menyalahkan Aileen. Cobalah membuka mata ,Rash. Dan mendidik anak itu tanggung jawab orang tuanya Rash. Kamu tidak hanya harus mencukupi kebutuhannya. Tapi kamu harus mendidiknya. Bukan menjadikan dia perempuan nakal seperti sekarang! Mabuk-mabukan, perkokok, dan urakan!"

Jika sudah mengomel Manda akan sulit dihentikan. Dia akan menyebutkan semua keluhannya tentang keluarga Erlangga tanpa cela. Terlebih keluhannya terhadap Aileen. Cucu satu-satunya dari anak satu-satunya juga.

"Lihat Aileen! Mau kamu apakan dia, Rash? Mama nggak melihat masa depan yang cerah di wajah anak kamu ini."

"Sudahlah nek jangan ngomong lagi pada ayah, itu percuma nek, ayah tidak akan membuka matanya. Ayah akan memandangku seorang pembunuh. Ingat tekanan darah, Nek," tegur Aileen. Dia mulai jenuh jika dirinya dibawa-bawa dan selalu disalahkan ayahnya atas kematian ibunya.

Setelah berhasil menguasai diri lagi Manda berkata pada sang cucu, "Kamu benar. Marah-marah hanya akan membuat Nenek cepat mati." Dia diam beberapa saat sebelum kembali berkata, "Kita kembali ke pembahasan awal. Kamu harus menikah." Manda menarik napas. "Dengan om Haykal."

Aileen yang sejak tadi kembali menikmati sarapan langsung tersedak. Mengambil segelas air dan meminum isinya dengan rakus, lalu menatap Manda dengan mata membulat sempurna." Dengan om Haykal? Dengan laki-laki tua yang kegatelan itu?"

" Aileen! Jaga ucapan kamu! Dia bukan laki-laki kegatelan, ya. Itu memang sifatnya sejak dulu, penyayang. Dia menyanyagi anak perempuan."

"Cih!" Aileen membuang muka. "Sudah jelas dia suka menggoda gadis-gadis begitu, Nenek masih bilang dia penyayang? Dia itu kegatelan! Nenek lihat tatapan mata om Haykal setiap ada gadis yang lewat di sekitarnya?" Perempuan berambut cokelat itu tertawa miris. "Melotot! Hampir keluar! Itukah yang Nenek maksud dengan penyayang?"

Aileen cukup mengenal siapa Haykal Trisakti. Laki-laki itu adalah rekan bisnis keluarga Erlangga. Kerja sama mereka terbilang awet. Sudah berjalan lima tahun. sampai beberapa tahun ke depan. Haykal sering datang ke rumah besarnya hanya untuk mempererat silaturahmi, katanya. Dan, sepertinya akan terus berlangsung.

Waktu lima tahun sangat cukup untuk melihat siapa sebenarnya Haykal. Duda beranak tiga yang bercerai dengan istrinya saat usia pernikahan mereka lima belas tahun. Sang istri memergoki Haykal bercinta dengan sekretarisnya di kantor sendiri. Saat itu, usia kandungan sang istri sudah memasuki bulan ke delapan. Sebentar lagi anak ketiga mereka lahir, tapi Haykal malah asyik-asyik dengan perempuan yang bukan muhrimnya.

Laki-laki bang sat, memang. Untung sang istri memutuskan segera bercerai dari suami tidak beres itu. Lalu sekarang, atas dasar apa Manda sampai hati ingin menikahkan cucu dengan duda ganjen sejenis Haykal?

"Nenek sudah nggak waras...." Aileen menggelengkan kepala lamat-lamat." Nenek mau menyerahkanku pada duda gatal itu? Aku nggak mau!"

"Dia bukan duda gatal."

"Siapa pun dia, aku tetap nggak sudi menikah dengannya!"

"Mudah aja membuat kamu luluh." Manda tertawa mengejek. "Nenek dan papamu nggak akan memb Aileenn uang bulanan ke kamu lagi. Bisa kamu bayangkan, kan, seterpuruk apa hidupmu tanpa bulanan dari kami?"

Aileen menatap sang Ayah. Meminta pembelaan. Sayang, laki-laki berahang tegas itu hanya menatap sinis padanya.

"Keluarga Erlangga memang nggak ada otaknya." Aileen berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Ketika dia akan meraih gagang pintu, suara Manda terdengar.

"Nenek anggap kamu setuju."

Napas Aileen tercekat. Buru-buru dia berbalik. Dadanya naik-turun dengan cepat. "Aku nggak setuju! Nggak mau setuju! Nggak akan pernah setuju!!!" Pekikannya memekakkan telinga seisi rumah. Aileen bahkan berharap jadi tuli agar tidak mendengar kegaduhan keluarga Erlangga lagi.

Tidak ada kebanggaan sama sekali terlahir sebagai keluarga Erlangga yang masuk lima besar keluarga terkaya di Indonesia. Bagi Aileen, ini bukanlah keluarga. Mereka berkumpul, tapi asyik kegiatan sendiri-sendiri. Asyik dengan dunia mereka sendiri. Mereka saling dekat, tapi terasa jauh, tak tergapai satu sama lain.

"Aku mau menikmati masa muda, Nek! Umurku masih dua puluh empat tahun! Aku belum lulus kuliah, aku belum puas menghabiskan waktu dengan teman-teman! Aku nggak mau menikah sebelum aku puas dengan hidupku yang sekarang!"

"Kalau begitu, silakan angkat kaki kamu dari rumah ini. Serahkankan semua kartu yang ada di dompetmu. Hiduplah seperti yang kamu mau, bebas. Tapi asal kamu tahu, kamu nggak akan bisa hidup tanpa uang Erlangga."

Aileen hanya bisa melongo. Dia tidak pernah menyangka penolakannya akan berbuntut panjang begini. Diusir dari rumah. Tidak ada uang. Tidak punya tempat tinggal. Manda memang tidak main-main dalam mengancam seseorang.

"Nenek tega."

"Semua demi kamu, Aileen." Tatapan Manda berubah sendu. "Nenek mau kamu memiliki masa depan yang cerah. Dan bukan dengan kelakuan kamu yang seperti ini untuk bisa mendapatkan itu."

"Dan menyuruhku menikah dengan om Haykal juga bukan cara untuk mendapatkan masa depan cerah, Nek."

Manda mengedik. "Atau kalau nggak gini aja. Karena kamu nggak mau menikah dengan Haykal, silakan bawa cowok yang mau menikahi kamu ke hadapan Nenek seminggu lagi."

"What?! Nek, aku-“

"Untuk yang ini no debat, Aileen."

Bersambung......

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

arash dari jaman nya hilda masih hidup..masih aja otak nya ditarok didengkul...gkda waras2 nya😌😌 dikata aileen malaikat pencabut nyawa apa🙄🙄

2023-07-17

4

Happy Asmara

Happy Asmara

Kesian disebut duda gatal

2023-07-04

0

jaran goyang

jaran goyang

jgn pjg x KK... bsen bc ny....🙏🙏🙏gk HBS" aq bc bab 1 ny

2023-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!