Bab 20 : Mengubur masa lalu

"Astagaa.. beneran vampir nih bocah," salsa berdecak sebal ketika sudah berada di dalam kamar Nastya. Sedangkan Dewi membuka tirai dan jendela kamar Nastya yang gelap.

Sinar mentari yang menyusup masuk membuat pemilik kamar silau dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh wajahnya.

Udara luar yang masuk menghembuskan kesegaran menggantikan suhu dingin yang berasal dari pendingin ruangan.

Terlihat tisu bekas pakai yang berserakan di lantai dan tumpukkan coklat di nakas sebelah ranjang. Langsung saja Dewi mengambil sapu untuk membereskan kamar sahabatnya sedangkan Salsa, malah makan coklat Nastya di tepi ranjang.

"Wi, aku tadi pagi liat kalender. Nih sampai kapan kepompong satu ini jadi kupu - kupu ya. Ampun deh, sudah enam bulan loh nggak menetas," menggoyang - goyangkan badan Nastya.

"Nastya woi ? Beranak dari kubur dong, eh bangkit dari kubur dong," cekikikan sendiri mendengar celotehnya sendiri, "Gimana mau beranak, dia kan jandee kembang nih yee. Gini amat si hidupmu,"

Dewi menggeleng - gelengkan kepalanya melihat kelakuan Salsa. "Ganti nama jadi Suzanna dong nanti?."

"Duh sumpah, aku kalau jadi emak - emak trus dapat anak model beginian bisa darah tinggi setiap hari. Janda kembang malesnya ngalah - ngalahin anak perawan."

Spontan saja Nastya langsung membuka selimutnya dan duduk. " enaaakk ajaaa, aku janda tapi perawan ya, perawan ting - ting. Jangan sekate - kate ya kalau ngomong." Nastya mendengus kesal.

Ketiganya saling tatap beberapa saat lalu tertawa bersama.

"Ciri - ciri orang yang gila salah satunya malas mandi, kamu gila nggak?" Tanya Salsa.

"Kamu yang gila," Nastya ngegas.

"Nah ini salah satu cirinya, orang gila tidak mau di bilang gila, jadi gila teriak gila." Tertawa puas, "mandi sana loh."

"Males saa," Nastya yang hendak merebahkan dirinya lagi merasakan tubuhnya di tarik ke bawah. Tubuhnya terangkat dengan salsa memegang tangannya dan Dewi memegang kakinya. Dua sahabatnya itu menyeret Nastya ke kamar mandi, Salsa langsung menyalakan shower, setelah Nastya basah kuyub mereka meninggalkan kamar mandi.

"Mandi sendiri ya." Ucap Dewi sambil tersenyum jahil, "Bisa kena sawan nanti kalau mandi'in kamu Nas," keluar kamar mandi sambil tertawa puas.

"Resek banget sih punya dua sahabat," umpat Nastya yang akhirnya mau tidak mau mandi di pagi hari. Padahal biasanya jam segini dia masih molor.

Nastya duduk di depan cermin, Dewi membantunya mengeringkan rambut dengan hair dryer. Wajah Nastya masih sangat murung.

"Sudah dong, jangan lama - lama terpuruknya. Kamu juga harus melanjutkan hidup Nas. Mau sampai kapan kayak gini, ini sudah enam bulan loh. Kamu sudah membuang banyak waktumu," Dewi membuka suara.

Nastya tak menyahut, air matanya kembali menetes. Salsa dan Dewi langsung memeluknya. Membiarkan Nastya menuntaskan emosinya.

"Aku juga tidak ingin seperti ini. Kenapa sesakit ini ya perceraian?"

"Coba alihkan dengan melakukan kegiatan lain di luar Nas. Kalau kayak gini terus, rasa sakit itu akan terus terasa," Dewi menimpali.

"Kasihan Kak Bram Nas, dia juga mau menikah loh. Ngurusin semuanya sendirian. Bolak balik rumah sakit juga liat ibu. Kerja sampi larut malam" Salsa menambahi.

"Kak Jaka kemana nas?" Tanya Dewi.

Menggelengkan kepala,"aku juga tidak tahu. Menghilang gitu aja setelah pemakaman bapak."

"Tommy kira - kira sekarang sudah--," ucapan Nastya di potong cepat oleh Salsa.

"Cukup! Cukup Nastya. Ayo move on donk. Jangan melihat ke belakang terus. Pikirkan dirimu, jangan orang lain," menyentuh pundak Nastya, "kamu tidak hanya mengorbankan dirimu, waktu, masa depanmu tapi kamu juga membuat keluargamu sedih." Salsa membuka ponselnya dan memperlihatkan pada Nastya, "lihat, itu curhatan kak Bram yang sedih karena kamu masih belum berubah di tambah kondisi Ibu Tini yang terus menurun. Apa kamu tidak kasihan? Ayolah, jangan egois nas"

Nastya terdiam, dia membenarkan perkataan Salsa. tapi dia menyangkalnya lagi, mencari pembenaran atas sikapnya.

"Tapi rasanya itu sakit Sa, usiaku bahkan belum dua puluh tahun, sudah menyandang status janda. Mana masih perawan lagi. Kenapa takdirku seperti ini ?," matanya mulai mengenang air mata lagi, "apa kata orang nanti sa, mereka pasti mengganggapku yang tidak - tidak, apalagi usia pernikahanku belum genap satu tahun,"

"Bukan cuma kamu saja di dunia ini yang mengalami cerai Nas, ngerasain KDRT, ngerasain diselingkuhi. Banyak Nas." Menghela nafasnya sejenak, "Kamu harusnya bersyukur masih perawan, setidaknya janda itu hanya status, tapi onderdil masih perawan ehheehheeh," imbuh Salsa yang tertawa untuk mencairkan suasana.

"Iisshh apa'an sih," gerutu Nastya sambil mencubit pelan lengan Salsa.

"Kalau di pikir lagi, benar kata Salsa Nas, kamu masih sangat beruntung sekarang. Kamu masih perawan, kamu belum punya anak dan Tommy memberimu harta gono gini yang fantastis. Nas, Banyak di luar sana yang keadaannya jauh lebih menyedihkan dari kamu tapi tidak seberisik kamu mengeluhnya, tidak seterpuruk kamu menyalahkan takdir dan yang terparah malah ada yang sampai tinggal nama aja." Dewi duduk di tepi ranjang yang di ikuti oleh Salsa, mereka berdua menatap wajah Nastya dari pantulan cermin.

"Lebih dekatkan lagi hatimu pada Sang Pemilik Semesta Nas, agar kamu lebih pandai bersyukur dan lebih berserah diri. Sehingga kamu lebih menerima suratan takdir dengan lapang dada," Imbuh Dewi lagi.

Hening...

Brakkk!!! Salsa tiba - tiba menggebrak nakas di sebelah ranjang dengan keras, spontan Nastya dan Dewi terlonjak dan menoleh ke Salsa dengan wajah penuh tanya.

Salsa berdiri sambil mengangkat tangannya ke depan seolah sedang membaca puisi yang puitis, "dari dulu begitulaaaah cinta, deritanya tiada akhir. Jika deritanya hilang, hal yang mengerikan dan menyakitkan tidak akan pernah hilang dari ingatan. Oleh Chu pat kay, dia adalah si siluman babi di film kera sakti. Terima kasih." Membungkukkan badan.

Krikk.. krikkk.. kriikk... semua masih diam mematung.

"Tepuk tangan kek," gerutu salsa, dia memanyunkan bibirnya. Membuat pipinya yang chubby semakin membulat kayak bakpao.

"Jayus banget tahu nggak," Nastya tertawa keras, "astaga.. drama apa ini, air mataku sampai keluar," memegang perutnya yang sakit. Begitupun dengan Dewi yang tertawa dengan kalem seraya menggelengkan kepalanya.

...****************...

"Kak, aku izin ke Bali dulu ya?" Nastya menghampiri kak Bram yang sarapan dengan calon istrinya.

"Kapan dek?,"

"Sekarang kak," sambil menunjuk kopernya."naik pesawat." nyengir sampai memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Ndadak banget dek izinkan, mau ngapain ke bali?" Berdiri di sisi Nastya.

"Mau mengubur masa lalu kak." Sontak saja calon istri kak Bram tersedak makanan mendengar jawaban calon adik iparnya itu, Bram buru-buru memberikan segelas air putih.

"Maaf, jawaban kamu dramatis banget Nas," tersenyum manis,"hati - hati ya, jaga diri, semoga setelah berhasil mengubur masa lalu kamu nggak kepincut sama bule - bule yang ada di bali ya," calon istrinya melirik Bram, karena dia paham Bram melarang adiknya dekat dengan bule. Alasannya, Bram takut kalau adiknya menikah sama bule, Nastya akan di bawa suami bulenya menetap di luar negeri.

...****************...

Di Bandara,

"Oke girls, it's girls time, baaalllliiii i'm cominggg, babang buleee adek Salsa come come." Salsa menyuarakan kobaran semangat empat lima. Dan berlari menuju tangga pesawat, di ikuti Dewi dan Nastya yang ikut berlari. Tidak apa - apa menahan malu dari teriakan Salsa yang mendapat atensi dari penumpang pesawat lainnya.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!