Bab 12 : Rissa

"Hai kita bertemu lagi" sosok tampan dan gagah itu mendekat dan menjabat tangan Tommy.

Tommy menyambut jabatan itu dengan menggenggam kuat.

"Sepertinya kamu atlit angkat besi ya" Rendra mengibas - ngibaskan tangannya dengan tersenyum tipis.

Tak ada sahutan dari Tommy.

Bersikap profesional, ke lima orang itu duduk di sofa tamu ruangan Tommy dan mulai membicarakan tentang proyek pembangunan hotel di pulau Lombok.

...****************...

"Mas aku izin ke lombok dulu ya" Nastya meraih tangan Tommy dan mencium punggung tangannya.

"Hemm" singkat Tommy sambil terus melihat Rendra dengan tajam. Membuat Rendra tersenyum dalam hati.

Dengan kacamata hitam dan pakaian casual, penampilan Rendra yang tampan itu mampu membuat Tommy terbakar cemburu. Apalagi akan keluar bersama Nastya. Ya walaupun mereka perginya dengan staff yang lain juga.

"Duluan ya bro" Rendra menaikkan kedua alisnya sejenak lalu tersenyum miring.

Tommy hanya membalas dengan tatapan tajam.

Selama berada di Lombok, cara kerja Nastya membuat Rendra kagum. Walaupun hanya lulusan SMA dan dapat bekerja di unit manapun karena mendapat previllege sebagai istri dari big bos perusahaan Brotoseno tak membuatnya bekerja sesuka hati. Antusias dan ambisinya dalam belajar ilmu baru di acungi jempol oleh Rendra dan juga rekan - rekannya. Sikapnya yang rendah hati dan tidak bossy, mudah membaur, membuat tidak ada kecanggungan antara Nastya dengan rekan tim yang lain.

"Good Job" puji Rendra seraya menyerahkan coklat hangat. Mereka berdua memandang ke gedung tinggi di depannya, Gedung yang rencananya akan di jadikan hotel bintang lima di Lombok.

"Makasi mas" Nastya menerima lalu membenarkan rambutnya yang tertiup angin pantai. "Hotel ini keren banget mas, bagus apalagi viewnya pantai yang indah banget" Nastya tersenyum manis lalu menyesap coklat hangatnya.

Rendra hanya tersenyum, berlahan dia menyeruput kopi panasnya.

"Apa kamu bahagia Nas ?"

Menoleh dengan penuh tanda tanya "bahagia mas, memang kenapa ?"

"Maksudku, apa kamu bahagia dengan pernikahanmu?" Rendra menatap dalam ke mata Nastya untuk mencari kebenaran dalam sorot matanya.

"Hah?" Tertawa kecil, "aku bahagia".

"Tapi matamu berkata tidak"

Mengedipkan matanya berkali - kali, "aku harap kita tahu batasannya kita mas" menghela nafasnya, "pertanyaan itu terlalu masuk ke dalam privasiku, maaf" beranjak dari duduknya dan meninggalkan Rendra lalu menuju ke ruang makan.

"Terima kasih kerjasamanya, smoga proyek hotel antara Brotoseno grup dan Orlando corp. berjalan dengan baik sampai tuntas" suara riuh tepuk tangan saat ketua proyek memberikan sambutannya saat dinner perpisahan.

Hari ini tepat dua minggu Nastya di lombok untuk memantau proyek pembangunan hotel.

Di malam terakhirnya di sini, ada rasa sedih di hatinya. Suaminya tidak pernah menghubunginya, Walaupun Nastya sudah berulang kali menghubungi tapi tidak ada jawaban dari suaminya itu.

Semua tim berjoget dan berkaraoke bersama di depan panggung kecil. Nastya sebagai satu - satunya perempuan memilih duduk saja melihat sambil memainkan ponselnya. Di meja itu tidak hanya Nastya, ada CEO dari Orlando Corp. juga yang secara khusus hadir, Hamish Allan Orlando. yang juga tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Mamaaa.. maamaaa" suara anak kecil menangis dengan kencang. Nastya langsung menoleh ke sumber suara, meletakkan ponselnya di meja lalu berlari mendekat ke anak perempuan yang kira - kira usianya tiga tahun.

"Haii sayaang" ketika Nastya mendekati, anak itu tidak langsung mau, dia ingat nasihat mama papanya agar tidak mau dengan orang asing yang mendekat.

Melihat respon anak kecil itu Nastya tersenyum, "Boleh berteman dulu?" Mengulurkan tangannya. Tetap tidak ada sambutan. "Waa kamu hebat sekali ya bisa menjaga diri, mama mana dek?"

Menggeleng - gelengkan kepalanya, "mama iyaang, tadi bianca main teyus mama iyang" jawabnya dengan cadel lalu kembali menangis. Terlihat Nastya berjongkok, sedikit demi sedikit mendekat. Semua kegiatan Nastya itu terpantau oleh Hamish yang memainkan ponsel tapi matanya melirik ke Nastya.

"Tante bisa sulap, ayoo permennya dimana?" Memperlihatkan kedua telapak tangannya yang di tutup.

"Hmmm" tangisannya mereda, "yang ini te ?" Menunjuk tangan kanan.

"Waaa benaar, hebaat" menunjukkan permen dan memberikan ke anak kecil itu, wajahnya berbinar.

"Tapi kata mama gabole telima pelmen dayi oyang lain te" raut wajahnya kembali sedih.

"Kalau gitu bawa aja dulu, makan permennya nunggu mama, izin dulu ke mama, ok?"

Senyum lebar terlihat sampai melihatkan deretan gigi - gigi depan yang ompong, menggemaskan.

"Nama tante ciapah ?"

"Nama tante Nast--" ucapan Nastya terputus ketika mendengar teriakan seperti orang mencari sesuatu.

"Aaalulaaa! Alulaaa! Dimana kamu nak ?" Suara panik itu terdengar dari luar ruangan.

"Aah itu pasti mamamu, yuk tante anter ke luar?" Nastya menggandeng dan menuntun anak kecil itu keluar ruangan dan beberapa menit kemudian masuk kembali lalu duduk dan melanjutkan bermain ponselnya lagi.

Melihat lembutnya Nastya, dia teringat dengan mendiang istrinya yang juga aktif di panti asuhan untuk menghibur anak - anak yang nasibnya kurang beruntung.

"Hai, ayo ikut ke panggung" ajak Rendra ketika melihat Nastya diam saja.

"Tidak mas, makasi, aku malu" menolak dengan halus.

"Ayolah ini malah terakhir di sini, aku temani biar tidak malu" Rendra menggenggam tangan Nastya namun segera di lepaskan. Bagaimanapun dia masih menjaga diri sebagai istri orang.

"Sorry" ucap Nastya. Rendra tersenyum lalu kembali ke panggung dan membaur lagi dengan yang lainnya.

Nastya menghela nafas dan memilih keluar menuju pantai, dia berdiri menghadap pantai, rambut dan juga bajunya berkibar di terpa angin. Matanya terpejam seiring dengan air mata yang menetes di pipinya. Pundaknya sedikit bergetar karena menahan tangis.

Tak jauh dari posisinya berdiri, Hamish yang ingin merokok keluar ruangan, lalu tidak sengaja melihat Nastya dan mengamati pergerakan wanita yang masih asing baginya dengan menghisap rokoknya."sedang apa dia?"gumamnya pelan.

Nastya melihat ke langit dengan mata tertutup, cukup lama.

"Apa yang kamu lakukan ?" Karena penasaran Hamish mendekati dan berdiri di samping Nastya. Dia melihat Nastya mendongakkan kepalanya seolah melihat bintang.

"Melihat bintang"

Ada kerutan di kening Hamish, "tapi matamu tertutup"

"Agar air mataku kembali lagi ke tempatnya dan tidak jadi menetes"

Hamish mengerti maksud wanita itu dan kembali ke tempatnya awal lalu melanjutkan rokoknya kembali sambil terus mengamati Nastya.

...****************...

Besoknya,

Pukul tujuh malam, kantor Brotoseno grup masih cukup ramai. Banyak karyawan yang lembur atau memilih pulang agak malam untuk menghindari macet.

Nastya yang baru sampai, ingin menikmati nasi goreng kambingnya di ruangan suaminya. Karena kalau makan di rumah dia takut tidak sempat karena mertuanya itu pasti akan memberikan segudang perintah.

Memasuki ruangan suaminya dia meletakkan nasi goreng di meja tamu lalu di kejutkan oleh samar - samar suara yang seharusnya tidak dia dengar.

"Aahh... ahhh... ayoo.. lebih cepaat.. aahhh" suara de-sah wanita itu.

Tubuhnya terasa lemas dengan jantung yang berdebar, dilihatnya pintu ruang istirahat suaminya terbuka sedikit dan mendekat. Berlahan dia membuka dan seperti dejavu.

Nafasnya tercekat, oksigen di sekitarnya seakan habis. Air matanya meluncur tanpa aba - aba.

"Rissa" lirihnya

Terpopuler

Comments

Rusmiarsih

Rusmiarsih

waaah ...pokoknya pasangan tomy ma nastya hrs dipisahin nih thor, cariin jodoh buat nastya yg lbh segalanya😠

2023-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!