Bab 2 : sahabat makan sahabat

Tatapan tajam dan dingin di pagi yang hangat ini seperti ingin membelah tubuh Nastya. Melihat itu, istri dari seorang Tommy melangkah mundur berlahan, bersikap waspada. Saat mendapati Tommy melangkah mendekat. Di genggangmya erat selimut yang membalut tubuhnya.

“Dasar ja-lang. Memakai pakaian seperti ini padahal suaminya tidak ada” di tariknya dengan keras selimut Nastya sehingga terhuyung ke depan. Keningnya membentur ujung meja kerja kamar hotel.

"Aakkh!” Teriak Nastya, menyentuh berlahan keningnya lalu mendapati darah mengucur pelan di keningnya. Dia mencoba berdiri dan menatap suaminya.

“Mas.. maafkan aku. Jika...” ucapannya terhenti saat dia merasakan bantal tidur menubruk wajahnya dengan keras. Lagi – lagi, Nastya harus terjatuh di lantai dengan posisi terduduk.

Bagai kerasukan setan, Tommy merobek kasar lingerie yang melekat pada tubuh istrinya. “Jangan mas, ampun” mohon Nastya sambil mencoba menghentikan tangan suaminya.

Namun seakan tuli, suaminya itu tak merespon sedikit pun. Tommy melempar papper bag ke arah wajah Nastya. Terdengar lagi desisan sakit dari bibir gadis berusia 18 tahun itu.

“Pakai! 10 menit !” Titahnya. Membuat Nastya buru – buru menyelesaikan mandat suaminya agar tidak menjadi sasaran kekerasan lagi. Beruntung baju dress selutut berwarna peach itu pas di tubuhnya. Warna peach berpadu pada kulit Nastya yang putih bersih membuat dress itu seakan memang di ciptakan untuk dirinya, sangat pas dan sempurna. Lalu menuju meja rias dan merapikan rambut juga dengan tergesa – gesa.

“Mas, aku tidak pakai mandi ya ?”

“Bukan urusanku” meninggalkan kamar itu begitu saja. “Cepat!” Sentaknya saat Nastya belum juga keluar dari kamar.

Nastya yang susah payah menahan air matanya melangkahkan kakinya dengan berat. Beberapa kali dia mengusap air mata yang keluar saat mengikuti suaminya dari belakang. Ntah menuju mana, diapun belum tahu. Belum lagi rasa nyeri di keningnya akibat terbentur tadi yang membuat kepalanya pusing.

"Brukk!” Tubuh Nastya menubruk Tommy dari belakang membuat Nastya sedikit terhuyung kebelakang, beruntung keseimbangannya bagus.

“Selain tak tahu diri ternyata kamu juga tidak memakai matamu!” Bisik Tommy di telinga Nastya. Pelan namun menusuk. Menciptakan luka yang semakin lebar di hatinya.

Sempat terkaget saat suaminya itu menggenggam tangannya, tampak seperti pasangan pengantin yang bahagia. menuntunnya ke balkon hotel yang ternyata sudah di sulap menjadi tempat berkumpul keluarga. Di situ Nastya dapat melihat Ayah, Ibu, kedua kakaknya, mertua dan sahabatnya.

Nastya menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya berbinar bahagia.

Dia melepaskan genggaman tangan suaminya lalu berlari memeluk Ayah Ibunya, menyalami mertuanya dan juga memeluk sahabatnya Salsa, Dewi dan Rissa.

“Waduh nduuk, baru semalam berpisah saja sudah kayak gini” Ibu Tini menggoda.

“Iya ya buk, kayak sudah lama tidak ketemu saja” gelak tawa Pak Bejo membahana.

“Biasa jeng, pengantin baru” Nyonya Sandra ikut menimpali. Tangannya terulur menyentuh lembut lengan besan perempuan.

Nastya yang di berondong godaan itu tersipu malu, “apa sih buk” ucapnya manja sembari menyembunyikan wajahnya di lengan sang Ibu.

“Loh loh loh, maluu toh nduk” goda pak Bejo lagi.

Semuanya tertawa menikmati lucunya menggoda sepasang pengantin baru. Tapi lebih tepatnya hanya menggoda Nastya, nyatanya Tommy datar tanpa ekspresi.

Hanya sesekali tersenyum tipis untuk menimpali godaan.

“Ayo – ayo dinikmati sarapannya” ajak Nyonya Sandra ramah. Semuanya pun beranjak menuju meja yang sudah penuh dengan menu – menu yang menggoda selera.

Saat semua sedang asyik bercengkrama sambil menikmati sarapan di balkon hotel mewah, disuguhi pemandangan pegunungan yang indah juga udara yang sejuk.

Rissa, sahabat Nastya terlihat diam – diam mencuri pandang pada Tommy yang sedang menyesap rokoknya.

Dia sengaja mengambil duduk terpisah agak jauh agar yang lainnya tidak terganggu oleh asap rokoknya. Selain itu, dia juga malas berkumpul dengan keluarga istrinya.

Setelah mengambil minuman, Rissa berjalan tergesa - gesa menuju arah Tommy dan “uhuk uhuk” dia terbatuk terkena hembusan asap rokok yang di hembuskan Tommy. Dengan sengaja juga menumpahkan jus apelnya di bagian da-da. Sontak Tommy beranjak dari duduknya lalu mengambil tisue di mejanya dan membantu rissa mengeringkan tumpahan jus di bagian da-danya.

"Aahhh" desah Rissa lirih. Suara menggoda yang keluar dari bibir sahabat istrinya itu membuat Tommy menghentikan kegiatannya, dahinya berkerut menatap Rissa.

“Maaf” ucap Tommy yang masih menatap lekat Rissa.

Rissa menggigit bibir bawahnya seakan menggoda “tidak apa – apa Tuan Tommy” lalu tersenyum sensual.

Terdengar tawa kecil dari bibir Tommy “Tommy, panggil saja Tommy” mengulurkan tangannya yang langsung di sambut riang oleh Rissa.

“Baik, Tommy, terima kasih sudah di bersihkan” ucapnya sambil menyentuh da-danya lalu mengerlingkan sebelah matanya. Menciptakan senyuman tipis di bibir Tommy.

“Aku, ke meja dulu ya Tom” dia bergegas berkumpul dengan lainnya setelah sebelumnya meletakkan gelasnya yang kosong di meja Tommy dan sengaja menabrakkan sedikit tubuhnya di lengan Tommy.

Semua tingkah nakal Rissa tak luput dari penglihatan Dewi. Dia hanya menghela nafas melihat itu “masak iya suami sahabatnya mau di goda juga” batin Dewi lalu mengetikkan sesuatu di aplikasi chatting berlogo hijau. Dia memberikan tahu apa yang barusan dia lihat pada Salsa.

Aplikasi chatting berlogo hijau :

Dewi : "Sa, Rissa Sa. Godain suami orang tuh"

Salsa : "Iyaa Wi, aku juga lihat”

Dewi : "Aaah benarkah? Aku kira kamu tidak

tahu, abisnya dari tadi kamu sibuk

dengan kekasih – kekasihmu” Dewi

mengetikkan pesan sambil cekikikan

pelan.

Salsa : "Kekasih yang mana ?

Dewi : "Itu yang lagi kamu makan dengan

lahap hahahahaha” emoticon orang tertawa terbahak – bahak menjadi penutup chat dua sahabat itu.

Terlihat Salsa menggigit ponselnya karena kesal dengan Dewi. Membuat Dewi mengatupkan bibirnya rapat untuk menahan tawa. Bersamaan dengan Rissa yang ikut bergabung di meja mereka.

“Rissa, butuh bedak caladdin?” Tawar Salsa dengan mimik wajah kesal.

“Untuk?” Rissa yang bingung sampek tidak jadi meminum jusnya yang sudah menempel di bibirnya.

“Aku kira butuh, abisnya kamu gatel banget sih” kalimat frontal itu membuat Dewi menepuk jidatnya dan menciptakan mimik wajah kesal di wajah Rissa.

“Jangan jadi sahabat makan sahabat ya” Salsa melotot namun tak ada sahutan dari Rissa yang memang terkenal suka menggoda lelaki, lebih tepatnya lelaki yang kaya. Dia tak peduli meski lelaki itu sudah punya pacar, tunangan bahkan istri dan anak sekalipun. Karna yang di incar hanya kekayaannya saja untuk memenuhi gaya hidupnya yang bak sosialita.

Acara sarapan pagi selesai di tandai dengan keluarga Nastya yang berpamitan juga Ayah Ibunya memberi wejangan – wejangan positif pada Nastya sebagai istri.

Begitu juga sahabat – sahabatnya yang ikut berpamitan pulang.

"Nanti ceritain aku tutorial anu - anu y Nas, aku tunggu kabarnya" Salsa berniat menggoda. Namun Nastya tak menanggapi sebab Tommy sudah meliriknya dengan tajam sembari menunjuk jam di pergelangan tangannya. Yang berarti di harus cepat.

"Nas, apapun itu. Kalau kamu butuh, kita selalu siap bantuin kamu” ucap Dewi sambil menyentuh kening Nastya yang memar dan ada bekas darah sedikit. Walaupun tadi sempat di samarkan dengan foundation dan di tutup poni, namun Dewi adalah sabahat yang detail dan peka.

Untuk saat ini Dewi masih belum tau, memar dikening sahabatnya itu ada karena sengaja atau tidak disengaja. Diantara semua sahabat dan orang yang mendukung hubungan Nastya dengan Tommy, hanya Dewi yang kurang setuju. Ntah, dia merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak baik pada tatapan mata Tommy pada Nastya. Mendengar itu, Nastya hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Sedangkan Rissa hanya mencium pipi kanan dan kiri saja, walaupun sahabat, nyatanya tersemat banyak rasa iri di hati Rissa terhadap Nastya. Keberuntungan yang di miliki Nastya sebagai anak orang miskin dan berwajah biasa lebih besar dibanding dia yang berasal dari keluarga kaya juga berwajah lebih cantik terawat. Apalagi profesinya sebagai model. Membuat Rissa merasa lebih tinggi derajatnya daripada Nastya.

Rissa masih sempat – sempatnya menjabat tangan Tommy dan memberikan secarik kertas kecil berisi deretan nomor ponselnya. Namun itu luput dari perhatian Nastya yang masih asyik memeluk kedua sahabatnya.

“Byee...” lambai mereka semua lalu mobil yang di kendarai salsa menghilang dari penglihatan. Begitupun kendaraan keluarga Tommy yang diperintahkan mengantar pulang keluarga Nastya.

"Plokk” sebuah tangan menepuk keras pundak Natsya membuat Nastya terlonjak kaget.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!