Bab 16 : Emosi

Tok tok tok.. "mas?" Nastya mengetuk pintu kamar suaminya. Tok.. tok.. tok..

Lama Nastya berdiri, hampir sekitar tiga puluh menitan. "Mas?" Panggilnya lagi.

Ting... ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

Aplikasi chat berlogo hijau :

Tommy : "ada apa ?"

Nastya : "bisa kita bicara ?"

Tommy : "apa kamu tidak tahu ini sudah malam?"

Nastya : "baru jam 8 mas, sebentar saja"

Tommy : "masuk"

Ketika masuk kamar, Nastya melihat suaminya di depan lemari sedang memilih pakaian.

"Baru selesai mandi mas ?"

"Heemm," duduk di sofa, "ada apa ?" Pertanyaan Tommy menuntun Nastya untuk duduk di sebelah suaminya.

Lama terdiam sambil menunduk, Nastya bingung memulainya, bagaimana memilah kata-kata yang akan d keluarkan agar suaminya tidak tersinggung. Selama diam, Tommy juga diam menatap intens pada Nastya.

Nastya akhirnya memilih membuka lemari suaminya dan mengambil amplop coklat besar bertuliskan "RS WILLIAM XANDER" yang berisi rekam medis Tommy.

Melihat itu sontak saja rahang Tommy mengeras, perubahan raut wajahnya terlihat jelas, Tommy terlihat sangat marah dan sorot mata tajam menghunus Nastya. Namun dia masih diam, menunggu maksud istri kecilnya itu.

"Maaf, tadi aku mengambil kemeja mas dan tidak sengaja menjatuhkan ini"

"Dan kau membacanya?" Merampas amplop itu dari tangan Nastya dengan kasar.

"Kenapa mas tidak cerita aku soal ini ?"

"Lancang sekali ! Dan siapa kamu?! Percaya diri sekali memintaku menceritakan semua hal!" Beranjak dari duduknya, namun Nastya menahannya.

"Aku istrimu mas, istri sah." Memohon.

"Bagiku, kamu bukan siapa - siapa! Bagiku, kamu bukan istriku! Pernikahan ini memuakkan! Mengerti kamu!, " menghempaskan kasar tangan Nastya yang memegang tangannya.

"Mas jangan berkata seperti itu. aku mohon, izinkan aku menemanimu. Ayo bersama - sama melewati ini mas. Aku yakin kamu pasti sembuh. Aku mau menunggumu sampai kapan pun"

"Cuuiiiih!" Tommy meludahi wajah Nastya yang berlutut di depan Tommy yang sudah beranjak dari duduknya.

"Perlu kamu ingat baik - baik didalam otak dangkal kamu, seorang Tommy Laga Brotoseno tidak membutuhkan rasa kasihan dari Nada Nastya Pramesti, seorang anak supir yang miskin. JADI BERHENTI MENCAMPURI URUSANKU!" Emosinya meluap hingga melampiaskan dengan menampar kedua pipi Nastya dengan kuat.

"Akkhh! Sakit mas.. ampuun," dia seperti merasakan seluruh rambutnya terlepas dari kulit kepalanya.

Mencengkeram dagu Nastya dengan kuat hingga mendesis kesakitan," aku tidak sudi ditemani oleh wanita sepertimu" ucapnya dengan tatapan kebencian dari sorot matanya.

Menghempaskan keras dagu Nastya hingga keningnya membentur tembok di sebelahnya. Saking kerasnya hingga Nastya tak sadarkan diri.

Tommy melangkah ke kamar mandi, diambilnya air dalam ember dan "byuurrrr" air dingin menerjang tubuh Nastya sehingga dia terbangun lagi.

Kepalanya terasa pusing, ada sedikit darah yang mengalir dari keningnya. Matanya sedikit berkunang lalu disandarkan kepalanya yang terasa berat di dinding.

"Cukup mas, tenagaku habis. Aku manusia bernyawa, bukan robot," lirih Nastya dengan lemah.

Lagi, air matanya neleleh menjadi saksi kesedihan Nastya.

"Apa yang kamu harapkan dari aku? Apa uang yang aku kasih kurang sehingga kamu meminta lebih lagi padaku?, "Tanya Tommy yang heran dengan sikap Nastya.

Padahal dia sudah menyiksanya, mengabaikannya, bahkan bercinta dengan wanita lain di depan Nastya tapi istrinya itu selalu membuka pintu maaf untuk hidup bersama lagi.

Tak ada sahutan dari Nastya. Hanya isak tangis yang terdengar.

"Bagiku, semua wanita sama saja. Bisa di bohongi, di bodohi, di mainkan sesuka hatiku. Uang! Hanya uang yang mereka mau ketika bersamaku. Mata duitan!," memberi tinjuan keras di cermin, "praannnkkk" suara pecahan kaca berhamburan. Punggung jarinya mengeluarkan darah tertancap serpihan kaca yang pecah.

Terlonjak kaget, "Mas, berdarah. Mau aku obati dulu ?". Mencoba berdiri.

"Diam di tempat !". menunjuk Nastya.

Tommy membuka laci lemari paling bawah dan mengeluarkan benda yang membuat kening Nastya berkerut tipis. Sudah dia pikirkan matang - matang sebelumnya untuk membuka rahasianya pada istrinya itu. Meski harga dirinya harus terhina. Lagipula, Nastya juga sudah mengetahui kondisi dirinya dan nyatanya mau menerima.

"Itu apa ?"

"Alat bantu se-x," jawabnya singkat.

"Hah?" Memijat lagi keningnya yang masih berdenyut.

"Alat inilah yang aku gunakan ketika aku bercinta dengan wanita lain. Selama ini, bukan punyaku yang memasuki wanita - wanita itu, melainkan alat ini." Melangkah lalu berdiri di sisi jendela kamar, "mereka tidak ada yang tahu, yang mereka tahu adalah mencapai kepuasan dan nikmat. Aku memainkan milik wanita - wanita itu, setelah aku tahu mereka mencapai *******, akupun berpura - pura mencapai ujung kenikmatan juga."

"Apa rasanya tidak beda jika dengan yang asli?" Pertanyaan polos itu meluncur begitu saja dari mulut Nastya.

"Aku tidak tahu, mereka semua tidak ada yang protes, tidak ada yang bertanya. Aku selalu membuat kamar yang gelap ketika bercinta, agar mereka tidak menyadari, hanya menggunakan satu lampu tidur khusus saja. Lampu yang redup agar aku bisa sedikit melihat."

"Itu terapi yang aku gunakan, untuk merangsang milikku selain berobat ke dokter. Tapi sampai saat ini, semua masih nihil." Imbuh Tommy lagi seraya menghela nafasnya.

"Kamu kan bisa melakukannya denganku mas? Kenapa harus dengan wanita lain?" Pertanyaan Nastya itu membuat Tommy menoleh lalu berjalan mendekat dimana Nastya masih terduduk lemas bersandar dinding. Melihat itu Nastya mengambil sikap waspada, dia takut suaminya itu menyiksanya lagi.

Berjongkok di depan Nastya, "karena wanita - wanita itu sudah tidak perawan, agar aku tidak merasa bersalah. Sedangkan kamu, masih perawan."

"Bagaimana mas tahu aku masih perawan, sedangkan kita belum sama sekali bercinta?"

Tertawa kecil, "aku pernah mencoba memasukimu saat malam pertama kita. sengaja menunggumu tertidur dan membiusmu agar tidak terbangun. Maaf, Aku hanya ingin tahu, setelah tahu ternyata kau masih suci, aku menghentikan semua kegiatanku dan pergi mencari wanita lain." Menatap intens Nastya."

"Kenapa pergi mas? Harusnya kan bisa dengan aku aja. Aku istrimu, kamu bisa melakukan itu berkali - kali denganku. Aku juga ingin berbagi kehangatan denganmu mas"

"aku tidak mungkin merusak kesucian wanita dengan menggunakan alat itu Nas. Jadi aku memilih yang sudah tidak suci dan menganggap mereka sebagai wanita ja-lang yang bisa ku bayar setelahnya."

Air matanya menetes lagi, Nastya menyentuh da-danya saat merasakan sesak, dia menghirup nafas dalam - dalam.

"Tapi aku sakit mas melihatmu seranjang dengan wanita lain. Hatiku hancur mas" menunduk lesu, sesekali menyeka air matanya yang mengalir deras dari kedua sudut matanya. Mungkin saat ini mata Nastya sudah seperti bola pingpong karena seringnya menangis.

Tak ada sahutan dari Tommy selain tatapan dalam.

"Ayo mas, kita mulai semua dari awal. Aku akan menemanimu berobat. Aku yakin kamu pasti sembuh." Menggenggam tangan Tommy dengan tatapan penuh harap.

Bukannya senang atau terharu karena Nastya ikhlas menerima Tommy dengan segala kekurangannya, dia malam menyiksa lagi istrinya itu.

Di hempaskan tangan Nastya, lalu mendorongnya dengan kuat ke dinding. Tak berhenti di situ, Nastya juga di tampar di kedua pipinya.

"Mas sakiit" lirih Nastya, sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan Tommy.

Meraih rambut panjang Nastya dan menarikknya kuat, "jangan pernah berharap lebih, wanita bodoh yang miskin !" Sentaknya, Tommy membawa Nastya kedalam kamar mandi dengan menarik kuat rambut istrinya itu. Mendudukkan Nastya di lantai dan menyalakan shower, selama beberapa detik Tommy melihat istrinya yang menangis itu di guyur air setelah akhirnya dia melangkah pergi begitu saja.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!