Bab 17 : Membuka hati

Setelah malam dimana Tommy menyiksanya tanpa ampun, ada rasa trauma bagi Nastya saat di dekat suaminya. Namun dia mengesampingkan debaran jantungnya ketika berhadapan dengan suaminya, membuang jauh - jauh rasa takut dalam dirinya.

"Berhentilah Nas!" Tommy menatap tajam istrinya, terlihat laptop yang tidak berdosa itu sudah hancur setelah dilempar Tommy dan mengenai dinding kamar.

"Aku mohon mas, beri aku kesempatan menemanimu" sebenarnya tubuhnya sudah berkeringat dingin, namun sekuat tenaga menahannya.

Hening. Tommy tampak berpikir. Sebenarnya kehidupan Nastya sudah cukup tenang karena mertuanya mengurusi cabang perusahaan Brotoseno grup yang berada di Jepang. Dan kemungkinan menetap dalam waktu yang cukup lama. Tommy juga tidak akan ada yang menentang semisal berdekatan dengan Nastya.

Mengela nafas, "baiklah" akhirnya Tommy menyerah pada kegigihan Nastya. Dan tidak ada salahnya mencoba membuka hati untuk Nastya, begitu isi benaknya.

Begitu senangnya, Nastya langsung memeluk erat Tommy. "Makasi mas." Lalu mencium pipi kanan dan kiri suaminya dan memeluknya lagi.

"Aku berdoa agar pengobatan mas berhasil. Sehat - sehat terus ya mas, semangat" mendongakkan wajahnya menatap Tommy sambil tersenyum manis.

"Kenapa kamu masih mendoakanku padahal aku menyiksamu ?."

Tersenyum seraya menatap ke dalam mata Tommy, "Aku mencintaimu mas, itu sebabnya aku tidak akan pernah berhenti mendoakanmu. Aku menyayangimu mas, itu sebabnya hatiku selalu kembali kepadamu," kedua tangannya menyentuh lembut da-da bidang suaminya.

Senyuman dan perkataan tulus Nastya membuat hati Tommy menghangat, mencairkan gunung es yang bersarang di hatinya selama ini.

Tommy menempelkan bibirnya ke bibir Nastya lalu menciumnya dengan lembut dan lama. Nastya merasakan sensasi menggelitik di perutnya, seperti banyak kupu - kupu yang terbang di dalam perutnya. Tak tinggal diam, Nastya melingkarkan tangannya ke tubuh Tommy, memeluknya erat.

...****************...

Hari - hari kebersamaan Nastya dan Tommy sudah berjalan tiga bulan. Selama itu, mereka berdua mengisi hari dengan melakukan banyak hal berdua. Nastya rutin mengingatkan dan menemani suaminya pengobatan, menjaga pola makan yang sehat dan berhenti merokok.

Setiap malam, Nastya dipenuhi kebahagiaan. Dia tidur seranjang seraya memeluk suaminya hingga saat membuka mata di pagi hari, pemandangan suaminya yang suka berte-lanjang da-da terpampang nyata di depan matanya.

Setiap pagi Nastya selalu mengagumi keindahan setiap pahatan Sang Pencipta pada wajah suaminya. "Sempurna," gumamnya sambil membelai lembut pipi Tommy.

Nastya juga rutin melalukan terapi untuk suaminya setiap malam yaitu merangsang milik Tommy dengan menge-lusnya agar otot - otot yang ada disana menjadi sensitif dan selalu membuka seluruh pakaiannya hingga polos lalu menggoda Tommy, padahal suaminya itu sudah melarangnya. Walaupun sering berakhir dengan Nastya yang terpuaskan oleh permainan Tommy tanpa melakukan penyatuan. Sentuhan - sentuhan lembut yang di ciptakan Tommy membuat Nastya melayang, menginginkan lagi dan lagi. Seakan candu.

"Aku bahagia mas,"

Membalas pelukan istrinya yang terbaring di sampingnya, "Terima kasih"

"Untuk?"

"Aku tidak pandai berinteraksi dengan banyak orang dalam artian berinteraksi yang santai, bukan dalam dunia bisnis. Aku merasa jadi orang yang kaku gitu loh sayang. Beberapa bulan ini aku merasakan bebanku seakan hilang, aku bisa tertawa lepas dan melakukan banyak hal konyol yang tidak aku pikirkan sebelumnya."

"Contohnya ?,"

"Naik biang lala dan merry go round sambil makan permen kapas," Tommy menerawang ke atas seperti mengingat sesuatu membuat Nastya tertawa puas.

"Kamu suka sayang?" Menggerakkan telunjuknya di da-da Tommy seolah menggambar sesuatu.

"Jangan menggodaku, atau kamu akan mende-sah lagi malam ini," mengapit gemas hidung Nastya dengan jarinya lalu menggelitik istrinya itu.

"Aakkh! Ampun mas! Brenti ! Geliii! Ahahhaah," menggeliatkan badannya geli.

"Jangan pergi ya, tetaplah bersamaku walau kadang kamu merasa kesal, marah, sedih dan kecewa dengan semua sikapku. Tapi jujur, aku takut kehilangan kamu sayang," membenamkan ciuman lembut di kening, kedua pipi Nastya dan berakhir di bibir. Membuat Nastya sangat bahagia.

"Kamu tahu, memiliki pasangan yang mau memahami dan menerima aku dengan segala kekuranganku adalah anugerah terindah. Jika nanti aku tidak seperti harapanmu, pergilan, Aku juga ingin kamu bahagia sayang," mengeratkan pelukan pada Nastya.

"Jangan bilang gitu mas, i love you," membalas pelukan lalu membenamkan wajahnya ke dalam da-da Tommy.

"I love you to sayang, i love you to the moon and back, berbahagialah Nastya, kamu pantas bahagia,"

Keduanya pun terpejam dan melaju ke pulau kapuk dengan berpelukan.

...****************...

"Bagaimana Dok?," tanya Tommy.

"Untuk saat ini masih harus terus melakukan pengobatan dan terapi ya pak Tommy," Dokter Andrologi yang bernama Aiman Sugihono itu menjelaskan.

Dokter Andrologi adalah Dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah pada sistem reproduksi pria, seperti gangguan kesuburan sehingga tidak mampu untuk memiliki keturunan atau gangguan fungsi seksual.

"Kira - kira sampai berapa lama lagi saya harus menjalani pengobatan Dok?."

"Saya tidak dapat memastikan untuk berapa lamanya harus menjalani pengobatan Pak Tommy, karena memang setiap orang memiliki respon yang berbeda, " menjeda penjelasannya dengan memberikan resep lagi untuk Tommy, "pada kasus yang saya tangani, memang ada yang sembuh lebih cepat, ada juga yang memang harus bersabar karena membutuhkan waktu yang lebih lama."

"Saya dulu sudah rutin selama lima tahun Dok, sempat berhenti pengobatan di rumah sakit tapi selalu rutin konsumsi obat, ini sudah tiga bulan, belum juga membuahkan hasil Dok?" Suara Tommy mulai berat seperti menahan emosi.

"Baik pak Tommy, saya mengerti posisi Anda. Saran saya tetap rutin pengobatan dan di terapi." Melirik Nastya, "Ibu Nastya rutin kan ya terapinya?,"

"Iya Dok, rutin terapinya setiap malam" Nastya membalas dengan malu - malu.

"Saya harap Pak Tommy bersabar ya."

Brakk!!

Tommy menggebrak dengan keras. Spontan Nastya terlonjak kaget begitupun dengan Dokter Aiman.

"Sabar! Sabar! Jangan terus mencari alasan Dok! Saya bosan mendengarnya!"

"Saya tidak mencari alasan Pak," sanggah sang Dokter.

"Katakan saja kalau saya tidak bisa sembuh. Tidak perlu memberi alasan dan harapan seperti ini !," Tommy beranjak dari duduknya, matanya merah menandakan memendam amarah yang besar.

"Pak--" ucapan Dokter itu menggantung di udara karena Tommy sudah meninggalkan ruangan tanpa permisi setelah sebelumnya menarik tangan Nastya.

"Mas, pelan - pelan mas," ucap Nastya yang cukup kesulitan mengimbangi langkah suaminya.

"Pak Tommy?" Sapa lelaki dari arah pintu masuk, "siapa yang sakit pak?" Tanyanya ramah dengan senyum tersungging di bibirnya dan melirik Nastya.

Tommy memindai lelaki di hadapannya dengan tajam, terlebih saat menyadari lirikannya pada istrinya. Melihat seorang Rendra Allen Orlando yang memiliki sejuta pesona dan mungkin saja tidak memiliki kekurangan seperti dirinya, membuat Tommy semakin terbakar emosi. Dirinya merasa insecure.

Tanpa membalasa sapaan Rendra, Tommy melanjutkan langkahnya lagi meninggalkan Rendra yang bingung dengan sikap rekan bisnisnya itu.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!