Setelah malam dimana Tommy menyiksanya tanpa ampun, ada rasa trauma bagi Nastya saat di dekat suaminya. Namun dia mengesampingkan debaran jantungnya ketika berhadapan dengan suaminya, membuang jauh - jauh rasa takut dalam dirinya.
"Berhentilah Nas!" Tommy menatap tajam istrinya, terlihat laptop yang tidak berdosa itu sudah hancur setelah dilempar Tommy dan mengenai dinding kamar.
"Aku mohon mas, beri aku kesempatan menemanimu" sebenarnya tubuhnya sudah berkeringat dingin, namun sekuat tenaga menahannya.
Hening. Tommy tampak berpikir. Sebenarnya kehidupan Nastya sudah cukup tenang karena mertuanya mengurusi cabang perusahaan Brotoseno grup yang berada di Jepang. Dan kemungkinan menetap dalam waktu yang cukup lama. Tommy juga tidak akan ada yang menentang semisal berdekatan dengan Nastya.
Mengela nafas, "baiklah" akhirnya Tommy menyerah pada kegigihan Nastya. Dan tidak ada salahnya mencoba membuka hati untuk Nastya, begitu isi benaknya.
Begitu senangnya, Nastya langsung memeluk erat Tommy. "Makasi mas." Lalu mencium pipi kanan dan kiri suaminya dan memeluknya lagi.
"Aku berdoa agar pengobatan mas berhasil. Sehat - sehat terus ya mas, semangat" mendongakkan wajahnya menatap Tommy sambil tersenyum manis.
"Kenapa kamu masih mendoakanku padahal aku menyiksamu ?."
Tersenyum seraya menatap ke dalam mata Tommy, "Aku mencintaimu mas, itu sebabnya aku tidak akan pernah berhenti mendoakanmu. Aku menyayangimu mas, itu sebabnya hatiku selalu kembali kepadamu," kedua tangannya menyentuh lembut da-da bidang suaminya.
Senyuman dan perkataan tulus Nastya membuat hati Tommy menghangat, mencairkan gunung es yang bersarang di hatinya selama ini.
Tommy menempelkan bibirnya ke bibir Nastya lalu menciumnya dengan lembut dan lama. Nastya merasakan sensasi menggelitik di perutnya, seperti banyak kupu - kupu yang terbang di dalam perutnya. Tak tinggal diam, Nastya melingkarkan tangannya ke tubuh Tommy, memeluknya erat.
...****************...
Hari - hari kebersamaan Nastya dan Tommy sudah berjalan tiga bulan. Selama itu, mereka berdua mengisi hari dengan melakukan banyak hal berdua. Nastya rutin mengingatkan dan menemani suaminya pengobatan, menjaga pola makan yang sehat dan berhenti merokok.
Setiap malam, Nastya dipenuhi kebahagiaan. Dia tidur seranjang seraya memeluk suaminya hingga saat membuka mata di pagi hari, pemandangan suaminya yang suka berte-lanjang da-da terpampang nyata di depan matanya.
Setiap pagi Nastya selalu mengagumi keindahan setiap pahatan Sang Pencipta pada wajah suaminya. "Sempurna," gumamnya sambil membelai lembut pipi Tommy.
Nastya juga rutin melalukan terapi untuk suaminya setiap malam yaitu merangsang milik Tommy dengan menge-lusnya agar otot - otot yang ada disana menjadi sensitif dan selalu membuka seluruh pakaiannya hingga polos lalu menggoda Tommy, padahal suaminya itu sudah melarangnya. Walaupun sering berakhir dengan Nastya yang terpuaskan oleh permainan Tommy tanpa melakukan penyatuan. Sentuhan - sentuhan lembut yang di ciptakan Tommy membuat Nastya melayang, menginginkan lagi dan lagi. Seakan candu.
"Aku bahagia mas,"
Membalas pelukan istrinya yang terbaring di sampingnya, "Terima kasih"
"Untuk?"
"Aku tidak pandai berinteraksi dengan banyak orang dalam artian berinteraksi yang santai, bukan dalam dunia bisnis. Aku merasa jadi orang yang kaku gitu loh sayang. Beberapa bulan ini aku merasakan bebanku seakan hilang, aku bisa tertawa lepas dan melakukan banyak hal konyol yang tidak aku pikirkan sebelumnya."
"Contohnya ?,"
"Naik biang lala dan merry go round sambil makan permen kapas," Tommy menerawang ke atas seperti mengingat sesuatu membuat Nastya tertawa puas.
"Kamu suka sayang?" Menggerakkan telunjuknya di da-da Tommy seolah menggambar sesuatu.
"Jangan menggodaku, atau kamu akan mende-sah lagi malam ini," mengapit gemas hidung Nastya dengan jarinya lalu menggelitik istrinya itu.
"Aakkh! Ampun mas! Brenti ! Geliii! Ahahhaah," menggeliatkan badannya geli.
"Jangan pergi ya, tetaplah bersamaku walau kadang kamu merasa kesal, marah, sedih dan kecewa dengan semua sikapku. Tapi jujur, aku takut kehilangan kamu sayang," membenamkan ciuman lembut di kening, kedua pipi Nastya dan berakhir di bibir. Membuat Nastya sangat bahagia.
"Kamu tahu, memiliki pasangan yang mau memahami dan menerima aku dengan segala kekuranganku adalah anugerah terindah. Jika nanti aku tidak seperti harapanmu, pergilan, Aku juga ingin kamu bahagia sayang," mengeratkan pelukan pada Nastya.
"Jangan bilang gitu mas, i love you," membalas pelukan lalu membenamkan wajahnya ke dalam da-da Tommy.
"I love you to sayang, i love you to the moon and back, berbahagialah Nastya, kamu pantas bahagia,"
Keduanya pun terpejam dan melaju ke pulau kapuk dengan berpelukan.
...****************...
"Bagaimana Dok?," tanya Tommy.
"Untuk saat ini masih harus terus melakukan pengobatan dan terapi ya pak Tommy," Dokter Andrologi yang bernama Aiman Sugihono itu menjelaskan.
Dokter Andrologi adalah Dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah pada sistem reproduksi pria, seperti gangguan kesuburan sehingga tidak mampu untuk memiliki keturunan atau gangguan fungsi seksual.
"Kira - kira sampai berapa lama lagi saya harus menjalani pengobatan Dok?."
"Saya tidak dapat memastikan untuk berapa lamanya harus menjalani pengobatan Pak Tommy, karena memang setiap orang memiliki respon yang berbeda, " menjeda penjelasannya dengan memberikan resep lagi untuk Tommy, "pada kasus yang saya tangani, memang ada yang sembuh lebih cepat, ada juga yang memang harus bersabar karena membutuhkan waktu yang lebih lama."
"Saya dulu sudah rutin selama lima tahun Dok, sempat berhenti pengobatan di rumah sakit tapi selalu rutin konsumsi obat, ini sudah tiga bulan, belum juga membuahkan hasil Dok?" Suara Tommy mulai berat seperti menahan emosi.
"Baik pak Tommy, saya mengerti posisi Anda. Saran saya tetap rutin pengobatan dan di terapi." Melirik Nastya, "Ibu Nastya rutin kan ya terapinya?,"
"Iya Dok, rutin terapinya setiap malam" Nastya membalas dengan malu - malu.
"Saya harap Pak Tommy bersabar ya."
Brakk!!
Tommy menggebrak dengan keras. Spontan Nastya terlonjak kaget begitupun dengan Dokter Aiman.
"Sabar! Sabar! Jangan terus mencari alasan Dok! Saya bosan mendengarnya!"
"Saya tidak mencari alasan Pak," sanggah sang Dokter.
"Katakan saja kalau saya tidak bisa sembuh. Tidak perlu memberi alasan dan harapan seperti ini !," Tommy beranjak dari duduknya, matanya merah menandakan memendam amarah yang besar.
"Pak--" ucapan Dokter itu menggantung di udara karena Tommy sudah meninggalkan ruangan tanpa permisi setelah sebelumnya menarik tangan Nastya.
"Mas, pelan - pelan mas," ucap Nastya yang cukup kesulitan mengimbangi langkah suaminya.
"Pak Tommy?" Sapa lelaki dari arah pintu masuk, "siapa yang sakit pak?" Tanyanya ramah dengan senyum tersungging di bibirnya dan melirik Nastya.
Tommy memindai lelaki di hadapannya dengan tajam, terlebih saat menyadari lirikannya pada istrinya. Melihat seorang Rendra Allen Orlando yang memiliki sejuta pesona dan mungkin saja tidak memiliki kekurangan seperti dirinya, membuat Tommy semakin terbakar emosi. Dirinya merasa insecure.
Tanpa membalasa sapaan Rendra, Tommy melanjutkan langkahnya lagi meninggalkan Rendra yang bingung dengan sikap rekan bisnisnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments