Semua menoleh ke sumber suara. Terlihat Chloe turun dengan senyum sumringahnya. Menyalami semua teman - teman mommynya dan berhenti di depan Nastya.
"Who are you?" Tatapannya memindai Nastya dari atas ke bawah. "Kayaknya kita belum pernah ketemu"
Nastya mengulurkan tangannya dengam senyum ramah, "aku Nastya, aku--"
"sudah, sudah chole. Tidak ada untungnya juga kamu tahu soal dia" potong Sandra cepat membuat Chloe mengerutkan keningnya.
"Dia Nastya sayang, yang mommy ceritain sama kamu kemarin" Welly menjelaskan. "itu loh istrinya Tommy tapi mereka nikahnya kan terpaksa karena perjodohan aja"
"Ooh..." chloe memicingkan matanya "yang anaknya supir itu ya? " setelah mengucapkan itu, chloe tersenyum puas.
Tanpa membalas uluran tangan Nastya, chloe langsung duduk di sofa, bergabung dengan yang lainnya. Nastya pun menarik kembali tangannya dengan helaan nafas panjang.
...****************...
Pukul sepuluh malam Nastya baru sampai di mansion. Tubuhnya lelah dan lapar. Dia memilih makan dulu, membuat jus apel dan roti panggang selai coklat favoritnya. Tidak ada makanan berat lainnya karena jam selarut ini tentu saja mbok Darmi dan Mbok Piyem sudah istirahat. Semua makanan sudah di bereskan.
Dia memakannya dengan lahap, namun ekor matanya menangkap sesuatu yang mengawasinya. Nastya menghentikan kegiatannya dan mencari tahu siapa yang mengawasinya "hei siapa disana?" Panggil Nastya sambil beranjak dari meja makan.
"Jangan macem - macem ya, ini sudah malam, dan sueer deh, aku lapeer juga capeekk banget" Nastya berbicara sendiri di dapur. "Hari ini adalah hariku yang cukup beraatt. Besok aja deh main mbak kunti - kuntiannya, jangan ganggu aku dulu malam ini" helaan nafas panjang terdengar, seiring suara kursi yang di geser untuk di duduki lalu Nastya melanjutkan makan malamnya lagi.
Sebenarnya dia sedikit takut berada di dapur yang besar sendirian dengan pencahayaan dari beberapa lampu saja.
"Sial, kunti ini gangguin perasaanku aja. Jadi bapeer kan" cepat - cepat Nastya membereskan makan malamnya dan buru - buru kabur ke lantai atas menuju kamarnya.
Melihat kejadian itu, menciptakan senyuman tipis di bibir Tommy. Yap! Yang mengawasi Nastya di dapur adalah Tommy. Niatnya ke dapur untuk meminta Mbok Piyem membuatkan kopi tapi malah melihat Nastya sendirian di dapur. Sehingga dia penasaran dengan apa yang di lakukan istri kecilnya itu.
Tommy yang sudah tidak berselera kembali ke ruang kerjanya.
Sementara di kamar, Nastya langsung membereskan diri dan menggunakan baju tidur seksi berbahan satin berwarna maroon, merias sedikit wajahnya siap menyambut suaminya.
"Ini katanya parfum cleopatra, bisa bikin gempa lokal" sambil cekikikan sendiri dia menyemprotkan parfum di area sesuai panduan, di daerah tubuh seperti leher, tangan, paha. karna kurang puas, di semprotkan parfum itu di seluruh badannya.
Nastya tidak menyadari semua kegiatannya setiap malam yang terus mencoba merayu suaminya itu terpantau jelas oleh Tommy. Di kamar Nastya ada beberapa kamera cctv di berbagai sudut. Bahkan di kamar mandi juga dipasang. Namun hanya Tommy yang bisa melihatnya.
Dia bahkan juga melihat bagaimana dirinya membuat Nastya menderita dengan siksaanya melalui hasil rekaman kamera cctv.
Setelah ritual selesai, Nastya menuju kamar suaminya. Dia langsung masuk ketika pintu kamarnya sedikit terbuka.
"Mas..." dia memanggil sambil menoleh kanan dan kiri mencari Tommy. Namun hening.
"Mas..?" Raut wajah Nastya mulai sedih. "Mungkin belum pulang" gumamnya pelan lalu membalikkan tubuhnya.
Saat itu pula Tommy masuk ke kamarnya dengan wajah datar dan dingin. Sempat kaget, Nastya lagi - lagi menghela nafas dengan sikap dingin suaminya itu yang bagai gunung es. Ingin rasanya memeluk , namun dia tidak berani langsung memeluk suaminya. Ada sedikit rasa trauma terhadap sikap suaminya yang suka menyiksa.
"Mas mau mandi dulu?" Nastya bertanya sambil menyiapkan pakaian ganti suaminya. Hening. Tidak ada jawaban.
"Mas.. aku buatin kopi sebentar ya. Tunggu" namun baru beberapa langkah, Tommy memanggilnya.
"Hei! Aku tidak sudi meminum kopi buatan wanita ja-lang sepertimu. Jangan terlalu percaya diri kamu!" Ada penekanan pada kalimat "wanita ja-lang" yang di ucapkan Tommy.
Nastya memejamkan mata sejenak, Sederet kalimat yang keluar dari mulut suaminya sendiri itu bagai belati yang menghujam jantungnya berkali - kali. Dia menarik nafas dalam - dalam untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan menghembuskannya berlahan seiring dengan memberikan senyuman yang tulus pada Tommy.
Nastya masih terus berusaha menahan rasa sakitnya, sedihnya dan tangisnya. "Mungkin ini hanya masalah waktu. Iya, benar. Mas Tommy mungkin butuh waktu yang lebih lama lagi untuk menerimaku. Semangat Nastya" dia mencoba berdamai dengan batinnya.
Konon katanya, puncak kesabaran yaitu ketika kamu diam padahal di dalam hatimu ada luka yang berbicara. Dan puncak dari kekuatan ketika kamu bisa tersenyum sedang di matamu ada seribu air mata.
Setelah selesai membersihkan diri Tommy menyibukkan diri di depan laptopnya. Melihat itu Nasty langsung melancarkan aksinya. Berlahan dia menaiki ranjang Tommy dan bersandar di bahunya. Dia benar - benar melepaskan semua rasa malu dan harga dirinya bila didepan suaminya.
"Sekarang aku benar - benar seperti wanita
ja-lang yang merayu pria. Bahkan pria itu sudah terang - terangan menolak." Nastya tersenyum miris.
Namun, tidak ada reaksi apa - apa dari Tommy membuat Nastya bernafas lega itu berarti tidak ada penyiksaan malam ini.
padahal malam - malam sebelumnya Tommy melarangnya naik ke ranjang bahkan menyentuhnya seujung kuku pun di haramkan. Tommy selalu menyiksa Nastya yang keras kepala dan pantang menyerah untuk menggodanya.
Malam ini, sepertinya hari keberuntungan Nastya. Lama bersandar tanpa interaksi membuat Nastya yang kelelahan jadi tertidur sehingga melupakan misinya untuk menggoda Tommy.
Merasakan sandaran di bahunya yang semakin berat, membuat Tommy menutup Laptopnya dan benar dugaannya, bahwa istri kecilnya itu tertidur. Di rebahkan istrinya di ranjang lalu di pandangi lama. Istrinya tampak menggemaskan menggunakan baju tidur kurang bahan. seketika Tommy mencoba mencium leher Nastya dan menghirup wanginya, cukup lama. Dan...
"Parfum sialan!" Tommy langsung beranjak dari ranjangnya dan menuju ke ruang kerjanya, dia mengurungkan niatnya untuk memindahkan Nastya ke kamarnya saat menyadari sesuatu yang aneh dalam dirinya.
...****************...
Alarm dari ponsel membuyarkan mimpi Nastya. Mimpi yang indah, dimana dia dan Tommy berbulan madu menaiki balon udara di Capadocia. Saat itu Tommy memeluknya dan ketika akan mencium Nastya tiba - tiba ada suara keras yang memekakkan telinga.
"Aaahh alarm yang merusak pagiku" menggeliat pelan dengan kesal. Dan menyadari ternyata semalam tertidur di kamar suaminya.
Menepuk jidatnya. "Ternyata parfum itu hoax, katanya bisa bikin gempa lokal. Gempa apanya? Yang ada mengheningkan cipta" sungut Nastya sambil beranjak dari kamar.
Tepat pukul tujuh pagi Nastya menuruni tangga untuk sarapan. Namun pemandangan di bawahnya membuat dia mengerutkan keningnya.
"Chloe?" Lirihnya sangat pelan sambil terus menuruni anak tangga.
"Hei cepat, kamu buatkan jus apel" suara lantang mertuanya memberikan tugas pertama di pagi ini. Sehingga Nastya harus ke dapur dulu membuatkan jus dan setelahnya ikut bergabung di meja makan.
Ntah mengapa hari ini Sandra meminta Nastya ikut bergabung sarapan bersama di meja makan. "Tumben?" Batin Nastya.
Namun nafsu makannya seakan menguap begitu saja. Pagi ini dia disuguhi drama Chloe yang duduk di samping suaminya dengan segala tingkah lakunya yang manja. Walaupun sikap Tommy cukup datar namun ada rasa cemburu dan sesak di dada Nastya.
Nastya bagai mahkluk tak kasat mata, tidak di anggap juga tidak libatkan sedikitpun dalam obrolan ringan di meja makan.
Sandra sangat antusias, "ah Cloe kamu memang sempurna. Cantik, pintar, bibit bebet bobotmu jelas sayang" Dan di balas senyuman oleh Chloe.
"Ayo Tom, pacaran dulu sama chloe keburu diambil orang. Eh, langsung menikah aja ya tom"
"Aah tanteee" manja Chloe.
"Iiih panggil mommy aja ya sayang, jangan tante dong"
"Iyaa mommy sayang" Chloe tersenyum sumringah.
"Chloe sayang, Mommy itu pengen banget kamu segera menikah dengan Tommy, dan segera kasih cucu ya. Mommy bener - bener ingiiiin sekali menimang cucu. Usia mommy sudah lanjut sayang, mau ya?"
"Tommy maunya gimana mommy?" Chloe melirik manja Tommy sambil bersandar di bahunya.
"Obrolan macam apa ini?" Batin Nastya, tangannya terkepal di bawah meja. "Ya Tuhan, dimana hati nurani mertuaku? Bagaimana mungkin dia meminta anaknya menikah lagi dan meminta cucu pada wanita lain sedangkan ada aku yang bestatus menantu di hadapannya?"
Sungguh keluarga Brotoseno benar - benar menuangkan banyak garam di luka hatinya yang masih mengangah lebar. Sakit.. periiih...
"Tom, Chloe cantik kan?" Sandra bersuara lagi.
"Iya mom" singkat Tommy yang menyeruput kopinya.
"Di banding dia?" Sandra melirik Nastya yang meminum teh hangatnya.
"Dia tidak ada apa - apanya di banding Chloe mom, lelaki normal manapun pasti tentu memilih Chloe di dibanding dia" ucap Tommy dengan menatap intens istrinya membuat Nastya tersedak teh yang baru masuk di tenggorokannya.
Dia terbatuk - batuk hingga mengeluarkan air mata, dan ini kesempatan Nastya untuk menumpahkan air matanya yang sedari tadi terus mendesak keluar.
Karena batuknya tak kunjung reda, Nastya memilih mengakhiri sarapannya lebih awal dan meninggalkan meja makan. Air matanya mengalir tanpa bisa di tahan. Sekuat apapun dia menahan namun sederas itulah air matanya mengalir.
Duduk di tepi kolam renang dengan separuh kaki masuk ke dalam air menjadi tempatnya untuk menenangkan diri.
Isak tangis Nastya yang tertahan menandakan betapa sakit dan hancur hatinya saat ini.
Tanpa Nastya sadari, ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari jarak aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments