Bab 5 : Dibanding kamu

Semua menoleh ke sumber suara. Terlihat Chloe turun dengan senyum sumringahnya. Menyalami semua teman - teman mommynya dan berhenti di depan Nastya.

"Who are you?" Tatapannya memindai Nastya dari atas ke bawah. "Kayaknya kita belum pernah ketemu"

Nastya mengulurkan tangannya dengam senyum ramah, "aku Nastya, aku--"

"sudah, sudah chole. Tidak ada untungnya juga kamu tahu soal dia" potong Sandra cepat membuat Chloe mengerutkan keningnya.

"Dia Nastya sayang, yang mommy ceritain sama kamu kemarin" Welly menjelaskan. "itu loh istrinya Tommy tapi mereka nikahnya kan terpaksa karena perjodohan aja"

"Ooh..." chloe memicingkan matanya "yang anaknya supir itu ya? " setelah mengucapkan itu, chloe tersenyum puas.

Tanpa membalas uluran tangan Nastya, chloe langsung duduk di sofa, bergabung dengan yang lainnya. Nastya pun menarik kembali tangannya dengan helaan nafas panjang.

...****************...

Pukul sepuluh malam Nastya baru sampai di mansion. Tubuhnya lelah dan lapar. Dia memilih makan dulu, membuat jus apel dan roti panggang selai coklat favoritnya. Tidak ada makanan berat lainnya karena jam selarut ini tentu saja mbok Darmi dan Mbok Piyem sudah istirahat. Semua makanan sudah di bereskan.

Dia memakannya dengan lahap, namun ekor matanya menangkap sesuatu yang mengawasinya. Nastya menghentikan kegiatannya dan mencari tahu siapa yang mengawasinya "hei siapa disana?" Panggil Nastya sambil beranjak dari meja makan.

"Jangan macem - macem ya, ini sudah malam, dan sueer deh, aku lapeer juga capeekk banget" Nastya berbicara sendiri di dapur. "Hari ini adalah hariku yang cukup beraatt. Besok aja deh main mbak kunti - kuntiannya, jangan ganggu aku dulu malam ini" helaan nafas panjang terdengar, seiring suara kursi yang di geser untuk di duduki lalu Nastya melanjutkan makan malamnya lagi.

Sebenarnya dia sedikit takut berada di dapur yang besar sendirian dengan pencahayaan dari beberapa lampu saja.

"Sial, kunti ini gangguin perasaanku aja. Jadi bapeer kan" cepat - cepat Nastya membereskan makan malamnya dan buru - buru kabur ke lantai atas menuju kamarnya.

Melihat kejadian itu, menciptakan senyuman tipis di bibir Tommy. Yap! Yang mengawasi Nastya di dapur adalah Tommy. Niatnya ke dapur untuk meminta Mbok Piyem membuatkan kopi tapi malah melihat Nastya sendirian di dapur. Sehingga dia penasaran dengan apa yang di lakukan istri kecilnya itu.

Tommy yang sudah tidak berselera kembali ke ruang kerjanya.

Sementara di kamar, Nastya langsung membereskan diri dan menggunakan baju tidur seksi berbahan satin berwarna maroon, merias sedikit wajahnya siap menyambut suaminya.

"Ini katanya parfum cleopatra, bisa bikin gempa lokal" sambil cekikikan sendiri dia menyemprotkan parfum di area sesuai panduan, di daerah tubuh seperti leher, tangan, paha. karna kurang puas, di semprotkan parfum itu di seluruh badannya.

Nastya tidak menyadari semua kegiatannya setiap malam yang terus mencoba merayu suaminya itu terpantau jelas oleh Tommy. Di kamar Nastya ada beberapa kamera cctv di berbagai sudut. Bahkan di kamar mandi juga dipasang. Namun hanya Tommy yang bisa melihatnya.

Dia bahkan juga melihat bagaimana dirinya membuat Nastya menderita dengan siksaanya melalui hasil rekaman kamera cctv.

Setelah ritual selesai, Nastya menuju kamar suaminya. Dia langsung masuk ketika pintu kamarnya sedikit terbuka.

"Mas..." dia memanggil sambil menoleh kanan dan kiri mencari Tommy. Namun hening.

"Mas..?" Raut wajah Nastya mulai sedih. "Mungkin belum pulang" gumamnya pelan lalu membalikkan tubuhnya.

Saat itu pula Tommy masuk ke kamarnya dengan wajah datar dan dingin. Sempat kaget, Nastya lagi - lagi menghela nafas dengan sikap dingin suaminya itu yang bagai gunung es. Ingin rasanya memeluk , namun dia tidak berani langsung memeluk suaminya. Ada sedikit rasa trauma terhadap sikap suaminya yang suka menyiksa.

"Mas mau mandi dulu?" Nastya bertanya sambil menyiapkan pakaian ganti suaminya. Hening. Tidak ada jawaban.

"Mas.. aku buatin kopi sebentar ya. Tunggu" namun baru beberapa langkah, Tommy memanggilnya.

"Hei! Aku tidak sudi meminum kopi buatan wanita ja-lang sepertimu. Jangan terlalu percaya diri kamu!" Ada penekanan pada kalimat "wanita ja-lang" yang di ucapkan Tommy.

Nastya memejamkan mata sejenak, Sederet kalimat yang keluar dari mulut suaminya sendiri itu bagai belati yang menghujam jantungnya berkali - kali. Dia menarik nafas dalam - dalam untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan menghembuskannya berlahan seiring dengan memberikan senyuman yang tulus pada Tommy.

Nastya masih terus berusaha menahan rasa sakitnya, sedihnya dan tangisnya. "Mungkin ini hanya masalah waktu. Iya, benar. Mas Tommy mungkin butuh waktu yang lebih lama lagi untuk menerimaku. Semangat Nastya" dia mencoba berdamai dengan batinnya.

Konon katanya, puncak kesabaran yaitu ketika kamu diam padahal di dalam hatimu ada luka yang berbicara. Dan puncak dari kekuatan ketika kamu bisa tersenyum sedang di matamu ada seribu air mata.

Setelah selesai membersihkan diri Tommy menyibukkan diri di depan laptopnya. Melihat itu Nasty langsung melancarkan aksinya. Berlahan dia menaiki ranjang Tommy dan bersandar di bahunya. Dia benar - benar melepaskan semua rasa malu dan harga dirinya bila didepan suaminya.

"Sekarang aku benar - benar seperti wanita

ja-lang yang merayu pria. Bahkan pria itu sudah terang - terangan menolak." Nastya tersenyum miris.

Namun, tidak ada reaksi apa - apa dari Tommy membuat Nastya bernafas lega itu berarti tidak ada penyiksaan malam ini.

padahal malam - malam sebelumnya Tommy melarangnya naik ke ranjang bahkan menyentuhnya seujung kuku pun di haramkan. Tommy selalu menyiksa Nastya yang keras kepala dan pantang menyerah untuk menggodanya.

Malam ini, sepertinya hari keberuntungan Nastya. Lama bersandar tanpa interaksi membuat Nastya yang kelelahan jadi tertidur sehingga melupakan misinya untuk menggoda Tommy.

Merasakan sandaran di bahunya yang semakin berat, membuat Tommy menutup Laptopnya dan benar dugaannya, bahwa istri kecilnya itu tertidur. Di rebahkan istrinya di ranjang lalu di pandangi lama. Istrinya tampak menggemaskan menggunakan baju tidur kurang bahan. seketika Tommy mencoba mencium leher Nastya dan menghirup wanginya, cukup lama. Dan...

"Parfum sialan!" Tommy langsung beranjak dari ranjangnya dan menuju ke ruang kerjanya, dia mengurungkan niatnya untuk memindahkan Nastya ke kamarnya saat menyadari sesuatu yang aneh dalam dirinya.

...****************...

Alarm dari ponsel membuyarkan mimpi Nastya. Mimpi yang indah, dimana dia dan Tommy berbulan madu menaiki balon udara di Capadocia. Saat itu Tommy memeluknya dan ketika akan mencium Nastya tiba - tiba ada suara keras yang memekakkan telinga.

"Aaahh alarm yang merusak pagiku" menggeliat pelan dengan kesal. Dan menyadari ternyata semalam tertidur di kamar suaminya.

Menepuk jidatnya. "Ternyata parfum itu hoax, katanya bisa bikin gempa lokal. Gempa apanya? Yang ada mengheningkan cipta" sungut Nastya sambil beranjak dari kamar.

Tepat pukul tujuh pagi Nastya menuruni tangga untuk sarapan. Namun pemandangan di bawahnya membuat dia mengerutkan keningnya.

"Chloe?" Lirihnya sangat pelan sambil terus menuruni anak tangga.

"Hei cepat, kamu buatkan jus apel" suara lantang mertuanya memberikan tugas pertama di pagi ini. Sehingga Nastya harus ke dapur dulu membuatkan jus dan setelahnya ikut bergabung di meja makan.

Ntah mengapa hari ini Sandra meminta Nastya ikut bergabung sarapan bersama di meja makan. "Tumben?" Batin Nastya.

Namun nafsu makannya seakan menguap begitu saja. Pagi ini dia disuguhi drama Chloe yang duduk di samping suaminya dengan segala tingkah lakunya yang manja. Walaupun sikap Tommy cukup datar namun ada rasa cemburu dan sesak di dada Nastya.

Nastya bagai mahkluk tak kasat mata, tidak di anggap juga tidak libatkan sedikitpun dalam obrolan ringan di meja makan.

Sandra sangat antusias, "ah Cloe kamu memang sempurna. Cantik, pintar, bibit bebet bobotmu jelas sayang" Dan di balas senyuman oleh Chloe.

"Ayo Tom, pacaran dulu sama chloe keburu diambil orang. Eh, langsung menikah aja ya tom"

"Aah tanteee" manja Chloe.

"Iiih panggil mommy aja ya sayang, jangan tante dong"

"Iyaa mommy sayang" Chloe tersenyum sumringah.

"Chloe sayang, Mommy itu pengen banget kamu segera menikah dengan Tommy, dan segera kasih cucu ya. Mommy bener - bener ingiiiin sekali menimang cucu. Usia mommy sudah lanjut sayang, mau ya?"

"Tommy maunya gimana mommy?" Chloe melirik manja Tommy sambil bersandar di bahunya.

"Obrolan macam apa ini?" Batin Nastya, tangannya terkepal di bawah meja. "Ya Tuhan, dimana hati nurani mertuaku? Bagaimana mungkin dia meminta anaknya menikah lagi dan meminta cucu pada wanita lain sedangkan ada aku yang bestatus menantu di hadapannya?"

Sungguh keluarga Brotoseno benar - benar menuangkan banyak garam di luka hatinya yang masih mengangah lebar. Sakit.. periiih...

"Tom, Chloe cantik kan?" Sandra bersuara lagi.

"Iya mom" singkat Tommy yang menyeruput kopinya.

"Di banding dia?" Sandra melirik Nastya yang meminum teh hangatnya.

"Dia tidak ada apa - apanya di banding Chloe mom, lelaki normal manapun pasti tentu memilih Chloe di dibanding dia" ucap Tommy dengan menatap intens istrinya membuat Nastya tersedak teh yang baru masuk di tenggorokannya.

Dia terbatuk - batuk hingga mengeluarkan air mata, dan ini kesempatan Nastya untuk menumpahkan air matanya yang sedari tadi terus mendesak keluar.

Karena batuknya tak kunjung reda, Nastya memilih mengakhiri sarapannya lebih awal dan meninggalkan meja makan. Air matanya mengalir tanpa bisa di tahan. Sekuat apapun dia menahan namun sederas itulah air matanya mengalir.

Duduk di tepi kolam renang dengan separuh kaki masuk ke dalam air menjadi tempatnya untuk menenangkan diri.

Isak tangis Nastya yang tertahan menandakan betapa sakit dan hancur hatinya saat ini.

Tanpa Nastya sadari, ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari jarak aman.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!