Bab 13 : Pelampiasan

Sekitar sepuluh menit Nastya berdiam diri menyaksikan bergulatan panas suaminya sendiri dengan wanita lain. Yang sayangnya, wanita itu adalah sahabatnya sendiri. Otaknya seakan beku mencerna semuanya.

Ingin rasanya dia meyakini ini sebagai mimpi buruk saja. Sehingga ketika terbangun, semuanya kembali normal dan bahagia sesuai impiannya.

Berkali - kali Nastya memejamkan mata lalu membukanya lagi tapi pemandangan di depannya tetap sama. Menyakitkan dan menjijikkan.

Dibukanya pintu lebar - lebar dan keras. "Bruuaakkk!"

Tommy yang memeluk Rissa terkaget, begitupun dengan Rissa. Tapi bukannya bersalah, Rissa malah memeluk Tommy dengan senyum penuh kemenangan seolah memberitahukan pada Nastya bahwa Tommy sudah berhasil di rebutnya bahkan sudah berbagi kehangatan.

"Mas, dia sahabatku" matanya penuh luka menatap suaminya yang bertubuh polos berada di samping sahabatnya. Nastya sampai tidak sanggup berkata - kata lagi.

"Riss, dia suamiku" air matanya mengalir deras dengan bibir yang bergetar.

Sungguh Nastya sebenarnya sudah tidak sanggup berucap lagi, hatinya sudah teramat sangat sakit sekali, mentalnya sudah sangat hancur, lelah!

"TIDAK BISAKAH KALIAN MENCARI ORANG YANG LAIN SAJA UNTUK MENGKHIANATIKU ??!!" Teriak Nastya keras dengan sisa tenaganya lalu tubuhnya terasa lemas, air matanya beradu dengan isak tangisnya yang pilu hingga dia terduduk.

Namun iblis sepertinya sudah merasuki hati Tommy dan Rissa, dengan teganya Tommy menaiki sahabat istrinya itu, memompa tubuh Rissa dengan cepat menciptakan de-sahan lagi di bibir Rissa. "Aaahh Tom, nikmaat" Rissa semakin memainkan drama percintaan di depan Nastya.

Nastya sempat terkejut melihat itu, memejamkan mata dan menutup telinganya. Dia mengambil kaca mata hitam untuk menutupi mata sembabnya lalu berlari sekencang - kencangnya keluar gedung.

Begitu sampai di hotel, ya Nastya memillih hotel untuk tempat istirahatnya malam ini. Rencananya ingin membuat kejutan untuk Tommy dan menggodanya tapi malah dia yang mendapat kejutan dari suaminya plus sahabatnya juga.

Nastya mengguyur kepalanya dengan air hangat yang mengucur dari shower. Sensasi hangat membuatnya sedikit rileks.

Dipejamkan matanya, bagai melihat bioskop, potongan - potongan bayangan menjijikkan tadi bermunculan, dimana suaminya yang memompa sahabatnya dengan gairah, mencumbu dengan serakahnya, des-ahan juga erangan bersahutan.

"AAKKKHH! AAAKKKH! AAAAAAKKKKKKKHHHHHH!" Nastya berteriak sekuat tenaga berkali - kali untuk melepaskan emosinya yang sudah di ubun - ubun.

Meski sudah mengkonsumsi obat tidur, matanya sulit terpejam. Rekaman me-sum suaminya sangat mengganggu. Setiap terpejam siluet suaminya yang memompa tubuh Rissa muncul, suara de-sahan juga erangan dua insan itu seperti terus berbisik di telinganya.

Dia bangkit dari ranjang dan memandang keluar jendela menatap gemerlap lampu malam. Tanpa sengaja matanya menangkap dua pelaku me-sum yang baru keluar dari kantor Brotoseno Grup. Karena hotel yang di tempati Nastya bersebelahan dengan kantor suaminya.

Dia melihat Tommy dan Rissa berpelukan, bercumbu lalu tertawa sebelum akhirnya masuk ke mobil masing - masing dan mobil menghilang dari pandangan Nastya.

"Jam 3 pagi," Nastya tersenyum sinis. Hatinya sudah terlalu sakit, seperti sudah mati rasa.

...****************...

Plook.. plokk.. plook... suara tepuk tangn mertuanya menyambut kedatangan Nastya, dia memutar bola matanya malas menanggapu mertuanya itu.

"Enaaknya ya menantu kesayangan ini, jam segini baru pulang. Harusnya kan semalam kamu sudah sampai rumah?" Melipat tangan di depan dadany, " keluyuran kemana saja kamu? Dasar tidak tahu diri." Sarkas Sandra.

Nastya hanya diam mematung, memandang mertuanya dengan tatapan tanpa ekspresi.

Hatinya sudah terlalu sakit hingga mati rasa.

Jantungnya sudah remuk seperti tertusuk belati betubi - tubi, rasanya dia bagai manusia tanpa nyawa. Hanya raganya yang bergerak, tapi tanpa jiwa.

Telinganya sudah kebas, panas, sehingga seperti tuli.

Mulutnya beku hingga tak ada kata yang sanggup di keluarkan.

air matanya kering sehingga tak sebutir pun sanggup dia keluarkan dari matanya.

"Sekarang pergilah!" usir Sandra setelah sekitar satu jam mengeluarkan petuah membosankan itu.

"Sudah?" Tanya Nastya dengan tersenyum.

Jengkel dengan respon menantunya itu, Sandra pergi meninggalkannya begitu saja.

"Terima kasih ibu mertuaku terkasih" ucap Nastya sambil melambaikan tangannya.

"Menyebalkan," gerutu Sandra.

Menggeret kopernya menuju lift ke lantai 3, berulang kali Nastya menarik nafas dalam - dalam lalu menghembuskannya berlahan.

Tingg.. suara pintu lift terbuka.

Menatap nanar pintu kamar suaminya, dia melangkah mendekat dan masuk begitu saja.

Jeglek...

tatapan tajam suaminya menjadi sambutan pertama Nastya saat masuk ke kamar suaminya.

"Apa kamu sudah lupa kamarmu sendiri?" Sindir Tommy seraya meletakkan laptopnya di kasur dan berdiri.

Nastya mendekat hingga berjarak cukup dekat, tersenyum manis lalu mengeluarkan sebuah kemeja berwarna putih. Nastya membuka kemeja itu lalu menempelkannya ke badan depan Tommy seperti megukurnya.

"Yeeyy pas," duduk di tepi ranjang dan melipatnya dengan rapi. Setelahnya meletakkan di atas ranjang lalu berdiri lagi di depan suaminya.

Cup... Nastya mencium pipi kiri Tommy sejenak. Tommy terkejut.

"Itu oleh - oleh dari aku ya mas" meski tersenyum tapi dapat Tommy lihat di mata istrinya itu penuh dengan luka dan rasa kecewa.

Suara pintu kamar yang di tutup menyadarkan Tommy bahwa Nastya sudah meninggalkan kamarnya, dia menatap kemeja putih di atas kasurnya. Tommy pikir istrinya itu akan membahas masalah semalam, namun di luar prediksinya, Nastya bahkan tidak mengungkit itu bahkan seakan tidak peduli sama sekali.

"Aku lelah Tuhan" ucap Nastya setelah di kamarnya, dia kembali tertidur setelah sebelumnya menelan dua pil tidur sekaligus.

Malam harinya, dari balkon lantai 3 dapat Tommy lihat Nastya yang hendak turun dengan lift. Pakaiannya yang casual, kaos berwarna putih dan celana jeans juga sepatu sneakers dia menjinjing tas di lengan kanannya.

Aplikasi chat berlogo hijau :

Nastya : "aku keluar mas"

Tommy : "kemana?"

Nastya : "cari udara segar aja"

Tommy : "dimana ?"

Nastya menjawab "bukan urusanmu" dalam hati tanpa membalas lagi chat pertanyaan dari suaminya.

Tommy di buat gusar menunggu balasan chat di ponselnya, namun istrinya tidak merespon lagi.

Di klub malam,

Nastya di silaukan dengan kerlap kerlip lampu yang menyorot di setiap sudut ruangan, suara musik yang membuat jantung jedag jedug terasa asing untuk Nastya yang memang baru pertama kali memasuki sebuah klub malam elit di ibu kota. Tidak sembarang orang bisa masuk kesini mengingat biaya masuk yang mahal dan ketatnya penjagaan.

Dia berjalan, bingung mau kemana. "Kata Salsa mending ke meja bar aja pesan minuman," Nastya mengingat kembali pesan Salsa.

Di tengah keramaian lautan manusia, hatinya masih merasa sepi dan hampa. Dia seorang istri tapi seperti tanpa suami. Tidak ada yang peduli.

"Mungkin kalau aku mati sekarang, siapa yang akan peduli?" Gumamnya pelan sambil meneguk minuman beralkohol rendah. "Bahkan di tempat seberisik ini aku merasa jauh lebih tenang daripada di rumah yang sepi" terus meneguk minumannya.

Satu jam di sana Nastya mulai beradaptasi dengan semua yang ada di dalam sana. Seolah menjadikannya bagian dari dirinya. Kepalanya mulai berat karena pengaruh minuman alkohol.

Dia mencari kesenangannya sendiri untuk dirinya yang frustasi berat dan mulai menyerah.

"Sudah berapa gelas yang dia minum?" ucap seorang pria yang terus mengawasi Nastya dari jarak aman sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!