Bab 19 : Selesai

Hari ini adalah keputusan final dari gugatan cerai dari Tommy untuk Nastya. Sidang berjalan mulus karena saat mediasi maupun sidang - sidang lainnya Tommy tidak pernah menampakkan batang hidungnya, dia tetap teguh pada pendiriannya yaitu bercerai.

Sebenarnya sampai saat ini Nastya masih berharap bisa kembali bersama Tommy, dihatinya masih ada cinta yang besar terlebih dia mengetahui alasan Tommy tidak pernah menyentuhnya, malah memilih wanita lain. Tetapi sepertinya Nastya harus mengubur dalam - dalam semua harapannya.

Tok.. tok.. tok..

Nastya tersenyum miris mendengar suara palu di ketok yang menandakan dia resmi menjadi janda.

"Pak Jimmy, bisa saya titip ini untuk mas Tommy?" Pinta Nastya pada pengacara Tommy.

"Tentu saja bu Nastya, saya harap ibu sabar dan tabah ya, tetap semangat. Inilah keputusan yang terbaik," Jimmy Waode itu menerima surat berwarna pink sambil tersnyum ramah, "saya permisi ya bu."

"Silahkan pak, terima kasih"

Dia berbalik dan menuju sahabatnya, memeluk mereka sambil menangis. Kak Bram yang hadir juga ikut menenangkan adiknya dengan menge-lus lembut punggung Nastya. Ada rasa benci pada suami adiknya itu tapi Bram mencoba menerima suratan takdir yang di berikan untuk adiknya. Fokusnya saat ini adalah membangkitkan kembali semangat adiknya untuk menjalani hidup barunya.

Tak lama Nastya pingsan, kak Bram segera membopong Nastya ke dalam mobil. Ada raut panik di wajah kak Bram. Salsa dan Dewi mengekor dari belakang. Mobil Bram dan mobil Salsa melaju meninggalkan halaman parkir Pengadilan Agama.

"Sorry sayang," ucap Tommy yang mengamati Nastya dari jarak aman, garis wajahnya menunjukkan raut cemas dan khawatir melihat mantan istrinya pingsan. Ingin rasanya menghampiri dan memeluk tapi sebisa mungkin dia menahannya.

sebenarnya Tommy selalu datang saat sidang tapi dia bersembunyi. Dia ingin semua berjalan cepat dan Nastya segera terbebas dari ikatannya lalu memulai hidup baru dengan pasangan yang lebih baik.

"Nih surat dari binimu," goda Jimmy saat memasuki mobil dimana Tommy sudah menunggunya di dalam.

Tak ada sahutan dari Tommy yang menerima surat itu.

"Serius amat sih jadi orang, kanebo kering banget alias kaku," ejek pengacara itu sambil tertawa. "Yaudah baca di rumah suratnya, siapin tisu biar nggak banjir," tertawa puas, lalu berhenti karena mendapat tatapan membunuh dari Tommy, "yaelah nih orang hidupnya kagak ada luwes - luwesnya. Berchandyaaa... berchandyaaa." Setelah mengucapkan itu dia segera keluar dari mobil sebelum menjadi sasaran amukan Tommy.

Tommy menyandarkan punggungnya dikursi, memeluk dan mencium surat itu sebelum membacanya. Tanpa dia sadari, Tommy mengikuti saran sahabat sekaligus pengacaranya untuk menyiapkan tisu.

Dear mas Tommy sayang,

Pertemuan kita memang tidak di awali dengan sesuatu yang indah. Tidak ada rasa cinta, tidak ada rasa sayang dan tidak ada yang mendebarkan hati.

Namun seiring waktu, hati ini menuntun untuk memilihmu walaupun ternyata pada akhirnya kita tidak berjodoh. Tapi aku bersyukur masih sempat menghabiskan hari - hariku yang indah bersamamu meski singkat.

Maafkan aku yang mungkin belum bisa memberimu kebahagiaan dan rasa nyaman, belum bisa menjadi istri yang baik.

Terima kasih untuk semua kebersamaan kita mas.

Semoga mas selalu sehat dan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginan mas. Aku mendoakan untuk kebahagiaanmu selalu mas.

Semoga mas selalu sehat dan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginan mas. Aku mendoakan untuk kebahagiaanmu selalu mas.

With Love,

Nastya

Diletakkan surat itu di da-danya, Tommy memeluk surat itu seraya melihat cincin pernikahan milik Nastya yang dikembalikan.

"Nastya..." lirihnya sambil memejamkan matanya.

...****************...

"Mari selamat datang Bu Nastya, silahkan duduk. Maaf merepotkan meminta Anda kesini hari ini," menggeser minuman jus jeruk ke hadapan Nastya, "silahkan di minum dulu jus jeruknya."

"Jus jeruk," lirih Nastya yang teringat mantan suaminya. "maaf saya kesini membawa sahabat saya tidak apa - apa ya pak?"

Berfikir sejenak,"baiklah, tidak apa - apa. Silahkan duduk semuanya, mari."

Menyerahkan amplop coklat pada Nastya, "langsung poinnya saja ya bu, ini adalah hadiah dari bapak Tommy untuk Ibu Nastya, silahkan di buka."

Nastya membuka amplop dan membacanya. Matanya melebar, "ini maksudnya apa pak?"

"Pak Tommy memberikan rumah dan seisinya, mobil dan juga sejumlah uang. Anggap saja harta gono gini,"

"Tapi saja tidak menuntut harta gono - gini, dan uang dua triliun itu buanyaak loh pak, saya tidak mau. Nanti Pak Tommy bankrut, lagian saya belum memberikan apa - apa untuknya," memberikan amplop coklat itu ke Jimmy membuat Pengacara iu tertawa pelan.

"Uang Pak Tommy tidak akan habis bu, tenang saja. Tolong di terima saja. Ini mandat dari beliau," menyodorkan lagi amplop coklat.

Seperti menimang sesuatu dalam pikirannya, dengan belinang air mata dia menerima amplop itu, " terima kasih pak".

Jimmy yang tidak tega mengelus lembut lengan Nastya, tiba - tiba ponselnya memberi peringatan ada pesan masuk.

"Singkirkan tanganmu!" Begitu isi pesan Tommy. Namun bukannya menjauh, pengacara itu malah menggoda Tommy dengan mendekat dirinya ke Nastya untuk menenangkan. "Minta di pindahin ke planet lain rupanya nih orang?" Umpat Tommy yang melihat dan mendengar semua dari cctv dengan jelas.

Ketika di mobil Salsa menuju cafe setelah selesai dari kantor pengacara Jimmy Waode, ponsel Nastya menerima pesan baru.

Aplikasi chat berlogo hijau :

Tommy : "kenapa kamu masih mendoakan aku di suratmu?" Sungguh Tommy akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

Semenit..

Lima menit...

Satu jam...

Tommy terus mengecek ponselnya, tapi tidak ada jawaban pesan dari mantan istrinya.

"Apa yang aku lakukan ?," gerutunya, padahal sebelumnya seorang Tommy tidak pernah menunggu balasan chat dari wanita manapun. Biasanya wanita - wanita itulah yang menunggu balasan chat darinya. Bahkan memohon pada Tommy agar direspon panggilan teleponnya.

"Sepertinya aku sudah gila, konyol sekali," batinnya seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya di kantor.

Hingga dua jam lamanya ponsel Tommy berbunyi.. tingg..

senyum mengembang di kedua sudut bibirnya ketika mengecek nama pengirim pesan di layar ponselnya.

"Nastya..." gumamnya.

Aplikasi chat berlogo hijau :

Nastya : "aku sudah pernah bilang mas, itu karena aku mencintaimu, itu sebabnya aku selalu mendoakanmu." Di akhiri dengan emoticon tersenyum.

Deg!

Jantungnya berdetak hanya dengan membaca pesan dari Nastya, hatinya kembali menghangat. "Apa aku benar - benar mencintainya?." Tanyanya pada dirinya sendiri.

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!