Bab 15 : Ternyata kamu...

Rendra merasakan miliknya mulai menunjukkan gejala mencari sarangnya. Tubuhnya panas dingin.

"Sensitif sekali kamu boy," Rendra menyentil pelan miliknya yang mengeras.

Dengan nafas memburu dia menangkup wajah Nastya dan mencium bibirnya dengan kasar.

Tautan bibir itu terlepas saat Nastya memaksa untuk menyudahi ciuman, mungkin dia kehabisan nafas. "Eeeeng" lenguhan Nastya lagi lalu mendorong Rendra menjauh dari dirinya, menghadap ke kiri dan melanjutkan tidurnya.

Rendra yang sudah dalam posisi siap tempur meraup wajahnya dengan kasar, terlihat sangat frustasi. "Bagaimana dengan nasip kita ?" Dia berbicara dengan adek juniornya yang sudah menegang tegak.

"Tapi tidak mungkin aku merusak Nastya. Jangan, jangan, dia masih istri orang"

Sudah kepalang tanggung, hasrat sudah di ubun - ubun. kalau di tahan, kepala atas dan kepala bawahnya bisa pusing tujuh turunan. dia menghubungi asisten kepercayaannya.

"Roy, carikan aku gadis yang masih perawan malam ini. Suruh dia minum pil kb darurat" mandatnya.

Yang di seberang telepon diam tanpa sahutan, ntah mengumpulkan nyawa dari tidurnya mengingat ini sudah pukul satu malam atau mencari alasan untuk terlepas dari perintah aneh itu.

"Malam ini Tuan?"

"Tahun depan !," dongkol sekali hati Rendra. "Iyaa Roy, malam ini, temukan kurang dari satu jam. Oiya, suruh dia mandi juga, aku ingin yang bersih, bawa langsung ke hotel. Cepatlah!," Rendra berucap dengan tidak sabaran.

Sambungan telepon terputus sepihak,

"nambah - nambahin kerjaan aja sih", gerutu Roy yang paham bosnya tidak bisa menahan hasratnya tapi segera melaksanakan perintahnya dari pada dipecat.

Sambil menunggu, Rendra masih sempat - sempatnya mengecek tas Nastya untuk mengalihkan perhatiannya sebentar, dua botol obat tidur yang berada di tas Nastya langsung dibuang isinya di closed kamar mandi.

Setelahnya Rendra menuju ke kamar hotel khusus miliknya untuk melampiaskan semua hasratnya yang di bangkitkan oleh Nastya.

...****************...

Hari beranjak pagi, Nastya menggeliat pelan. Membuka matanya lalu duduk bersandar di kasur. "Terima kasih pria bayangan" dia tersenyum merasakan kebaikkan pria asing yang ntah itu kenyataan atau hanya dalam khayalannya saja. Bisa saja pria itu melecehkannya saat dia mabuk berat, namun pria bayangan itu sama sekali tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Tapi kenapa pria itu tiba - tiba menghilang ? Ghosting banget," gerutu Nastya seraya meraih paper bag berisi baju gantinya. Di bukanya baju itu, gaun selutut yang berlengan panjang berwarna pink begitu pas di badannya. Cantik sekali.

"Mana yang mimpi dan mana yang kenyataan? Kenapa semuanya terasa sama dan menyedihkan? Aku bingung."

...****************...

Mansion Tommy,

Setelah mendapat wejangan pagi dari mertuanya yang membuat telinganya panas, Nastya langsung menuju kamarnya. Di masukkan beberapa bajunya di koper besar.

Hari ini, dia memilih menyerah.

Sekuat apapun usahanya untuk meraih cinta Tommy, namun rasanya semakin jauh dan sulit untuk di jangkau. Tidak ada sedikitpun dari Tommy untuk berusaha belajar mencintainya, menerimanya dan melupakan masa lalu yang penuh kebencian.

Sudah habis kesabarannya.

Sudah lelah hati dan raganya.

Sudah hancur mentalnya.

Sudah hilang kepercayaannya.

Nastya bahkan sampai harus menjalani kehidupan malam yang tidak pernah ada di dalam rencana hidup sebelumnya untuk mencapai kebahagiaannya.

"Cinta akan datang lalu tumbuh karena terbiasa bersama dan bertemu" begitu kira - kira kalimat yang pernah Nastya dengar dan kini terlintas di benaknya.

"Omong kosong macam apa itu!" Mendengus kesal, "hanya teori dari orang - orang yang bodoh karena perbudakkan cinta," menutup kopernya dengan kasar.

"Aku bertemu, bersama dan berusaha menggodanya sudah hampir satu tahun, tapi mengapa cinta itu tidak datang, kenapa rasa sayang itu tidak timbuh?"

Jika alasannya bertahan dalam rumah tangga ini sudah pergi, sudah tidak perduli lagi. Lalu, untuk apa mempertahankannya. Membuat sakit.

Hatiku sudah mati rasa.

Namun, yang namanya cinta tetaplah cinta. Walaupun ada benci, tapi tetap cinta itu masih ada walau sebutir debu.

Dia melangkah menuju kamar Tommy dan membuka lemarinya. "Aku permisi ambil satu ya mas, sapa tahu kangen" tertawa kecil.

Dia mengambil kemeja berwarna hitam dan tanpa sengaja menyenggol amplot coklat besar yang bertuliskan "RS WILLIAM XANDER" hingga terjatuh ke lantai. Penasaran, dia membacanya dengan seksama, matanya melebar dengan degup jantung yang cepat. Matanya lagi - lagi mengeluarkan air mata.

"Impoten?" Lirihnya dalam hati.

"Tapi bagaimana mungkin?, ini pasti salah" sanggah Nastya.

"Bagaimana mungkin suaminya yang di diagnosa impoten malah kepergok bercinta dua kali dengan wanita lain?" Monolognya dengan diri sendiri.

"Apa bisa seorang impoten bercinta? Setahuku impoten kan anu-nya letoy dan tidak bisa bercinta seperti pada umumnya ?" Berbagai pertanyaan berkecambuk di hatinya.

Dibaca ulang berkas itu dengan seksama, dan memang benar itu rekam medis kesehatan Tommy.

"Kalau di lihat dari tanggalnya, Suamiku berarti sudah berobat dari sepuluh tahun yang lalu. Dia rutin berobat selama lima tahun pertama namun mulai tidak disiplin lima tahun terakhir ini. Tapi, ini ada berkas terakhir dua minggu yang lalu mas Tommy berobat dan hasilnya masih belum ada perkembangan. Kenapa dia tidak teratur pengobatan? Kenapa tidak memberitahu aku? malah menyembunyikannya," kecewa sudah hati Nastya, sambil membaca berkas - berkas kesehatan Tommy lalu meletakkan lagi di tempat semula.

Nastya merenung di balkon kamar Tommy, air matanya kembali menetes di kedua sudut matanya yang masih sembab sisa tangisan semalam. hatinya merasa sesak dengan jantung seperti diremas. merasa menjadi istri yang buruk. Tidak becus. Dia bahkan tidak tahu apa - apa tentang suaminya.

"Istri macam apa aku ini ?," dia menyentuh da-danya, mulutnya bergetar karena rasa emosional yang besar.

Tadinya emosinya meluap hingga ke angkasa dan berniat untuk berpisah. Tapi melihat berkas tadi, hatinya menjadi luluh, ada rasa iba dalam hatinya untuk suaminya.

"Tapi, bagaimana dia bisa bercinta kalau impoten ?, apa yang sebenarnya terjadi mas ?" Menghela nafasnya.

Dia menimbang lagi keputusannya untuk bercerai, terlalu kejam baginya meninggalkan suaminya dalam kondisi seperti ini.

Tadi tekadnya bulat untuk bercerai tapi sekarang tekadnya bulat untuk menemani suaminya berobat sampai sembuh dan memberi dukungan. "Aku akan menemanimu melewati semua ini mas," senyum Nastya tulus lalu kembali ke kamarnya, mengembalikan kembali semua baju di lemari dan barangnya ke tempat semula lalu menunggu suaminya datang untuk bicara dari hati ke hati.

Nastya membayangkan suaminya itu akan berterus terang tentang kondisinya lalu mereka berdua akan melewati semuanya bersama - sama hingga akhirnya kesehatan Tommy pulih. Nastya akan menunggu meski butuh waktu yang cukup lama untuk penyembuhan. Dan happy ending, akhirnya Nastya merasakan hangatnya berbagi ranjang dengan suaminya untuk pertama kali. Memulai semuanya dari awal dengan indah.

Nastya tersenyum - senyum sendiri sambil berguling diranjangnya membayangkan semua khayalan yang indah tentang nasip pernikahannya dengan Tommy.

Akankah Tommy bersikap sesuai dalam khayalan Nastya ?

Episodes
1 Bab 1 : Ternyata Palsu !
2 Bab 2 : sahabat makan sahabat
3 Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4 Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5 Bab 5 : Dibanding kamu
6 Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7 Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8 Bab 8 : Kopi Asin
9 Bab 9 : Chloe
10 Bab 10 : Kepergian Ayah
11 Bab 11 : Lembaran baru
12 Bab 12 : Rissa
13 Bab 13 : Pelampiasan
14 Bab 14 : Pria bayangan
15 Bab 15 : Ternyata kamu...
16 Bab 16 : Emosi
17 Bab 17 : Membuka hati
18 Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19 Bab 19 : Selesai
20 Bab 20 : Mengubur masa lalu
21 Bab 21 : Bertemu
22 Bab 22 : Melamar ?
23 Bab 23 : The day in my life
24 Bab 24 : Hai Cikita
25 Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26 Bab 26 : Bye Cikita
27 Bab 27 : Mengucap janji suci
28 Bab 28 : Aku milikmu
29 Bab 29 : Dua kepribadian
30 Bab 30 : kamu kenapa ?
31 Bab 31 : Aku juga manusia
32 Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33 Bab 33 : Kenyataan pahit
34 Bab 34 : kak Bram bercerita
35 Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36 Bab 36 : Gotcha!
37 Bab 37 : Talak 3
38 Bab 38 : Aku seorang ayah
39 Bab 39 : Terkuak
40 Bab 40 : Dimana anakku
41 Bab 41 : Lupakan semua
42 Bab 42 :
43 Bab 43 : Menculik Tommy
44 Bab 44 : Memeluk air
45 Bab 45 : Putri Duyung
46 Bab 46 : Terima kasih
47 Bab 47 : Ibu
48 Bab 48 :
49 Bab 49 :
50 Bab 50 :
51 Bab 51 :
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 :
55 Bab 55 :
56 Bab 56 :
57 Bab 57 :
58 Bab 58 :
59 Bab 59 :
60 Bab 60 :
61 Bab 61 :
62 Bab 62 :
63 Bab 63 : Pertemuan
64 Bab 64 :
65 Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66 Bab 66 : Posesif
67 Bab 67 :
68 Ilustrasi Tokoh
69 Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70 Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71 Bab 70 : senyum seindah rembulan
72 Bab 71 :
73 Bab 72 :
74 Bab 73 :
75 Bab 74 :
76 Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77 Bab 76 :
78 Bab 77 :
79 Bab 78 :
80 Bab 79 :
81 Bab 80 :
82 Bab 81 : kamu hamil ?
83 Bab 82 :
84 Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85 Bab 84 :
86 Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87 Bab 86 :
88 Bab 87 :
89 Bab 88:
90 Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91 Bab 90 : Double Date
92 Bab 91 : Ultimatum Hamish
93 Bab 92 : Dejavu
94 Bab 93 :
95 Bab 94 :
96 Bab 95 :
97 Bab 96 : kamu anggap apa ?
98 Bab 97 :
99 Bab 98 :
100 Bab 99 : mati rasa
101 Bab 100 : menjemputmu
102 Bab 101 :
103 Bab 102 : Roger ?
104 Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105 Bab 104 :
106 Bab 105 : kamu milikku, titik!
107 Bab 106 : milikku, titik!
108 Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109 Bab 108 : menikahlah denganku
110 Mohon dukungan ya teman - teman
111 Bab 109 : cerita yang manis - manis
112 Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113 Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114 Bab 112 : like a swan, ahe !
115 Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116 Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117 Bab 115 :
118 Bab 116 :
119 Bab 117 :
120 Bab 118 : hamil duluan ya?!
121 Bab 119 : maaf..
122 Bab 120 : morning kiss
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 : Ternyata Palsu !
2
Bab 2 : sahabat makan sahabat
3
Bab 3 : Ternyata hanya sandiwara
4
Bab 4 : Bukan siapa - siapa
5
Bab 5 : Dibanding kamu
6
Bab 6 : Wanita yang buruk 1
7
Bab 7 : Wanita yang buruk 2
8
Bab 8 : Kopi Asin
9
Bab 9 : Chloe
10
Bab 10 : Kepergian Ayah
11
Bab 11 : Lembaran baru
12
Bab 12 : Rissa
13
Bab 13 : Pelampiasan
14
Bab 14 : Pria bayangan
15
Bab 15 : Ternyata kamu...
16
Bab 16 : Emosi
17
Bab 17 : Membuka hati
18
Bab 18 : Perjuangan Terakhir
19
Bab 19 : Selesai
20
Bab 20 : Mengubur masa lalu
21
Bab 21 : Bertemu
22
Bab 22 : Melamar ?
23
Bab 23 : The day in my life
24
Bab 24 : Hai Cikita
25
Bab 25 : baby sitter X sekretaris
26
Bab 26 : Bye Cikita
27
Bab 27 : Mengucap janji suci
28
Bab 28 : Aku milikmu
29
Bab 29 : Dua kepribadian
30
Bab 30 : kamu kenapa ?
31
Bab 31 : Aku juga manusia
32
Bab 32 : Harus bahagia atau sedih?
33
Bab 33 : Kenyataan pahit
34
Bab 34 : kak Bram bercerita
35
Bab 35 : Temani Bunda ya sayang
36
Bab 36 : Gotcha!
37
Bab 37 : Talak 3
38
Bab 38 : Aku seorang ayah
39
Bab 39 : Terkuak
40
Bab 40 : Dimana anakku
41
Bab 41 : Lupakan semua
42
Bab 42 :
43
Bab 43 : Menculik Tommy
44
Bab 44 : Memeluk air
45
Bab 45 : Putri Duyung
46
Bab 46 : Terima kasih
47
Bab 47 : Ibu
48
Bab 48 :
49
Bab 49 :
50
Bab 50 :
51
Bab 51 :
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 :
55
Bab 55 :
56
Bab 56 :
57
Bab 57 :
58
Bab 58 :
59
Bab 59 :
60
Bab 60 :
61
Bab 61 :
62
Bab 62 :
63
Bab 63 : Pertemuan
64
Bab 64 :
65
Bab 65 : Seperti liburan keluarga
66
Bab 66 : Posesif
67
Bab 67 :
68
Ilustrasi Tokoh
69
Bab 68 : mancing apa ? Mancing emosi !
70
Bab 69 : cari perkara dengan putra petir
71
Bab 70 : senyum seindah rembulan
72
Bab 71 :
73
Bab 72 :
74
Bab 73 :
75
Bab 74 :
76
Bab 75 : penunggu kediaman Orlando
77
Bab 76 :
78
Bab 77 :
79
Bab 78 :
80
Bab 79 :
81
Bab 80 :
82
Bab 81 : kamu hamil ?
83
Bab 82 :
84
Bab 83 : Kita, KUA dan KIA
85
Bab 84 :
86
Bab 85 : siapa kamu sebenarnya ?!
87
Bab 86 :
88
Bab 87 :
89
Bab 88:
90
Bab 89 : jangan menatapnya, dia istriku !
91
Bab 90 : Double Date
92
Bab 91 : Ultimatum Hamish
93
Bab 92 : Dejavu
94
Bab 93 :
95
Bab 94 :
96
Bab 95 :
97
Bab 96 : kamu anggap apa ?
98
Bab 97 :
99
Bab 98 :
100
Bab 99 : mati rasa
101
Bab 100 : menjemputmu
102
Bab 101 :
103
Bab 102 : Roger ?
104
Bab 103 : apa kamu masih mencintainya ?
105
Bab 104 :
106
Bab 105 : kamu milikku, titik!
107
Bab 106 : milikku, titik!
108
Bab 107 : Kate, kamu milikku!
109
Bab 108 : menikahlah denganku
110
Mohon dukungan ya teman - teman
111
Bab 109 : cerita yang manis - manis
112
Bab 110 : kenapa kamu masih memikirkannya ?
113
Bab 111 : kenapa kamu masih memikirkannya Kate ?
114
Bab 112 : like a swan, ahe !
115
Bab 113 : cosplay jadi mama papa
116
Bab 114 : biarkan dia menjadi milikku saja !
117
Bab 115 :
118
Bab 116 :
119
Bab 117 :
120
Bab 118 : hamil duluan ya?!
121
Bab 119 : maaf..
122
Bab 120 : morning kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!