Pergi lagi

Siang ini, Rubella berjalan-jalan di sekitar jalan yang di penuhi oleh daun-daun. Hari ini merupakan hari pertama di musim gugur, Laura yang melihat Rubella bahagia juga ikut bahagia.

"Kak, aku ingin makan waffle." Ucap Rubella dengan menunjuk salah satu penjual makanan yang ada disana.

"Ayo beli." Ajak Laura.

Mereka berjalan saling bergandengan tangan, Rubella membeli beberapa waffle untuk dia makan. Laura sudah tidak heran dengan nafsu makan Rubella yang lebih banyak dari biasanya, bahkan Rubella bisa memakan banyak makanan dalam waktu yang bersamaan.

Drtttttt Drtttttttttttt Drtttttttttttt

"Siapa?" Tanya Laura saat mendengar suara ponsel milik Rubella.

"Tidak tahu." Balas Rubella dengan mengangkat teleponnya.

"Hallo."

"Ya?"

"Nona Bella, ini aku."

Rubella terdiam beberapa saat, dia mencari tempat duduk dan duduk disana dengan menikmati hembusan angin di musim gugur.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku jauh lebih baik dari sebelumnya, dan semua ini berkat mu."

"Syukurlah, ada apa? apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Rubella dengan penasaran.

"Tadi, tadi ada Sergio yang datang kemari. Entah dari mana dia mendapatkan informasi tempat ku...."

"Apa yang dia katakan?"

"Dia ingin mengambil anakku, jika anakku sudah lahir." Lirihnya yang membuat Rubella terdiam lagi.

"Apa kau akan memberikannya?"

"Tidak, aku tidak mau. Hanya dia keluarga ku satu-satunya, aku tidak mau memberikannya pada dia."

"Kalau begitu pertahankan hak asuh mu, jangan sampai kau lemah gara-gara ancaman dia."

"Aku mengerti, lalu..... Bagaimana kabar bayi mu juga? bukankah, bukankah itu anak Sergio juga?" Tanya Hanan yang membuat Rubella terkejut, dari mana Hanan tahu?

"Aku baik-baik saja, begitu pun dengan bayiku." Balas Rubella yang tidak bisa berbohong lagi.

"Kenapa kau merahasiakan nya? bukankah dengan begitu kau bisa menikah dengannya? jika kau beranggapan bahwa aku akan sedih, kau tenang saja. Aku tidak apa-apa jika kau bisa menikah dengannya.... Sungguh."

"Apa maksudmu? siapa yang mau menikah dengannya? aku tidak mau! aku hanya ingin hidup bebas, begitu pun dengan anakku nanti." Ucap Rubella dengan menatap Laura yang terus diam karena dia menyimak pembicaraan Rubella secara Hanan.

"Rubella, maafkan aku...."

"Sudahlah, sebaiknya kau baik-baik disana. Pikir kan apa yang harus kau lakukan kedepannya, nampaknya dia tidak akan menyerah atas bayi mu itu."

"Aku tahu, aku ingin pergi dari sini namun sangat disayangkan sekali.... Aku menyukai tempat ini, sangat sangat menyukai." Ucap Hanan dengan terisak.

"Kalau begitu, kau pergilah untuk sementara waktu. Tunggu sampai kau melahirkan dan hak asuh anak menjadi milikmu barulah kau kembali ke sana." Ucap Rubella pelan.

"Kemana lagi aku harus pergi? dan lagi,aku tidak bisa pergi jauh-jauh karena sebentar lagi aku akan melahirkan." Ucap Hanan dengan terus terisak-isak.

Rubella melirik Laura, sebelum akhirnya mengangguk yakin.

"Aku akan menyuruh orangku untuk menjemput mu, kau tinggal di kediaman ku yang dulu. Tenang saja, mereka semua sangat baik dan penyayang. Aku yakin, Sergio tidak akan menemukan mu disana." Ucap Rubella.

"Kau membantuku lagi? aku sangat malu padamu...."

"Untuk sekarang, hilangkan dulu rasa malumu itu. Bersiaplah...."

"Baik, terimakasih Bella. Aku akan mengingat mu selalu...."

Rubella menghela nafas berat, dia menyimpan ponselnya kembali di tas yang ia pakai. Laura yang melihat itu segera menepuk pundaknya, dia tersenyum lebar pada Rubella.

"Kau sangat baik Bell, hal itulah yang membuat kami sangat menyayangi mu." Ucap Laura dengan merangkul Rubella.

"Aku tidak baik, aku hanya menolong orang yang membutuhkan saja." Senyum Rubella dengan menggandeng lengan Laura lagi, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.

"Hei nona, kau menjatuhkan dompet mu." Teriak seseorang menggunakan bahasa asing, Rubella dan Laura segera membalikkan tubuhnya dan melihat dua orang laki-laki yang berdiri dibelakang mereka.

"Ahh terimakasih banyak tuan." Ucap Laura dengan mengambil dompetnya dan menundukkan kepalanya pada mereka.

"Sama-sama, bagaimana jika kita makan bersama?" Ucap laki-laki itu dengan melirik Rubella yang hanya diam sejak tadi.

"Boleh..." Angguk Laura yang membuat Rubella terkejut, biasanya Laura akan selalu waspada terhadap orang-orang di sekitarnya, tapi sekarang?

"Ayo..." Ajak laki-laki itu, mereka berjalan menuju sebuah restoran yang ada di sebrang jalan. Terlihat sederhana namun terkesan mewah dan elegan.

"Saya Nicky, dan dia Jamie..." Ucap laki-laki itu dengan mengulurkan tangannya pada Laura dan Rubella.

"Saya Laura dan dia Rubella." Balas Laura dengan tersenyum kecil.

"Kalian bukan dari negara ini?" Tanya Nicky dengan terus memperhatikan Laura.

"Ya." Angguk Laura.

"Apa kalian saudara?"

"Ya."

"Dimana suami saudara mu? apa dia sedang bekerja?" Tanya Nicky yang membuat Rubella tersedak, begitu pun dengan Laura yang terkejut.

"Maaf, maafkan aku. Aku sangat lancang..." Panik Nicky.

"Tidak apa-apa..." Balas Rubella dengan mengambil tisu yang ada didepannya, namun saat mengambil tisu tangannya justru malah bertabrakan dengan tangan Jamie sehingga keduanya langsung menarik tangan mereka masing-masing.

"Kalau begitu, mari kita makan." Ucap Nicky dengan melirik Jamie dan Rubella secara bergantian, begitu pun dengan Laura yang ikut melirik nya.

"Usia kandungan mu, berapa bulan?" Tanya Nicky lagi, sepertinya laki-laki di depannya berprofesi sebagai wartawan.

"8 bulan." Balas Rubella dengan mengelus perutnya.

"Woahh, bukankah sebentar lagi akan melahirkan?" Heboh Nicky.

"Ya." Angguk Rubella dengan tersenyum kecil.

"Bisakah aku mendapatkan nomor ponsel mu, Laura?" Tanya Nicky dengan menyodorkan ponselnya.

"Ehh, tentu." Angguk Laura dengan mengambil ponsel milik Nicky dan mulai mengetikkan angka disana, lagi dan lagi Rubella melotot kan matanya saat melihat Laura yang dengan mudahnya memberikan nomor ponselnya itu.

...••••...

Di apartemen, Rubella mulai menghakimi Laura yang sejak tadi terus tersenyum senyum. Apakah karena Nicky?

"Kak, apakah kakak menyukai laki-laki tadi?" Tanya Rubella.

"Ahh itu, sebenarnya dia adalah orang yang sering datang ke panti asuhan yang aku tempati. Kedua orang tuanya merupakan seorang dermawan yang baik hati, aku mengenalnya saat aku masih kecil dan dia sudah remaja. Aku dapat mengingatnya dengan jelas...." Ucap Laura yang membuat Rubella mengangguk paham.

"Lalu bagaimana menurutmu dengan laki-laki yang berada di samping kak Nick." Ucap Laura dengan menatap Rubella.

"Dia? bagaimana apa menurut kakak?aku tidak mengerti." Heran Rubella dengan berusaha untuk tidak peduli.

"Jangan berpura-pura,Bella. Bukankah dia jauh lebih tampan dari laki-laki sialan itu?" Tanya Laura.

"Jangan mengada-ada kak, ayo mandi. Aku mau berendam air dingin sekarang...."

"Jangan, air dingin di campur sedikit air hangat saja. Agar tubuh mu lebih relaks..."

"Ya aku paham."

Jangan lupa like dan komen dong 😓🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!