"Tidak tahu malu!!!" Teriak seseorang yang datang dengan banyaknya pengawal di belakangnya.
"Kau dengar? kau tidak tahu malu dasar ja*lang!"
"Wanita rendahan seperti mu seharusnya tahu diri untuk bisa bersanding dengan Rangga!"
Terlihat seorang wanita yang datang dengan emosi yang menggebu-gebu, para pengawal yang berjaga langsung melindungi Wulan yang nampak terkejut itu.
"Berhenti!! apa yang kau katakan Sarah!" Marah Rangga.
"Aku? aku hanya ingin kau sadar Rangga! wanita itu seorang *******! kau tidak cocok berhubungan dengan nya..!!" Marah wanita tersebut yang bernama Sarah.
"Diam! atau mulutmu aku sobek sekarang juga!" Datar Rangga yang justru malah membuat Sarah tertawa terbahak-bahak, dia menyuruh seseorang untuk melemparkan sebuah foto yang disana berisi foto Wulan yang sedang tidur dengan banyaknya laki-laki.
Para tamu undangan yang melihat itu sangat terkejut dan menatap Wulan dengan ekspresi yang penuh dengan jijik, Wulan yang melihat itu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya saja. Tubuhnya bergetar ketakutan, namun kedua orang tua Rangga yang berada di sampingnya langsung memegang tangannya.
"Jala*ng tidak tahu diri kah?" Ucap Rubella yang berjalan ke tengah-tengah kerumunan tersebut, semua orang langsung terfokus pada Rubella yang terlihat cantik dan mempesona.
"Siapa kau!" Tanya Sarah dengan ekspresi yang tak senang karena dia melihat bahwa Rubella sangat cantik dan kini malah menjadi pusat perhatian.
"Siapa yang kau sebut jala*ng?dia?" Tanya Rubella dengan menunjuk Wulan yang nampak terkejut karena Rubella berada di tengah-tengah aula.
"Dia memang jala*Ng! sudah banyak laki-laki yang tidur dengannya!!" Marah Sarah dengan ekspresi yang penuh kebencian.
"Lantas apa urusannya dengan mu? dia ******* atau tidaknya memang nya masalah? kau siapa nona? apa kau pantas mengatakan hal tersebut?" Tanya Rubella yang kini berdiri di depan Sarah.
"Kau? tentu saja masalah!! bagaimana bisa laki-laki yang kucintai menikah dengan wanita jala*ng sepertinya!!" Teriaknya.
"Hmm begitu, kau mencintai kekasih... ahh tidak, maksudku kau mencintai suaminya yah? bukankah dengan begitu terdengar sangat buruk? bukankah yang pantas kau sebut ******* itu dirimu sendiri nona?" Tanya Rubella.
"Kau!!!"
"Dengarkan baik-baik, aku akan menjelaskan perbedaan dirimu dengan dirinya. Dia memang *******, tapi dia di inginkan, dia di bayar, dia di pinta karena laki-laki menyukainya. Sedangkan kau? kau dengan sendirinya melemparkan tubuhmu secara cuma-cuma, tanpa bayaran, tanpa di butuhkan, bukankah kau sendiri yang terlihat menjijikkan?" Sinis Rubella.
"....." Semua orang terdiam mendengar ucapan Rubella, itu memang benar adanya.
"******* hanya sebutan untuk wanita murahan, aku sendiri tidak bisa menyebut diriku suci tapi semua orang bisa menilai. Mana wanita yang rendahan dan mana wanita yang terlihat murahan! sayangnya, semua itu hanya terlihat jelas dari profesi...." Senyum Rubella.
"Terlebih, dia juga menerima istrinya dengan tulus. Bahkan kau bisa lihat? kedua orang tuanya terlihat menyayangi nya, lalu masalahnya dimana? itu hidup mereka, mereka yang merasakan kehidupan mereka sendiri. Orang lain tidak perlu ikut campur, cukup lihat dan tahu saja bagaimana mereka hidup. Tidak ada urusannya dengan kita..." Sambung Rubella dengan penuh penekanan, bahkan Sarah terlihat mundur beberapa langkah.
"Aku... Aku han..." Gugup Sarah karena semua orang tengah memperhatikannya dengan berbagai tatapan.
"Kau tahu? semua wanita pasti menginginkan mertua seperti mereka berdua bukan? bisa menerima diri kita dengan baik, bisa merangkul kita jika terjadi sesuatu pada kita, dan yang lebih penting.... Dia tidak menyalahkan kita atas apa yang terjadi pada masa lalu kita sendiri." Senyum Rubella dengan menatap Wulan yang terlihat menatapnya dengan air mata yang sudah mengalir.
"Jika kau mengatakan bahwa dia tidak pantas menikah dengan laki-laki yang kau cintai, katakan di mana letak tidak pantas nya?" Tanya Rubella.
Semua orang bersorak untuk Sarah dan mengatakan bahwa dia wanita yang tidak tahu malu, hingga akhirnya Sarah pergi dengan perasaan yang malu dan benci terhadap Rubella. Setelah kepergian Sarah, Rubella hanya mengacungkan tangannya saja pada Wulan yang saat itu juga langsung memeluknya erat.
"Terimakasih...." Tangis Wulan.
"Untuk apa? aku hanya ingin melindungi saudara ku saja, kau tidak pantas menangis di hari bahagia mu ini. Cepat rapihkan kembali make up mu, kau tidak ingin bukan jika suami mu tergoda padaku?" Tanya Rubella yang kini langsung mendapatkan cubitan dari Wulan.
"Awas saja jika kau berani menggoda nya..." Cemberut Wulan dan Rubella hanya tersenyum.
"Terimakasih nak, kalian memang benar-benar tulus." Ucap kedua orang tua Rangga.
"Ahh paman, bibi. Ini bukanlah hal besar, aku hanya tidak ingin ada kesedihan di hari bahagia nya." Senyum Rubella.
"Sering-seringlah bermain kemari, ajak yang lainnya juga. Mulai sekarang kalian juga sudah kami anggap seperti keluarga kami sendiri..." Ucapnya yang di balas anggukan oleh Rubella.
"Tentu, tolong jaga saudara ku yang manis ini ya paman. Kami merasa kehilangan nya...." Ucap Rubella dengan mencubit kedua pipi Wulan yang langsung menggeplak tangan Rubella dan memelototi nya.
"Tentu saja..." Angguk kedua orang tua itu dengan tulus, melihat hal tersebut Rubella tersenyum lega.
Rubella melangkahkan kakinya menuju yang lainnya, mereka tersenyum lebar padanya bahkan madam Sonya pun terus memberikannya pujian. Rubella tidak sadar, bahwa dirinya tengah di perhatikan oleh seseorang. Seseorang yang sejak tadi terus menatap ke arahnya....
...••••...
Musim dingin sudah tiba, Rubella dan yang lainnya lebih sering menghabiskan waktu mereka di dekat perapian. Mereka sibuk berbincang kesana kemari, terlebih perut Rubella mulai terlihat membesar meskipun tidak terlalu besar namun jika Rubella mengenakan pakaian yang ketat maka bentuk perutnya akan terlihat.
"Aku ingin sate..." Keluh Rubella dengan tiba-tiba, mereka yang mendengar itu mendadak diam semuanya sebelum akhirnya mereka heboh lagi.
"Kau mengidam lagi? aku akan membeli beberapa jenis sate untuk mu, tunggu sebentar..." Heboh mereka yang mulai berlarian kesana kemari.
"Eh tidak, tapi aku ingin kalian yang membuat nya. Disini..." Ucap Rubella yang membuat mereka saling pandang sebelum akhirnya....
"BBQ?!!!?" Heboh mereka yang mulai mengambil banyak daging dan keperluan untuk BBQ di sana, melihat kekompakan mereka madam Sonya hanya bisa tersenyum dan kembali fokus pada majalahnya.
"Mom." Panggil Rubella.
"Ya?" Tanya madam Sonya dengan menatap Rubella.
"Aku, aku ingin tinggal di luar negeri." Ucap Rubella yang membuat semua orang langsung menjatuhkan semua barang-barang yang mereka bawa.
"Rubella, jangan main-main!" Tegas Laura.
"Aku serius, aku ingin kembali ke tempat asalku. Maksudku, untuk sekarang. Tempat dimana momy menemukan ku, aku ingin mencari tahu mengenai orang tua ku. Entah kenapa, aku ingin kembali kesana....." Ucap Rubella dengan mengelus perutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments