Merasa bersalah

"Akhhhhhhhhhh.....!!!"

Rubella jatuh tersungkur di atas ranjang, beberapa menit yang lalu Sergio membawanya paksa kedalam sebuah kamar hotel. Rubella hendak berontak namun hal itu terasa sia-sia karena tenaga yang di keluarkan oleh Sergio sangat besar.

Ini pertama kalinya Rubella merasa terancam, biasanya akan selalu ada madam Sonya yang sudah menunggunya di belakang. Tapi untuk sekarang, Rubella merasa dirinya benar-benar salah memilih lawan. Sergio benar-benar sangat mengerikan!!!

"Aku tahu kalau kau memang seorang ja*lang!! tapi tidak seharusnya kau terang-terangan menggoda seluruh laki-laki yang kau temui, Bella!" Datar Sergio dengan melepaskan jas nya.

"T-tuan, ini tidak seperti apa yang anda pikirkan. Saya ingin keluar, nyonya Samantha pasti sedang mencari keberadaan saya." Bangkit Rubella dari tempatnya dan hendak pergi dari sana namun lagi dan lagi Sergio menarik paksa tubuhnya hingga kini Rubella berada di bawah tubuh Sergio yang terlihat berbeda dari biasanya.

Sorot mata Sergio terlihat tajam dan nafasnya terdengar memburu, bahkan otot-otot tubuhnya terlihat menonjol.

"Bukankah ini yang kau mau?" Tanya Sergio yang melepaskan kemejanya hingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sempurna, Rubella lagi-lagi terkejut dengan tindakan Sergio yang tidak akan melepaskan nya sekarang.

"Tuan, hentikan!! apa yang anda lakukan...." Rubella terus berontak, kedua tangannya di pegang di atas kepala dan pahanya di kunci oleh paha Sergio.

Sergio tidak mendengarkan nya, dia justru malah sibuk menciumi atas dada Rubella yang terbuka lebar. Bahkan, Sergio juga merobek bagian atas gaun yang di pakai oleh Rubella.

"STOP!! saya akan menerimanya, asalkan tuan menceraikan istri anda sekarang juga!" Tegas Rubella dengan menatap tajam Sergio yang terlihat diam, sebelum akhirnya Sergio mengangguk.

"Oke!" Tegasnya dengan yakin, hal itu membuat Rubella bingung, semudah itu kah?

"Lalu, apa lagi yang kau inginkan?" Tanya Sergio dengan tangan yang sibuk mengelus perut Rubella.

"..... Bukti, saya mau buktinya! segera kirim ke nyonya Samantha." Ucap Rubella dengan memalingkan wajahnya ke arah samping saat Sergio hendak mencium nya.

"......"

Sergio bangkit dari atas tubuh Rubella, setelah itu mengambil ponselnya dan mengirimkan sesuatu pada nyonya Samantha. Setelah selesai, Sergio kembali mendekati Rubella dan memperlihatkan buktinya yang memang benar bahwa Sergio sudah menceraikan istrinya itu.

"Ada lagi?" Tanya Sergio dengan tersenyum miring.

"....." Rubella hanya diam dengan memalingkan wajahnya.

Melihat hal itu, Sergio kembali menyerang tubuh Rubella dan menciumi bibir nya dengan ganas. Bahkan, Rubella merasa sesak nafas namun Sergio tidak melepaskan sedikitpun.

"Ughhhhhh....." Rubella menggigit bibir bawahnya saat merasakan sentuhan di dadanya, di lihatnya itu tangan Sergio yang nampak gemas mempermainkan benda kenyalnya.

"Tubuhmu sangat harum." Bisik Sergio dengan nafas yang memburu.

Rubella hanya bisa diam dengan mata terpejam, semua sentuhan yang di lakukan oleh Sergio dia nikmati dengan sungguh-sungguh. Karena kedepannya, mungkin mereka tidak akan bertemu lagi.

Setelah melihat betapa lelahnya Rubella, Sergio baru memulai ke inti. Namun, saat dirinya hendak memasuki tubuh Rubella, Sergio terlihat terkejut karena dia sangat kesulitan untuk masuk, terlebih melihat Rubella yang memekik kesakitan dengan air mata yang keluar.

"Kau?" Kaget Sergio.

Lagi dan lagi Rubella hanya memalingkan wajahnya ke arah samping, dia tidak menghiraukan ucapan Sergio yang kembali melakukan nya namun kali ini dengan sedikit perlahan-lahan.

Mereka melakukannya hingga pagi menjelang, sebelum akhirnya mereka benar-benar tertidur pulas.

Di ruangan lain, nyonya Samantha merasa puas dengan hasil yang di berikan oleh Rubella. Dia melemparkan surat-surat tersebut di hadapan Hanan yang nampak terkejut karena dirinya baru saja bangun tidur.

"Nyonya, apa ini?" Heran Hanan dengan mengambil kertas kertas tersebut.

"Sepertinya kau tidak terlalu bodoh untuk bisa melihat isi kertas itu." Datar nyonya Samantha yang detik berikutnya membuat Hanan melotot kan matanya.

"Tidak, ini tidak mungkin!!! di mana Gio? hahaa ini tidak mungkin.....!!!" Teriaknya prustasi, tapi di dalam kertas tersebut tertera dengan jelas bahwa Sergio menyetujui nya dalam keadaan sadar.

"Bersiaplah, dan pergi dari kediaman Zaksario!" Datar nyonya Samantha.

"Di mana Gio?aku ingin memastikan nya nyonya...." Tangis Hanan dengan berlutut di bawah kaki nyonya Samantha.

"Kak Sergio masih belum keluar dari kamarnya dengan Bella, ada apa?" Tanya Gerald yang datang dengan tersenyum lebar.

"Itu....Kalian benar-benar tidak punya hati!!" Tangis Hanan yang langsung pecah, nyonya Samantha melirik Gerald dan mengangguk kecil. Nyonya Samantha pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan Hanan yang terdengar begitu memilukan.

Jika orang lain melihatnya mungkin mereka akan mengira bahwa nyonya Samantha sangat kejam dan keterlaluan, padahal nyonya Samantha sudah memperkirakan hal ini sejak lama. Dia memiliki alasan yang kuat kenapa dia tidak setuju pada Hanan.

...••••...

Rubella bangun dari tidurnya, dia merasa seluruh tubuhnya sakit terutama di bagian bawahnya yang terasa perih dan terus berdenyut. Rubella melirik perutnya yang terdapat tangan seseorang di sana, Rubella membalikkan tubuhnya dan melihat sosok Sergio yang tertidur pulas dengan wajah tampannya.

"...." Rubella segera menyingkirkan tangan itu dan bergegas pergi ke kamar mandi, di sana Rubella melihat sosok dirinya yang terlihat berantakan.

Banyak sekali rona merah di tubuhnya, bahkan hampir seluruh tubuhnya memiliki tanda tersebut. Semalam, Rubella benar-benar merasa takut dengan Sergio yang terlihat ganas semalam.

"Iblis sialan!" Geram Rubella yang merasa sakit di seluruh tubuhnya.

Setelah puas memaki, Rubella mulai merendam tubuhnya di bathtub dan berhenti memikirkan hal itu sejenak.

Hingga satu jam berlalu, Sergio mulai tersadar dan melihat sekeliling. Di sana Sergio melihat sosok Rubella yang sedang bersiap di depan cermin, entah kenapa mereka jadi canggung. Sergio menyingkap kan selimut dan melihat noda merah disana, lagi dan lagi Sergio terdiam.

"Tuan, saya pergi lebih dulu. Sampai jumpa...." Pamit Rubella tanpa menatap ke arah Sergio yang hanya diam.

Setelah kepergian Rubella, Sergio segera bangkit dari ranjangnya dan mulai bersiap. Sepertinya banyak hal yang harus ia ingat semalam, dia pikir Rubella sudah terbiasa melayani seseorang karena tindakannya yang terus menggodanya itu.

Tapi ternyata semuanya salah, sekarang Sergio merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Kak Sergio..." Panggil Regan dengan menatap Sergio.

"Aku tahu kau sudah menyelidiki tentang Bella, bawa semua datanya kemari." Tegas Sergio.

"Aku akan mengirim nya lewat email." Angguk Regan yang langsung mengirimkan nya pada Sergio.

Setelah melihat data datanya, Sergio nampak terkejut karena ternyata Rubella berasal dari rumah bordil. Akan tetapi, melihat Rubella yang menjaga tubuhnya dengan baik, Sergio merasa sangat bersalah. Dia salah menduga dengan sosoknya itu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!