Hal tersebut tak akan Rubella sia-sia kan, Rubella memilih untuk memeluk leher Sergio dengan lembut. Kedua tangan Sergio pun ikut memeluk pinggang Rubella yang terasa pas di tangannya.
Setelah itu, ciuman Sergio mulai mengenai leher Rubella dan dengan gemasnya Sergio menggigit kecil leher Rubella.
Yang bisa di lakukan oleh Rubella adalah menahan suaranya saja, namun saat tangan Sergio hendak menyentuh bagian dadanya, hal itu segera di hentikan oleh Rubella. Untuk sekedar ciuman saja dia perbolehkan......
"Jangan terburu-buru...." Bisik Rubella di telinga Sergio dengan menciumi nya lembut, hal tersebut membuat Sergio mengerang pelan.
Bisa Rubella rasakan sesuatu yang keras dan menonjol kini tengah berada di antara pahanya, Sergio memilih untuk duduk di atas closed dengan Rubella yang duduk di atas pahanya dengan posisi yang mengangkang hingga memperlihatkan pahanya yang seksi.
"Bukankah ini yang kau mau, Rubella Warles?" Tanya Sergio dengan menekan pinggang Rubella hingga menekan milik Sergio.
Rubella mendesis nikmat, dia tidak peduli jika Sergio menganggapnya seperti itu karena citra nya memang di kenal sebagai jala*ng bukan?
"Bukankah wajar jika saya tergila-gila pada anda, tuan?" Tanya Rubella dengan memegang kedua pipi Sergio, sebelum akhirnya dia menciumnya dengan penuh kelembutan.
Sekali lagi, Sergio hendak menyentuh dada Rubella namun Rubella kembali menahannya. Hal tersebut membuat Sergio geram dan merasa di permainkan, namun Rubella malah tersenyum kecil dan mengecup kedua pipinya lembut.
"Jangan terburu-buru, masih banyak waktu luang untuk melakukannya." Ucap Rubella dengan bangkit dari atas tubuh Sergio dan segera keluar dari dalam toilet meninggalkan Sergio yang terlihat seperti orang bodoh.
Rubella berdiri di depan cermin, dia melihat penampilannya yang berantakan dan banyaknya tanda merah di sekitar leher dan pundaknya. Dengan cepat Rubella menutupinya dengan bedak, setelah itu kembali merapihkan pakaiannya.
Di depan cermin, Rubella melihat Sergio yang keluar dari dalam toilet dengan ekspresi yang menurutnya sangat lucu. Sergio mendekat ke arahnya dan memeluknya dari belakang, awalnya Rubella terkejut namun dia kembali tenang dan tetap fokus pada make up nya yang berantakan.
"Berapa biaya dalam satu malam?" Tanya Sergio yang berbisik di telinga Rubella.
Rubella terkekeh, dia membalikkan tubuhnya hingga saling berhadapan dengan Sergio dengan bagian bawah yang menempel. Rubella kembali melingkarkan kedua tangannya di leher Sergio, salah satu lututnya ia angkat hingga mengenai milik Sergio.
Melihat ekspresi Sergio yang menahan nikmat, membuat Rubella puas.
"Gratis, jika kau memberikan hati mu untuk ku." Senyum Rubella, sebelum pergi Rubella menyempatkan diri untuk meremas milik Sergio yang terasa besar.
"Ugh..." Geram Sergio yang di tinggalkan oleh Rubella dalam keadaan yang seperti ini.
Melihat kepergian Rubella, Sergio hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia benar-benar menginginkan Rubella saat ini, namun sepertinya Rubella sengaja mempermainkannya.
Untuk Rubella sendiri, dia hanya menahan senyum di setiap langkahnya. Hingga kembali ke aula, Rubella memilih untuk duduk di samping nyonya Samantha yang terlihat memperhatikan penampilannya itu.
"Sepertinya kau sudah melakukan hal yang tak terduga, Bella." Ucap nyonya Samantha dengan meminum wine nya.
"Seperti yang nyonya kira, sepertinya dia tipe laki-laki yang tidak sabaran." Senyum Rubella dengan melirik sosok Sergio yang datang ke aula juga.
"Aku tahu, karena itulah wanita itu menggunakan cara seperti ini untuk mengelabuhi nya." Balas nyonya Samantha dengan santai.
"Maksud nyonya?" Heran Rubella dengan penasaran, namun nyonya Samantha hanya diam tak bersuara.
"Acara pembukaan perusahaan sudah di lakukan, sekarang mari kita lanjutkan ke acara dansa. Tuan Sergio dan nona Hanan silahkan memulainya lebih awal...." Ucap sang MC dengan bertepuk tangan.
Sergio bangkit dari duduknya dengan Hanan yang terus tersenyum sejak tadi, Rubella terus memperhatikan sosok Sergio yang terlihat tampan di antara keremangan cahaya. Hingga akhirnya acara dansa yang di lakukan oleh mereka sudah selesai.
"Aku sudah mengatur rencana untuk mu, lakukan sebaik mungkin." Ucap nyonya Samantha dengan bangkit dari tempat duduknya bersama Gerald dan Regan yang hanya tersenyum padanya.
"Bibi sudah membuat wanita berada di dalam kamar terus, pergilah....." Bisik Regan di telinga Rubella, bisa Rubella rasakan hembusan nafas Regan yang terasa hangat.
"......" Rubella nampak terkejut, namun saat melihat sosok Sergio yang duduk sendiri di pojokan akhirnya dia segera bergegas untuk menemui nya.
Rubella membawa dua gelas alkohol dan membawanya kesana, Rubella duduk di samping Sergio yang terlihat diam.
"....."
"....."
Mereka berdua hanya diam, Rubella sendiri tidak ingin bersuara lebih dulu. Hingga akhirnya sosok Henry datang dan duduk di samping Rubella beserta Rangga juga dengan Wullan.
"Ayo dansa dengan ku?" Pinta Henry dengan mencium tangan Rubella.
"Ayolah Bell, kau jangan duduk diam seperti ini." Ajak Wullan juga dengan tersenyum penuh maksud.
"Ahh, baiklah." Angguk Rubella dengan bangkit dari duduknya.
"Bella?" Panggil seseorang dengan suara yang lembut.
"....." Rubella terdiam saat melihat sosok laki-laki yang pernah menjadi kliennya, dia sosok laki-laki tampan yang memiliki banyak cabang perusahaan disana. Hampir setara dengan Sergio, atau bahkan sama.
"Selamat malam tuan Darby." Sapa Rubella.
"Kau?" Darby terlihat bingung, namun detik berikutnya dia mulai paham dan sedikit mengerti dengan tatapan Rubella yang menyuruhnya untuk tidak terlalu banyak bicara.
"Tuan Henry, bisakah aku yang lebih dulu dansa dengan nya?" Tanya Darby dengan tatapan yang penuh permohonan.
"Tentu." Angguk Henry dengan mengedipkan sebelah matanya pada Rubella.
"Terimakasih tuan Henry..." Senyum Darby yang langsung membawa Rubella ke tengah-tengah aula.
Kedua tangan Rubella berada di leher Darby, begitu pun dengan kedua tangan Darby yang berada di pinggang Rubella. Darby memeluk pinggang Rubella penuh rasa senang, sejak tadi laki-laki itu terus tersenyum.
"Apa kau sedang menggoda Sergio?" Tanya Darby dengan mencium pipi kiri Rubella.
"Hmm, seperti yang kau tahu." Angguk Rubella dengan malas.
"Jika kau ingin berhasil maka kau harus memiliki laki-laki lain, maksudku hal seperti ini. Dengan begitu, dia merasa tertantang dan akan terus penasaran padamu." Ucap Darby dengan lembut.
"Cemburu? kau tahu sendiri dia memiliki wanita, ahh maksudku seorang istri." Ucap Rubella.
"Kau tidak lihat? ekspresi nya benar-benar seperti singa yang akan menerkam mangsanya." Cengir Darby.
"Itu, memang benar." Setuju Rubella dengan melirik Sergio yang terus menatapnya dengan tangan yang memegang gelas alkohol.
"Kalau begitu, kau bisa menggunakan aku untuk mengusik hatinya." Ucap Darby dengan mengecup bibir Rubella singkat.
Rubella dan Darby sering menjadi rekan di tempat madam Sonya, Darby sendiri tahu bahwa Rubella tidak pernah memberikan tubuhnya. Yang bisa mereka lakukan hanya sebatas cium dan peluk saja, untuk hal lainnya Rubella menolak.
Darby sangat tahu hal itu, karena menurutnya Rubella sangat berbeda dari semua wanita yang ada disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments