Bertemu

"Ada apa?" Tanya Sergio yang baru saja datang dan berdiri di samping Hanan.

"Itu, aku tidak sengaja menumpahkan jus milikku hingga mengenai pakaian yang dia gunakan. Tolong belikan dia pakaian yang sama lagi ya, aku rasa pakaiannya sangat mahal." Ucap Hanan dengan merangkul lengan Sergio yang menatap Rubella.

"Tidak perlu, saya tidak semiskin itu untuk menerima ganti rugi dari anda nona. Untuk kedepannya, semoga anda lebih hati-hati lagi dalam berjalan. Karena sepertinya anda tidak bisa melihat dengan benar." Ucap Rubella dengan mengambil tasnya dan tersenyum lebar pada mereka berdua, sebelum akhirnya dia pergi dari sana.

Semua orang yang mendengar itu memang merasa aneh, tempat duduk Rubella tidak terlalu dekat dengan jalan dan jalan yang ada di sampingnya pun terlihat masih luas dan lebar tapi kenapa Hanan bisa menabraknya? Padahal Rubella baru saja bangkit dari kursi, aneh bukan?

"Sayang...." Ucap Hanan dengan pelan.

"Tidak apa-apa, ayo duduk." Ajak Sergio dengan merangkul pinggang Hanan yang langsung tersenyum sumringah.

Rubella yang melihat dari balik kaca hanya tersenyum kecil melihatnya, dia sangat menyayangkan pada Sergio yang harus memiliki istri seperti Hanan. Pantas saja nyonya Samantha tidak menyukainya, sepertinya dia harus semakin gatal lagi untuk kedepannya.

•••

Hari ini, Rubella akan pergi ke perusahaan Zks'Company. Pakaian yang di kenakan Rubella sangat cocok untuknya, rok pendek di atas lutut yang berwarna peach dengan kemeja putih yang memperlihatkan sebelah pundak dan tangannya, tak lupa rambut panjangnya ia gerai dengan indah.

High heels tinggi terlihat pas di kaki Rubella hingga membuat kakinya terlihat semakin jenjang.

"Selamat pagi, di manakah ruangan CEO?" Tanya Rubella pada resepsionis yang langsung menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda, mereka terlihat menatap Rubella seperti seorang mangsa saja.

"Apakah anda sudah memiliki janji temu dengan beliau? Beliau tidak bisa di temui sesuka hati anda." Balas salah satu resepsionis dengan ucapan yang tajam.

Mendengar hal itu, Rubella hanya tersenyum penuh kekesalan. Dia hendak mengeluarkan kartu namanya namun dia masih belum mendapatkan nya, lalu bagaimana?

"Rubella." Panggil seseorang.

Semua orang langsung menunduk hormat saat melihat keberadaan nya di kantor, wanita tersebut merupakan nyonya Samantha yang baru saja tiba.

"Selamat pagi nyonya." Sapa Rubella dengan menundukkan kepalanya.

"Pagi, ayo ikut saya." Ajak nyonya Samantha dengan tegas.

Tanpa membalas, Rubella segera berjalan di belakang tubuh nyonya Samantha yang mulai memasuki lift.

Setelah berada di dalam lift, nyonya Samantha menilai penampilan Rubella yang cantik dan juga aroma yang familiar.

"Kau sudah mempelajarinya dengan baik ternyata." Ucap nyonya Samantha dengan puas.

"Itu semua berkat data yang anda kirimkan nyonya." Senyum Rubella.

"Baguslah kalau begitu."

"Nyonya, semalam saya tidak sengaja bertemu dengan tuan Sergio dan nona Hanan di salah satu restoran yang ada di pusat kota. Sepertinya, saya tahu alasan anda kenapa tidak menyukainya." Jelas Rubella dengan menatap nyonya Samantha yang saat itu juga tengah menatapnya.

"Bukankah penilaian ku benar?" Tanya nyonya Samantha dengan tersenyum lebar.

"Tentu saja, jika saya menjadi anda pun saya akan melakukan seperti apa yang anda lakukan sekarang. Dia terlalu munafik....!" Cibir Rubella.

"Aku tahu, ayo masuk...." Ajak nyonya Samantha setelah pintu lift terbuka.

Disana, Rubella melihat dua orang laki-laki yang tengah menunggu kedatangan mereka berdua.

"Bella, dia sekertaris ku, Gerald. Dan dia Regan, sekertaris Sergio." Jelas nyonya Samantha yang membuat Rubella sedikit pusing.

"Maaf nyonya, jadi mereka tuan Gerald dan tuan Regan?" Tanya Rubella yang memastikan nama mereka berdua.

"Benar, mereka saudara sepupu Sergio dan keponakan ku juga." Jelasnya.

"Regan."

"Gerald."

Sapa mereka berdua dengan mengulurkan tangannya pada Rubella dengan tatapan yang penuh kekaguman, mereka berdua terlihat menyukai Rubella.

"Saya Rubella, kalian bisa memanggil ku Bella." Balas Bella dengan membalas jabatan tangan mereka berdua.

"Kalau begitu kau pun bisa memanggil ku Gerald." Ucap Gerald dengan tersenyum.

"Ya, aku pun sama. Panggil saja aku Regan." Balas Regan dengan tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya tak terlihat.

"Kalau begitu, ayo masuk. Aku akan kenalkan kau pada Sergo, kebetulan di dalam ada istrinya." Bisik nyonya Samantha di telinga Rubella.

"Baik nyonya." Balas Rubella dengan tersenyum.

Mereka segera masuk dan yang pertama kali Rubella lihat adalah sosok Hanan yang terus mengganggu Sergio di tempat duduknya, Hanan terlihat tertawa bahagia karena berhasil mengisengi Sergio.

Namun, setelah kedatangan nyonya Samantha dan Rubella, senyum Hanan langsung menghilang dan kini Hanan hanya diam dengan menundukkan kepalanya saja.

"Sergio." Panggil nyonya Samantha dengan duduk di sofa, sebelum itu nyonya Samantha juga menyuruh Rubella untuk duduk di sampingnya.

"Ya mom?" Tanya Sergio dengan sedikit malas, dia segera menutup laptopnya dan berjalan mendekati nyonya Samantha.

Rubella dan Sergio saling tatap sebelum akhirnya Rubella tersenyum, hal itu dapat di lihat dengan jelas oleh Hanan yang langsung memegang tangan Sergio.

"Dia Rubella,  sekertaris kedua mu. Akhir-akhir ini Regan terlihat kesulitan mengurus perusahaan, terlebih kau juga terlihat malas sekarang setelah kedatangan benalu itu." Ucap nyonya Samantha dengan dingin.

"Mom!!" Kesal Sergio, di usianya yang sudah menginjak 31 tahun dia masih saja di atur oleh ibu nya.

"Tidak usah membantah! Jika kau tidak menyukai adanya wanita lain di samping mu, maka pekerjakan dia di kantor! Apakah dia mampu mengerjakan semua pekerjaan mu atau jutsru malah menghambat pekerjaan mu, Sergio." Ucap nyonya Samantha dengan suara yang menggelegar, Rubella yang berada di sampingnya langsung merinding saat mendengar bentakan nyonya Samantha.

"....." Sergio hanya diam dengan mengepalkan tangannya, dia melirik Rubella yang hanya diam sejak tadi.

"Bella, jika dia memperlakukan mu dengan kasar atau bahkan wanita nya itu bertindak seenaknya maka laporkan saja padaku. Aku tidak akan segan-segan menghukum nya....!" Ucap nyonya Samantha pada Rubella.

"Baik nyonya." Angguk Rubella.

"Ayo keluar, untuk urusan pekerjaan kau tanyakan saja pada Regan." Ucap nyonya Samantha yang pergi begitu saja.

Rubella menatap ke arah Sergio sebelum akhirnya menundukkan kepalanya dan segera menyusul kepergian nyonya Samantha yang sudah menghilang di balik pintu.

Di luar, Gerald dan Regan terlihat menunggu mereka berdua.

"Regan, kau ajari Bella mengenai tugas sekertaris. Jika terjadi sesuatu pada Bella karena wanita itu, katakan saja padaku." Ucap nyonya Samantha pada Regan.

"Baik bi." Patuh Regan.

"Kalau begitu aku pergi ke ruangan ku dulu, siang nanti kau datang ke sana. Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada mu." Ucap nyonya Samantha dengan melirik jam tangannya.

"Baik nyonya." Angguk Rubella.

"....." Nyonya Samantha mulai menjauh dari sana dengan diikuti oleh Gerald setelah Gerald melambaikan tangannya pada Rubella.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!