Satu malam penuh Rubella mencari tahu tentang Sergio dan istrinya, semuanya akan ia ingat dengan jelas agar pekerjaannya cepat selesai. Nyonya Samantha yang merupakan seorang Presdir di perusahaan Zks'company langsung memperkerjakan Rubella di kantor sebagai sekertaris kedua Sergio.
Padahal, yang Rubella tahu bahwa Sergio tidak pernah suka ada wanita yang berada di dekatnya selain nyonya Samantha dan istrinya, Hanan. Akan tetapi, Rubella hanya menurut saja pada nyonya Samantha.
Meskipun hal tersebut terdengar sulit karena dirinya harus bekerja sebagai seorang sekertaris, akan tetapi Rubella sedikit mengerti tentang pekerjaan nya itu. Karena itulah dia tidak terlalu memusingkan pekerjaan sampingan nya, karena pekerjaan utamanya adalah memisahkan pasangan suami istri tersebut.
Malam ini, Rubella pergi ke mansion utama milik madam Sonya, di sana banyak sekali wanita yang cantik dan menggoda akan tetapi Rubella sudah tahu dengan mereka semua yang usianya masih belum genap di 20 tahun.
Di dekat kolam renang, Rubella melihat madam Sonya yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki. Rubella tahu siapa laki-laki itu karena laki-laki tersebut sering datang kesana hanya untuk bersenang-senang, dan lagi dia juga sudah menjadi pelanggan tetap di sana.
"Mom." Sapa Rubella dengan mencium kedua pipi madam Sonya.
"Bella sayang, ada apa kemari? Bukannya kau harus istirahat ya?" Tanya madam Sonya dengan mempersilahkan Rubella untuk duduk di sampingnya.
"Aku tidak bisa tidur, karena itulah aku kemari." Jujur Rubella dengan tersenyum, dia melirik sosok laki-laki itu yang tengah menatapnya.
"Apa?!" Ketus Rubella.
"Ternyata masih galak, ku kira kau sudah berubah." Balas laki-laki tersebut dengan tersenyum kecil.
"Cih, jangan terlalu kasar. Meysa sering mengeluh kesakitan setiap habis bermain dengan mu, jika kau suka maka nikahi saja dia." Tegas Rubella yang membuat Henry terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Bella." Ucap madam Sonya dengan melirik Rubella yang hanya menunjukkan cengiran nya saja, dengan cepat Rubella merangkul lengan madam Sonya agar tidak di marahi.
"Momy, aku mau wine. Bolehkan aku membawanya ke apartemen?" Tanya Rubella dengan penuh permohonan.
"Tentu saja boleh, kau bisa membawa sebanyak mungkin. Akan tetapi, untuk sekarang tidak di perbolehkan! Kau harus bekerja besok....!" Tegas madam Sonya yang membuat Rubella cemberut.
"Kau kerja, Bell?" Tanya Henry.
"Ya, kenapa?" Tanya Rubella jutek, hal itu karena Rubella tidak suka dengan Henry yang terlihat bodoh!! Bodoh dalam artian tidak mau berusaha, Rubella tahu bahwa Henry menyukai Meysa. Akan tetapi, entah karena apa Henry tidak membawa Meysa keluar dari sana dan menebusnya dari madam Sonya.
Padahal, Henry berasal dari keluarga terpandang dan memiliki perusahaan besar di kota.
"Tidak apa-apa, kalau begitu berarti Meysa tidak ada teman disini?" Tanya Henry penasaran.
"Teman? Banyak, mereka semua baik-baik saja disini. Meskipun terlihat tidak suka, akan tetapi kami semua saling menjaga satu sama lain. Benarkan mom?" Tanya Rubella pada madam Sonya yang sedang menghisap rokoknya.
"Benar sekali, jika kau meragukan keselamatan anak-anak ku maka kau salah besar tuan Henry. Karena hanya aku yang tahu dan paham dengan kondisi mereka semua...." Jelas madam Sonya dengan puas.
"Syukurlah kalau begitu." Lega Henry.
"Kalau begitu, aku pergi ke kamar dulu. Ada beberapa barang yang tertinggal...." Ucap Rubella dengan tersenyum dan segera pergi dari sana.
Rubella berjalan di lorong mansion yang terlihat mewah, jika kalian bertanya-tanya kenapa Henry ada di mansion sedangkan bar milik madam Sonya ada di belakang itu karena Henry merupakan tamu VVIP, jadi dia bisa datang kapan saja dia mau.
Sepanjang jalan, banyak yang menyapa Rubella bahkan ada yang menawarkan banyak sekali minum dan yang lainnya namun Rubella hanya bisa menolaknya karena besok dia harus pergi bekerja, lebih tepatnya menjalankan misi.
"Bell." Panggil seseorang dengan tersenyum lebar.
"Wulan? Kau mau pergi kemana?" Tanya Rubella penasaran, dia sedikit heran saat melihat Wulan yang datang dengan pakaian formal nya.
"Itu, aku akan menikah. Rekan tidur ku sudah melamar ku, meskipun dia tidak terlalu kaya atau seperti bos lainnya akan tetapi dia sangat bertanggung jawab padaku. Dia juga sudah menebus aku pada madam Sonya." Jelas Wulan dengan memperlihatkan jari manisnya yang terdapat sebuah cincin disana.
"Astaga, syukurlah. Aku ikut senang mendengarnya, momy ada di belakang. Dia sedang berbincang dengan Henry, kau datang saja kesana." Senyum Rubella.
"Tentu, kalau begitu aku pergi. Saat aku nikah nanti, kau jangan lupa datang ya...." Pamit Wulan dengan berlari kecil.
Rubella hanya melambaikan tangannya saja pada Wulan yang terlihat begitu senang, hal itu memang sudah biasa bagi mereka yang mendapatkan jodoh disana. Dan Wulan merupakan orang yang kesekian kalinya yang berhasil memikat hati para klien, yang Rubella tahu semua wanita yang tinggal dengan madam Sonya memiliki hati yang baik.
Mereka terpaksa melakukan pekerjaan ini karena ingin mencukupi kebutuhan hidupnya, tapi Rubella lebih senang dengan sikap mereka dari pada orang yang berpura-pura alim tetapi di belakang melebihi seorang ******.
Bukankah hal itu lebih menjijikkan lagi?
•••
Setelah mengambil beberapa barang yang ada di mansion, Rubella kembali pulang ke apartemen. Tapi sebelum itu, Rubella mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran untuk mengisi perutnya.
Rubella memesan beberapa porsi makan dan juga dessert kesukaannya, tempat tersebut merupakan tempat yang pertama kali Rubella kunjungi dengan madam Sonya.
Madam Sonya memberikan sebuah Dessert dengan rasa mangga, sejak saat itu Rubella menyukai semua dessert yang memiliki rasa mangga.
Saat sedang asik makan, Rubella tak sengaja melihat sosok laki-laki yang beberapa waktu lalu dia gali informasi mengenai dirinya. Dan kini laki-laki itu malah duduk di meja yang berada di depan meja nya.
Terlihat tampan dan sempurna, otot tangan dan jari-jari nya begitu terbentuk dengan luar biasa, Rubella dalam beberapa detik terpesona oleh ketampanannya.
Hingga akhirnya mata mereka bertemu, sepertinya Sergio menyadari tatapan Rubella.
Tanpa sungkan, Rubella hanya tersenyum dengan menundukkan kepalanya sedikit. Dia kembali melanjutkan makannya dengan perasaan yang malu, bagaimana bisa dia ketahuan?
"Ahh maaf, apa anda baik-baik saja?" Tanya seseorang yang baru saja menyenggol dirinya, Rubella hendak ke kamar mandi namun hal itu justru terjadi.
Seorang wanita cantik dengan memakai dress selutut dan rambut panjangnya yang nampak indah kini berdiri di depannya, dia tak sengaja menumpahkan jus nya di baju Rubella.
"Tidak apa-apa." Ucap Rubella dengan tersenyum kecil.
"Aduh bagaimana ini, pakaian anda pasti sangat mahal bukan?" Ucapnya yang membuat Rubella tersenyum kecil.
"Tidak terlalu mahal jika di bandingkan dengan pakaian anda, nona." Ucap Rubella yang menatap Hanan, istri dari Sergio.
Dan ternyata memang benar apa yang di katakan nyonya Samantha, Hanan merupakan wanita yang selalu menganggap barang orang lain mewah sedangkan dirinya memakai yang lebih mewah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments