Saat Rubella sedang sibuk berkutat dengan komputer nya, sosok Regan justru pindah di samping tempat duduknya. Laki-laki itu menatap Rubella penuh ke kaguman.
"Ada apa? Apa ada yang ingin kau tanyakan?" Tanya Rubella dengan mata yang tetap fokus pada layar komputer.
"Tidak ada, aku hanya sedang mengagumi wajah cantik mu saja." Ucap Regan dengan tersenyum senyum seperti orang bodoh.
"Pantas saja pekerjaan nya tidak pernah selesai, sangat di sayangkan ternyata nyonya Samantha menggaji orang yang makan gaji buta." Ucap Rubella yang langsung membuat Regan melotot.
"Sembarangan saja, aku hanya istirahat sejenak. Kau tahu? Semenjak bibi hendak membuka perusahaan cabang lagi, pekerjaan tiba-tiba saja menjadi lebih banyak. Aku kerepotan karena kak Sergio selalu sibuk dengan istri baru nya itu." Keluh Regan dengan menelungkup kan wajahnya di atas meja.
Padahal ucapan Rubella hanya sebatas candaan saja, di lihat dari manapun Regan terlihat seperti laki-laki pekerja keras bahkan kantung matanya saja terlihat menghitam.
"Aku hanya bercanda, dan lagi...... Sejak kapan tuan Sergio seperti ini?" Tanya Rubelaa.
"Sebenarnya, dia tidak malas. Hanya saja, jika ada wanita itu maka pekerjaannya menjadi terbelangkai. Kau tahu sendiri wanita sepertinya tidak bisa di abaikan, dia selalu ingin di perhatikan oleh kak Sergio." Jelas Regan.
"Aku mengerti, karena itulah kau yang mengerjakan semuanya bukan?" Tanya Rubella dengan tersenyum.
"Hmm, kau benar. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali aku pergi berlibur." Ucap Regan dengan bersandar pada pundak Rubella yang hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Kalau begitu, jika ada waktu luang bagaimana kalau kita pergi ke pantai? Aku juga sudah lama tidak pergi berlibur." Ajak Rubella dengan semangat.
"Benarkah? Kau mau? Kalau begitu aku akan segera meminta cuti pada bibi...." Senangnya.
"Jangan terlalu cepat, aku baru saja bekerja." Tolak Rubella dengan menggelengkan kepalanya.
"Ahh ya aku mengerti." Paham Regan dengan tersenyum.
Saat mereka berbincang, Rubella melihat Hanan yang keluar dengan membawa beberapa lembar uang.
"Nona Bella, tolong belikan ice coffee untuk suamiku. Tidak terlalu manis dan tidak terl....."
"Maaf nona, saya sedang sibuk." Ucap Rubella tanpa melihat ke arah Hanan, begitu pun dengan Regan yang langsung fokus pada pekerjaannya.
"Ah baiklah, maaf sudah menganggu mu." Ucap Hanan yang terlihat kecewa, Rubella hanya diam tidak menghiraukannya.
Setelah kepergian Hanan ke bawah, Rubella segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Regan.
"Apakah ini dokumen yang harus di tandatangani oleh tuan Sergio?" Tanya Rubella untuk mematikan.
"Ya, map biru untuk tuan Sergio sedangkan map merah untuk bibi." Jelas Regan.
"Kalau begitu biar aku saja yang mengantarkan ini pada tuan Sergio, tidak apa-apa kan?" Tanya Rubella lagi.
"Tentu, pergilah." Anggun Regan yang membuat Rubella tersenyum lebar.
Dengan cepat Rubella segera masuk kedalam ruangan Sergio, tentunya hal tersebut setelah dia mengetuk pintu.
"Tuan, ini dokumen yang harus anda tanda tangani." Ucap Rubella yang berdiri di depan Sergio, mereka hanya terhalang oleh meja kerja saja.
Sergio menatap Rubella yang memiliki aroma kesukaannya namun Hanan tidak menyukai aroma tersebut karena itulah Sergio berhenti memakai parfum tersebut.
"Simpan saja." Balas Sergio yang mencoba untuk fokus.
"Tapi tuan, dokumen itu harus segera di serahkan pada nyonya." Jelas Rubella lagi dengan tak sengaja menumpahkan air putih yang berada di atas meja hingga air tersebut tumpah mengenai paha Sergio.
"Astaga, maafkan saya tuan....." Ucap Rubella yang pura-pura panik, dengan cepat Rubella duduk jongkok di bawah untuk mengelap paha Sergio menggunakan tisu..
"Hentikan!" Marah Sergio dengan menghempaskan tangan Rubella yang baru saja menyentuh pahanya.
"Maaf tuan, saya benar-benar tidak sengaja." Tunduk Rubella yang masih duduk di samping kursi Sergio.
"Keluarlah." Tegas Sergio.
"Baik tuan, saya minta maaf sekali lagi." Tunduk Rubella sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana, tapi sebelum itu Rubella tersenyum kecil karena dia berhasil membuat Sergio gelagapan dengan sentuhan nya.
Saat Rubella membuka pintu ruangan Sergio, sosok Hanan muncul dengan membawa ice coffee nya, Hanan terlihat terkejut namun dia berusaha untuk tenang.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hanan dengan lembut.
"Tentu saja bekerja." Balas Rubella dengan santai sebelum akhirnya dia kembali ke tempat duduknya.
"Kau ini, sepertinya rasa tidak suka mu terhadapnya terlihat sangat jelas." Ucap Regan dengan terkekeh.
"Kau tidak punya kaca?" Balas Rubella yang justru malah semakin membuat Regan tertawa renyah.
•••
Hanan berjalan mendekati Sergio, dia berjalan mendekati nya namun Hanan mencium aroma Rubella di tubuh Sergio.
"Apa yang di lakukan sekertaris baru mu tadi? Apakah dia menggoda mu?" Tanya Hanan dengan cemberut.
"Tidak, dia hanya mengantar dokumen saja." Balas Sergio dengan tersenyum.
"Kau yakin?" Tanya Hanan dengan ekspresi yang tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Sergio.
"Apakah aku terlihat mencurigakan?" Balik tanya Sergio.
"Tidak, aku hanya takut dia macam-macam pada mu." Senyum Hanan dengan memeluk tubuh Sergio dari belakang.
"Kau pikir aku mudah tergoda?" Ucap Sergio dengan menggelengkan kepalanya.
"Tapi, jika di lihat-lihat..... Sekertaris baru mu itu sangat cantik, dia juga memiliki bentuk tubuh yang sempurna. Di bandingkan dengan aku, aku tidak ada apa-apa nya....." Cemberut Hanan yang membuat Sergio terkekeh.
"Meskipun begitu, aku tetap menyukai mu." Peluk Sergio pada Hanan yang terlihat senang.
"Aku harap kau tetap seperti ini...."
•••
Rubella berjalan menuju ruangan nyonya Samantha, di tangannya terdapat beberapa berkas untuk ia serahkan padanya.
"Selamat siang Bella." Sapa Gerald dengan tersenyum lebar pada Rubella.
"Selamat siang juga, Gerald." Balas Rubella dengan tersenyum.
"Masuk saja, bibi sudah menunggu mu di dalam." Ucap Gerald.
"Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu."
Rubella kembali melangkahkan kakinya, hingga akhirnya Rubella sampai di dalam ruangan nyonya Samantha.
"Selamat siang nyonya." Sapa Rubella dengan tersenyum.
"Hmm, duduklah." Balasnya dengan melepaskan kacamata yang di pakainya tadi.
"Terimakasih nyonya." Ucap Rubella dengan duduk di sofa.
"Bella, malam nanti akan ada acara di perusahaan cabang. Mungkin ini terlalu mendadak untuk mu, akan tetapi aku berharap kau terlihat menonjol di bandingkan dirinya. Kau paham bukan apa yang aku maksud?" Tanya nyonya Samantha dengan menatap Rubella.
"Saya mengerti nyonya, untuk hal itu nyonya tenang saja." Senyum Rubella.
"Aku tahu kau pasti bisa melakukannya, bahkan tanpa di persiapkan pun kau akan lebih menonjol di bandingkan dirinya." Senyum nyonya Samantha.
"Hahah nyonya bisa saja." Tawa Rubella dengan pelan.
"Saya serius."
"Ahh baiklah, terimakasih nyonya atas pujiannya."
"Ngomong-ngomong, bagaimana tadi?" Tanya nyonya Samantha dengan penasaran, melihat hal itu Rubella langsung pasang wajah yang penuh dengan gosip.
"Jadi, begini nyonya........"
Rubella menceritakan semua yang ia lakukan pada Sergio, tak ada rahasia apapun yang ia sembunyikan dari nyonya Samantha.
Mereka terlihat asik berbincang satu sama lain, bahkan Gerald yang datang membawakan minum saja tidak mereka hiraukan sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments