Bertemu lagi

Malam ini, Rubella duduk termenung di dalam kamar. Sudah satu Minggu berlalu dia terus seperti ini, entah hal apa yang membuatnya tidak bergairah sekarang.

"Bella, ada seseorang yang mau bertemu dengan mu. Dia berada di ruang VVIP, bersiaplah sayang." Ucap madam Sonya dengan tersenyum.

"Baik mom." Patuh Rubella yang kembali beraktivitas seperti biasanya, begitu pun dengan yang lainnya yang kembali sibuk dengan urusannya masing-masing. Saat bekerja seperti ini, mereka jarang sekali memiliki waktu untuk berkumpul atau berkomunikasi, karena tempat yang mereka datangi pun lumayan jauh di mansion.

Dress hitam selutut yang memiliki belahan hingga pahanya, dan bagian atas yang terbuka lebar sehingga memperlihatkan belahan dadanya yang menggoda. Rubella segera menuju ruang VVIP yang di maksud kan oleh Madam Sonya tadi.

Di dalam ruangan yang sedikit cahaya itu Rubella melihat sosok laki-laki yang berdiri dengan memunggungi nya, dia terlihat tinggi dan seperti Rubella sedikit familiar dengan postur tubuhnya itu.

"Permisi tuan." Sapa Rubella dengan tersenyum lebar.

"Ya, Rubella Warles." Balas laki-laki itu dengan membalikkan tubuhnya, Rubella terkejut bukan main saat melihat sosok Sergio yang ada di hadapannya. Sergio menatap Rubella datar dan penuh pertanyaan.

"Silahkan duduk, tuan." Balas Rubella dengan santai.

Sergio duduk di salah satu sofa yang ada disana, pandangannya terus mengarah pada Rubella. Untuk Rubella sendiri, dia berusaha untuk tetap tenang, meskipun dalam hatinya dia ingin sekali pergi dari sana karena tidak ingin melihat Sergio.

"Vodka or cocktail?" Tanya Rubella dengan mengangkat dua botol alkohol dengan harga paling tinggi disana, jarang sekali ada yang meminum itu karena harganya yang sangat fantastis.

"Terserah." Balas Sergio dengan terus memperhatikan Rubella yang hanya mengangguk dan segera menuangkan Cocktail pada gelas Sergio.

"Apa maksudmu melakukan ini semua? apa ibuku yang menyuruhmu?" Tanya Sergio dengan tegas.

"Apakah saya yang rendahan ini berani melakukan hal tersebut tanpa perintah seseorang, tuan?" Senyum Rubella yang masih terlihat tenang.

"Kau!" Geram Sergio namun Rubella hanya terkekeh.

"Dan lagi, anda juga tidak jadi bercerai dengan istri tercinta anda. Jadi, tidak masalah bukan?" Jelas Rubella yang menohok di hati Sergio, itu memang benar karena Sergio dan Hanan tidak jadi bercerai karena anak yang di kandung Hanan.

"Rubella!!" Sergio bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Rubella, Sergio berdiri di depan Rubella dengan tatapan yang menyala-nyala.

"Berapa?" Tanya Sergio.

"...." Rubella hanya diam dengan penuh keheranan.

"Berapa banyak uang yang di berikan oleh ibuku agar kau mau mendekati ku? 1 milyar? 10 milyar? 1 triliun? atau masih banyak lagi yang di berikan oleh ibuku?" Tanya Sergio dengan tajam.

"Hhh... Apakah anda mau saya mengembalikan uang itu, tuan?" Tanya Rubella dengan bangkit dari tempat duduknya hingga mereka berdua saling berhadapan dengan jarak yang dekat.

"...." Sergio hanya diam karena dia begitu menyukai wajah cantik Rubella yang terlihat tenang namun tegas.

"Kalau begitu saya akan mengembalikannya sekarang, tunggu sebentar...." Ucap Rubella dengan beranjak dari sana, namun Sergio justru menarik tangannya hingga Rubella jatuh tersungkur di atas sofa dengan tubuh Sergio di atasnya.

"Apa yang anda lakukan tuan?" Tanya Rubella dengan berontak, namun kekuatan tubuh Sergio sangatlah besar hingga membuat Rubella kewalahan untuk melawan.

"Aku tidak butuh!! justru aku yang akan memberikan mu uang sebanyak apapun yang kau mau, asalkan kau kembali menjadi wanitaku!!" Tegas Sergio dengan mencium paksa bibir Rubella hingga membuat Rubella terkejut.

"Berhenti!!"

Rubella mendorong paksa tubuh Sergio hingga ciuman mereka terlepas, Rubella tersenyum miring.

"Apa kau berniat membuat istrimu cemburu hingga dia kehilangan bayi nya, tuan?" Tanya Rubella dengan ekspresi yang merendahkan.

"Apa maksudmu?!"

"Meskipun saya seorang *******, tapi saya tidak sekejam itu untuk membuat seorang ibu menangis! terlebih menangis karena melihat perbuatan suaminya yang tidak bermoral!" Sinis Rubella yang membuat Sergio terdiam.

"Saya harap anda paham dan mengerti dengan apa yang saya katakan, tuan Sergio." Ucap Rubella yang merapihkan kembali penampilannya, sudah cukup dia di rendahkan oleh Sergio.

"Bukankah tugasmu memang seperti itu? kenapa kali ini kau menolak? jika kau mau, aku akan memberikan apapun yang kau butuhkan." Ucap Sergio yang justru membuat Rubella tertawa.

"Anda nampaknya salah paham tuan, saya memang wanita rendahan tapi tidak rendahan seperti yang anda pikirkan. Saya permisi..." Tegas Rubella sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

"Nona?" Ucap para pengawal yang berjaga di depan pintu, itu memang tugas mereka yang mengawasi Rubella jika sedang menemani seseorang.

"Aku baik-baik saja." Ucap Rubella dengan tersenyum kecil sebelum akhirnya pergi dari sana dengan ekspresi yang penuh kekesalan, bagaimana bisa Sergio mengatakan hal tersebut? dan lagi, nampaknya Sergio benar-benar ingin mencampakkan Hanan.

Rubella memang tidak berpihak pada siapa siapa, tapi untuk kali ini dia sedikit kasihan pada Hanan. Yang dia tahu, perasaan seorang wanita yang sedang mengandung sangatlah sensitif bahkan dia memerlukan banyak kasih sayang dari orang terdekatnya.

Yang Rubella tahu, Hanan seorang diri dan tidak memiliki keluarga satupun di sana. Hanya Sergio yang dia miliki, tapi laki-laki itu kini justru mencampakkan nya juga.

"Apa yang aku pikirkan? tidak berguna!" Kesal Rubella karena saat ini dia merasa kasihan pada Hanan, meskipun dia tidak menyalahkan nyonya Samantha yang menginginkan mereka bercerai. Tapi untuk kondisi yang sekarang, Rubella harap nyonya Samantha mulai berpikiran terbuka agar bisa memberikan nasihat ataupun pelajaran agar Hanan tidak berlaku buruk, bukankah dengan begitu mereka akan hidup bahagia?

"Hidup bahagia? apakah aku bisa hidup bahagia?" Gumam Rubella yang saat ini berdiri di balkon yang memperlihatkan taman mansion mereka yang indah, disana juga banyak teman-temannya yang sedang bercanda satu sama lain.

"Bell..." Panggil seseorang yang membuat Rubella membalikkan tubuhnya, disana terlihat sosok madam Sonya yang tengah tersenyum padanya.

"Apa kau baik-baik saja sayang?" Tanya madam Sonya dengan mengelus rambut Rubella.

"Aku baik-baik saja mom, bagaimana bisa dia masuk kemari? apakah mom yang mengizinkannya?" Tanya Rubella dengan ekspresi yang tak senang.

"Kau sudah dewasa sayang, harusnya kau bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Apakah kau masih membencinya?" Tanya madam Sonya lembut.

"Tidak mom, aku hanya merasa kasihan pada istrinya. Maksudku, aku sendiri pun heran kenapa aku bisa kasihan pada istrinya itu? apa karena dia sedang mengandung sekarang?" Tanya Rubella yang membuat madam Sonya mengangguk paham.

"Mungkin jiwa keibuan mu sudah mulai tumbuh, tapi itu memang pekerjaan kita. Kasihan atau tidaknya, kita harus melakukannya. Terlebih, kau sendiri yang menyetujui nya dari awal. Momy tidak pernah memaksa mu..." Jelas madam Sonya.

"Aku paham Mom, untuk sekarang. Aku tidak ingin menerima hal seperti itu lagi, apakah bisa mom?" Tanya Rubella dengan penuh permohonan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!