[SCHOOL SYSTEM No. 13] : Menantang, Mrs. Elanor

“Topik kapa yang akan kita bicarakan untuk minggu ini Mrs.” tanya Tery langsung setelah Elanor beberapa saat berdiam diri.

“Ya, tentu saja tentang masalah kalian. Beberapa dari kalian cukup pasif dalam permainan, tapi bukan itu masalah utamanya,” ucapan Elanor terhenti saat dia membagikan nilai siswa di papan tulis. “Salah satu dari kalian tidak lulus satu mapel, kaliam tau jika tidak lulus maka kalian semuanya juga tak akan naik.”

Semuanya langsung melihat papan tulis. Terlihat satu nama di sana dengan satu mapel merah di bawah rata-rata. Tak ada remedial, membuat kelas ini tak ada kesempatan kedua. Dara melihat jelas, namanya ada di posisi pertama dengan perolehan tertinggi, meskipun secara level permainan kurang tapi itu cukup untuk naik kelas.

“Mrs. Elanor, apa yang harus kami lakukan untuk itu?” tanya Tery langsung. Perasaan cemas tak bisa Tery sembunyikan jika dia takut apalagi posisinya sebagai ketua kelas menjadikan beban barat ada di pundaknya.

“Mana saya tau, kalian pikir mendapatkan fasilitas ini semuanya untuk apa? Hanya bersenang-senang? Nikmatilah sendiri,” jawab Elanor seperti tak peduli.

“Bukankah ini tak adil?” jawab Dara yang merasa cemas juga.

Dia selalu dapat rangking pertama, mana mungkin sekarang karena satu orang.

Senyuman miris di tampilkan Elanor, dia benar-benar tak peduli. Gebrakan meja dia lakukan, lantas tersenyum pada Dara. “Lalu? Sudah berapa lama kalian di sini, kalian menikmati tanpa melihat realita, inilah realita sayang inilah keadilan,” jawab Elanor. “Baiklah, sekarang sudah selesai, kalian boleh pulang dan nikmati neraka kalian,” lanjut Elanor langsung pergi dari sana.

Pulang sekolah harusnya adalah hal yang menyengkan, tapi sekarang berbalik menjadi hal yang sangat menekan. Beberapa anak kelas memojokkan Dariel, dia adalah anak yang tak lulus di satu materi pelajaran. Anak yang kasar dan juga keras kepala. Dara tau hanya dengan melihat, masa SMP Dariel itu seperti anak yang tak terurus. Dia pikir melakukan kesalahan akan menjadi keren khususnya di hadapan anak perempuan.

Tery juga di cecar beberapa orang. Sebagai ketua harusnya dia tau permasalahan seperti ini. Jangankan Tery, Dara bahkan tak tau. Dia yang selama ini mempelajari tentang sekolahan seolah tabu akan peraturan tak tertulis itu.

“Apa, apa yang seharusnya aku lakukan,” gumam Dara mencoba untuk mencerna apa yang terjadi.

Dara menutupkan matanya, melihat sekilas saat Dara mempelajari beberapa trik dari buku yang di berikan Damian sebelumnya.

“Tunggu, apa yang kamu kata? Semuanya bisa di selesaikan dengan permainan? Mana ada, saya sudah baca tak ada peraturan seperti itu,” tanya Dara saat dia kebingungan dengan ucapan Damian tentang peraturan sekolahan.

Dara seolah tau semuanya, sudah meluangkan banyak waktu untuk membaca buku tentang sekolah ini. Masalah apapun, Damian mengatakan jika kamu ada masalah dengan guru dan ingin protes maka kamu harus memenangkan permainan dengan guru itu. Cukup mengejutkan pasalnya Dara hanya tau jika permainan terfokus pada murid sekolah tidak menyangkut guru di sana.

Dengan cepat Damian langsung mengarahkan kartu yang dia pegang ke kepala Dara, menampilkan wajah anehnya. “Itulah kamu terlalu fokus sama buku, kamu tau sekolah ini tak sebaik itu. Jika tak percaya cobalah lain kali,” jelas Damian.

Sesaat Dara membuka matanya, bibirnya juga sama terbuka seperti menemukan jawaban yang selama ini dia kira. “Semuanya bisa di selesaikan dengan permainan,” gumam Dara.

Sesaat Dara beranjak dari tempat duduknya membuat anak-anak yang tengah bergaduh menatap ke arahnya. “Tery, bisa tolong ikut aku sebentar?” tanya Dara melihat ke arah Tery.

“Kemana?” tanya Tery balik.

“Menemui Mrs. Elanor,” jawab Dara singkat langsung pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

Tery yang penasaran dengan apa yang Dara lakukan langsung mengikutinya. Jalan Dara cepat tak seperti biasanya. “Kenapa Dara? Kamu ada rencana apa?” tanya Tery langsung sembari mengikuti Langkah Dara.

“Damian kata semuanya bisa di lakukan dengan permainan, mungkin kita bisa menantang Mrs. Elanor akan hal itu. Tapi aku tak ada hak untuk hal itu, jadi aku membutuhkanmu,” jelas Panjang Dara sembari membuka ponselnya. Dara tengah melihat dia harus menggunakan statistik yang mana, dimana dia juga paham dan menurut guru adalah permainan yang aneh. “Mrs. Elanor pasti menginginkan hal yang besar, aku butuh bantuan kamu jika kemungkinan dia menginginkan diri kita sebagai taruhannya,” lanjut Dara.

Sesaat dia berjalan menyadari jika Tery berhenti. Tak perlu waktu lama bagi Dara untuk menyadari hal itu. “Tery?” tanya Dara saat Tery masih berdiam di belakangnya. “Apa yang kamu lakukan, ayo kita bergegas,” lanjut Dara.

“Apa maksud kamu dengan diri kita sebagai taruhannya,” tanya Tery menatap Dara cemas.

“Pada awalnya saya akan menawarkan uang, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan level jika nanti Mrs. Elanor ingin mengalalahkan kita dengan diri kita sendiri sebagai tawarannya,” jelas Dara.

Keduanya sama-sama berdiam, Tery yang mulai ragu dengan mempertaruhkan dirinya.

“Jika seperti itu, kemungkinan kita akan di keluarkan Dara,” jawab Tery.

“Kamu takut Tery?”

“Tidak.”

“Tapi kamu tak yakin. Memang mukin ini akan sulit, apalagi mengalahkan guru yang sudah berpengalaman. Tery apa bedanya nanti jika kita di keluarkan karena tak naik kelas atau ini, tapi saya lebih suka di keluarkan karena kalah taruhan daripada berdiam saja, jika kamu tak mau yasudah saya pergi sendiri,” jelas Dara Panjang.

Dara jujur mecasa kecewa dengan Tery, dia yang seharusnya menjadi ketua dan pemimpin malah berhenti tanpa melihat apa yang akan terjadi. Dara pergi ke ruang guru tapi tak menemukan Elanor di sana, beberapa guru mengatakan jika Elanor ada di roftoop.

Tanpa pikir Panjang Dara pergi dari sana, bergegas naik tangga. Dengan napas yang masih tersenggal melihat Elanor di sana. Bukan untuk makan malam ataupun hanya melihat pemandangan, Elanor tengah menghisap rokoknya.

“Mrs. Elanor?” Tanya Dara memastikan jika di depannya adalah orang yang kamu cari.

“Hmm? Dua puluh menit, cukup cepat Dara, hanya sendiri,” jawab Wanita itu.

Sesaat Elanor berbalik menampilkan senyuman puasnya. Banyak asap rokok yang keluar dari bibir ranum Elanor membuat Dara menyeritkan dahinya.

“Mrs? saya pikir tak pantas untuk merokok di area sekolah.”

“Apakah ada hal yang pantas atau tidak di lakukan Dara, kamu pandai sayang terlalu polos. Langsung saja, apa yang kamu mau di sini,” balas Elanor seolah tak peduli.

“Mrs. saya ingin menantang Mrs. untuk meloloskan Dariel,” jawab Dara.

“Hmph, apa keuntungannya bagi saya. Kamu hanyalah seorang pendamping, kamu juga tak ada pangkat di kelas. Jikapun aku menang, tak ada keuntungan besar.”

Sesuai dugaan Dara, Elanor tak begitu tertarik dengan tawarannya. Dara juga tak bisa menggandeng Tery untuk krmbali. Andaikan Damian ada, dia pasti melakukan hal yang sama demi kemenangannya.

“Jika begitu bagaimana dengan saya? Maaf saya terlambat, Mrs.”

Episodes
1 [SCHOOL SYSTEM, No. 1] : Awal Masuk Sekolah
2 [SCHOOL SYSTEM, No. 2] : Sang Ketua Naga, William Shakespeare
3 [SCHOOL SYSTEM, No. 3] : Seorang Pemimpin, Damian Cardaiga.
4 [SCHOOL SYSTEM, No. 4] : Permainan dan Taruhan.
5 [SCHOOL SYSTEM No. 5] : Ada Hal Yang Mau Aku Tunjukan!
6 [SCHOOL SYSTEM No. 6] :Tunggu dan Lihat Apa yang Mereka Lakukan.
7 [SCHOOL SYSTEM No. 7] : Rencana yang Sempurna
8 [SCHOOL SYSTEM No. 8] : Pelanggaran Ikrar, Zoya.
9 [SCHOOL SYSTEM No. 9] : Tepat di UKS, William dan Dara
10 [SCHOOL SYSTEM No. 10] : Semua Sudah Berakhir, Damian.
11 [SCHOOL SYSTEM No. 11] : Mr. Zeffran, Dia yang Akan Datang
12 [SCHOOL SYSTEM No. 12] : Rencana Jangka Panjang, Mr. Zeffran dan William.
13 [SCHOOL SYSTEM No. 13] : Menantang, Mrs. Elanor
14 [SCHOOL SYSTEM No. 14 ] : Permainan Dimulai!
15 [SCHOOL SYSTEM No. 15 ] : Dara Penghancur Pesta
16 [SCHOOL SYSTEM No. 16 ] : Aku Ini Seorang Pemimpin, Nelson.
17 [SCHOOL SYSTEM No. 17 ] : Damian, Kamu melakukannya Lagi?!
18 [SCHOOL SYSTEM No. 18 ] : Kepala Sekolah, Oscar Shakespeare.
19 [SCHOOL SYSTEM No. 19 ] : Dua Rival, Gerdaeric dan Oscar.
20 [SCHOOL SYSTEM No. 20] : Perasaan atau Keegoisan, Damian Cardaiga.
21 [SCHOOL SYSTEM No. 21 ] : Keadaan Dara Saat Ini
22 [SCHOOL SYSTEM No. 22] : Informan Sembilan Naga, Delia Amston.
23 [SCHOOL SYSTEM No. 23] : Apa yang Dia Inginkan, Sama Seperti yang Aku Inginkan
24 [SCHOOL SYSTEM No. 24] : Permainan Di Mulai! William dan Damian.
25 [SCHOOL SYSTEM No. 25] : Intelegent Children's of Society (ICS)
26 [SCHOOL SYSTEM No. 26 ] : Bukan Tanpa Alasan Memilih Perpustakaan.
27 [SCHOOL SYSTEM No. 27 ] : Tolong! Percayalah Padaku!
28 [SCHOLL SYSTEM No. 28] : Kamu Ingin Pergi? Aku Juga! –ICS FLASHBACK–
29 [SCHOOL SYSTEM No. 29] : Si Kembar, Ellon dan Elina –ICS FLASHBACK–
30 [SCHOOL SYSTEM No. 30] Sosok Ayah, Mr. Edward –ICS FLASHBACK–
31 [SCHOOL SYSTEM No. 31] : Ini Adalah Bunker! –ICS FLASHBACK–
32 [SCHOOL SYSTEM No. 32] : Merasakan Ujung Kematian –ICS FLASHBACK–
33 [SCHOOL SYSTEM No. 33] : Mimpi dan Ilusi -ICS FLASBACK-
34 [SCHOOL SYSTEM No. 34] : Tak Bisa di Batalkan, Damian –ICS FLASHBACK–
Episodes

Updated 34 Episodes

1
[SCHOOL SYSTEM, No. 1] : Awal Masuk Sekolah
2
[SCHOOL SYSTEM, No. 2] : Sang Ketua Naga, William Shakespeare
3
[SCHOOL SYSTEM, No. 3] : Seorang Pemimpin, Damian Cardaiga.
4
[SCHOOL SYSTEM, No. 4] : Permainan dan Taruhan.
5
[SCHOOL SYSTEM No. 5] : Ada Hal Yang Mau Aku Tunjukan!
6
[SCHOOL SYSTEM No. 6] :Tunggu dan Lihat Apa yang Mereka Lakukan.
7
[SCHOOL SYSTEM No. 7] : Rencana yang Sempurna
8
[SCHOOL SYSTEM No. 8] : Pelanggaran Ikrar, Zoya.
9
[SCHOOL SYSTEM No. 9] : Tepat di UKS, William dan Dara
10
[SCHOOL SYSTEM No. 10] : Semua Sudah Berakhir, Damian.
11
[SCHOOL SYSTEM No. 11] : Mr. Zeffran, Dia yang Akan Datang
12
[SCHOOL SYSTEM No. 12] : Rencana Jangka Panjang, Mr. Zeffran dan William.
13
[SCHOOL SYSTEM No. 13] : Menantang, Mrs. Elanor
14
[SCHOOL SYSTEM No. 14 ] : Permainan Dimulai!
15
[SCHOOL SYSTEM No. 15 ] : Dara Penghancur Pesta
16
[SCHOOL SYSTEM No. 16 ] : Aku Ini Seorang Pemimpin, Nelson.
17
[SCHOOL SYSTEM No. 17 ] : Damian, Kamu melakukannya Lagi?!
18
[SCHOOL SYSTEM No. 18 ] : Kepala Sekolah, Oscar Shakespeare.
19
[SCHOOL SYSTEM No. 19 ] : Dua Rival, Gerdaeric dan Oscar.
20
[SCHOOL SYSTEM No. 20] : Perasaan atau Keegoisan, Damian Cardaiga.
21
[SCHOOL SYSTEM No. 21 ] : Keadaan Dara Saat Ini
22
[SCHOOL SYSTEM No. 22] : Informan Sembilan Naga, Delia Amston.
23
[SCHOOL SYSTEM No. 23] : Apa yang Dia Inginkan, Sama Seperti yang Aku Inginkan
24
[SCHOOL SYSTEM No. 24] : Permainan Di Mulai! William dan Damian.
25
[SCHOOL SYSTEM No. 25] : Intelegent Children's of Society (ICS)
26
[SCHOOL SYSTEM No. 26 ] : Bukan Tanpa Alasan Memilih Perpustakaan.
27
[SCHOOL SYSTEM No. 27 ] : Tolong! Percayalah Padaku!
28
[SCHOLL SYSTEM No. 28] : Kamu Ingin Pergi? Aku Juga! –ICS FLASHBACK–
29
[SCHOOL SYSTEM No. 29] : Si Kembar, Ellon dan Elina –ICS FLASHBACK–
30
[SCHOOL SYSTEM No. 30] Sosok Ayah, Mr. Edward –ICS FLASHBACK–
31
[SCHOOL SYSTEM No. 31] : Ini Adalah Bunker! –ICS FLASHBACK–
32
[SCHOOL SYSTEM No. 32] : Merasakan Ujung Kematian –ICS FLASHBACK–
33
[SCHOOL SYSTEM No. 33] : Mimpi dan Ilusi -ICS FLASBACK-
34
[SCHOOL SYSTEM No. 34] : Tak Bisa di Batalkan, Damian –ICS FLASHBACK–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!