Bab 13

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

“Ayo rajut kembali kebahagiaan kita, Sil. Ayo kita bangun keluarga kecil yang dari dulu kita impikan,” ucap Athar dengan suara bergetar.

Air mata Sesil runtuh. Jujur saja, Sesil juga ingin membangun keluarga yang harmonis dan memberi kasih sayang lengkap untuk anaknya.

“Jangan hancurkan rumah tanggamu dengan Raline hanya karena aku dan Sania, Thar,” Ucap Sesil pelan mengusap lembut punggung Athar.

Athar menggeleng. “Rumah tanggaku tidak pernah utuh, Sil. Aku dan Raline tidak pernah bahagia, dan Raline juga akan setuju jika aku menceraikannya,” ucap Athar tanpa memikirkan bagaimana perasaan Raline jika mengetahui semua ini.

Sesil melepaskan pelukannya. Dia menerbitkan senyum dan menghapus air bening yang membasahi pipi Athar. “Kamu ingin kita kembali?” tanya Sesil yang diangguki Athar dengan semangat diiringi dengan senyum manisnya.

“Selama satu bulan, cobalah untuk menjadi suami yang baik untuk Raline. Jika kamu mencintai Raline dalam waktu sebulan itu, maka sebenarnya kamu hanya untuk Raline. Tapi jika dalam sebulan kamu tetap dengan perasaanmu padaku, maka kita akan bersama, Thar” ucap Sesil memberi sebuah persyaratan kepada Athar.

“Tujuh tahun apakah masih kurang? Bahkan sekarang aku masih dengan perasaanku padamu, Sil,” jawab Athar tak menyangka.

“Aku hanya ingin lebih memastikan lagi,” jawab Sesil menatap Athar.

Athar menghela nafas pelan. Dia mengangguk yakin menerima persyaratan yang diberikan oleh sesil. “Baiklah. Aku terima dan aku pastikan sebulan lagi kita akan hidup dalam keluarga kecil yang bahagia,” jawab Athar yakin.

Athar membawa tubuh Sesil kembali ke dalam pelukannya. Sungguh, hari ini tidak akan pernah Athar lupakan karena wanita yang sangat dia cintai telah kembali dalam hidupnya. Sedangkan Sesil, dia menghapus air mata penyesalan yang kini membasahi ujung matanya.

Mungkin terdengar salah dan jahat, tapi semoga semua ini bisa membuat kamu bahagia, Raline. Semoga dalam satu bulan, Athar bisa membuka hatinya untukmu. Batin Sesil dengan perasaan campur aduk mengingat masa lalu yang teramat pedih yang dia berikan kepada orang terdekatnya.

Hanya ini yang bisa Sesil lakukan untuk menebus semuanya. Meski dia belum mengatakan kenyataan pada Athar, tapi setidaknya dia melakukan hal yang bisa membuat Raline dan Athar bahagia nantinya.

.....

Athar dan Sesil berjalan dengan tangan yang saling manyatu, tujuan mereka saat ini adalah ruang kerja Dino yang masih berada di lantai yang sama dengan Sthar.

“Mama,” panggil Sania ketika melihat Sesil dan Athar memasuki ruangan Dino.

Sesil tersenyum. Dia melepaskan genggaman tangan athar dan memeluk putrinya. Mata Sesil beralih mentap Dino yang kini membuang pandangannya dari Sesi. Sesil tersenyum sendu, mungkin memang ini yang harus dia terima sebagai akibat dari perbuatannya.

“Sania,” panggil Sesil lembut yang dibalas tatapan oleh anak itu.

“Ini om Athar dan Om Dino,” ucap Sesil mengenalkan Athar dan Dino, sedangkan Fatan yang mendengar itu sama sekali tidak terkejut karena Dino tadi juga mengenalkan demikian.

Sania mengangguk dan tersenyum. “Hai, Om Athar,” ucap Sania lembut memanggil Athar. Sania tidak lagi menyapa Dino karena dia sudah berkenalan tadi.

Athar tersenyum haru. Tapi dia menatap penuh protes pada Sesil karena mengajarkan Sania memanggilnya Om, bukan Ayah. “Belum saatnya,” ucap Sesil berbisik menatap Athar. Meskipun berat, tapi Athar tetap bisa menerimanya. Athar mengerti, mungkin Sesil tidak mau anaknya kaget, dan Sania yang masih kecil butuh waktu untuk mengerti semuanya.

“Hai, manis,” ucap Athar lembut dan mencolek ujung dagu Sania hingga membuat anak itu tersenyum malu.

Athar memperhatikan wajah Sania dengan lekat. Dengan bergantian dia menatap wajah mungil Sania dan wajah sesil. Tidak ada kemiripan dalam wajah mereka, hanya saja senyum Sanaia dan Sesil yang sedikit mirip.

Athar terus menaap wajah Sania, wajah yang sangat familiar dan dia rasa sangat mirip dengan seseorang, tapi siapa? Athar menggelengkan kepalanya mengusir berbagai perkiraa yang membuatnya bingung.

Athar kembali menatap sekitarnya. Matanya melihat Sesil yang menatap Dino penuh harap. Sedangkan Dino? Lelaki itu membuang muka dan tidak membalas tatapan Sesil sama sekali.

“Ekhem! Fatan, bisa ikut keruangan saya? Kita bicarana mengenai design baru yang kamu bawa,” ucap Athar yang mengerti keadaan Sesil dan Dino saat ini.

Fatan mengangguk. “Bisa, Pak,” jawab Fatan patuh.

“Ayo ikut Om, Sayang. Diruangan om lebih banyak mainan nanti,” ucap Athar membujuk Sania yang dibalas anggukkan antusias oleh anak itu. Sebenarnya tidak ada mainan, tapi nanti Athar bisa membujuk sania dengan TV pintar yang ada di ruangannya.

“Sesil-”

“Biar Sesil disini dulu. Ada hal yang harus pak Dino bicarakan dengan Sesil,” ucap Athar memotong perkataan Fatan yang membuat lelaki itu bingung.

“Mereka adik kakak,” ucap Athar singkat yang membuat Fattan melotot terkejut mendengarnya.

“Jangan buang waktu saya, Fatan!” ucap Athar tegas yang membuat lelaki itu langsung mengikuti Athar keruangannya.

.....

Kini diruangan itu hanya ada Dino dan Sesil. Ya, seperti yang Athar katakan, Dino dan Sesil adalah kakak beradik.

“Abang,” panggil Sesil dengan suara bergetar menahan tangisnya. Sungguh, Sesil sangat rindu dengan sosok Dino yang menjadi abang sekaligus orang tua untuknya. Tujuh tahun mereka tidak bertemu dan sekarang keduanya bersitatap secara tiba-tiba.

“Abang,” panggil Sesil lagi berjalan selangkah mendekati dino.

“Kenapa kamu kembali?” tanya Dino tegas tanpa menatap sesil sedikitpun.

“Bukan keinginan sesil untuk bertemu Athar, tapi bertemu abang memang doa yang selalu Sesil langitkan,” ucap Sesil menahan tangisnya.

“Kali ini kekacauan apa lagi, Sesil?” tanya Dino pelan namun terdengar sangat menusuk di telinga Sesil.

“Sesil minta maaf,” ucap wanita itu tak kuasa menahan tangisnya.

“Jika saja bukan karena Raline yang meminta, sudah pasti kamu tidak akan ada di negara ini, Sesil,” ucap Dino menatap Sesil datar.

“Dan sekarang kamu kembali untuk merebut suami yang selalu dia harapkan cintanya?” tanya Dino lagi menatap Sesil sayu. Sungguh, seberapapun bencinya, Sesil tetaplah adiknya. Dalam tubuh mereka mengalir darah yang sama.

“Sesil gak ada niat merebut, Sesil sama sekali gak berniat merebut Athar, Bang,” ucap Sesil meyakinkan Dino.

Sesil kembali berjalan mendekat. Tepat di depan kaki Dino, wanita itu berlutut dan memegang kedua tangan Dino. “Sesil minta maaf,” ucap wanita itu dengan dahi yang menempel pada punggung tangan Dino.

Dino menegang. Dagunya bergetar menahan tangis melihat adiknya yang kini berlutut di depannya. Ada tangis haru, rindu sekaligus kecewa yang bercampur menjadi satu. “Saya harus bereaksi bagaimana sekarang?” tanya Dino menatap Sesil dari atas.

Sesil mendongak menatap Dino dengan mata yang sudah berair. "Haruskah saya menampar dan mengusir kamu dari sini?”

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Terpopuler

Comments

Soeharti Rifangi

Soeharti Rifangi

semakin penasaran aku kaak heheehe ,ada rahasia apalagi yaa antara dino,sesil

2023-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!