Zhafira teringat tentang kejadian ketika dia dengan bapaknya yang bertengkar karena masalah pekerjaan.
"Apa gua pending dulu aja kali ya tapi sayang udah de biar, atau gua bilang ke mamah aja dulu kali ya minta saran. Gimana nanti kalau gua ribut lagi sama bapak?" ribut zhafira dalam hatinya banyak pertanyaan yang ia tanyakan sendiri untuk dirinya.
Untuk saat ini zhafira mempending undangan interview tersebut sampai dia berani berbicara kepada mamahnya terlebih dahulu.
Beberapa hari kemudian mamah zhafira bercerita kepada zhafira tentang keuangan keluarga yang sedang bermasalah karena warung nasi yang sepi pembeli.
" zhafira dari kemarin bapak selalu ngomongin tentang penghasilan lagi yang makin merosot" ujar mamah zhafira dengan wajah sendunya.
"Yah lagian aku kerja aja gak boleh kan jadi yaudah syukuri sama nikmatin aja dan gausah banyak mau dan ngeluh ini itu" ujar zhafira dengan nada yangs edikit emosi.
"semua juga salah dia kenapa selalu ngelarang" tambah zhafira.
"Sepertinya untuk bekerja bapak kamu sudah mengizinkan karena kamu ngambek sama bapakmu beberapa hari itu" ujar mamah zhafira kepadanya sedangkan zhafira langsung teringat dengan undangan interview tersebut.
"seriusan mah" ujar zhafira dengan wajah yang senang.
"iya emangnya kenapa, kamu dapet panggilan lagi?" tanya ammah zhafira.
"Iya mah kemarin aku dikasih undangan untuk interview kerja diperusahaan ritel dan jadwal interviewnya itu besok" ujar zhafira kepada mamahnya dengan menunjukan ponselnya.
"Iya dicoba saja dulu barangkali itu rezeki kamu" ujar mamah zhafira dengan senyum mengembang diwajahnya.
"amiin yang paling serius diseluruh dunia dan akhirat mah, apa nanti aku minta anter aja kali ya sama bapak untuk interview?" Tanya zhafira kepada mamahnya.
"Lebay kamu, Iya coba aja kamu tanya sama bapak langsung"jawab mamah zhafira.
Zhafira melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu yang dimana ayahnya sefang asik menonton tv. Zhafira sejenak melupakan kejadian pada hari itu dimana ia dan bapaknya bertengkar.
"Pak besok anterin zhafira untuk interview bisa kan? Di jam 13.00"tanya zhafira dengan hati-hati takut ayahnya akan meledak kembali.
"Interview apa?" Bukannya menjawab ayah zhafira malah balik tanya.
"kerja pak, deket ko dari rumah, kalo keterima lumayan gajinya untuk bantu-bantu." Ujar zhafira meyakinkan ayahnya supaya dia bisa interview ditempat itu.
"Oke besok bapak antar kamu" ujar ayah zhafira. Zhafira yang mendengar perkataan ayahnya tersebut merasa kaget dan bahagia.
"makasih banyak bapak" ujar zhafira dan dia langsung menuju kamarnya untuk mempersiapkan beras dan juga pakaian yang akan dibawanya besok.
Keesokan harinya zhafira bangun pukul 07.00 pagi tidak biasa bukan, karena zhafira terkenal dengan sebutan perawan siang bolong karena di selalu bangun di siang hari.
Interview akan diadakan pada pukum 10.00 pagi yang dimana sekarang pukul 08.00 pagi zhafira sudah selesai menyiapkan semua keperluan untuk interviewnya hari ini.
"Aduh ko gua deg-degan gini ya padahal gua udah ngerasa cukup percaya diri sama apa yang gua punya pasti bisa kamu zhafira semangat 45" ujar zhafira meyakinkan dirinya.
"Oke saatnya kita berangkat karena memakan waktu 20 menit dari rumah, sebekum itu kita minta restu sama ibu negara" tambah zhafira sambil bergegas menuju mamah dan bapaknya untuk segera berangkat.
"mah doain aku supaya keterima dengan hasil yang terbaik, assalamualaikum dadah mamah" ucap zhafira.
"iya mamah doain yang terbaik untuk anak kesayangan mamah" jawab mamah zhafira. Zhafira diantar ayahnya menggunakan motor milik ayahanya.
Sesampainya disana masih ada banyak waktu luang jadi zhafira dan ayahnya menyempatkan untuk membeli kudapan untuk sarapan mereka berdua yang ada didekat tempat interview zhafira.
"ko gua ngerasa ada yang aneh tapi apa ya" ujar zhafira dalam hati.
"Kalo kamu masuk kerja disini pulangnya jam berapa dan berangkatnya jam berapa nak" tanya bapak zhafira kepadanya.
"Myasuk aj blum udah ditanya" ujar zhafira dengan tidak jelas karena dia menjawab sambil mengunyah makanan tersebut.
"kirain kamu udah tau" jawab ayah zhafira.
Setelah itu zhafira bergegas menuju kantor tempat dimana ia interview.
Zhafira dipersilahkan masuk kedalamoleh staff ke ruangan yang sangat besar dan cantik dengan nama bertulisan ceo tersebut di meja kerjanya.
"Selamat pagi, silahkan perkenalkan diri anda" ujar Ceo perusahan tersebut seraya tersenyum ramah kepada zhafira.
"Perkenalkan nama saya zhafira annisa saya kelahiran tahun 2003 saya lulusan SMA jurusan MIPA" ujar zhafira memperkenalkan diri dengan sangat lengkap bahkan terdengar sangat percaya diri.
"Oke zhafira kalo boleh saya akan liat berkas kamu dulu untuk saya tinjau, silahkan dikeluarkan untuk berkasnya zhafira" ucap ceo tersebut kepada zhafira
Sontak zhafira kaget bahwa ternyata ada yang aneh adalah karena ia tidak membawa berkas tersebut yang sudah tertata rapih padahal berkas itu adalah syarat utama untuk interview yang tertinggal dimeja riasnya.
"Pak saya minta maaf dengan sangat saya rasa berkas saya tertinggal di meja rias kamar" ujar zhafira dengan senyumannya yang canggung dan menyatukan kedua tangannya kepada ceo tersebut.
" kenapa bisa tertinggal bukankah sudah jelas persyaratan utama adalah membawa berkas tersebut" ujar ceo tersebut dengan nada yang sedikit menekan kepada zhafira.
"Perkenalan kamu sudah cukup bagus untuk saya, sekarang kamu boleh keluar dari ruangan saya dan manager saya akan menyampaikan hasil interview kamu paling lambat besok. Terimakasih zhafira" ujar ceo sambil tangannya menunjukan jalan keluar untuk zhafira.
"Baik pak, terimakasih dan maaf sebelumnya, selamat pagi" ujar zhafira yang langsung bergegas menuju keluar untuk menemui ayahnya.
Zhafira menyembunyikan wajah kesal dan kecewanya karena ia tidak ingin membuat ayahnya merasa sendu.
"Lancar gak nak interviewnya?" Tanya ayah zhafira dengan wajah super excited.
"Iya lancar, tinggal tunggu hasilnya aja paling lambat besok" ujar zhafira dengan sedikit canggung dia sedikit berbohong karena takut ayah zhafira merasa kecewa kepadanya.
Selama perjalanan diatas motor hanya ada keheningan diantara mereka berdua, tapi didalam otak zhafira sudah sangat ramai dengan pikirannya sendiri.
Sampai akhirnya mereka tiba didepan rumahnya, belum sempat zhafira turun dari motor mamahnya sudah menanyakan bagiaman ahsil interview zhafira.
semakin membuat zhafira merasakan frustasi yang hebat.
"Gimana zhaf berhasil" tanya mamah zhafira dengan nada yang tak kalah bersemangat.
" belum tau ni mah paling lambat besok hasilnya keluar" ujar zhafira sambil meninggalkan mamahnya menuju kedalam kamarnya.
Sesampainya dikamar zhafira langsung membuang tas dan sepatunya disembarang tempat dan langsung berbaring.
"bodoh, bodoh, bodoh kenapa anda bodoh memang aku bodoh" ujar zhafira sambil memukul mukul kepalanya.
Tak lama dari itu zhafira langsung bangun menuju meja riasnya dan mengambil berkas tersebut ditangannya.
" berkas sialan, seharusnya tadi gua gak lupa bawa ini" ujar zhafira yang sangat kesal pada saat itu dia juga membanting berkas tersebut sehingga kertas kertas yang ada didalam map berserakan.
"Udah pasti nih 1000 persen gak akan diterima yakiniku banget" ujar zhafira.
Entah ada setan apa yang masuk kedalam dirinya tiba tiba dia langsung menangis tanpa mengeluarkan suara mungkin dia merasa sangat kecewa dengan kebodohannya.
Sampai akhirnya zhafira terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments