menyebalkan

Zhafira mendapat notifikasi pesan dari baron yang dimana baron ingin berfoto dengan mereka yang sudah datang mendukungnya.

Akhirnya mereka memutuskan menuju ke belakang lapangan lagi untuk bertemu dengan baron.

"zhaf, rin, nin sini kita foto bareng, makasih ya udah dukung gua" ujar baron.

"sama-sama ron lagian kita juga punya waktu luang banyak hari ini" jawab zhafira dengan tersenyum.

Mereka pun berfoto bersama dengan baron, baron juga bilang bahwa hari ini ia merasa senang karena ada dukungan dari temannya.

"Kan zhafira bilang ada waktu luang, tadi kata devin kalian bertiga mau ditraktir makanan karena udah dateng" ujar baron sambil melirik kearah devin.

"Iyakan vin" tambah baron.

Devin pun yang disebut namanya hanya mengangguk dan lanjut membereskan pakaian olahraganya.

"skuy kita duluan keparkiran naik mobil devin gua udah capek banget" ujar baron, seraya menyeret pergelangan tangan zhafira.

Nina dan rina pun otomatis ikut dengan mereka.

"bisa-bisanya gua diem aja sama ulah baron" ujar devin sambil berlari kecil menuju kearah baron dan lain-lain.

"Buka vin cepet pintunya gua capek" ujar baron dengan wajah yang lesuh.

"Lu fikir, lu doang yang capek kita juga capek teriak teriak nyemangatin lu" ujar nina.

Tanpa berkata apapun devinpun langsung membukakan pintu mobilnya agar kegaduhan tersebut tidak berlangsung lama.

"Udah deh mending lu masuk ron" ujar zhafira. Mereka pun satu-persatu masuk kemobil milik devin.

"Ini kita mau makan kemana?" Tanya devin.

"Kemana aja lah" jawab baron.

Tak lama baron sudah terkapar di kursi penumpang karena pertandingan basket tersebut menguras tenaganya.

"Kita ketempat pecel lele aja atau gak bakso ke gausah yang mahal" ujar zhafira.

Tanpa menjawab devinpun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Hanya keheningan tidak terdengar suara apapun dimobil devin karena nina, rina dan baron sudah tidur terlelap dikursinya hanya menyisahkan zhafira dan devin.

"Devin boleh dengerin musik gak ya?" Tanya zhafira dengan perlahan takut teman-temannya terbangun.

"Lu sambung aja bluetooth mobil ini, keliatan kan namanya" jawab devin.

"Okedeh" ujar zhafira.

Zhafira mulai memutar playlistnya lagu pertama yang ia dengarkan adalah lagu just friend milik audrey mika.

Zhafira juga ikut bersenandung menyanyikan lagu tersebut.

"Ini jadinya mau mie ayam atau pecel lele?"tanya devin.

"Kalo mie ayam lele gimana vin?" Tanya zhafira sambil tertawa.

Devin hanya terdiam dengan jokes yang zhafira buat.

"Ni orang gabisa banget diajak bercandnaya" ujar zhafira dalam hatinya.

"Udah pecel lele aja, tuh depan kekiatan warungnya" ujar zhafira sambil menunujuk kearah warung pecel lele.

Tanpa sepatah kata pun devin langsung memarkirkan mobilnya di sebelah warung tersebut.

"Guys udah sampe ni, ayuk bangun" ujar zhafira.

"Kita dimana ni?"tanya baron sambil berusaha membuka matanya.

"Warung pecel lele, udah ayuk bangun" ujar zhafira yang langsung membuka pintu mobil.

Mereka duduk dan memesan makanan ke abang pecel lele tersebut, tak lama makanannya tiba dan mereka menikmati makanan tersebut.

"Pedes banget sambelnya kampret" ujar nina.

"Yah gausah dimakan nina namanya juga sambel ya pedes yang manis mah ni muka gua ahahahha" ujar baron dengan nada tertawa.

"Minum nin minum gausah dijawab si baron mah" jawab zhafira.

Setelah beberapa saat mereka sudah menyelesaikan semua makanannya dan bergegas menuju ke mobil devin kembali.

"Ini kan rumah gua udah deket, selebihnya kalian bilang aja ya rute rumah kalian dimana biar devin anter kalian sampe rumah" ujar baron.

"Lu pikir gua supir taxi" jawab devin dengan wajah datarnya.

"Atau ga lu turunin kita di rumah baron semua aja vin, biar nanti kita naik taxi buat ke rumah nina" ujar zhafira.

"Udah gausah gua anter kalian satu-satu" jawab devin.

Setelah itu mobilnya melaju kembali menyusuri jalanan ibu kota.

Tidak lama setelah itu mereka sampai di rumah baron.

"Makasih sayang devin besok lagi" ujar baron sambil turun dari mobil devin.

Devin tidak menyauti perkataan baron dan ia langsung menjalankan mobilnya kembali.

"Rumah kalian dimana jawab satu-satu jangan barengan?" tanya devin.

"Gua di perumahan cempaka no.5" ujar nina.

"Gua jalan tanah besar no.29" ujar rina.

"Gua di perumahan bandara kota" ujar zhafira.

Devin mengantarkan satu persatu wanita tersebut dimana dia menyisahkan zhafira yang terakhir.

"Rumah lu searah sama rumah gua jadi lu yang terakhir" ujar devin sambil emlirik kearah zhafira

"Siapa juga yang nanya" ujar zhafira dalam hatinya.

"Lu pindah kedepan gua bukan supir lu" ujar devin.

Tanpa banyak bicara zhafira langsung merubah posisi duduknya disebelah devin.

Hanya ada keheningan lagi didalam mobil tersebut, suasana disekitar sangat macet yang mengakibatkan mereka berdua sedikit terlambat sampai tujuan.

"Tumben banget ya macet" ujar zhafira.

"Weekend" jawab devin singkat.

"Lu tuh emang biasanya sedingin ini ya sama orang?" Tanya zhafira sambil melirik kearah devin dengan wajah sedikit kesal.

"Nggak juga"jawab devin.

"Trus gua salah apa sama lu sampe lu sedingin ini sama gua" tanya zhafira.

"Tergantung siapa yang gua ajak bicara" jawab devin.

"Gajelas ni cowo, muka doang cakep otaknya aneh" ujar zhafira dalam hati.

Tidak lama, zhafira sudah sampai didepan rumahanya dia langsung turun.

Belum sempat dia mengucapkan terimakasih, mobil devin sudah melaju terlebih dahulu.

"Tuh cowok emang beneran gila" ucap zhafira.

Tidak peduli dengan devin zhafira memutuskan masuk kedalam rumahnya

Ternyata mamah dan bapaknya zhafira sudah tertidur dikamarnya tak lupa zhafira mengunci pintu rumah tersebut.

Setelah itu zhafira kembali menuju kamarnya untuk mandi dan juga istirahat.

Keesokan harinya mamah zhafira menghampiri zhafira yang masih terlelap didalam kamarnya.

"Zhaf bangun ada temen kamu tuh" ujar mamah zhafira perlahan sambil menggoyangkan tubuh putrinya tersebut.

"Siapa sih mah bohong aja mana pernah temen aku main kerumah" ujar zhafira dengan setengah sadar.

"Mamah serius cowok lagi tamunya" ucap mamah zhafira.

"Pacar kamu mungkin" tambah mamah zhafira.

"Tambah aja halunya si mamah biar aku cepet bangun" ujar zhafira dengan mata yang masih terpejam.

"Yaudah kalo kamu gak percaya, namanya devin" ujar mamah zhafira sambil menuju keluar kamar putrinya.

"HAH DEVIN" ujar zhafira kaget karena tak percaya.

Tanpa aba-aba zhafira langsung bangun dengan tegak menuju keruang tamu untuk melihat fakta lapangan.

"Anjir ngapain lu ke rumah gua sepagi ini emang gua ada salah apa sama lu, apa karena gua gak ngucapin makasih kah, itu salah lu soalnya lu udah melengos duluan" ujar zhafira kepada devin dengan nada sesikit tinggi.

"Zhafira gak sopan ih ini si devin nganterin handphone kamu yang ketinggalan di mobilnya" ujar mamah zhafira sambil menunjuk handphone zhafira dimeja.

"Astaga ko bisa bisanya gua lupa sama hp gua" ujar zhafira sambil meraih ponsel tersebut dari mamahnya.

"mangkanya kamu tuh jangan suudzon sama orang, gak baik . Oke mamah balik kedapur dulu buat masak ya" ujar mamah zhafira meningglkan mereka berdua.

" ko lu nggak bilang sih kalo lu tau hp ini ada dalem mobil lu" ujar zhafira dengan nada sedikit tinggi.

"Kalo gua tau juga langsung gua kasih kali, itupun gua tau pas gua mau ambil baju kotor gue" ujar devin dengan wajah sinis.

"Yaudah sekarang lu bisa pulang udah selesai kan urusannya" ujar zhafira.

"Ko lu gak ada makasihnya si, tadimah gua buang aja tuh handphone" ujar devin dengan wajah kesalnya.

"iya deh iya makasih ya devin silahkan keluar sekarang juga" ujar zhafira dengan wajah menyebalkan.

Zhafira pun langsung pergi kekamarnya meninggalkan devin sendirian.

Devin pun memutuskan untuk pulang dari kediaman wanita tersebut.

"Loh udah selesai ngobrolnya?" Tanya mamah zhafira kepada devin.

"Udah tante, cuman nganterin handphone aja ko sekalian pamitan ya tante" jawab devin.

"Iya nak hati-hati ya" ujar mamah zhafira

Devin pun pergi dengan mobilnya dari halaman rumah zhafira.

"Kayanya gua udah gila deh bisa-bisanya gua nganter handphone tuh cewek" ujar devin sambil memukul kepalanya.

"Dari mana cerianya tuh orang marah-marah doang isinya" tambah devin.

Sedangkan zhafira dikamarnya sedang shock tak percaya mengapa handphonenya tertinggal dan ia tidak menyadarinya.

"Bisa-bisanya handphone gua ketinggalan di mobil tuh kulkas" ujar zhafira dengan nada kesal.

"Udah mana pas awal ketemu gua kaya suka tapi makin kesini ogah" tambah zhafira.

Zhafira pun keluar ke kamarnya setelah ia mandi dan berpakaian.

Saat hedak mengambil makan tiba-tiba zhafira dicecar beberapa pertanyaan oleh mamahnya.

"Sayang itu tadi pacar kamu kan, ko gak pernah dikenalin sama mamah" ujar mamah zhafira dengan senyuman diwajahnya.

"Apaansih mah mana ada pacar kenal aja nggak" ujar zhafira dengan wajah bete.

"Kalo kamu gak kenal kenapa dia bisa tau nama dan rumah kamu?" Tanya mamah zhafira.

"Yah dia kan supir taxi online itu tanggung jawabnya lah buat ngembaliin barang yang bukan punya dia" jawab zhafira.

"Masa iya supir taxi online seganteng itu" ujar mamah zhafira dengan nada menggoda zhafira.

"Terserah deh" ujar zhafira meninggalkan mamahnya dengan membawa piringnya untuk dibawa kekamarnya.

"Apaansih siapa juga yang pacaran sama orang gila kaya dia" ujar zhafira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!