Jatuh Cinta Pada Bad Boy

Jatuh Cinta Pada Bad Boy

Chapter 1 Kekacauan

Tantri baru saja membaringkan tubuhnya di atas ranjang, setelah mengerjakan home work dari guru Kimia nya. Seperti biasa, mata gadis itu sangat susah terlelap, karena banyak keinginan dalam hati yang belum terpenuhi. Gadis itu memiringkan tubuhnya ke kanan, dan mengambil guling untuk dipeluk sambil tidur. Tiba-tiba..

"Aku sudah tidak tahan lagi pa..., selalu sikapmu keras dan arogan seperti itu, jika aku meminta penjelasan darimu." terdengar teriakan Nyonya Monica, mama Tantri.

Merasa tidak asing dengan teriakan yang selalu meramaikan malam-malam di rumah seperti biasanya, Tantri berusaha mengabaikan, dan menutup telinga dengan menggunakan penyumbat telinga. Gadis itu sudah tidak mau tahu, apa yang terjadi antara papa dan mamanya, karena memang sudah sering terjadi hal seperti itu.

"Tutup mulutmu Monica.. kamu selalu mencurigaiku, padahal aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan kalian. Terutama kebutuhanmu dan juga kebutuhan Tantri. Dari mana uang untuk mencukupi semua kebutuhan foya-foyamu, kebutuhan sosialita dan gaya hidup hedonisme itu, jika aku tidak menghabiskan waktu di kantor, atau berkeliling melakukan kunjungan kerja.." terdengar Tuan Chandra Atmadja menjelaskan pada istrinya.

"Bullshit... jangan bohongi mama lagi pa... Sudah bosan, mama mendengar alasanmu yang selalu itu saja. Mama hanya ingin penjelasan, siapa perempuan yang berada di atas ranjangmu, jangan mengalihkan pembicaraan." kembali suara keras Nyonya Monica terdengar.

Selanjutnya, Tantri sudah tidak mau lagi mendengarkan pertengkaran itu. Gadis itu menambahkan bantal dan guling untuk menutupi telinga, agar suara pertengkaran kedua orang tuanya tidak masuk ke dalam telinga. Namun...

"Prang... bluamm..." tiba-tiba terdengar suara keras pecahan keramik, dan pintu dibanting.

Secara reflek, Tantri mengangkat tubuhnya dan berlari keluar dari dalam kamar. Di atas tangga, gadis itu melihat mamanya Nyonya Monica sedang menarik trolly bag, dan menuju ke arah pintu keluar.

"Mama... mau kemana, jangan tinggalkan Tantri mam..." gadis itu berteriak, mencoba menahan mamanya yang akan keluar meninggalkan rumah.

Namun bukannya menjawab, perempuan itu hanya menoleh sebentar ke arah putrinya, dan dengan cucuran air mata, Nyonya Monica mengangkat tangan ke atas, sebagai salam perpisahan dengan putrinya. Tantri tidak bisa berbuat apapun, selain hanya melihat punggung mamanya yang akan membuka pintu ke arah luar.,

"Ingat Monica... begitu kakimu keluar meninggalkan pintu, aku akan mendiamkanmu, dan tidak akan menganggapmu ada. Banyak kesempatan untuk membawa perempuan lain ke ranjangku, yang lebih muda dan lebih molek darimu." terdengar teriakan Tuan Chandra Atmadja,

Tetapi laki-laki itu tidak mengejar dan menahan istrinya, melainkan hanya berteriak di belakang. Tantri yang semula akan turun untuk mengejar mamanya, tertahan di atas tangga dan hanya bisa menangis meratapi kebahagiaan hidupnya. Dari lantai bawah, Bibi Surti asisten rumah tangga yang sudah lama mengabdi pada keluarga ini, hanya bisa menatap prihatin pada Tantri. Namun perempuan paruh baya itu hanya bisa berdiam diri, dan merasa takut akan dimarahi oleh majikan laki-lakinya, jika naik mendatangi Tantri.

Ketika Tuan Chandra Atmadja sudah kembali ke dalam kamarnya, barulah Bibi Surti perlahan naik dan mendatangi Tantri. Dengan pandangan prihatin, perempuan itu memeluk tubuh gadis itu, dan Tantri menangis dalam pelukan perempuan paruh baya itu.

"Sabar Non... mama hanya ingin mendinginkan suasana, besok pagi paling sudah akan kembali pulang ke rumah. Begitu juga dengan Tuan Chandra, papa Non masih emosi, belum bisa mengendalikan diri. Jadi mungkin papa Non berpikir, lebih baik Nyonya Monica pergi dulu, dan setelah mereka sama-sama dingin, baru akan menyelesaikan masalah mereka.." dengan suara pelan, Bibi Surti mencoba menenangkan perasaan Tantri.

"Iya Bi.., antar dan temani Tantri kembali ke kamar Bi.. Jangan pergi, sebelum aku bisa tertidur.." tidak ada yang bisa diucapkan lagi oleh gadis itu. Perlahan perempuan paruh baya itu, membawa Tantri kembali memasuki kamar tidurnya.

**********

Keesokan paginya..

Setelah bersiap dan mengenakan pakaian seragam, Tantri berjalan keluar menuruni tangga. Gadis itu langsung berjalan menuju ke ruang makan, dan terlihat papanya sedang sarapan pagi juga. Sama sekali tidak terlihat dalam wajah laki-laki itu, jika tadi malam telah terjadi perang mulut dengan istrinya, yang berakhir Nyonya Monica pergi meninggalkan rumah.

"Selamat pagi pa.." seperti biasa Tantri menyapa papanya.

"Mmmmpphh... pagi." sahut laki-laki paruh baya itu singkat,

Melihat ada nasi goreng dan telur ceplok buatan Bi Surti, Tantri segera menuangkan dua sendok nasi ke piringnya. Tanpa bicara lagi, gadis itu mulai menyendokkan beberapa suap nasi ke mulutnya. Tantri mengunyah perlahan, dan terlihat ada panggilan masuk ke ponsel papanya. Dari tempatnya duduk, wajah perempuan muda cantik terlihat oleh Tantri, dan gadis itu seketika menghentikan makan paginya.

"Siapa itu pa.. yang sedang melakukan panggilan pada papa..?? Apakah tidak sebaiknya, papa saat ini pergi mencari keberadaan mama, dan membawanya lagi untuk pulang ke rumah ini..?" dengan berani, Tantri bertanya pada laki-laki paruh baya itu.

"Apa katamu Tantri.. kamu masih anak kecil, tidak tahu apa yang menjadi urusan orang tua. Pergi meninggalkan rumah ini, adalah pilihan mamamu, untuk apa papa yang harus pusing mencarinya. Dan untuk siapa yang menelpon papa pagi ini, kamu tidak perlu tahu. Banyak relasi yang harus berhubungan dengan papa..." dengan tegas, tampak Tuan Chandra Atmadja memberi penjelasan pada putrinya.

"Tapi pa... papa dan mama adalah orang tua Tantri, dan juga suami istri. Tidak baik bertindak apatis seperti itu pa... pahamilah mama, dan juga Tantri.." seperti seorang yang kehilangan kesadaran, Tantri berani berteriak pada papanya.

Apalagi papanya terlihat me reject panggilan dari perempuan muda itu, dan sudah berdiri ingin meninggalkan putrinya sendiri.

"Tantri... jaga bicaramu. Kamu masih kecil, tidak tahu urusan suami istri. Yang penting, rekeningmu selalu papa isi bukan, dan berapa lagi yang kamu inginkan, sampai kamu berani menggertak papamu pagi ini. Bukan papa yang meminta mamamu untuk keluar dari rumah ini, tetapi mamamu sendiri yang memilih dan melakukannya. Dan sekarang, kamu berani menyalahkan hal itu pada papa..." suara keras tidak mau kalah, tampak mengimbangi suara Tantri.

Tatapan laki-laki, papa kandung Tantri itu tampak merah. Sama sekali tidak terlihat, ada kasih sayang pada pandangan mata itu pada putri kandungnya. Gadis itu merasa kaget, dan Tantri juga berdiri, serta berlari meninggalkan piring nasinya yang belum habis.

"Tunggu Tantri... jaga sikapmu. Atau papa akan memblokir semua aksesmu ke rekening, jika kamu berani membantah papa.." gadis itu sudah tidak mau menggubris lagi kata-kata papanya.

Tantri terus bergegas keluar, dan melihat pak Jaya sudah bersiap di depan mobil, tanpa bicara Tantri langsung masuk ke dalam mobil tersebut. Hanya air mata yang menemani gadis itu, sampai menuju ke sekolah.

***********

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Astaghfirullaah...
Istighfar, Papa Chandra...istighfar..
Jgn mnjd Kepala klrga yg menzholimi klrg sendiri ...

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Kekacauan
2 Chapter 2 Kejutan Siang
3 Chapter 3 Perlakuan Papa
4 Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5 Chapter 5 Pertolongan
6 Chapter 6 We are Biker
7 Chapter 7 Sketchy
8 Chapter 8 Perkelahian
9 Chapter 9 Jejak Digital
10 Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11 Chapter 11 Memukul Balik
12 Chapter 12 Bertemu Zorra
13 Chapter 13 Marah
14 Chapter 14 Berpisah Tujuan
15 Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16 Chapter 16 Mengantar Pulang
17 Chapter 17 What, and where is the error?
18 Chapter 18 Berkelahi
19 Chapter 19 Rasa Penasaran
20 Chapter 20 Tidak Enak Hati
21 Chapter 21 Berjaga-jaga
22 Chapter 22 Merendah
23 Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24 Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25 Chapter 25 Kamu Terluka?
26 Chapter 26 Niat Balas Dendam
27 Chapter 27 Beking
28 Chapter 28 Peluang Hacker
29 Chapter 29 Guru Baru
30 Chapter 30 Salah Paham
31 Chapter 31 Mencari Tahu
32 Chapter 32 Posesif
33 Chapter 33 Hati yang Pedih
34 Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35 Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36 Chapter 36 Keributan
37 Chapter 37 Perkelahian
38 Chapter 38 Aksi Siswa
39 Chapter 39 Bukti Berbicara
40 Chapter 40 Tuntutan
41 Chapter 41 Masalah Keluarga
42 Chapter 42 Menghilang
43 Chaper 43 Galau
44 Chapter 44 Konflik Internal
45 Chapter 45 Trial
46 Chapter 46 Refreshing
47 Chapter 47 Tidak Ada jejak
48 Chapter 48. Dunia Bawah
49 Chapter 49. Penyesalan
50 Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51 Chapter 51. Terpisah
52 Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53 Chapter 53 Bergerak Cepat
54 Chapter 54 Mengamankan Diri
55 Chapter 55 Perlawanan
56 Chapter 56. Ada Dimana Aku
57 Chapter 57 Tokyo
58 Chapter 58 Tersadarkan
59 Chapter 59 Jalan Keluar
60 Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61 Chapter 61. Berpisah Sementara
62 Chapter 62 Bertemu Zorra
63 Chapter 63 Salah Sangka
64 Chapter 64 Kemarahan
65 Chapter 65 Marah dan Gelisah
66 Chapter 66 Bad News
67 Chapter 67 Berbeda Pendapat
68 Chapter 68 Buronan Sementara
69 Chapter 69 Berlari
70 Chapter 70 Menyesal
71 Chapter 71 Perubahan
72 Chapter 72 Laki-laki Misterius
73 Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74 Chapter74 Tidak Percaya
75 Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76 Chapter 76 Rencana Baru
77 Chapter 77 Saudara
78 Chapter 78 Kecurigaan Harry
79 Chapter 79 Peringatan
80 Chapter 80 Pertolongan
81 Chapter 81 Surprise
82 Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83 Chapter 83 Ratu di Hati
84 Chapter 84 Ingin Tahu
85 Chapter 85 Jenewa
86 Chapter 86 Kesepakatan
87 Chapter 87 Karantina
88 Chapter 88 Lingkungan Baru
89 Chapter 89 Konspirasi
90 Chapter 90 Membobol Data
91 Chapter 91 Menanti Kabar
92 Chapter 92 Pengalihan
93 Chapter 93 Kecurigaan
94 Chapter 94 Rencana Evaluasi
95 Chapter 95 Pressure
96 Chapter 96 Pendekatan Kembali
97 Chapter 97 Kejar-kejaran
98 Chapter 98 Nasi Goreng
99 Chapter 99 Gagasan
100 Chapter 100 Turun ke Jenewa
101 Chapter 101 Konflik Kepentingan
102 Chapter 102 Pressure
103 Chapter 103 Terbuka Sendiri
104 Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105 Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106 Chapter 106 Berhasil
107 Chapter 107 Panik
108 Chapter 108 Sikap Marah
109 Chapter 109 Kenyataan Pahit
110 Chapter 110 Serangan
111 Chapter 111 Pertolongan Pertama
112 Chapter 112 Tindakan
113 Chapter 113 Meminta Waktu Off
114 Chapter 114 Tersadar
115 Chapter 115 Peta Masa Depan
116 Chapter 116 Bosan
117 Chapter 117 Terkejut
118 Chapter 118 Kunjungan Teman
119 Chapter 119 Keberhasilan
120 Chapter 120 Meminta Bantuan
121 Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122 Chapter 122 Temuan
123 Chapter 123 Turun ke Divisi
124 Chapter 124 Pemeriksaan
125 Chapter 125 Berkeliling
126 Chapter 126 Kerinduan
127 Chapter 127 Invitation Letter
128 Chapter 128 Tamu Malam Hari
129 Chapter 129 Make Up Artist
130 Chapter 130 Kejutan
131 Chapter 131 Wedding
132 Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133 Chapter 133 Harta Berharga
134 Chapter 134 Ingin Anak
135 Chapter 135 Upaya Ulang
136 Chapter 136 Diajak Bicara
137 Chapter 137 Masa Depan
138 Chapter 138 Keputusan
139 Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140 Chapter 140 Travelling
141 Chapter 141 Shock
142 Chapter 142 Tanggapan Remeh
143 Chapter 143 Arogan
144 Chapter 144 Rahasia
145 Chapter 145 Pengalihan Asset
146 Chapter 146 Pemilik Baru
147 Chapter 147 Aktivitas Baru
148 Chapter 148 Wanita Karir
149 Chapter 149 Rapat
150 Chapter 150 Panik
151 Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152 Chapter 152 Pertanyaan
153 Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154 Chapter 154 Masa Tua
155 Chapter 155 Kamu adalah Candu
156 Chapter 156 Pemikiran Baru
157 Chapter 157 Penghargaan
158 Chapter 158 Peluang Baru
159 Chapter 159 Quality Time
160 Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161 Chapter 161 Tamu Misterius
162 Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163 Chapter 163 TAMAT
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Chapter 1 Kekacauan
2
Chapter 2 Kejutan Siang
3
Chapter 3 Perlakuan Papa
4
Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5
Chapter 5 Pertolongan
6
Chapter 6 We are Biker
7
Chapter 7 Sketchy
8
Chapter 8 Perkelahian
9
Chapter 9 Jejak Digital
10
Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11
Chapter 11 Memukul Balik
12
Chapter 12 Bertemu Zorra
13
Chapter 13 Marah
14
Chapter 14 Berpisah Tujuan
15
Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16
Chapter 16 Mengantar Pulang
17
Chapter 17 What, and where is the error?
18
Chapter 18 Berkelahi
19
Chapter 19 Rasa Penasaran
20
Chapter 20 Tidak Enak Hati
21
Chapter 21 Berjaga-jaga
22
Chapter 22 Merendah
23
Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24
Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25
Chapter 25 Kamu Terluka?
26
Chapter 26 Niat Balas Dendam
27
Chapter 27 Beking
28
Chapter 28 Peluang Hacker
29
Chapter 29 Guru Baru
30
Chapter 30 Salah Paham
31
Chapter 31 Mencari Tahu
32
Chapter 32 Posesif
33
Chapter 33 Hati yang Pedih
34
Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35
Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36
Chapter 36 Keributan
37
Chapter 37 Perkelahian
38
Chapter 38 Aksi Siswa
39
Chapter 39 Bukti Berbicara
40
Chapter 40 Tuntutan
41
Chapter 41 Masalah Keluarga
42
Chapter 42 Menghilang
43
Chaper 43 Galau
44
Chapter 44 Konflik Internal
45
Chapter 45 Trial
46
Chapter 46 Refreshing
47
Chapter 47 Tidak Ada jejak
48
Chapter 48. Dunia Bawah
49
Chapter 49. Penyesalan
50
Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51
Chapter 51. Terpisah
52
Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53
Chapter 53 Bergerak Cepat
54
Chapter 54 Mengamankan Diri
55
Chapter 55 Perlawanan
56
Chapter 56. Ada Dimana Aku
57
Chapter 57 Tokyo
58
Chapter 58 Tersadarkan
59
Chapter 59 Jalan Keluar
60
Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61
Chapter 61. Berpisah Sementara
62
Chapter 62 Bertemu Zorra
63
Chapter 63 Salah Sangka
64
Chapter 64 Kemarahan
65
Chapter 65 Marah dan Gelisah
66
Chapter 66 Bad News
67
Chapter 67 Berbeda Pendapat
68
Chapter 68 Buronan Sementara
69
Chapter 69 Berlari
70
Chapter 70 Menyesal
71
Chapter 71 Perubahan
72
Chapter 72 Laki-laki Misterius
73
Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74
Chapter74 Tidak Percaya
75
Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76
Chapter 76 Rencana Baru
77
Chapter 77 Saudara
78
Chapter 78 Kecurigaan Harry
79
Chapter 79 Peringatan
80
Chapter 80 Pertolongan
81
Chapter 81 Surprise
82
Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83
Chapter 83 Ratu di Hati
84
Chapter 84 Ingin Tahu
85
Chapter 85 Jenewa
86
Chapter 86 Kesepakatan
87
Chapter 87 Karantina
88
Chapter 88 Lingkungan Baru
89
Chapter 89 Konspirasi
90
Chapter 90 Membobol Data
91
Chapter 91 Menanti Kabar
92
Chapter 92 Pengalihan
93
Chapter 93 Kecurigaan
94
Chapter 94 Rencana Evaluasi
95
Chapter 95 Pressure
96
Chapter 96 Pendekatan Kembali
97
Chapter 97 Kejar-kejaran
98
Chapter 98 Nasi Goreng
99
Chapter 99 Gagasan
100
Chapter 100 Turun ke Jenewa
101
Chapter 101 Konflik Kepentingan
102
Chapter 102 Pressure
103
Chapter 103 Terbuka Sendiri
104
Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105
Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106
Chapter 106 Berhasil
107
Chapter 107 Panik
108
Chapter 108 Sikap Marah
109
Chapter 109 Kenyataan Pahit
110
Chapter 110 Serangan
111
Chapter 111 Pertolongan Pertama
112
Chapter 112 Tindakan
113
Chapter 113 Meminta Waktu Off
114
Chapter 114 Tersadar
115
Chapter 115 Peta Masa Depan
116
Chapter 116 Bosan
117
Chapter 117 Terkejut
118
Chapter 118 Kunjungan Teman
119
Chapter 119 Keberhasilan
120
Chapter 120 Meminta Bantuan
121
Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122
Chapter 122 Temuan
123
Chapter 123 Turun ke Divisi
124
Chapter 124 Pemeriksaan
125
Chapter 125 Berkeliling
126
Chapter 126 Kerinduan
127
Chapter 127 Invitation Letter
128
Chapter 128 Tamu Malam Hari
129
Chapter 129 Make Up Artist
130
Chapter 130 Kejutan
131
Chapter 131 Wedding
132
Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133
Chapter 133 Harta Berharga
134
Chapter 134 Ingin Anak
135
Chapter 135 Upaya Ulang
136
Chapter 136 Diajak Bicara
137
Chapter 137 Masa Depan
138
Chapter 138 Keputusan
139
Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140
Chapter 140 Travelling
141
Chapter 141 Shock
142
Chapter 142 Tanggapan Remeh
143
Chapter 143 Arogan
144
Chapter 144 Rahasia
145
Chapter 145 Pengalihan Asset
146
Chapter 146 Pemilik Baru
147
Chapter 147 Aktivitas Baru
148
Chapter 148 Wanita Karir
149
Chapter 149 Rapat
150
Chapter 150 Panik
151
Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152
Chapter 152 Pertanyaan
153
Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154
Chapter 154 Masa Tua
155
Chapter 155 Kamu adalah Candu
156
Chapter 156 Pemikiran Baru
157
Chapter 157 Penghargaan
158
Chapter 158 Peluang Baru
159
Chapter 159 Quality Time
160
Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161
Chapter 161 Tamu Misterius
162
Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163
Chapter 163 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!