Sepulang sekolah...
Tantri tersenyum ketika melihat pak Jaya, sopir keluarganya sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Hari ini Tantri memang tidak membawa sepeda motor, karena masih terlalu capai karena perjalanan touring Jakarta Bandung yang diikutinya, dengan club motor Spirit. Karena kejadian tadi di cafetaria, Tantri memang lagi sedang malas untuk berkumpul dengan anak-anak Club motor Spirit.
"Selamat sore Non Tantri..., pak Jaya menjemput Non.." laki-laki paruh baya itu menyambut kedatangan Tantri, sambil membukakan pintu mobil.
"Terima kasih pak Jaya, tadi rencana Tantri mau naik taksi online pak. Tapi ternyata pak Jaya sudah ada disini, jadinya Tantri jadi hemat dong, tidak jadi keluar uang untuk membayar ongkos taksi.." untuk menyenangkan hati sopir di keluarganya itu, Tantri pura-pura merasa diuntungkan.
"Halah Non Tantri ini bisa saja, kan memang sudah menjadi tugas pak Jata Non..." laki-laki itu kemudian menutup pintu mobil dengan perlahan, kemudian berjalan menuju ke pintu di belakang kemudi.
Tanpa Tantri ketahui, Zorra melihatnya masuk ke dalam mobil, dan laki-laki muda itu tersenyum tidak tahu apa sebabnya. Melihat Tantri sudah masuk ke mobil, dan sopir sudah siap menjalankan mobil meninggalkan gerbang sekolah, Zorra segera meluncur di trotoar dengan skate board nya.
"Pak Jaya.. kurangi kecepatan mobilnya ya pak, aku mau berbincang dengan temanku sebentar. Mobilnya agak merapat ke kiri mendekati trotoar pak.." melihat Zorra yang meluncur dengan skate board nya, Tantri meminta pak Jaya untuk mengurangi kecepatan mengemudinya.
"Baik non.." laki-laki paruh baya itu segera mengikuti arahan dari perempuan muda itu. Tidak lama kemudian, laju mobil sudah berjalan seimbang dengan laju skate board yang dimainkan Zorra. Ketika mereka sudah sejajar, Tantri membuka kaca jendela mobil, kemudian..
"Zorra... aku duluan ya. Hati-hati di jalan, jangan paksakan diri..." Tantri berteriak memanggil Zorra.
"Terima kasih Tantri..., kamu hati-hati juga. Bye... see you next time..' sambil terus berseluncur, Zorra menanggapi kata-kata Tantri.
Wajah anak muda itu terlihat bahagia mendapat sapaan dari gadis muda itu. Dari belakang kemudi, pak Jaya senyum-senyum sendiri melihat interaksi nona muda di keluarga, dengan laki-laki muda. Sampai beberapa saat kemudian...
"Pak Jaya, tambahkan kecepatan mobil seperti semula. Aku mau tidur dulu, dan bangunkan aku jika sudah sampai di halaman rumah.." setelah menutup kembali kaca jendela mobil, Tantri kemudian merendahkan sandaran kursi mobilnya, dan mulai meluruskan tubuhnya.
"Baik Non Tantri," laki-laki itu kemudian menambah kecepatan mobilnya. Tantri sudah memejamkan mata, dan memasang head phone di telinganya.
*********
Base Camp Spirit...
Terlihat Harry tampak sedang merokok di sudut ruangan, dan tampak Cola dingin menemani laki-laki muda itu. Anggota club motor lainnya mendiamkan apa yang dilakukan anak muda itu. Sangat terlihat dalam tatapan laki-laki itu, jika ada kekecewaan di matanya, namun entah kecewa karena faktor apa.
"Sedang berpikir tentang apa Harr...?" tiba-tiba Antok datang dan duduk di samping laki-laki itu.
Harry hanya mengangkat wajahnya ke atas sebentar, kemudian melirik Antok beberapa saat. Setelah itu anak muda itu kembali melihat ke depan, dan menghembuskan asap rokoknya ke depan.
"Tidak ada Ant.. hanya mau sendiri saja dulu. Apa ada yang kamu mau tanyakan padaku.." masih menatap ke depan, Harry berkomentar pada pertanyaan Antok.
"Begini Harr..., aku curiga dengan apa yang aku lihat tadi pagi dengan Tantri Mungkinkan Kepala Sekolah dan Bu Rastrie menyimpan rahasia ya? Karena jika tidak ada, kenapa kedua orang itu ngobrol di tempat yang sangat jarang ditengok orang lewat. Sangat mencurigakan bukan..?" Antok memancing pembicaraan.
Terlihat Harry menghela nafas perlahan, kemudian...
"Besok ketika di sekolah, kita akan lihat lagi dan jika perlu kita datangi tempat yang mereka gunakan untuk berbicara berdua. Jangan sampai, kita pikir mereka menyimpan rahasia, ternyata mereka hanya mencari tempat gratisan, untuk saling rekreasi menikmati tubuh mereka masing-masing.." akhirnya Harry berkomentar tentang hal yang diketahui oleh Antok dan Tantri,
"Bisa juga sih seperti itu. Karena aku juga melihat, bu Rastrie membetulkan rok yang dikenakannya. Mungkin bisa jadi, mereka habis berbuat mesum di dalam gudang itu.." lanjut Antok membenarkan,
Kedua anak muda itu terdiam kembali, dan Antok ikut mengeluarkan rokok, kemudian sama-sama melakukan apa yang dilakukan oleh Harry. Para anggota club yang lain, tidak ada yang berani untuk menyela pembicaraan kedua anak muda itu. Karena Harry memang sering berdiskusi secara pribadi dengan Antok, dan Antok memang selalu dilibatkan dalam keputusan yang menyangkut Club motor Spirit.
"Oh ya Antok..., aku tadi lupa tidak memperhatikan Tantri. Bagaimana anak itu pulang, karena aku tidak melihat motornya di parkiran. Tidak mungkin juga kan, jika pulang ikut skate board si Zorra anak klas IPA 1 itu.." tiba-tiba Harry teringat dengan Tantri.
"Aku tidak begitu memperhatikan juga sih Harr..., karena tadi aku juga tergesa ke kios depan sekolah untuk cari rokok. Tapi tadi Irwan tahu dan melihat, jika Tantri dijemput oleh sopir keluarganya. Kita tidak perlu terlalu memikirkannya, apalagi Tantri itu anak gadis, sangat beresiko jika ikut kita konvoi terlalu sering." tidak diduga, ternyata Antok begitu perhatian dengan Tantri.
Harry mengerutkan kening mendengar penjelasan Antok, dan laki-laki itu sampai menoleh ke samping memperhatikan wajah dari sahabatnya itu.
"Ada apa Harr..., kenapa kamu melihatku seperti itu, penuh rahasia dan misteri.." Antok tergagap melihat reaksi Harry.
"Hemppphh... heran saja aku padamu Ant.. Sejak kapan, kamu menjadi perhatian pada perempuan seperti itu, apakah kehadiran Tantri sudah berhasil memikatmu, dan kamu menjadi sangat perhatian seperti ini.." dengan wajah datar, Harry memperjelas kata-katanya.
"Oooppsss... no, no.., no... jangan salah paham padaku Harry.. Aku tidak akan berani mendahului boss ku, karena feeling ku sih, boss ku ada ketertarikan lebih pada gadis itu. Ha.. ha.. ha.." Antok tertawa dan mengolok-olok Harry.
Harry diam saja tidak memberikan komentar, hanya mengulum senyum dan melanjutkan rokok yang masih tersisa di tangannya. Keduanya terus merenung, sampai tidak sadar ketika Susan mendatangi mereka berdua, dengan dua mangkok berisi Mie instan rebus yang masih mengepul.
"Kak Harry..., kak Antok..., aku buatkan kalian berdua mie rebus dengan telur di dalamnya nih.. Nikmati selagi panas kak.." gadis itu menurunkan nampan di depan dua laki-laki itu.
"Thank,s Susan..., jika tidak repot, sekalian ambilkan aku air putih ya. Tidak lengkap dong, jika makan mie rebus tanpa ada ari putih, Kamu terbiasa membuat moe pasti ada tambahan cabe di dalamnya.." Antok memerintah gadis itu.
"Baik kak Antok... tunggu sebentar.."
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
abdan syakura
Tarrrrraaaaaaa
Sekuntum mawar merah kuberikan kepadamu..Tantri-Zorra....🌹🌹
Love U Full....😘💝
2023-06-22
0