Chapter 7 Sketchy

Puink Skatepark

Riuh tepuk tangan dan jerit kekaguman di park, tempat latihan skateboard anak-anak muda. Terlihat satu anak muda bernama Zorra, tengah melihat seorang anak muda lainnya sedang berlatih. Tatapan mata anak muda itu tampak jeli, dan meskipun para anggota lainnya tampak kagum atas permainan salah satu anak muda, namun tidak bagi Zorra. Begitu anak muda yang tengah bermain skateboard itu selesai, Zorra segera berjalan mendekat, menghampiri anak muda itu.

"Prok.. prok.. prok... good job Eric.. Tapi kamu masih sketchy. Ketika dirimu nge-Grind, hampir jatuh pas di atas rail atau ledge, tapi pendaratan yang kamu lakukan sempurna. Kamu harus make trik, sehingga bisa On lock lain waktu. Syukur-syukur bisa mencapai Landing Bolts." meskipun permainan anak muda bernama Eric, masih jauh dari kata okay, namun tampak Zorra tidak mau melemahkan semangat anak muda itu.

Meskipun ada evaluasi dari permainan terakhir yang Eric lakukan, namun Zorra masih memberikan pujian, dan juga semangat serta advice agar Eric terus berlatih. Pembawaan seperti itu, yang membuat nama Zorra di antara para komunitas skateboarder menjadi famous. Memiliki penampilan dan wajah good looking, serta tutur bahasa yang bagus, dan tidak merendahkan lawan bicara, menjadi keunggulan anak muda itu.

"Bener tuh Er... sama dengan gue, Ketika tadi gue Kickflip, ternyata juga masih sketchy. Kita memang harus lebih banyak berlatih..." teman Eric ikut berkomentar, kedua anak muda itu terus berbincang, dan saling memberikan masukan untuk kesempurnaan permainan mereka. Tiba-tiba...

"Prakk... swing..." tiba-tiba tanpa Eric dan temannya sadari, terlihat Zorra sudah berada di atas papan luncurnya, dan laki-laki itu dengan mudah melakukan Kickflip. Bahkan tanpa ancang-ancang, dengan mudah Zorra mengangkat dan membawa terbang skate di atas kedua kakinya ke atas rel besi yang ada di atas.

"Wowww.... betul-betul landing bolts.., excellent..." tepuk tangan meriah membahana di dalam skatepark, ketika dengan mulus dan excellent, Zorra meluncur dan membawa papan luncurnya kembali ke tempat semula.

Anak muda itu seakan bermain mengikuti flow, dan passion. Terlihat tidak ada tekanan, ketika Zorra bermain dan meluncur di atas arena berlatih skateboard. Tampak tatap kekaguman dari para anak muda yang berada di tempat itu, mereka bertepuk tangan, memberi apresiasi pada Zorra. Tanpa ada raut wajah sombong, Zorra kembali meluncur dan menuju ke tempatnya berada pertama kali.

"Kita udahan dulu yukk... aku masih harus menyelesaikan banyak tugasku di apartemen. Atau kalian lanjut sendiri ya latihan kalian, besok sore kita bisa menyambungnya lagi." setelah melihat jam tangan di pergelangan tangan, Zorra akhirnya berpamitan.

"Okay Zorra... take care." kedua anak muda itu menepukkan telapak tangan mereka ke tangan Zorra.

Setelah berpamitan, Zorra kembali menjatuhkan skateboard di atas lantai, dan tidak lama kemudian, laki-laki itu langsung meluncur keluar skatepark. Menjadi seorang skateboarder, Zorra jarang menggunakan alat transportasi untuk kemana-mana, terutama untuk jarak perjalanan di bawah dua kilometer. Anak muda itu sudah terlatih menggunakan skateboard, dan tanpa ragu serta malu, melintas di jalanan yang dilaluinya.

Sambil berseluncur di sepanjang jalan, Zorra menatap ke atas. Matahari sudah hampir tenggelam, namun suasana masih terlihat terang, karena beberapa lampu jalanan sudah mulai dinyalakan. Dalam kesendirian, Zorra tidak ragu meluncur menggunakan skateboardnya, sendiri membelah keramaian jalanan ibu kota.

*************

Seperti yang telah direncanakan, Tantri dan Harry, serta enam motor yang berkendara bersamanya melakukan konvoi Jakarta Bandung. Tidak tahu, bagaimana caranya Harry meminta ijin dan negoisasi, dengan arogannya rombongan yang membawa mereka melintasi jalanan tol, dengan menggunakan motor Ducati. Tatapan sinis dari pengendara mobil yang ditujukan pada mereka, diabaikan oleh anak-anak club motor tersebut.

"Harry.. kita akan keluar melalui pintu tol mana.." dari belakang, Antok dan Devan berteriak pada Harry. Posisi saat ini mereka masih keluar dari gerbang tol Cikampek.

"Kita exit tol melalui Gerbang Tol Pasteur saja. Dari pintu tol, kita akan melewati markas anak-anak motor Jokxin.., kita akan buat perhitungan pada mereka. Berkali-kali kita sudah ingatkan pada mereka, untuk tidak memancing keributan di jalanan, namun anak-anak geng motor itu malah mengganggu para pedagang yang nota bene UMKM di kawasan Cihampelas. Kita harus beri peringatan pada mereka.." Harry mengurangi kecepatan motor mereka, dan memberikan tanggapan atas pertanyaan Antok.

Tantri yang belum mengetahui dengan jelas, bagaimana dan apa aktivitas club motor yang diikutinya itu, hanya diam, dan mempelajarinya. Dari apa yang dilihatnya sehari-hari, Tantri masih bisa memaklumi aktivitas mereka, dan tidak memprotes apa yang teman-temannya lakukan.

"Okay... kita percepat laju kendaraan saja Harr... Di belakang, anak-anak mau ngopi dulu. Kita tinggal tentukan mau ngopi di rest area, atau menunggu keluar pintu tol Pasteur terlebih dahulu." Antok langsung menanggapi.

"Sampaikan pada anggota lainnya, kita berhenti di di rest area yang paling dekat dengan kota Bandung, tepatnya KM 72 A di jalur Tol Cipularang. Ingat, jangan mencoba untuk menjauh dan melarikan diri dari rombongan. Kita tidak tahu bagaimana kekuatan kelompok geng motor yang akan kita datangi. Sebelum kita lakukan kekerasan, kita akan coba untuk berbicara baik-baik dengan mereka." Harry memberi peringatan.

"Yess... noted.." Antok segera mengurangi kecepatan motor yang dikendarainya. Melalui microphone di bawah helm, itu Antok menyampaikan pesan Harry pada anggota lainnya.

Tidak lama kemudian, tujuh motor itu berjalan beriringan, dan ketika pintu masuk ke rest area sudah terlihat di depan mereka, satu persatu motor itu memasuki rest area tersebut. Tidak banyaknya orang yang mampu memiliki Ducati, menimbulkan perhatian dari orang-orang di rest area, ketika Harry dan rombongan masuk ke dalam. Tatapan kekaguman, juga tatapan sinis dari orang-orang tampak memindai mereka. Namun Harry dan teman-teman tampak mengabaikan pandangan itu. Dengan acuh, ke delapan anak muda itu memarkir motor, kemudian masuk ke dalam restaurant.

"Kamu mau pesan makanan apa Tantr... biar sekalian aku pesankan.." Antok tampak bertanya pada Tantri.

"Kebetulan aku masih kenyang Antok... jika ada sandwich saja, dan black coffee.." untuk menghindari rasa kantuk menyergap, Tantri memesan satu cangkir kopi.

"Aku Pop Mie saja Antok... dan minuman sama dengan yang dipesan Tantri." Harry ikut menyahut.

"Okay Boss.." Antok segera mengantarkan menu yang anak-anak motor itu pesan.

Melihat Antok mengeluarkan dompet dari saku celananya, Tantri berdiri. Namun Harry dengan cepat memegang tangan gadis itu, dan memintanya untuk duduk kembali.

"Mau kemana kamu Tantri... abaikan yang dilakukan Antok. Pengeluaran sehari-hari kita tidak keluar dari kantong anak itu sendiri, meskipun dia yang membayarnya. Kita punya uang cash, untuk menghidupi kebutuhan kita sehari-hari.." belum sampai gadis itu bertanya, dengan segera Harry menjelaskan.

"Hemmpphh... okaylah.." akhirnya Tantri kembali duduk.

************

Episodes
1 Chapter 1 Kekacauan
2 Chapter 2 Kejutan Siang
3 Chapter 3 Perlakuan Papa
4 Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5 Chapter 5 Pertolongan
6 Chapter 6 We are Biker
7 Chapter 7 Sketchy
8 Chapter 8 Perkelahian
9 Chapter 9 Jejak Digital
10 Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11 Chapter 11 Memukul Balik
12 Chapter 12 Bertemu Zorra
13 Chapter 13 Marah
14 Chapter 14 Berpisah Tujuan
15 Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16 Chapter 16 Mengantar Pulang
17 Chapter 17 What, and where is the error?
18 Chapter 18 Berkelahi
19 Chapter 19 Rasa Penasaran
20 Chapter 20 Tidak Enak Hati
21 Chapter 21 Berjaga-jaga
22 Chapter 22 Merendah
23 Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24 Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25 Chapter 25 Kamu Terluka?
26 Chapter 26 Niat Balas Dendam
27 Chapter 27 Beking
28 Chapter 28 Peluang Hacker
29 Chapter 29 Guru Baru
30 Chapter 30 Salah Paham
31 Chapter 31 Mencari Tahu
32 Chapter 32 Posesif
33 Chapter 33 Hati yang Pedih
34 Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35 Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36 Chapter 36 Keributan
37 Chapter 37 Perkelahian
38 Chapter 38 Aksi Siswa
39 Chapter 39 Bukti Berbicara
40 Chapter 40 Tuntutan
41 Chapter 41 Masalah Keluarga
42 Chapter 42 Menghilang
43 Chaper 43 Galau
44 Chapter 44 Konflik Internal
45 Chapter 45 Trial
46 Chapter 46 Refreshing
47 Chapter 47 Tidak Ada jejak
48 Chapter 48. Dunia Bawah
49 Chapter 49. Penyesalan
50 Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51 Chapter 51. Terpisah
52 Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53 Chapter 53 Bergerak Cepat
54 Chapter 54 Mengamankan Diri
55 Chapter 55 Perlawanan
56 Chapter 56. Ada Dimana Aku
57 Chapter 57 Tokyo
58 Chapter 58 Tersadarkan
59 Chapter 59 Jalan Keluar
60 Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61 Chapter 61. Berpisah Sementara
62 Chapter 62 Bertemu Zorra
63 Chapter 63 Salah Sangka
64 Chapter 64 Kemarahan
65 Chapter 65 Marah dan Gelisah
66 Chapter 66 Bad News
67 Chapter 67 Berbeda Pendapat
68 Chapter 68 Buronan Sementara
69 Chapter 69 Berlari
70 Chapter 70 Menyesal
71 Chapter 71 Perubahan
72 Chapter 72 Laki-laki Misterius
73 Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74 Chapter74 Tidak Percaya
75 Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76 Chapter 76 Rencana Baru
77 Chapter 77 Saudara
78 Chapter 78 Kecurigaan Harry
79 Chapter 79 Peringatan
80 Chapter 80 Pertolongan
81 Chapter 81 Surprise
82 Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83 Chapter 83 Ratu di Hati
84 Chapter 84 Ingin Tahu
85 Chapter 85 Jenewa
86 Chapter 86 Kesepakatan
87 Chapter 87 Karantina
88 Chapter 88 Lingkungan Baru
89 Chapter 89 Konspirasi
90 Chapter 90 Membobol Data
91 Chapter 91 Menanti Kabar
92 Chapter 92 Pengalihan
93 Chapter 93 Kecurigaan
94 Chapter 94 Rencana Evaluasi
95 Chapter 95 Pressure
96 Chapter 96 Pendekatan Kembali
97 Chapter 97 Kejar-kejaran
98 Chapter 98 Nasi Goreng
99 Chapter 99 Gagasan
100 Chapter 100 Turun ke Jenewa
101 Chapter 101 Konflik Kepentingan
102 Chapter 102 Pressure
103 Chapter 103 Terbuka Sendiri
104 Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105 Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106 Chapter 106 Berhasil
107 Chapter 107 Panik
108 Chapter 108 Sikap Marah
109 Chapter 109 Kenyataan Pahit
110 Chapter 110 Serangan
111 Chapter 111 Pertolongan Pertama
112 Chapter 112 Tindakan
113 Chapter 113 Meminta Waktu Off
114 Chapter 114 Tersadar
115 Chapter 115 Peta Masa Depan
116 Chapter 116 Bosan
117 Chapter 117 Terkejut
118 Chapter 118 Kunjungan Teman
119 Chapter 119 Keberhasilan
120 Chapter 120 Meminta Bantuan
121 Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122 Chapter 122 Temuan
123 Chapter 123 Turun ke Divisi
124 Chapter 124 Pemeriksaan
125 Chapter 125 Berkeliling
126 Chapter 126 Kerinduan
127 Chapter 127 Invitation Letter
128 Chapter 128 Tamu Malam Hari
129 Chapter 129 Make Up Artist
130 Chapter 130 Kejutan
131 Chapter 131 Wedding
132 Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133 Chapter 133 Harta Berharga
134 Chapter 134 Ingin Anak
135 Chapter 135 Upaya Ulang
136 Chapter 136 Diajak Bicara
137 Chapter 137 Masa Depan
138 Chapter 138 Keputusan
139 Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140 Chapter 140 Travelling
141 Chapter 141 Shock
142 Chapter 142 Tanggapan Remeh
143 Chapter 143 Arogan
144 Chapter 144 Rahasia
145 Chapter 145 Pengalihan Asset
146 Chapter 146 Pemilik Baru
147 Chapter 147 Aktivitas Baru
148 Chapter 148 Wanita Karir
149 Chapter 149 Rapat
150 Chapter 150 Panik
151 Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152 Chapter 152 Pertanyaan
153 Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154 Chapter 154 Masa Tua
155 Chapter 155 Kamu adalah Candu
156 Chapter 156 Pemikiran Baru
157 Chapter 157 Penghargaan
158 Chapter 158 Peluang Baru
159 Chapter 159 Quality Time
160 Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161 Chapter 161 Tamu Misterius
162 Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163 Chapter 163 TAMAT
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Chapter 1 Kekacauan
2
Chapter 2 Kejutan Siang
3
Chapter 3 Perlakuan Papa
4
Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5
Chapter 5 Pertolongan
6
Chapter 6 We are Biker
7
Chapter 7 Sketchy
8
Chapter 8 Perkelahian
9
Chapter 9 Jejak Digital
10
Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11
Chapter 11 Memukul Balik
12
Chapter 12 Bertemu Zorra
13
Chapter 13 Marah
14
Chapter 14 Berpisah Tujuan
15
Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16
Chapter 16 Mengantar Pulang
17
Chapter 17 What, and where is the error?
18
Chapter 18 Berkelahi
19
Chapter 19 Rasa Penasaran
20
Chapter 20 Tidak Enak Hati
21
Chapter 21 Berjaga-jaga
22
Chapter 22 Merendah
23
Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24
Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25
Chapter 25 Kamu Terluka?
26
Chapter 26 Niat Balas Dendam
27
Chapter 27 Beking
28
Chapter 28 Peluang Hacker
29
Chapter 29 Guru Baru
30
Chapter 30 Salah Paham
31
Chapter 31 Mencari Tahu
32
Chapter 32 Posesif
33
Chapter 33 Hati yang Pedih
34
Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35
Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36
Chapter 36 Keributan
37
Chapter 37 Perkelahian
38
Chapter 38 Aksi Siswa
39
Chapter 39 Bukti Berbicara
40
Chapter 40 Tuntutan
41
Chapter 41 Masalah Keluarga
42
Chapter 42 Menghilang
43
Chaper 43 Galau
44
Chapter 44 Konflik Internal
45
Chapter 45 Trial
46
Chapter 46 Refreshing
47
Chapter 47 Tidak Ada jejak
48
Chapter 48. Dunia Bawah
49
Chapter 49. Penyesalan
50
Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51
Chapter 51. Terpisah
52
Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53
Chapter 53 Bergerak Cepat
54
Chapter 54 Mengamankan Diri
55
Chapter 55 Perlawanan
56
Chapter 56. Ada Dimana Aku
57
Chapter 57 Tokyo
58
Chapter 58 Tersadarkan
59
Chapter 59 Jalan Keluar
60
Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61
Chapter 61. Berpisah Sementara
62
Chapter 62 Bertemu Zorra
63
Chapter 63 Salah Sangka
64
Chapter 64 Kemarahan
65
Chapter 65 Marah dan Gelisah
66
Chapter 66 Bad News
67
Chapter 67 Berbeda Pendapat
68
Chapter 68 Buronan Sementara
69
Chapter 69 Berlari
70
Chapter 70 Menyesal
71
Chapter 71 Perubahan
72
Chapter 72 Laki-laki Misterius
73
Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74
Chapter74 Tidak Percaya
75
Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76
Chapter 76 Rencana Baru
77
Chapter 77 Saudara
78
Chapter 78 Kecurigaan Harry
79
Chapter 79 Peringatan
80
Chapter 80 Pertolongan
81
Chapter 81 Surprise
82
Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83
Chapter 83 Ratu di Hati
84
Chapter 84 Ingin Tahu
85
Chapter 85 Jenewa
86
Chapter 86 Kesepakatan
87
Chapter 87 Karantina
88
Chapter 88 Lingkungan Baru
89
Chapter 89 Konspirasi
90
Chapter 90 Membobol Data
91
Chapter 91 Menanti Kabar
92
Chapter 92 Pengalihan
93
Chapter 93 Kecurigaan
94
Chapter 94 Rencana Evaluasi
95
Chapter 95 Pressure
96
Chapter 96 Pendekatan Kembali
97
Chapter 97 Kejar-kejaran
98
Chapter 98 Nasi Goreng
99
Chapter 99 Gagasan
100
Chapter 100 Turun ke Jenewa
101
Chapter 101 Konflik Kepentingan
102
Chapter 102 Pressure
103
Chapter 103 Terbuka Sendiri
104
Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105
Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106
Chapter 106 Berhasil
107
Chapter 107 Panik
108
Chapter 108 Sikap Marah
109
Chapter 109 Kenyataan Pahit
110
Chapter 110 Serangan
111
Chapter 111 Pertolongan Pertama
112
Chapter 112 Tindakan
113
Chapter 113 Meminta Waktu Off
114
Chapter 114 Tersadar
115
Chapter 115 Peta Masa Depan
116
Chapter 116 Bosan
117
Chapter 117 Terkejut
118
Chapter 118 Kunjungan Teman
119
Chapter 119 Keberhasilan
120
Chapter 120 Meminta Bantuan
121
Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122
Chapter 122 Temuan
123
Chapter 123 Turun ke Divisi
124
Chapter 124 Pemeriksaan
125
Chapter 125 Berkeliling
126
Chapter 126 Kerinduan
127
Chapter 127 Invitation Letter
128
Chapter 128 Tamu Malam Hari
129
Chapter 129 Make Up Artist
130
Chapter 130 Kejutan
131
Chapter 131 Wedding
132
Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133
Chapter 133 Harta Berharga
134
Chapter 134 Ingin Anak
135
Chapter 135 Upaya Ulang
136
Chapter 136 Diajak Bicara
137
Chapter 137 Masa Depan
138
Chapter 138 Keputusan
139
Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140
Chapter 140 Travelling
141
Chapter 141 Shock
142
Chapter 142 Tanggapan Remeh
143
Chapter 143 Arogan
144
Chapter 144 Rahasia
145
Chapter 145 Pengalihan Asset
146
Chapter 146 Pemilik Baru
147
Chapter 147 Aktivitas Baru
148
Chapter 148 Wanita Karir
149
Chapter 149 Rapat
150
Chapter 150 Panik
151
Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152
Chapter 152 Pertanyaan
153
Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154
Chapter 154 Masa Tua
155
Chapter 155 Kamu adalah Candu
156
Chapter 156 Pemikiran Baru
157
Chapter 157 Penghargaan
158
Chapter 158 Peluang Baru
159
Chapter 159 Quality Time
160
Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161
Chapter 161 Tamu Misterius
162
Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163
Chapter 163 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!