Chapter 6 We are Biker

Tantri membuka matanya perlahan, dan gadis itu terkejut menyadari posisi keberadaannya saat ini. Namun setelah beranjak duduk, dan mengingat apa yang terjadi pada dirinya tadi malam, akhirnya Tantri baru menyadari ada dimana dirinya. Perlahan gadis itu beranjak turun dari atas ranjang, dan ketika akan keluar dari dalam kamar, tiba-tiba pintu terbuka dari luar. Terlihat Susan tersenyum melihatnya sudah terbangun.

"Bagaimana istirahatmu kak Tantri... aku tidak enak mau membangunkanmu tadi malam? Kamu terlihat capai, sehingga aku sengaja membiarkanmu. Cuci atau mandilah terlebih dahulu, kemudian kamu bisa bergabung dengan teman-teman di luar. Mereka ssedang menikmati kopi dan sarapan pagi.." dengan ramah, Susan memberi sapaan pada Tantri.

"Terima kasih Susan, kamu sudah terlalu ramah menyambutku. Apakah Harry masih berada di tempat ini, aku ingin bertemu dengannya beberapa saat..?" mengingat jika Harry yang membawanya kesini, Tantri tanpa ragu menanyakannya.

"Kak Harry ada di luar kak Tantri... " tanpa Tantri suruh, Susan melipat selimut yang tadi digunakan oleh Tantri.

Sedangkan Tantri segera bergegas turun dari atas ranjang, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Karena tidak membawa perlengkapan mandi, Tantri hanya membersihkan muka dan menyikat giginya. Tidak lama kemudian, gadis itu keluar, dan tampak beberapa anak muda melihat ke arah Tantri sambil tersenyum.

"Selamat pagi Tantri... bagaimana istirahatmu. Kenalkan pada teman-temanku yang lain, dan anggap saja base camp ini seperti rumahmu sendiri." Harry berdiri menyambut kedatangan Tantri.

"Hey .. selamat pagi, maaf ya, aku mengganggu ketenangan kalian.." dengan ramah, Tantri menyapa enam orang yang duduk di atas box itu.

"Hey juga.. tidak kok, kami malah senang bisa mendapatkan anggota baru untuk kelompok kita. Anggap saja tempat sendiri Tantri.." salah satu laki-laki yang bernama Antok menjawab salam Tantri.

Tiba-tiba Harry mendekat kemudian laki-laki itu memegang satu sisi bahu gadis itu. Laki-laki itu memberi isyarat untuk mengajaknya bicara, dan tanpa menjawab Tantri mengiyakan. Gadis itu mengikuti langkah kaki Harry, dan mereka berjalan keluar. Di kursi kayu panjang, Harry mengajak Tantri duduk. Mereka terdiam beberapa saat, kemudian..

"Tantri.. mungkin yang aku akan tanyakan akan menyangkut ranah privacymu, Jika kamu berkenan, kamu jawablah, namun jika tidak, abaikan saja pertanyaanku. Anggap saja tidak ada pertanyaan.." tiba-tiba Harry memulai pembicaraan,

Tampak Tantri mengambil nafas panjang sebentar, dan...

"Tanyakan Harry... karena aku mungkin butuh orang untuk aku ajak bicara. Kepalaku mau pecah, tidak ada teman untuk mendengarkan keluh kesahku, dan juga berbagi." Tantri akhirnya memberikan tanggapan.

"Okay, aku to the point saja Tantr. Ada apa denganmu, tidak mungkin bukan jika kedua orang tuamu akan mengijinkanmu keluar malam-malam sendiri. Apalagi kamu tidak siap, dan juga tidak menyiapkan diri untuk berada di lingkungan malam seperti itu.." ternyata laki-laki itu bertanya tentang kejadian semalam.

Gadis itu terhenyak, dan bingung bagaimana akan menyampaikan apa yang mendasari, sampai dirinya berada di jalanan seperti semalam. Sesaat setelah berpikir, akhirnya...

"Sorry Harr... aku baru kalut dan galau semalam. Ternyata berada di luar rumah, menjadikan pikiranku tenang, dan aku merasa tidak sendiri. Namun aku lupa mempersiapkan diri, untuk berjaga-jaga dalam kondisi apapun." perlahan Tantri menceritakan apa yang terjadi.

Tanpa ragu, gadis itu menceritakan apa yang mendasarinya untuk keluar rumah. Bahkan tanpa ragu, Tantri juga menceritakan perihal keretakan dalam hubungan keluarganya pada laki-laki itu. Harry terdiam, dan tidak menyela sampai gadis itu berhenti berbicara.

"Hemppphh... sorry Tantr.. aku no comment dengan masalahmu.  Karena akupun juga mengalami hal yang sama, dan base camp ini terbuka untuk kamu datang, serta bergabung dalam komunitas kami.." ternyata Harry tidak banyak berkomentar atas apa yang disampaikan gadis itu. Tetapi dengan tangan terbuka, Harry menyambut kedatangan Tantri, untuk bergabung dengan komunitas motor mereka.

***********

Beberapa hari sesudahnya....

Setelah bergabung dengan komunitas anak-anak motor, Tantri bisa melupakan kejadian buruk dalam keluarganya. Gadis itu menjadi tidak peduli dengan apa yang terjadi, dan dengan tabungan yang dimiliki, Tantri memberi motor Ducati sendiri, dan digunakannya untuk berkonvoi bersama dengan anak-anak geng motor. Semua anggota geng motor itu sebagian besar teman-teman di sekolahnya. Namun selama ini, karena terlalu sibuk dengan urusan sendiri, Tantri tidak pernah mempedulikan mereka.

"Tantri... kita akan touring ke Bandung, untuk mendatangi teman lama. Kamu join bukan...?" tiba-tiba Antok bertanya pada gadis itu. Padahal baru saja Tantri mendudukkan pantatnya di kursi bekas box penyimpanan peralatan listrik itu.

"Sepertinya menarik tuh, aku join dong. Lagian aku sudah lumayan mahir untuk membawa motor sendiri, aku  pasti akan mengikuti di belakang kalian.." sahut Tantri dengan confident.

"Okay Tantr... noted.." sahut Antok tersenyum senang.

"Kamu boleh ikut Tantr.. tetapi tidak boleh membawa motor sendiri. Kamu harus ikut tetapi berboncengan denganku, perjalanan kita jauh, dan kamu belum terbiasa.." tiba-tiba tanpa Antok dan Tantri sadari, terdengar suara Harry ikut menyahut pembicaraan mereka.

Tantri menoleh ke belakang, dan tampak Harry berjalan ke arahnya. Di tangan laki-laki itu tampak memegang satu gelas besar berisi es teh. Tanpa ragu, gadis itu mengambil gelas di tangan Harry dan langung menyeruputnya langsung. Beberapa saat kemudian..

"Aku ikut bagaimana baiknya saja Harr.., yang penting aku bisa bergabung dengan kalian. Karena beberapa hari di base camp ini, kalian belum pernah membawaku ikut konvoi secara langsung." setelah kembali menyerahkan gelas pada Harry, tidak ada pilihan lain bagi gadis itu untuk mengiyakan.

"Good job.., kita toss dulu Tantr.." Antok mengangkat tangan ke atas, dan menepukkan telapak tangannya ke telapak tangan gadis itu.

"Toss..." tidak mau kalah, Harry ikut mengangkat tangan ke atas, kemudian ketiga anak muda itu menepukkan tangan ke atas.

Dari dalam ruangan, Susan tersenyum. Gadis itu ikut merasa senang, karena mendapatkan teman perempuan di base camp itu. Selama ini, Susan selalu menjadi perempuan satu-satunya, dan dengan kedatangan Tantri yang bahkan sering menginap di base camp, gadis itu menjadi memiliki teman. Susan adalah anak jalanan yang sudah yatim piatu, dan ketika dalam perjalanannya diganggu oleh anak-anak punk, geng motor yang dipimpin Harry memberinya pertolongan. Anak-anak motor itu membawa Susan ke base camp, dan menampung perempuan itu.

"Susan..., kemarilah, bergabunglah dengan kami Susan..!" melihat kedatangan Susan, Tantri memanggil gadis itu.

"Baik kak..." tanpa disuruh lagi, Susan segera mendekat pada ke tiga anak muda itu.

"Toss... Kami club motor bukan gank motor. We are bikers Indonesia. Saat raungan mesin berbunyi. Itulah tanda kehidupanmu dimulai." ke empat anak muda itu mengucapkan kata-kata yang menunjukkan jati diri, dan eksistensi mereka dengan kompak.

Setelah melakukan hal itu, dalam hati Tantri merasa senang dan bahagia. Kerja sama, solidaritas, setia kawan selalu menjadi motto dan jiwa yang menjiwai semangat anak-anak muda itu.

**************

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Kak Sapta...
Apa bedanya Club' motor dgn Genk Motor??

2023-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Kekacauan
2 Chapter 2 Kejutan Siang
3 Chapter 3 Perlakuan Papa
4 Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5 Chapter 5 Pertolongan
6 Chapter 6 We are Biker
7 Chapter 7 Sketchy
8 Chapter 8 Perkelahian
9 Chapter 9 Jejak Digital
10 Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11 Chapter 11 Memukul Balik
12 Chapter 12 Bertemu Zorra
13 Chapter 13 Marah
14 Chapter 14 Berpisah Tujuan
15 Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16 Chapter 16 Mengantar Pulang
17 Chapter 17 What, and where is the error?
18 Chapter 18 Berkelahi
19 Chapter 19 Rasa Penasaran
20 Chapter 20 Tidak Enak Hati
21 Chapter 21 Berjaga-jaga
22 Chapter 22 Merendah
23 Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24 Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25 Chapter 25 Kamu Terluka?
26 Chapter 26 Niat Balas Dendam
27 Chapter 27 Beking
28 Chapter 28 Peluang Hacker
29 Chapter 29 Guru Baru
30 Chapter 30 Salah Paham
31 Chapter 31 Mencari Tahu
32 Chapter 32 Posesif
33 Chapter 33 Hati yang Pedih
34 Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35 Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36 Chapter 36 Keributan
37 Chapter 37 Perkelahian
38 Chapter 38 Aksi Siswa
39 Chapter 39 Bukti Berbicara
40 Chapter 40 Tuntutan
41 Chapter 41 Masalah Keluarga
42 Chapter 42 Menghilang
43 Chaper 43 Galau
44 Chapter 44 Konflik Internal
45 Chapter 45 Trial
46 Chapter 46 Refreshing
47 Chapter 47 Tidak Ada jejak
48 Chapter 48. Dunia Bawah
49 Chapter 49. Penyesalan
50 Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51 Chapter 51. Terpisah
52 Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53 Chapter 53 Bergerak Cepat
54 Chapter 54 Mengamankan Diri
55 Chapter 55 Perlawanan
56 Chapter 56. Ada Dimana Aku
57 Chapter 57 Tokyo
58 Chapter 58 Tersadarkan
59 Chapter 59 Jalan Keluar
60 Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61 Chapter 61. Berpisah Sementara
62 Chapter 62 Bertemu Zorra
63 Chapter 63 Salah Sangka
64 Chapter 64 Kemarahan
65 Chapter 65 Marah dan Gelisah
66 Chapter 66 Bad News
67 Chapter 67 Berbeda Pendapat
68 Chapter 68 Buronan Sementara
69 Chapter 69 Berlari
70 Chapter 70 Menyesal
71 Chapter 71 Perubahan
72 Chapter 72 Laki-laki Misterius
73 Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74 Chapter74 Tidak Percaya
75 Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76 Chapter 76 Rencana Baru
77 Chapter 77 Saudara
78 Chapter 78 Kecurigaan Harry
79 Chapter 79 Peringatan
80 Chapter 80 Pertolongan
81 Chapter 81 Surprise
82 Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83 Chapter 83 Ratu di Hati
84 Chapter 84 Ingin Tahu
85 Chapter 85 Jenewa
86 Chapter 86 Kesepakatan
87 Chapter 87 Karantina
88 Chapter 88 Lingkungan Baru
89 Chapter 89 Konspirasi
90 Chapter 90 Membobol Data
91 Chapter 91 Menanti Kabar
92 Chapter 92 Pengalihan
93 Chapter 93 Kecurigaan
94 Chapter 94 Rencana Evaluasi
95 Chapter 95 Pressure
96 Chapter 96 Pendekatan Kembali
97 Chapter 97 Kejar-kejaran
98 Chapter 98 Nasi Goreng
99 Chapter 99 Gagasan
100 Chapter 100 Turun ke Jenewa
101 Chapter 101 Konflik Kepentingan
102 Chapter 102 Pressure
103 Chapter 103 Terbuka Sendiri
104 Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105 Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106 Chapter 106 Berhasil
107 Chapter 107 Panik
108 Chapter 108 Sikap Marah
109 Chapter 109 Kenyataan Pahit
110 Chapter 110 Serangan
111 Chapter 111 Pertolongan Pertama
112 Chapter 112 Tindakan
113 Chapter 113 Meminta Waktu Off
114 Chapter 114 Tersadar
115 Chapter 115 Peta Masa Depan
116 Chapter 116 Bosan
117 Chapter 117 Terkejut
118 Chapter 118 Kunjungan Teman
119 Chapter 119 Keberhasilan
120 Chapter 120 Meminta Bantuan
121 Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122 Chapter 122 Temuan
123 Chapter 123 Turun ke Divisi
124 Chapter 124 Pemeriksaan
125 Chapter 125 Berkeliling
126 Chapter 126 Kerinduan
127 Chapter 127 Invitation Letter
128 Chapter 128 Tamu Malam Hari
129 Chapter 129 Make Up Artist
130 Chapter 130 Kejutan
131 Chapter 131 Wedding
132 Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133 Chapter 133 Harta Berharga
134 Chapter 134 Ingin Anak
135 Chapter 135 Upaya Ulang
136 Chapter 136 Diajak Bicara
137 Chapter 137 Masa Depan
138 Chapter 138 Keputusan
139 Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140 Chapter 140 Travelling
141 Chapter 141 Shock
142 Chapter 142 Tanggapan Remeh
143 Chapter 143 Arogan
144 Chapter 144 Rahasia
145 Chapter 145 Pengalihan Asset
146 Chapter 146 Pemilik Baru
147 Chapter 147 Aktivitas Baru
148 Chapter 148 Wanita Karir
149 Chapter 149 Rapat
150 Chapter 150 Panik
151 Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152 Chapter 152 Pertanyaan
153 Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154 Chapter 154 Masa Tua
155 Chapter 155 Kamu adalah Candu
156 Chapter 156 Pemikiran Baru
157 Chapter 157 Penghargaan
158 Chapter 158 Peluang Baru
159 Chapter 159 Quality Time
160 Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161 Chapter 161 Tamu Misterius
162 Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163 Chapter 163 TAMAT
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Chapter 1 Kekacauan
2
Chapter 2 Kejutan Siang
3
Chapter 3 Perlakuan Papa
4
Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5
Chapter 5 Pertolongan
6
Chapter 6 We are Biker
7
Chapter 7 Sketchy
8
Chapter 8 Perkelahian
9
Chapter 9 Jejak Digital
10
Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11
Chapter 11 Memukul Balik
12
Chapter 12 Bertemu Zorra
13
Chapter 13 Marah
14
Chapter 14 Berpisah Tujuan
15
Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16
Chapter 16 Mengantar Pulang
17
Chapter 17 What, and where is the error?
18
Chapter 18 Berkelahi
19
Chapter 19 Rasa Penasaran
20
Chapter 20 Tidak Enak Hati
21
Chapter 21 Berjaga-jaga
22
Chapter 22 Merendah
23
Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24
Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25
Chapter 25 Kamu Terluka?
26
Chapter 26 Niat Balas Dendam
27
Chapter 27 Beking
28
Chapter 28 Peluang Hacker
29
Chapter 29 Guru Baru
30
Chapter 30 Salah Paham
31
Chapter 31 Mencari Tahu
32
Chapter 32 Posesif
33
Chapter 33 Hati yang Pedih
34
Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35
Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36
Chapter 36 Keributan
37
Chapter 37 Perkelahian
38
Chapter 38 Aksi Siswa
39
Chapter 39 Bukti Berbicara
40
Chapter 40 Tuntutan
41
Chapter 41 Masalah Keluarga
42
Chapter 42 Menghilang
43
Chaper 43 Galau
44
Chapter 44 Konflik Internal
45
Chapter 45 Trial
46
Chapter 46 Refreshing
47
Chapter 47 Tidak Ada jejak
48
Chapter 48. Dunia Bawah
49
Chapter 49. Penyesalan
50
Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51
Chapter 51. Terpisah
52
Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53
Chapter 53 Bergerak Cepat
54
Chapter 54 Mengamankan Diri
55
Chapter 55 Perlawanan
56
Chapter 56. Ada Dimana Aku
57
Chapter 57 Tokyo
58
Chapter 58 Tersadarkan
59
Chapter 59 Jalan Keluar
60
Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61
Chapter 61. Berpisah Sementara
62
Chapter 62 Bertemu Zorra
63
Chapter 63 Salah Sangka
64
Chapter 64 Kemarahan
65
Chapter 65 Marah dan Gelisah
66
Chapter 66 Bad News
67
Chapter 67 Berbeda Pendapat
68
Chapter 68 Buronan Sementara
69
Chapter 69 Berlari
70
Chapter 70 Menyesal
71
Chapter 71 Perubahan
72
Chapter 72 Laki-laki Misterius
73
Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74
Chapter74 Tidak Percaya
75
Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76
Chapter 76 Rencana Baru
77
Chapter 77 Saudara
78
Chapter 78 Kecurigaan Harry
79
Chapter 79 Peringatan
80
Chapter 80 Pertolongan
81
Chapter 81 Surprise
82
Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83
Chapter 83 Ratu di Hati
84
Chapter 84 Ingin Tahu
85
Chapter 85 Jenewa
86
Chapter 86 Kesepakatan
87
Chapter 87 Karantina
88
Chapter 88 Lingkungan Baru
89
Chapter 89 Konspirasi
90
Chapter 90 Membobol Data
91
Chapter 91 Menanti Kabar
92
Chapter 92 Pengalihan
93
Chapter 93 Kecurigaan
94
Chapter 94 Rencana Evaluasi
95
Chapter 95 Pressure
96
Chapter 96 Pendekatan Kembali
97
Chapter 97 Kejar-kejaran
98
Chapter 98 Nasi Goreng
99
Chapter 99 Gagasan
100
Chapter 100 Turun ke Jenewa
101
Chapter 101 Konflik Kepentingan
102
Chapter 102 Pressure
103
Chapter 103 Terbuka Sendiri
104
Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105
Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106
Chapter 106 Berhasil
107
Chapter 107 Panik
108
Chapter 108 Sikap Marah
109
Chapter 109 Kenyataan Pahit
110
Chapter 110 Serangan
111
Chapter 111 Pertolongan Pertama
112
Chapter 112 Tindakan
113
Chapter 113 Meminta Waktu Off
114
Chapter 114 Tersadar
115
Chapter 115 Peta Masa Depan
116
Chapter 116 Bosan
117
Chapter 117 Terkejut
118
Chapter 118 Kunjungan Teman
119
Chapter 119 Keberhasilan
120
Chapter 120 Meminta Bantuan
121
Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122
Chapter 122 Temuan
123
Chapter 123 Turun ke Divisi
124
Chapter 124 Pemeriksaan
125
Chapter 125 Berkeliling
126
Chapter 126 Kerinduan
127
Chapter 127 Invitation Letter
128
Chapter 128 Tamu Malam Hari
129
Chapter 129 Make Up Artist
130
Chapter 130 Kejutan
131
Chapter 131 Wedding
132
Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133
Chapter 133 Harta Berharga
134
Chapter 134 Ingin Anak
135
Chapter 135 Upaya Ulang
136
Chapter 136 Diajak Bicara
137
Chapter 137 Masa Depan
138
Chapter 138 Keputusan
139
Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140
Chapter 140 Travelling
141
Chapter 141 Shock
142
Chapter 142 Tanggapan Remeh
143
Chapter 143 Arogan
144
Chapter 144 Rahasia
145
Chapter 145 Pengalihan Asset
146
Chapter 146 Pemilik Baru
147
Chapter 147 Aktivitas Baru
148
Chapter 148 Wanita Karir
149
Chapter 149 Rapat
150
Chapter 150 Panik
151
Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152
Chapter 152 Pertanyaan
153
Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154
Chapter 154 Masa Tua
155
Chapter 155 Kamu adalah Candu
156
Chapter 156 Pemikiran Baru
157
Chapter 157 Penghargaan
158
Chapter 158 Peluang Baru
159
Chapter 159 Quality Time
160
Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161
Chapter 161 Tamu Misterius
162
Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163
Chapter 163 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!