Keesokan paginya...
Setelah mandi pagi, Tantri keluar dari dalam kamar dengan keadaan segar. Ternyata setelah tidur berkualitas, rasa mual dan bayangan jijik pemandangan kemarin sore bisa hilang dari pikirannya. Namun.. Tantri terlihat mengerutkan kening, karena melihat tiga belas teman termasuk Harry, tampak berbicara serius. Sangat terlihat, Harry memaksakan senyum ketika melihat Tantri berjalan menuju ke arah mereka.
"Kemarilah Tantri... sarapan pagi dulu, baru kita lanjutkan perbincangan kita.." Harry tampak mengalihkan perbincangan, ketika melihat Tantri sudah sampai di dekatnya. Apalagi tampak terlihat di atas meja, menu sarapan pagi lengkap sudah tersaji.
"Ayolah.. aku juga sudah lapar nih, tadi malam tidak sempat keluar untuk makan malam. Aku ternyata terlalu lelah rupanya.." Tantri segera berbelok menuju meja saji, dan mengambil gelas untuk diisi teh manis panas.
Beberapa temannya mengikuti, dan rupanya, anak-anak club motor itu menunggu sampai Tantri keluar dari dalam kamar, baru mereka akan sarapan pagi bersama. Ketika Tantri duduk menikmati teh panas, tiba-tiba Harry datang dan meletakkan piring berisi pancake lengkap dengan sirup maple di atasnya.
"Terima kasih Harry.. kamu tahu, makanan apa yang aku suka." tanpa menunggu, setelah meletakkan gelas berisi teh panas, Tantri segera mengambil pisau dan garpu, kemudian mulai menikmati pancake yang dibawakan Harry.
Harry hanya tersenyum tidak memberikan tanggapan, dan laki-laki itu kembali untuk mengambil makanan yang lain. Setelah satu pancake habis, Tantri kemudian berdiri, kemudian bergabung dengan temannya yang lain untuk antri mengambil nasi dan perlengkapannya.
'Woww... ada sayur asem. Tampaknya nikmat nih.." dengan mata berbinar, melihat ada sayur asem, Tantri segera mengambil mangkuk kecil, kemudian mengisinya.
Di atas piring, Tantri menambahkan ikan asing, sambal terasi, tempe garit kemudian membawa piring serta mangkuk ke mejanya. Tidak lama kemudian, dengan penuh nafsu dan lahap, Tantri segera menikmati sarapan pagi. Harry tersenyum, dan laki-laki itu ikut menikmati makanan di depan gadis itu. Beberapa saat mereka terdiam, karena fokus menikmati makanan.
"Sepertinya nilkmat sekali makanan yang kamu ambil Tantr... aku sampai ngiler melihatnya. Tapi sayang, aku tidak begitu suka dengan sayuran.." melihat Tantri dengan lahap makan nasi dengan lauknya, Harry bertanya padanya.
"He.. he.. he.., kebetulan aku suka sayur ini Harr.. Di rumah, aku sering minta pada Bi Surti untuk masak sayur seperti ini. Dan kebetulan juga, sudah lumayan lama aku tidak dimasakkan oleh Bi Surti.." sambil menggigit ikan layur goreng, gadis itu memberikan tanggapan.
"Hempphh... pantaslah. Sangat berminat dan membuat orang lain ngiler, melihatmu makan seperti itu.." Harry tersenyum mengomentari Tantri.
Gadis itu diam, dan hanya tersenyum kemudian melanjutkan sarapan paginya. Tidak lama kemudian, akhirnya empat belas orang itu sudah menyelesaikan sarapan pagi mereka. Terlihat petugas home stay dengan sigap membersihkan, dan mengangkat piring kotor bekas makan anak-anak motor itu. Tantri, Harry dan lainnya, segera berpindah tempat duduk, untuk melanjutkan perbincangan mereka yang sempat tertunda.
"Harry... by the way, what happened..?? Tadi tanpa sengaja, aku melihat kalian tampak bicara serius. Tetapi begitu aku mendatangi kalian, pembicaraan langsung terhenti. Apakah kalian masih menganggapku orang asing, meskipun sudah lebih dari satu minggu aku bersama dengan kalian..?" melihat Harry menganggur dan tampak santai, Tantri mencoba memancing pembicaraan.
Terlihat Harry mengambil nafas panjang, kemudian melihat pada Antok dan Zakaria. Tanpa diminta secara lisan, Zakaria membawa gadget dan memberikannya pada Tantri. Gadis itu bingung, tetapi begitu tatapan matanya melihat apa yang tertulis, matanya menjadi terbuka lebar.
"Anak-anak motor Jakarta yang tergabung dalam geng Spirit, menyerang geng motor Jokzin di Bandung. Geng Spirit kembali kehilangan kendali, dan mencoba merebut kekuasaan Geng motor Jokzin. Geng Sipirit kembali menggila...." banyak tagline judul berita terlihat memojokkan club motor yang dipimpin Harry,
Di bawah berita-berita yang memojokkan club motor Spirit, komentar yang dituliskan netizen lebih menyakitkan hati. Ada yang mengatakan, bubarkan saja geng motor laknat yang berbaju Club motor.. Pemerintah, dimana keberanianmu untuk membubarkan kerusuhan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
"Hempphh... kenapa bisa muncul berita seperti ini di media massa, dan seperti pesan berantai di media sosial." tanpa sadar, Tantri bergumam sendiri.
"Bukan hanya itu Tantr... pahitnya lagi. Ha.. ha.. ha.. hampir semua orang tua kita, menyalahkan kita tanpa mau mendengar sisi penjelasan dari kita. Kita memang sudah sebejat ini... Ha.. ha.. ha..." terlihat Antok tertawa terbahak menanggapi kata-kata Tantri.
Terlihat sorot mata kekecewaan, terluka, merasa tidak dianggap menguasai wajah anak-anak muda itu. Baru kali ini Tantri melihat bagaimana terpuruknya mereka. Menyadari hal itu..., tanpa bicara, Tantri meraih gadget yang masih dipegang oleh Zakaria. Tantri tanpa kata, masuk ke aplikasi "Do Not Track Plus" secara silent, dan menggunakan menu layanan "DeleteMe". layanan ini mampu menghapus data dari sejumlah situs yang dapat melacak sejarah kehidupan pengguna di internet.
"Hemppphh... tidak akan ada lagi yang mampu membaca jejak digital negatif club motor kita. Hal yang mudah.., untuk mempengaruhi mood baca netizen. Berita buruk tentang club motor kita, tidak akan bisa lagi dilacak dan dicari oleh siapapun.." Tantri tersenyum puas, kemudian meletakkan gadget kembali ke atas meja.
"Apa yang sudah kamu lakukan Tantri..?" merasa bingung, Harry bertanya pada gadis itu.
"Aku sudah bersihkan jejak digital negatif tentang club motor Spirit. Netizen hanya akan menemukan tentang hal baik saja, dan sebaliknya siapapun yang berurusan dengan kita, akan menemui impact yang sebaliknya.." dengan santai, Tantri memberikan tanggapan.
Tantri meraih botol air mineral di depannya, kemudian meminumnya beberapa teguk. Teman-teman anggota lainnnya segera kembali masuk ke gadget untuk melakukan searching, dan beberapa saat kemudian senyuman lebar menghiasi bibir anak-anak muda itu.
"Ha.. ha... ha.., kita akan lihat sebentar lagi. Apakah kedua orang kita akan membaca, kemudian berapresiasi dengan meminta maaf pada kita, yang sudah barusan mereka hina dan rendahkan..." Zakaria berteriak miris. Jelas sekali seperti ada kegamangan dalam kata-katanya.
"No... kita ini hanya tempatnya salah dan meresahkan..." Iwan menyahut.
"Ha.. ha.. ha... benar itu.." beberapa anak lain ikut tertawa, mentertawakan diri mereka sendiri.
Melihat hal itu, Tantri hanya tersenyum miris. Apa yang dialami anak-anak muda ini, sama dengan yang dialaminya saat ini. Papanya Tuan Chandra, dan mamanya Nyonya Monica belum sekalipun mencari keberadaannya, meskipun dia jarang pulang ke rumah. Bahkan beberapa kali bolos sekolah, namun peringatan dari pihak sekolah juga tidak membuat kedua orang tuanya bergeming. beberapa saat kemudian...
"Harry... sebenarnya ada yang mengganjal pikiranku tentang club motor kita. Hanya saja, apakah kamu mau berbagi dan menceritakan segalanya padaku. I don.t know..." tiba-tiba sambil menatap ke depan, Tantri berseloroh.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments