International High School...
Ketika pak Jaya menghentikan mobil di depan pintu gerbang, Tantri membersihkan sisa-sisa air mata. Dari kaca depan, sopir keluarga itu hanya melihat gadis itu dengan pandangan prihatin. Namun terlalu sering melihat hal itu, laki-laki itu hanya mengambil nafas dalam. Setelah merapikan rambut, dan wajahnya, akhirnya Tantri keluar dari dalam mobil, dan tanpa berpamitan pada pak Jaya, perempuan itu berjalan ,meninggalkan laki-laki itu.
"Tantri... tunggu aku. Kita barengan masuk ke dalam.." baru saja beberapa langkah, Tantri masuk, terdengar teriakan dari belakang.
Gadis itu tidak berhenti menunggu, namun tetap melanjutkan langkah kakinya. Akhirnya tidak lama kemudian, seorang perempuan tampak menjejeri langkahnya.
"Tant... kamu pasti sudah mengerjakan tugas Kimia kan.. Pinjemin dong, aku belum nih. Tidak keburu jika aku mulai dari awal untuk mengerjakannya. Please..." gadis bernama Salsa itu tampak merayu Tantri.
Namun karena suasana hatinya tidak begitu bagus, Tantri tidak memberikan tanggapan. Tantri malah mempercepat langkah kaki, dan meninggalkan Salsa sendiri di belakang. Ketika sampai di depan kelas, banyak temannya yang sedang berbincang dengan temannya yang lain. Tantri terus masuk ke dalam kelas, dan tidak menyapa teman-temannya itu. Hal itu sudah tidak dipermasalahkan oleh teman-teman sekelas gadis itu, karena mood Tantri memang berubah-ubah.
":Pelit sekali sih kamu Tantri... aku kan cuman lihat sebentar saja. Aku janji, tidak akan menjiplak hasil pekerjaanmu, hanya akan aku gunakan untuk bench marking saja.." tiba-tiba Salsa sudah mengikutinya ke dalam kelas, dan langsung mengejar pada Tantri.
"Apakah kamu tidak melihat suasana hatiku pagi ini Salsa..?? Aku bisa saja menendangmu keluar dari kelas ini, jika kamu terus menggangguku. Dan yang perlu kamu ingat, aku akan langsung tekan tombol delete, begitu pekerjaan aku kirim ke Mr. Ronald. Menyingkirlah.. , aku mau tidur.." dengan kasar, Tantri mengusir Salsa untuk menyingkir.
"Dasar kamu pelit Tantri... awas saja. Jika kamu membutuhkan bantuanku, aku akan selalu mengingat perlakuanmu padaku.. Remember that.." Salsa tampak kesal. Gadis itu kembali berjalan keluar dari dalam kelas, mungkin akan meminta bantuan teman-temannya yang lain.
**********
Siang harinya...
Begitu bel istirahat berbunyi, Tantri mengarahkan kakinya menuju ke belakang sekolah. Gadis itu malas untuk berkumpul dengan teman-temannya, dan ingin sendiri dengan aktivitas gadgetnya. Hanya teknologi komunikasi itu yang menjadi teman Tantri selama ini, terutama jika mood nya sedang tidak baik.
"Mau kemana Tantr.. bolehkan aku mengikutimu.." tiba-tiba terdengar suara laki-laki di belakangnya.
Terlihat Harry melangkahkan kaki mendekat kepadanya. Tantri terdiam dan menunggu sampai laki-laki itu mendekat kepadanya.
"Sorry Harr.. aku lagi pingin sendiri. Biasa pingin melamun, karena hanya hal itu yang bisa mengantarkanku pada mimpi dan keinginanku sebenarnya.." tanpa menutupi apa yang akan dilakukannya, Tantri mengatakan apa yang akan dilakukannya.
"Hempphh... sama dong denganku. Kita bolos saja yukk.., ikutlah denganku. Kita akan lupakan sejenak dunia nyata, dan kita penuhi dunia dengan keinginan kita.." tanpa meminta persetujuan gadis itu, tiba-tiba Harry memegang pergelangan tangan Tantri, kemudian membawanya pergi ke parkiran motor.,
Tanpa banyak bicara, Harry mengambil helm di motor yang parkir di sebelah motornya, dan mengambil helmnya sendiri untuk diberikan pada Tantri. Gadis itu bingung, tidak segera mengikuti apa yang dimaui laki-laki itu.
"Ayolah Tantri.. kita pergi keluar. Aku akan ajak kamu mencari bakso di tikungan sana, rasanya enak. Percaya deh padaku.." Harry segera menyalakan mesin motornya, dan tangannya menarik tangan Tantri untuk segera naik ke atas motornya.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Tantri mengikuti ajakan Harry. Gadis itu sudah berada di atas boncengan motor laki-laki. Tidak lama kemudian, motor itu meluncur keluar mendekati pintu gerbang. Dan seperti sudah hafal dengan kebiasaan sekolah, yang akan membuka pintu gerbang seluas motor keluar, tanpa menghiraukan teriakan penjaga keamanan, Harry menggeber keluar motor dari halaman sekolah, dengan Tantri di belakangnya.
"Wooowww.... aaaawww..." seperti melepaskan sesak di dadanya, Tantri berteriak di jalanan, sambil merentangkan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri.
Di depan, Harry tersenyum simpul, dan terus mengarahkan motor yang dikendarainya menuju warung bakso yang dimaksudnya.
**********
Sambil mengunyah potongan bakso, Tantri mengarahkan pandangannya ke jalanan di depannya. Warung bakso itu memiliki lokasi yang sangat strategis, dan di depannya adalah sebuah restaurant mewah tempat orang-orang dari kalangan atas. Menjadi hiburan bagi Tantri, bisa melarikan diri dari urusan sekolah, dan melihat lalu lintas jalanan di depannya tanpa gangguan.
"Damn it... bukankah itu papa..?" sendok yang ada dalam pegangan tangan Tantri tiba-tiba terjatuh.
Tatapan mata gadis itu tidak berkedip, ketika melihat papanya berjalan menuju ke mobil, dengan merangkul pundak seorang perempuan muda. Tantri masih teringat, jika gadis itu adalah perempuan yang tadi pagi melakukan panggilan masuk pada ponsel papanya. Yang membuat hati Tantri tambah panas membara, dengan tidak tahu malu, setelah mengantarkan perempuan itu duduk di kursi mobil, papa Tantri memberikan ciuman di bibir perempuan itu.
"Tantri... how about you girl.. Ini aku ambilkan sendok baru lagi.." melihat sendok yang dipegang Tantri terjatuh, Harry menukarnya dengan sendok baru.
"Tidak apa Harry... aku hanya melamun saja. Tanpa sadar, sendok di tanganku terjatuh ke bawah.." dengan cepat, Tantri membuat alasan.
Karena tidak mungkin baginya untuk bercerita pada Harry, tentang apa yang dialami olehnya. Gadis itu masih memiliki rasa malu, dengan apa yang barusan terjadi di depan matanya sendiri.
"Okaylah kalau begitu... aku pikir ada apa. Sampai aku panik, melihatmu menjatuhkan sendok dari tanganmu.." Harry kemudian duduk di depan Tantri. Keduanya duduk dalam diam, dan Tantri sudah tidak memiliki selera untuk melanjutkan makan siangnya. Namun, tidak mungkin juga jika dirinya mengajak Harry untuk kembali, Akhirnya dengan tidak ada nafsu, gadis itu tetap menghabiskan bakso yang ada di dalam mangkoknya.
"Tantri... dimana sebenarnya tempat tinggalmu. Apakah kamu memberiku ijin, jika aku main ke rumahmu Tantr.." tiba-tiba Harry bertanya padanya.
Tantri yang sedang melamun tergagap, dan menatap ke arah laki-laki itu.
"Sorry Harr.. aku tadi tidak mendengarnya. Bisakah kamu ulangi lagi pertanyaanmu.." gadis itu meminta Harry untuk mengulangi kata-katanya.
"Hemppphh... rupanya sejak tadi, pikiranmu tidak di tempat ini ya Tantr... Sudah lupakan saja, lain waktu aku akan mencari tahu sendiri. Kebetulan aku juga sudah selesai, kita balik ke sekolah, atau masih mau berkeliling kota denganku Tantr.." karena kebetulan bakso dalam mangkok mereka sudah sama-sama habis, akhirnya Harry mengajak gadis itu untuk beranjak.
"Balik saja Harr.. ada kelas Mr. Ronald. Kebetulan guru itu, menjadi my favourite teacher, aku akan sangat kehilangan jika satu minggu saja tidak mengikuti kelasnya."
"Okaylah jika begitu.." akhirnya dua anak muda itu segera berdiri, dan berjalan menuju ke motor yang tidak jauh dari tempat mereka berada.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
sweet❤️
Bagus ceritanya
2023-07-12
0