Chapter 16 Mengantar Pulang

Zorra dan Tantri saling beradu pandang sambil tersenyum. Melihat laki-laki itu berdiri, Tantri kemudian ikut berdiri, tetapi Zorra melarang dan meminta gadis itu untuk tetap duduk.

"Santai saja Tantr... tetaplah duduk. Aku laki-laki dan sudah terbiasa berdiri seperti ini.." ucap Zorra sambil menahan pundak Tantri.

"Hempphh... okaylah kalau begitu. Kenapa kamu tidak main Zorra, aku ingin melihatmu berseluncur..." Tantri bertanya pada anak muda itu.

"Giliranku sudah beberapa sesi lalu Tantr, dan malam ini aku tidak untuk bermain. Tetapi ada sesi melatih anak-anak yang bermain skate board. Lumayanlah, bisa mendatangkan duit untuk membeli mie ayam, atau sekedar nongkrong di cafe..." sambil tersenyum, Zorra memberikan tanggapan.

"Asyik sekali dong Zorra.., sudah bisa mencari uang sendiri. Tapi aku penasaran, bagaimana cara mereka bermain. Pingin nih, sekali kali aku ikut mencobanya, agar bisa ikut berseluncur seperti mereka.." Tantri menunjukkan jari telunjuk ke depan.

"Okay Tantr... ikutlah denganku ke sebelah sana." tiba-tiba Zorra menarik tangan Tantri, dan membawanya keluar dari tempat itu.

Tanpa bicara Tantri mengikuti langkah kaki Zorra,  dan ternyata anak muda itu meninggalkan tempat itu. Dalam diam, karena tidak tahu mau diajak kemana, Tantri bertanya dalam hati, namun tidak bertanya pada laki-laki itu. Beberapa saat kemudian, Zorra membuka pintu, dan terlihat di depan Tantri sebuah ruangan yang luas. Ruangan ini tidak begitu ramai, hanya ada dua orang yang tengah bermain skate board di arena.

"Ini tempat apa Zorra..., kenapa terpisah dengan tempat tadi. Di sini terlihat lebih sepi.." Tantri bertanya pada laki-laki itu.

"Ini tempat berlatih VVIP Tantr.. Tidak semua mau berlatih bareng-bareng dengan yang lainnya, ada beberapa yang ingin berlatih secara khusus, karena tidak mau diketahui oleh keluarga mereka. Aku akan mengajakmu untuk berlatih di arena, ikutlah denganku..!" laki-laki itu kembali menarik tangan Tantri, untuk diajaknya turun ke arena permainan skate board,

"Apakah aku bisa Zorra... tapi jujur aku ngeri melihatnya. Bagaimana jika aku terjatuh..." sejenak Tantri merasa ragu,

Zorra berhenti dan tersenyum melihat ke arah gadis itu. Laki-laki itu melihat ada tatapan keinginan di mata gadis itu, namun juga ada kekhawatiran di dalamnya. Tiba-tiba Zorra melepaskan pegangan tangannya di tangan Tantri, kemudian berjalan mendatangi papan skate yang ada di pinggir dinding. Tidak lama kemudian, Zorra kembali mendatangi gadis itu.

"Tenanglah Tantri.., aku tidak akan membiarkanmu berlatih sendiri. Ikutlah denganku, aku akan membawamu berseluncur di papan...!" Zorra tersenyum dan mengatakan apa yang akan dilakukannya.

"Benarkah Zorra..?" tanya gadis itu tidak percaya.

Zorra tersenyum dan menganggukkan kepala. Tidak lama kemudian, laki-laki itu sudah menjatuhkan skate board ke lantai, dan dengan sekali tarikan, sambil mengangkat tubuh Tantri sudah berdiri di atas skate board, dengan tangan dari anak muda itu memeganginya.

"Pegang punggungku Tantri, aku akan membawaku. Untuk di awal, jika kamu merasa ngeri, pejamkan matamu, ikuti irama  skateboard membawamu.." tampak Zorra memberikan arahan.

"Okay Zorra..., I.m ready.." setelah mengambil nafas beberapa saat, akhirnya Tantri mengatakan siap.

"Swing.... srettt.............." dengan gerakan, Zorra menjawab kata-kata gadis itu.

Papan skate melundur ke depan dengan kencang, dan terlihat Tantri betul betul memejamkan mata, dan kedua tangannya dengan erat memegang sambil mencengkeram kedua bahu laki-laki itu. Zorra tersenyum, dan anak muda itu mengarahkan skate board ke atas, ke tempat kayu panjang di depannya.

"Buka matamu Tantri... rasakan sensasinya.." Zorra berteriak, dan papan skate itu tiba-tiba terangkat ke atas, dan...

"Aaaaawww.... brakk..." Tantri berteriak, dan jantungnya berdesir kencang ketika dengan tenang laki-laki itu membawanya ke atas papan. Dan tidak lama kemudian, suara papan skate beradu dengan papan kayu, terdengar di telinga gadis itu.

"Wooow Zorra..., I can't believe it..." Tantri berteriak kegirangan. Gadis itu merasakan kebebasan, dengan adrenalin tinggi, tubuhnya melayang dengan kedua kaki berpijak pada skate board.

Dua anak muda itu terus bermain, dan Tantri betul betul mendapatkan penyaluran dari kekesalan hati yang dirasakannya malam ini. Zorra bisa menyenangkan dan memikat hati gadis itu, dengan keahlian  dalam permainan skate board nya.

***********

Setelah beberapa saat menghabiskan waktu bermain skate board dengan Zorra, laki-laki itu meminta Tantri untuk segera pulang. Terlihat sekali jika laki-laki itu tampak mengkhawatirkan Tantri, karena malam hari gadis itu berkendara sendirian.

"Tantri.. aku tidak tega melihatmu pulang sendiri ke rumah. Bagaimana jika aku mengantarmu ke rumah Tantr, tetapi kamu tahu sendiri bukan jika aku hanya menggunakan skate board untuk alat transportasi.." karena khawatir, Zorra berniat untuk mengantarkan pulang gadis itu.

Tantri melihat ke arah jarum jam yang ada di tangannya, dan terlihat waktu memang sudah menunjukkan pukul 23.25 menit. Sebenarnya, selama ini jika gadis itu pergi dengan club motor Spirit, sering di atas jam dua belas malam, baru menuju pulang ke rumah. Tetapi ternyata hal berbeda jika bersama dengan laki-laki di sampingnya itu.

"Kenapa kamu tidak mengantarku ke rumah Zorra.., kan kita bisa berboncengan. Terus pulangnya, kamu bisa membawa motorku pulang. Besok pagi kita bisa bertemu di sekolah, dan sopir akan mengantarku pagi harinya.." tanpa berpikir jika sepeda motornya bermerk Ducati, dengan ringan Tantri menawarkan motornya.

Zorra terkejut dengan tanggapan gadis itu, dan laki-laki itu melihat ke arah Tantri..

"Jangan mengajakku bercanda Tantri.. Aku tahu, motor apa yang kamu kendarai, tidak mungkin bukan aku akan membawa motor seharga setengah milyar ke rumahku. Jika terjadi apa-apa, aku seumur hidup tidak akan bisa menggantinya Tantri..." laki-laki itu memberikan tanggapan.

"Hemppphh... Zorra, Zorra... Aku tidak pernah membanggakan diri aku memiliki kuda besi itu, semua bisa dibeli jika ada uang. Dan aku percaya padamu Zorra.., bahkan jikapun kamu adalah orang yang punya niat buruk, aku tidak akan sedih kehilangan motor itu.." Tantri malah menanggapi dengan santai.

Sangat terlihat dalam responnya, gadis itu seperti tidak peduli jika terjadi apa-apa dengan motornya itu. Hal itu yang membuat Zorra menjadi kaget..., dan tanpa sadar malah mencengkeram tangan gadis itu. Tantri mengangkat wajahnya ke atas, dan kedua anak muda itu kemudian beradu pandang.

"Tanganku sakit Zorra.., apa yang kamu lakukan. Apakah malam ini, kamu tega membiarkanku sendiri untuk pulang ke rumah Zorra..? Kamu tahu bukan, malam ini jam berapa.." pertanyaan Tantri malah seakan menantang keberanian anak muda itu.

Zorra mengambil nafas panjang, dan ketika melihat ke jam yang ada di pergelangan tangannya, dan malam mulai merambat naik, laki-laki itu sudah tidak bisa berpikir jernih. Dengan cepat, Zorra kembali menarik pergelangan tangan Tantri, dan membawanya menuju ke motor gadis itu.

"Berikan kunci motor Ducati mu padaku Tantri.., aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri malam ini. Ayolah... aku akan mengantarmu pulang, dan tidak peduli kamu akan bilang tentang apa padaku. Niatku hanya untuk melindungimu.." mendengar ucapan dari laki-laki itu, Tantri tersenyum. Gadis itu kemudian memberikan kunci motor Ducati nya pada laki-laki itu.

************

Episodes
1 Chapter 1 Kekacauan
2 Chapter 2 Kejutan Siang
3 Chapter 3 Perlakuan Papa
4 Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5 Chapter 5 Pertolongan
6 Chapter 6 We are Biker
7 Chapter 7 Sketchy
8 Chapter 8 Perkelahian
9 Chapter 9 Jejak Digital
10 Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11 Chapter 11 Memukul Balik
12 Chapter 12 Bertemu Zorra
13 Chapter 13 Marah
14 Chapter 14 Berpisah Tujuan
15 Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16 Chapter 16 Mengantar Pulang
17 Chapter 17 What, and where is the error?
18 Chapter 18 Berkelahi
19 Chapter 19 Rasa Penasaran
20 Chapter 20 Tidak Enak Hati
21 Chapter 21 Berjaga-jaga
22 Chapter 22 Merendah
23 Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24 Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25 Chapter 25 Kamu Terluka?
26 Chapter 26 Niat Balas Dendam
27 Chapter 27 Beking
28 Chapter 28 Peluang Hacker
29 Chapter 29 Guru Baru
30 Chapter 30 Salah Paham
31 Chapter 31 Mencari Tahu
32 Chapter 32 Posesif
33 Chapter 33 Hati yang Pedih
34 Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35 Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36 Chapter 36 Keributan
37 Chapter 37 Perkelahian
38 Chapter 38 Aksi Siswa
39 Chapter 39 Bukti Berbicara
40 Chapter 40 Tuntutan
41 Chapter 41 Masalah Keluarga
42 Chapter 42 Menghilang
43 Chaper 43 Galau
44 Chapter 44 Konflik Internal
45 Chapter 45 Trial
46 Chapter 46 Refreshing
47 Chapter 47 Tidak Ada jejak
48 Chapter 48. Dunia Bawah
49 Chapter 49. Penyesalan
50 Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51 Chapter 51. Terpisah
52 Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53 Chapter 53 Bergerak Cepat
54 Chapter 54 Mengamankan Diri
55 Chapter 55 Perlawanan
56 Chapter 56. Ada Dimana Aku
57 Chapter 57 Tokyo
58 Chapter 58 Tersadarkan
59 Chapter 59 Jalan Keluar
60 Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61 Chapter 61. Berpisah Sementara
62 Chapter 62 Bertemu Zorra
63 Chapter 63 Salah Sangka
64 Chapter 64 Kemarahan
65 Chapter 65 Marah dan Gelisah
66 Chapter 66 Bad News
67 Chapter 67 Berbeda Pendapat
68 Chapter 68 Buronan Sementara
69 Chapter 69 Berlari
70 Chapter 70 Menyesal
71 Chapter 71 Perubahan
72 Chapter 72 Laki-laki Misterius
73 Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74 Chapter74 Tidak Percaya
75 Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76 Chapter 76 Rencana Baru
77 Chapter 77 Saudara
78 Chapter 78 Kecurigaan Harry
79 Chapter 79 Peringatan
80 Chapter 80 Pertolongan
81 Chapter 81 Surprise
82 Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83 Chapter 83 Ratu di Hati
84 Chapter 84 Ingin Tahu
85 Chapter 85 Jenewa
86 Chapter 86 Kesepakatan
87 Chapter 87 Karantina
88 Chapter 88 Lingkungan Baru
89 Chapter 89 Konspirasi
90 Chapter 90 Membobol Data
91 Chapter 91 Menanti Kabar
92 Chapter 92 Pengalihan
93 Chapter 93 Kecurigaan
94 Chapter 94 Rencana Evaluasi
95 Chapter 95 Pressure
96 Chapter 96 Pendekatan Kembali
97 Chapter 97 Kejar-kejaran
98 Chapter 98 Nasi Goreng
99 Chapter 99 Gagasan
100 Chapter 100 Turun ke Jenewa
101 Chapter 101 Konflik Kepentingan
102 Chapter 102 Pressure
103 Chapter 103 Terbuka Sendiri
104 Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105 Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106 Chapter 106 Berhasil
107 Chapter 107 Panik
108 Chapter 108 Sikap Marah
109 Chapter 109 Kenyataan Pahit
110 Chapter 110 Serangan
111 Chapter 111 Pertolongan Pertama
112 Chapter 112 Tindakan
113 Chapter 113 Meminta Waktu Off
114 Chapter 114 Tersadar
115 Chapter 115 Peta Masa Depan
116 Chapter 116 Bosan
117 Chapter 117 Terkejut
118 Chapter 118 Kunjungan Teman
119 Chapter 119 Keberhasilan
120 Chapter 120 Meminta Bantuan
121 Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122 Chapter 122 Temuan
123 Chapter 123 Turun ke Divisi
124 Chapter 124 Pemeriksaan
125 Chapter 125 Berkeliling
126 Chapter 126 Kerinduan
127 Chapter 127 Invitation Letter
128 Chapter 128 Tamu Malam Hari
129 Chapter 129 Make Up Artist
130 Chapter 130 Kejutan
131 Chapter 131 Wedding
132 Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133 Chapter 133 Harta Berharga
134 Chapter 134 Ingin Anak
135 Chapter 135 Upaya Ulang
136 Chapter 136 Diajak Bicara
137 Chapter 137 Masa Depan
138 Chapter 138 Keputusan
139 Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140 Chapter 140 Travelling
141 Chapter 141 Shock
142 Chapter 142 Tanggapan Remeh
143 Chapter 143 Arogan
144 Chapter 144 Rahasia
145 Chapter 145 Pengalihan Asset
146 Chapter 146 Pemilik Baru
147 Chapter 147 Aktivitas Baru
148 Chapter 148 Wanita Karir
149 Chapter 149 Rapat
150 Chapter 150 Panik
151 Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152 Chapter 152 Pertanyaan
153 Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154 Chapter 154 Masa Tua
155 Chapter 155 Kamu adalah Candu
156 Chapter 156 Pemikiran Baru
157 Chapter 157 Penghargaan
158 Chapter 158 Peluang Baru
159 Chapter 159 Quality Time
160 Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161 Chapter 161 Tamu Misterius
162 Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163 Chapter 163 TAMAT
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Chapter 1 Kekacauan
2
Chapter 2 Kejutan Siang
3
Chapter 3 Perlakuan Papa
4
Chapter 4 Gangguan Anak Punk
5
Chapter 5 Pertolongan
6
Chapter 6 We are Biker
7
Chapter 7 Sketchy
8
Chapter 8 Perkelahian
9
Chapter 9 Jejak Digital
10
Chapter 10 Rasa Ingin Tahu
11
Chapter 11 Memukul Balik
12
Chapter 12 Bertemu Zorra
13
Chapter 13 Marah
14
Chapter 14 Berpisah Tujuan
15
Chapter 15 Menghilangkan Suntuk
16
Chapter 16 Mengantar Pulang
17
Chapter 17 What, and where is the error?
18
Chapter 18 Berkelahi
19
Chapter 19 Rasa Penasaran
20
Chapter 20 Tidak Enak Hati
21
Chapter 21 Berjaga-jaga
22
Chapter 22 Merendah
23
Chapter 23 Perkelahian dengn Geng Motor
24
Chapter 24 Mendapatkan Pertolongan
25
Chapter 25 Kamu Terluka?
26
Chapter 26 Niat Balas Dendam
27
Chapter 27 Beking
28
Chapter 28 Peluang Hacker
29
Chapter 29 Guru Baru
30
Chapter 30 Salah Paham
31
Chapter 31 Mencari Tahu
32
Chapter 32 Posesif
33
Chapter 33 Hati yang Pedih
34
Chapter 34 Menyelamatkan Asset
35
Chapter 35 Memanfaatkan Peluang
36
Chapter 36 Keributan
37
Chapter 37 Perkelahian
38
Chapter 38 Aksi Siswa
39
Chapter 39 Bukti Berbicara
40
Chapter 40 Tuntutan
41
Chapter 41 Masalah Keluarga
42
Chapter 42 Menghilang
43
Chaper 43 Galau
44
Chapter 44 Konflik Internal
45
Chapter 45 Trial
46
Chapter 46 Refreshing
47
Chapter 47 Tidak Ada jejak
48
Chapter 48. Dunia Bawah
49
Chapter 49. Penyesalan
50
Chapter 50. Mengalihkan Fokus
51
Chapter 51. Terpisah
52
Chapter 52 Mencari Solusi Bersama
53
Chapter 53 Bergerak Cepat
54
Chapter 54 Mengamankan Diri
55
Chapter 55 Perlawanan
56
Chapter 56. Ada Dimana Aku
57
Chapter 57 Tokyo
58
Chapter 58 Tersadarkan
59
Chapter 59 Jalan Keluar
60
Chapter 60. Penyelesaian Masalah
61
Chapter 61. Berpisah Sementara
62
Chapter 62 Bertemu Zorra
63
Chapter 63 Salah Sangka
64
Chapter 64 Kemarahan
65
Chapter 65 Marah dan Gelisah
66
Chapter 66 Bad News
67
Chapter 67 Berbeda Pendapat
68
Chapter 68 Buronan Sementara
69
Chapter 69 Berlari
70
Chapter 70 Menyesal
71
Chapter 71 Perubahan
72
Chapter 72 Laki-laki Misterius
73
Chapter 73 Kedatangan yang Mengejutkan
74
Chapter74 Tidak Percaya
75
Chapter 75 Menyusul ke Bolshoi Ussuriysky
76
Chapter 76 Rencana Baru
77
Chapter 77 Saudara
78
Chapter 78 Kecurigaan Harry
79
Chapter 79 Peringatan
80
Chapter 80 Pertolongan
81
Chapter 81 Surprise
82
Chapter 82 Menemani Menggapai Mimpi
83
Chapter 83 Ratu di Hati
84
Chapter 84 Ingin Tahu
85
Chapter 85 Jenewa
86
Chapter 86 Kesepakatan
87
Chapter 87 Karantina
88
Chapter 88 Lingkungan Baru
89
Chapter 89 Konspirasi
90
Chapter 90 Membobol Data
91
Chapter 91 Menanti Kabar
92
Chapter 92 Pengalihan
93
Chapter 93 Kecurigaan
94
Chapter 94 Rencana Evaluasi
95
Chapter 95 Pressure
96
Chapter 96 Pendekatan Kembali
97
Chapter 97 Kejar-kejaran
98
Chapter 98 Nasi Goreng
99
Chapter 99 Gagasan
100
Chapter 100 Turun ke Jenewa
101
Chapter 101 Konflik Kepentingan
102
Chapter 102 Pressure
103
Chapter 103 Terbuka Sendiri
104
Chapter 104 Tanggung jawab Sosial
105
Chapter 105 Persiapan Uji Coba
106
Chapter 106 Berhasil
107
Chapter 107 Panik
108
Chapter 108 Sikap Marah
109
Chapter 109 Kenyataan Pahit
110
Chapter 110 Serangan
111
Chapter 111 Pertolongan Pertama
112
Chapter 112 Tindakan
113
Chapter 113 Meminta Waktu Off
114
Chapter 114 Tersadar
115
Chapter 115 Peta Masa Depan
116
Chapter 116 Bosan
117
Chapter 117 Terkejut
118
Chapter 118 Kunjungan Teman
119
Chapter 119 Keberhasilan
120
Chapter 120 Meminta Bantuan
121
Chapter 121 Menemukan Keberadaan Rheima
122
Chapter 122 Temuan
123
Chapter 123 Turun ke Divisi
124
Chapter 124 Pemeriksaan
125
Chapter 125 Berkeliling
126
Chapter 126 Kerinduan
127
Chapter 127 Invitation Letter
128
Chapter 128 Tamu Malam Hari
129
Chapter 129 Make Up Artist
130
Chapter 130 Kejutan
131
Chapter 131 Wedding
132
Chapter 132 Kehangatan Keluarga
133
Chapter 133 Harta Berharga
134
Chapter 134 Ingin Anak
135
Chapter 135 Upaya Ulang
136
Chapter 136 Diajak Bicara
137
Chapter 137 Masa Depan
138
Chapter 138 Keputusan
139
Chapter 139 Keluar dari Laboratorium
140
Chapter 140 Travelling
141
Chapter 141 Shock
142
Chapter 142 Tanggapan Remeh
143
Chapter 143 Arogan
144
Chapter 144 Rahasia
145
Chapter 145 Pengalihan Asset
146
Chapter 146 Pemilik Baru
147
Chapter 147 Aktivitas Baru
148
Chapter 148 Wanita Karir
149
Chapter 149 Rapat
150
Chapter 150 Panik
151
Chapter 151 Kelahiran Putra Pertama
152
Chapter 152 Pertanyaan
153
Chapter 153 Kedatangan Oma dan Opa
154
Chapter 154 Masa Tua
155
Chapter 155 Kamu adalah Candu
156
Chapter 156 Pemikiran Baru
157
Chapter 157 Penghargaan
158
Chapter 158 Peluang Baru
159
Chapter 159 Quality Time
160
Chapter 160 Penanggung jawab Kerja sama
161
Chapter 161 Tamu Misterius
162
Chapter 162 Kedatangan Sahabat
163
Chapter 163 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!