Zorra dan Tantri saling beradu pandang sambil tersenyum. Melihat laki-laki itu berdiri, Tantri kemudian ikut berdiri, tetapi Zorra melarang dan meminta gadis itu untuk tetap duduk.
"Santai saja Tantr... tetaplah duduk. Aku laki-laki dan sudah terbiasa berdiri seperti ini.." ucap Zorra sambil menahan pundak Tantri.
"Hempphh... okaylah kalau begitu. Kenapa kamu tidak main Zorra, aku ingin melihatmu berseluncur..." Tantri bertanya pada anak muda itu.
"Giliranku sudah beberapa sesi lalu Tantr, dan malam ini aku tidak untuk bermain. Tetapi ada sesi melatih anak-anak yang bermain skate board. Lumayanlah, bisa mendatangkan duit untuk membeli mie ayam, atau sekedar nongkrong di cafe..." sambil tersenyum, Zorra memberikan tanggapan.
"Asyik sekali dong Zorra.., sudah bisa mencari uang sendiri. Tapi aku penasaran, bagaimana cara mereka bermain. Pingin nih, sekali kali aku ikut mencobanya, agar bisa ikut berseluncur seperti mereka.." Tantri menunjukkan jari telunjuk ke depan.
"Okay Tantr... ikutlah denganku ke sebelah sana." tiba-tiba Zorra menarik tangan Tantri, dan membawanya keluar dari tempat itu.
Tanpa bicara Tantri mengikuti langkah kaki Zorra, dan ternyata anak muda itu meninggalkan tempat itu. Dalam diam, karena tidak tahu mau diajak kemana, Tantri bertanya dalam hati, namun tidak bertanya pada laki-laki itu. Beberapa saat kemudian, Zorra membuka pintu, dan terlihat di depan Tantri sebuah ruangan yang luas. Ruangan ini tidak begitu ramai, hanya ada dua orang yang tengah bermain skate board di arena.
"Ini tempat apa Zorra..., kenapa terpisah dengan tempat tadi. Di sini terlihat lebih sepi.." Tantri bertanya pada laki-laki itu.
"Ini tempat berlatih VVIP Tantr.. Tidak semua mau berlatih bareng-bareng dengan yang lainnya, ada beberapa yang ingin berlatih secara khusus, karena tidak mau diketahui oleh keluarga mereka. Aku akan mengajakmu untuk berlatih di arena, ikutlah denganku..!" laki-laki itu kembali menarik tangan Tantri, untuk diajaknya turun ke arena permainan skate board,
"Apakah aku bisa Zorra... tapi jujur aku ngeri melihatnya. Bagaimana jika aku terjatuh..." sejenak Tantri merasa ragu,
Zorra berhenti dan tersenyum melihat ke arah gadis itu. Laki-laki itu melihat ada tatapan keinginan di mata gadis itu, namun juga ada kekhawatiran di dalamnya. Tiba-tiba Zorra melepaskan pegangan tangannya di tangan Tantri, kemudian berjalan mendatangi papan skate yang ada di pinggir dinding. Tidak lama kemudian, Zorra kembali mendatangi gadis itu.
"Tenanglah Tantri.., aku tidak akan membiarkanmu berlatih sendiri. Ikutlah denganku, aku akan membawamu berseluncur di papan...!" Zorra tersenyum dan mengatakan apa yang akan dilakukannya.
"Benarkah Zorra..?" tanya gadis itu tidak percaya.
Zorra tersenyum dan menganggukkan kepala. Tidak lama kemudian, laki-laki itu sudah menjatuhkan skate board ke lantai, dan dengan sekali tarikan, sambil mengangkat tubuh Tantri sudah berdiri di atas skate board, dengan tangan dari anak muda itu memeganginya.
"Pegang punggungku Tantri, aku akan membawaku. Untuk di awal, jika kamu merasa ngeri, pejamkan matamu, ikuti irama skateboard membawamu.." tampak Zorra memberikan arahan.
"Okay Zorra..., I.m ready.." setelah mengambil nafas beberapa saat, akhirnya Tantri mengatakan siap.
"Swing.... srettt.............." dengan gerakan, Zorra menjawab kata-kata gadis itu.
Papan skate melundur ke depan dengan kencang, dan terlihat Tantri betul betul memejamkan mata, dan kedua tangannya dengan erat memegang sambil mencengkeram kedua bahu laki-laki itu. Zorra tersenyum, dan anak muda itu mengarahkan skate board ke atas, ke tempat kayu panjang di depannya.
"Buka matamu Tantri... rasakan sensasinya.." Zorra berteriak, dan papan skate itu tiba-tiba terangkat ke atas, dan...
"Aaaaawww.... brakk..." Tantri berteriak, dan jantungnya berdesir kencang ketika dengan tenang laki-laki itu membawanya ke atas papan. Dan tidak lama kemudian, suara papan skate beradu dengan papan kayu, terdengar di telinga gadis itu.
"Wooow Zorra..., I can't believe it..." Tantri berteriak kegirangan. Gadis itu merasakan kebebasan, dengan adrenalin tinggi, tubuhnya melayang dengan kedua kaki berpijak pada skate board.
Dua anak muda itu terus bermain, dan Tantri betul betul mendapatkan penyaluran dari kekesalan hati yang dirasakannya malam ini. Zorra bisa menyenangkan dan memikat hati gadis itu, dengan keahlian dalam permainan skate board nya.
***********
Setelah beberapa saat menghabiskan waktu bermain skate board dengan Zorra, laki-laki itu meminta Tantri untuk segera pulang. Terlihat sekali jika laki-laki itu tampak mengkhawatirkan Tantri, karena malam hari gadis itu berkendara sendirian.
"Tantri.. aku tidak tega melihatmu pulang sendiri ke rumah. Bagaimana jika aku mengantarmu ke rumah Tantr, tetapi kamu tahu sendiri bukan jika aku hanya menggunakan skate board untuk alat transportasi.." karena khawatir, Zorra berniat untuk mengantarkan pulang gadis itu.
Tantri melihat ke arah jarum jam yang ada di tangannya, dan terlihat waktu memang sudah menunjukkan pukul 23.25 menit. Sebenarnya, selama ini jika gadis itu pergi dengan club motor Spirit, sering di atas jam dua belas malam, baru menuju pulang ke rumah. Tetapi ternyata hal berbeda jika bersama dengan laki-laki di sampingnya itu.
"Kenapa kamu tidak mengantarku ke rumah Zorra.., kan kita bisa berboncengan. Terus pulangnya, kamu bisa membawa motorku pulang. Besok pagi kita bisa bertemu di sekolah, dan sopir akan mengantarku pagi harinya.." tanpa berpikir jika sepeda motornya bermerk Ducati, dengan ringan Tantri menawarkan motornya.
Zorra terkejut dengan tanggapan gadis itu, dan laki-laki itu melihat ke arah Tantri..
"Jangan mengajakku bercanda Tantri.. Aku tahu, motor apa yang kamu kendarai, tidak mungkin bukan aku akan membawa motor seharga setengah milyar ke rumahku. Jika terjadi apa-apa, aku seumur hidup tidak akan bisa menggantinya Tantri..." laki-laki itu memberikan tanggapan.
"Hemppphh... Zorra, Zorra... Aku tidak pernah membanggakan diri aku memiliki kuda besi itu, semua bisa dibeli jika ada uang. Dan aku percaya padamu Zorra.., bahkan jikapun kamu adalah orang yang punya niat buruk, aku tidak akan sedih kehilangan motor itu.." Tantri malah menanggapi dengan santai.
Sangat terlihat dalam responnya, gadis itu seperti tidak peduli jika terjadi apa-apa dengan motornya itu. Hal itu yang membuat Zorra menjadi kaget..., dan tanpa sadar malah mencengkeram tangan gadis itu. Tantri mengangkat wajahnya ke atas, dan kedua anak muda itu kemudian beradu pandang.
"Tanganku sakit Zorra.., apa yang kamu lakukan. Apakah malam ini, kamu tega membiarkanku sendiri untuk pulang ke rumah Zorra..? Kamu tahu bukan, malam ini jam berapa.." pertanyaan Tantri malah seakan menantang keberanian anak muda itu.
Zorra mengambil nafas panjang, dan ketika melihat ke jam yang ada di pergelangan tangannya, dan malam mulai merambat naik, laki-laki itu sudah tidak bisa berpikir jernih. Dengan cepat, Zorra kembali menarik pergelangan tangan Tantri, dan membawanya menuju ke motor gadis itu.
"Berikan kunci motor Ducati mu padaku Tantri.., aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri malam ini. Ayolah... aku akan mengantarmu pulang, dan tidak peduli kamu akan bilang tentang apa padaku. Niatku hanya untuk melindungimu.." mendengar ucapan dari laki-laki itu, Tantri tersenyum. Gadis itu kemudian memberikan kunci motor Ducati nya pada laki-laki itu.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments