Tanpa bicara, Bu Rastrie kembali ke depan. Terlihat jelas jika perempuan itu seperti menahan diiri. Tidak lama kemudian, perempuan itu kemudian menulis di atas papan tulis, dan semua siswa di kelas itu melihat ke arah depan. Terlihat perempuan itu menulis judul besar berbunyi " LATIHAN SOAL..", dan semua siswa melihatnya sambil menahan nafas. Beberapa saat kemudian...
"Kerjakan soal di depan, kemudian kumpul saat ini juga. Tidak ada yang boleh protes, atau berbicara tanpa dasar.." dengan suara tegas, Bu Rastrie menyampaikan perintah.
"Baik Bu.." Ergo sebagai ketua kelas, memberikan tanggapan.
Tidak ada yang berbicara lagi, dan dengan malas Tantri mengeluarkan buku, dan pulpen. Gadis itu mengambil dua lembar kertas, yang diambilnya dari lembaran buku yang ada paling tengah. Selvie tampak melirik ke arahnya, namun Tantrie hanya mengangkat kedua bahunya ke atas. Terlihat beberapa kali, bu Rastrie tampak mencuri pandang ke arah Tantri, namun gadis itu mengabaikannya, tidak mau menanggapinya. Melihat perempuan dewasa itu, berada di tempat sepi hanya berdua dengan Kepala Sekolah, sesaat menghilangkan respeknya pada perempuan itu. Apalagi melihat pakaian yang dikenakan, betul-betul mencurigakan.
"Glek... glek..." dari belakang tempat duduknya, Dendy tampak menggerakkan kursi yang diduduki Tantri dengan menggunakan kakinya.
"Ssstt... ada apa Dand... aku mau mengerjakannya dulu. Tidak ada waktu aku untuk meladenimu saat ini, nanti.." seperti mengetahui tujuan dari Dendy, Tantri langsung menegurnya dengan suara pelan.
"Hi.. hi.. hi... rasain loe Dend..." Selvie tertawa ngikik, sambil menjulurkan lidahnya pada laki-laki muda itu.
Dendy bersungut sambil menendang kursi yang diduduki Selvie dari belakang. Tantri tidak terusik dengan keributan yang dilakukan dua teman sekelasnya itu, dan terlihat Bu Rastrie terus mengarahkan pandangan ke arah Tantri. Namun gadis itu sama sekali tidak memperhatikannya, karena masih fokus mengerjakan soal yang diberikan olehnya, Tidak menunggu beberapa lama, akhirnya Tantri sudah selesai mengerjakan soal, kemudian memberikan coretannya ke kursi belakang, tempat Dendy duduk. Selain itu, Tantri juga memberikan pada Selvie.
"Interupsi Bu Rastrie... bagi yang sudah mengerjakan soal, apakah bisa beristirahat duluan Bu. Kebetulan saya lapar, mau ke kafetaria dulu untuk sarapan.." tiba-tiba di tengah kesunyian, Tantri mengacungkan jari tengahnya, dan bertanya pada guru itu.
"Dari pada membuat onar, dan membuat kekacauan di kelas, lebih baik bagi yang sudah selesai, segera meninggalkan tempat duduknya." dengan suara keras, bu Rastrie memberikan tanggapan.
Mendengar hal itu, Tantri segera berdiri dan membawa kertas kerjaannya berjalan melalui belakang Selvie, kemudian berjalan ke depan. Semua siswa menatap tubuh Tantri, dan menatap dengan perasaan iri dan cemburu, karena gadis itu sudah selesai mengerjakan semua soal yang diberikan oleh guru itu.
"Mohon dicek bu Rastrie, dan Tantri siap untuk melakukan remidi, jika ada kesalahan dalam pengerjaan soalnya.." dengan berkata seperti sindiran, Tantri menyerahkan lembar jawab pada perempuan itu.
"Pttfhhhpp... pergilah keluar, jangan buat keributan di kelas ini.." dengan sadis, perempuan dewasa itu mengusir gadis itu untuk keluar kelas.
Tanpa memberikan tanggapan, Tantri langsung keluar dari dalam kelas. Di depan kelas, gadis itu mengedarkan pandangan, dan terlihat baik di selasar, maupun di taman depan kelas, terlihat sepi. Tidak terlihat satupun siswa yang berkeliaran di tempat itu. Hal itu bisa dimaklumi, karena kelas pagi masih berlangsung. Sebentar lagi, barulah waktu istirahat pertama berlangsung.
"Aku ke cafetaria saja, seperti perkataanku pada Bu Rastrie.." setelah bergumam sendiri, akhirnya Tantri segera melangkahkan kaki untuk menuju ke arah cafetaria.
*************
Baru beberapa langkah Tantri menuju ke cafetaria, tiba-tiba telinganya menangkap suara papan seluncur menuju ke arahnya. Belum sampai gadis itu menoleh ke belakang, tiba-tiba Zorra laki-laki muda yang hampir menyerempetnya tadi pagi, tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya, dengan membawa skate board di tangan kanannya.
"Hey.. mau kemana, cafetaria kah..?" dengan ramah anak muda itu menyapa Tantri. Gadis itu sesaat menjadi gugup..
"Mmmppphh... iya kak, aku mau sarapan pagi. Tadi dari rumah, belum sempat sarapan.." setelah mengambil nafas panjang, akhirnya Tantri bisa menguasai perasaannya kembali.
"Oh ya... kita tadi pagi belum sempat berkenalan. Namaku Zorra, murid pindahan baru, yang baru beberapa bulan bergabung dengan sekolah ini.. Siapakah namamu..?" tiba-tiba Zorra menyodorkan telapak tangannya, mengajak Tantri berkenalan.
"Okay, namaku Tantri.." dengan singkat Tantri menjawab, dan membalas jabat tangan dari anak muda itu.
"Baiklah... aku akan mentraktirmu pagi ini, yah... sebagai permintaan maaf karena tadi pagi hampir menyerempetmu.. Ayo Tantr... kita percepat, sebelum bel istirahat berbunyi.." Tantri akhirnya mempercepat langkahnya mengikuti langkah Zorra.
Gadis itu diam, tidak berbicara apapun, karena masih merasa canggung dengan teman barunya itu. Apalagi selama ini, Tantri lebih banyak berdiam, dan menutup diri untuk mengenal teman dari kelas yang lain. Gadis itu hanya mengenal dan merasa akrab dengan teman-teman sekelasnya. Tidak lama kemudian, cafetaria sudah terlihat di depan mereka. Dan seperti dugaan mereka, karena masih pagi, cafetaria juga masih terlihat sepi.
"Tantri... kamu pilih tempat duduk ya. Aku akan memesankan makanan untukmu.., dan akan membawakan ke meja tempat kita berdua makan." ketika berada di depan tempat pemesanan makanan, Zorra berhenti dan bertanya pada gadis itu.
"Mmppphh... bakso, teh oolong, dan siomay goreng saja untukku." Tantri mengatakan makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya.
"Okay... pergilah untuk mencari tempat duduk untuk kita.." Zorra segera bergegas meninggalkan Tantri.
Tinggallah Tantri sendiri yang mengedarkan pandangan ke sekeliling. Melihat ada tempat duduk dengan dua kursi di pojok, gadis itu bergegas menuju ke tempat tersebut. Kebetulan Tantri melihat ada office boy yang sedang membersihkan tempat itu.
"Bang... minta tolong untuk dibersihkan kursi dan meja ini ya.. AKu dan temanku akan duduk di sini.." Tantri memanggil OB tersebut.
"Baik Non Tantri.." laki-laki muda itu kemudian mendatangi Tantri, kemudian membersihkan meja dan kursi dengan kain lap di tangannya. Tantri tersenyum, kemudian merogoh saku bajunya, kemudian...
"Jono... kamu belum sarapan pagi bukan. Ini ada uang untuk kamu membeli sarapan pagi, istirahatlah dulu...!" Tantri memang termasuk dekat dengan office boy itu. Jono memandang ke wajah Tantri dengan tidak percaya, namun Tantri tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Pergilah Jono... keburu banyak yang datang, nanti pekerjaanmu akan bertambah banyak. Jika ada yang mencarimu kemari, aku yang akan menjawabnya." mendengar kata-kata Tantri, akhirnya Jono bergegas meninggalkan tempat itu setelah tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada gadis itu.
"Kamu pintar mencari tempat duduk Tantri.. Kita makan dulu.." tiba-tiba Zorra mengejutkan gadis itu. Bukannya Zorra tidak tahu apa yang dilakukan Tantri pada Jono, namun laki-laki itu sebenarnya melihatnya. tetapi Zorra tidak mengganggu interaksinya dengan Office boy tersebut.
*********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments