OBAT PENGHILANG RASA PEDAS

Embun meletakkan ponselnya dimeja Nathan lalu mulai memijat. Dulu, dia sering memijat alm. ayahnya. Jadi bisa dibilang jika memijat bukanlah sesuatu yang sulit untuknya. Pijatannya sukses membuat Nathan mengantuk. Hingga pria itu tak lagi bisa fokus dengan pekerjaannya. Sesekali dia terlihat menguap.

"Kak, kalau kita seruangan, mejaku nanti ditaruh dimana?"

Mata Nathan yang hampir terpejam kembali terbuka karena pertanyaan Embun. "Apa?" dia tak begitu mendengar karena tadi hampir tertidur.

"Mejaku, meja kerja. Nanti aku duduk dimana?"

"Kamu gak usah pakai meja."

"Loh," Embun mengerutkan kening. "Terus komputer ditaruh mana?"

"Kamu duduk disofa aja. Kalau butuh laptop, kan bisa pakai meja itu." Nathan menunjuk meja didepan sofa.

"Tapi masa kerja kayak gi_"

"Udah gak usah protes. Kalau masih protes lagi, kamu aku suruh duduk dipangkuanku."

Embun seketika melotot. Rasa-rasanya, pekerjaannya makin tak jelas saja.

Dret dret dret

Ponsel Embun yang ada diatas meja bergetar. Sebelum Embun sempat mengambilnya, Nathan lebih dulu meraih benda pipih tersebut.

"Eric?" Nathan mengerutkan kening. Dia jadi ingat kalau selain Rama, ada beberapa kontak cowok yang sering mengirim pesan dan menelepon Embun, salah satunya Eric ini. "Siapa dia?"

"Teman," sahut Embun sambil berusaha merebut ponselnya yang dipegang Nathan. Sayang gagal karena Nathan langsung menjauhkan benda tersebut.

"Teman apa?"

"Teman satu divisi."

"Jadi dia kerja disini juga?"

Embun mengangguk.

"Minta dipecat ini orang. Jam kerja malah teleponan," gerutu Nathan.

Ponsel yang dipegang Nathan akhirnya berhenti bergetar. Tapi tak lama kemudian, ada pesan masuk dari Eric. Dan tanpa izin, Nathan langsung membukanya.

[ Mbun, beneran kamu pindah bagian? Ada OB yang lagi mindahin barang kamu. Katanya mau dipindahin ke ruangan Pak Nathan. ]

Embun tak tahu jika saat ini, terjadi kehebohan didivisinya. Tentu saja itu karena Embun yang tiba-tiba dipindahkan tanpa ada pemberitahuan dulu. Dan yang makin bikin heboh, pindahnya1 bukan kedivisi laun, melainkan ke ruangan Nathan, jadi asisten pribadi.

"Kak Nathan apaan sih, kok buka-buka, itu privasi," protes Embun.

[ Mbun, kok diread doang. Kamu beneran pindah Mbun? ]

Satu lagi pesan masuk dari Eric.

"Perhatian banget dia sama kamu? Ada hubungan apa kalian?" tanya Nathan.

"Teman."

"Bukan friends with benefits kan?"

"Teman biasa," Embun akhirnya berhasil menarik ponselnya yang ada ditangan Nathan.

"Dia suka sama kamu?"

Dret dret dret

Belum sempat Embun menjawab, Ponsel yang dia pegang kembali bergetar, dan ada nama Eric dilayar. Embun melirik Nathan, ragu antara mau menjawab atau tidak.

"Angkat."

"Hah!" Embun melongo mendengar Nathan menyuruhnya mengangkat.

"Jangan lupa loadspeaker."

Embun masih diam saja, membuat Nathan jadi geregetan. "Aku bilang angkat," tekannya.

Tak ada pilihan lain, akhirnya Embun mengangkat telepon dari Eric.

"Akhirnya kamu angkat juva Mbun," terdengar helaan nafas lega dari Eric. "Mbun, beneran sekarang kamu jadi asisten Pak Nathan?"

Embun melirik Nathan sekilas sebelum menjawab. "I-iya Ric."

"Kok tiba-tiba gini sih? Dia gak ada maksud tertentu kan?"

"Hem, maksud tertentu?" Embun menoleh kearah Nathan. "Maksud apa?" Embun grogi sekali telepon sambil dipelototi Nathan. Dah gitu yang dibahas Nathan pula. Jadi makin salah tingkahkan.

"Ya mungkin aja dia punya maksud tersembunyi, mau balas dendam mungkin. Dia pasti marah karena kamu jadi orang ketiga dirumah tangga adiknya. Tapi gosip itu gak benerkan Mbun? Kamu bukan selingkuhannya Pak Rama kan?"

Tenggoran Embun seperti tercekat. Terlalu memalukan untuk menjawab jika gosip itu benar.

"Mbun, kok takut ya."

"Takut, takut apa?"

"Takut kamu diapa apain sama Pak Nathan."

Mata Nathan langsung melotot. Apa maksud dari kata diapa apain? Dikira dia bos mesum apa, yang ngambil keuntungan dari bawahannya.

"Diapa-apain gimana maksud kamu?" Embun sampai gemetaran melihat Nathan yang melotot tajam padanya.

"Gak enak ngomong lewat telepon. Gini aja, kita makan siang diluar saat jam istirahat."

Nathan menggeleng, memberi isyrat agar Embun menolak.

"Kayaknya gak bisa Ric."

"Kenapa?"

"A-aku.."

Nathan merebut ponsel Embun lalu memutus sambungan.

"Kak Nathan apaan sih," Embun merebut kembali ponselnya.

"Jam istirahat, kamu disini aja."

"Tapi a_"

Ucapan Embun terhenti saat ada yang mengetuk pintu. Ternyata Dimas yang datang. Dia memberitau Nathan jika mereka harus segera keruangan meeting.

"Ingat, tetap disini, jangan kemana-mana, apalagi ketemuan sama Eric." Nathan menutup laptop yang akan dia bawa. "Rapikan mejaku."

"Hem," sahut Embun sambil memutar kedua bola matanya malas.

Nathan berjalan bersama Dimas keluar ruanganya. Tapi sebelum benar benar keluar, dia kembali menoleh kearah Embun. "Ingat, tetap disini sampai aku kembali."

"Ish, iya," sahut Embun sambil melotot. "Dasar bawel," umpatnya saat Nathan sudah benar-benar keluar.

.

.

Selesai meeting, Nathan segera kembali keruangannya. Sudut bibirnya terangkat keatas melihat Embun yang sedang tertidur disofa dalam keadaan setengah duduk. Dan yang paling bikin Nathan tak bisa menahan tawa, mulut Embun menganga.

Nathan mengambil ponsel, mendekati Embun demi mendapatkan jepretan terbaik versinya.

Padahal mulutnya nganga, tapi kenapa masih terlihat cantik.

Nathan buru-buru menyadarkan dirinya sendiri. Bisa bisanya dia terpesona pada gadis yang saat tidur mulutnya menganga. Harusnya dia ilfeel, bukan malah mengagumi diam diam.

Nathan menatap kresek berisi dua kotak nasi ayam geprek yang tadi dibelikan Anisa. Dia yakin Embun pasti kelaparan karena belum makan siang. Gimana mau makan siang, Nathan melarangnya keluar dari ruangan.

Tiba-tiba muncul ide iseng dikepala Nathan. Dia meletakkan kresek berisi makanan tersebut lalu membukanya. Mengambil sedikit sambal lalu memasukkan kemulut Embun yang sedikit terbuka.

Merasa ada sesuatu yang masuk kemulutnya, Embun yang masih setengah sadar langsung menyapukan lidahnya pada bibir. Dan seketika, matanya terbuka. Panas, bibirnya terasa seperti terbakar.

"Panas, panas," teriak Embun sambil mengibas mulutnya dengan telapak tangan. Dia segera berlari menuju meja Nathan untuk mencari minuman.

Nathan tak bisa menahan tawa. Dia sampai memegangi perutnya melihat tingkah lucu Embun yang kepedesan.

Embun berteriak frustasi saat mendapati botol air mineral diatas meja Nathan sudah kosong. Kopi, ya, dia langsung meraih cangkir kopi, tapi lagi-lagi, dia harus kecewa karena saat membuka tutupnya, ternyata sudah kosong.

"Panas, panas," Air mata Embun sampai mengalir saking panasnya bibir serta lidahnya. Bahkan sebagian sambal itu sudah masuk ketenggorokannya. Saat ini, mulut hingga tenggorokannya terasa seperti terbakar.

Melihat wajah Embun yang memerah dan air matanya mengalir, Nathan jadi merasa bersalah. Apalagi dia tak memperhitungkan jika tak ada minuman diruangan ini. Selain itu, Nathan tak tahu jika Anisa sengaja memesankan sambal dengan level paling pedas.

"Aahh..panas," Embun hendak keluar untuk mencari minum, tapi Nathan lebih dulu menarik tangannya dan cup. Bibir Nathan mendarat tepat dibibir Embun. Dia mengelap sisa sambal di bibir wanita itu menggunakan bibir dan lidahnya. Takut digigit lagi, Embun reflek membuka mulutnya, membuat lidah Nathan langsung menyeruak masuk. Membelit dan mengisap lidahnya untuk menghilangkan sisa sisa pedas disana.

Terpopuler

Comments

S

S

Yang namanya pedas cabe jangankan ciuman pake air saja masih panas. bang bang ada ada saja.

2024-05-01

1

Nanaina

Nanaina

mulai posesif nihhh/Joyful/

2024-05-16

0

@bimara Zyann

@bimara Zyann

emang gitu ya caranya😊

2024-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 KEPERGOK
2 MASALALU
3 PECAT DIA
4 PISAHKAN MEREKA
5 DIBAWA KE KUA
6 AKHIRNYA SAH
7 PINDAHAN
8 PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9 BERTEMU MERTUA
10 ALERGI
11 MENGINAP
12 MENGINAP 2
13 PETUAH MAMA
14 BELANJA
15 ISTRI APA BABU?
16 GOSIP
17 PERTAMA
18 TETAP DISINI
19 ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20 OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21 DIHUJAT SATU KANTOR
22 BUKA MATA, NANTI NYESEL
23 TUDUHAN
24 NATHAN KELABAKAN
25 MEETING
26 SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27 DIAM LEBIH BAIK
28 KEMBALI BEKERJA
29 APA INI KODE?
30 RUMAH SAKIT
31 APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32 NATHAN TERLALU BAIK
33 JANGAN DIULANGI LAGI
34 SURAT PERJANJIAN
35 I LOVE YOU MY HUBBY
36 I LOVE YOU TOO
37 PENGALAMAN PERTAMA
38 MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39 MAAFKAN AKU
40 BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41 INSECURE
42 MENYEBUT WANITA LAIN
43 ADA APA DENGAN NAVIA?
44 KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45 BERTEMU TEMAN LAMA
46 PULANG KAMPUNG
47 KAMU NGAPAIN?
48 JOHAN OH JOHAN
49 MARAH-MARAH
50 PENYUSUP TENGAH MALAM
51 BUKANNYA SUDAH MANDI?
52 MESRA DIDAPUR
53 USAI
54 TAKUT KEHILANGAN LAGI
55 NYURI START
56 BALIK KE JAKARTA
57 SHE IS MINE
58 HADIAH PERNIKAHAN
59 BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60 NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61 KETAHUAN
62 MENCURIGAI SEORANG PRIA
63 TRAGEDI MEMALUKAN
64 APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65 INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66 KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67 RASA STRAWBERRY
68 PULANG KERUMAH
69 NAMA YANG PASARAN
70 DIKIRA HAMIL
71 HAMIL LAGI
72 PINGSAN
73 RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74 BENIHKU MAHAL
75 MAS NATHAN
76 TAKUT KECEWA
77 AKU PERNAH MELIHAT OM
78 DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79 TENTANG NATHAN
80 KUNJUNGAN TEMAN
81 NGIDAM PERTAMA
82 BANJIR SELAMAT
83 TEH RASA LECI
84 JADI INI ALASANNYA
85 NGIDAM KEREN
86 PEMBERITAHUAN
87 AMBYAR
88 RASANYA SEPERTI MIMPI
89 PUSING MIKIRIN NAMA
90 MUNDUR TERATUR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KEPERGOK
2
MASALALU
3
PECAT DIA
4
PISAHKAN MEREKA
5
DIBAWA KE KUA
6
AKHIRNYA SAH
7
PINDAHAN
8
PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9
BERTEMU MERTUA
10
ALERGI
11
MENGINAP
12
MENGINAP 2
13
PETUAH MAMA
14
BELANJA
15
ISTRI APA BABU?
16
GOSIP
17
PERTAMA
18
TETAP DISINI
19
ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20
OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21
DIHUJAT SATU KANTOR
22
BUKA MATA, NANTI NYESEL
23
TUDUHAN
24
NATHAN KELABAKAN
25
MEETING
26
SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27
DIAM LEBIH BAIK
28
KEMBALI BEKERJA
29
APA INI KODE?
30
RUMAH SAKIT
31
APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32
NATHAN TERLALU BAIK
33
JANGAN DIULANGI LAGI
34
SURAT PERJANJIAN
35
I LOVE YOU MY HUBBY
36
I LOVE YOU TOO
37
PENGALAMAN PERTAMA
38
MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39
MAAFKAN AKU
40
BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41
INSECURE
42
MENYEBUT WANITA LAIN
43
ADA APA DENGAN NAVIA?
44
KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45
BERTEMU TEMAN LAMA
46
PULANG KAMPUNG
47
KAMU NGAPAIN?
48
JOHAN OH JOHAN
49
MARAH-MARAH
50
PENYUSUP TENGAH MALAM
51
BUKANNYA SUDAH MANDI?
52
MESRA DIDAPUR
53
USAI
54
TAKUT KEHILANGAN LAGI
55
NYURI START
56
BALIK KE JAKARTA
57
SHE IS MINE
58
HADIAH PERNIKAHAN
59
BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60
NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61
KETAHUAN
62
MENCURIGAI SEORANG PRIA
63
TRAGEDI MEMALUKAN
64
APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65
INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66
KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67
RASA STRAWBERRY
68
PULANG KERUMAH
69
NAMA YANG PASARAN
70
DIKIRA HAMIL
71
HAMIL LAGI
72
PINGSAN
73
RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74
BENIHKU MAHAL
75
MAS NATHAN
76
TAKUT KECEWA
77
AKU PERNAH MELIHAT OM
78
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79
TENTANG NATHAN
80
KUNJUNGAN TEMAN
81
NGIDAM PERTAMA
82
BANJIR SELAMAT
83
TEH RASA LECI
84
JADI INI ALASANNYA
85
NGIDAM KEREN
86
PEMBERITAHUAN
87
AMBYAR
88
RASANYA SEPERTI MIMPI
89
PUSING MIKIRIN NAMA
90
MUNDUR TERATUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!