TETAP DISINI

Pagi ini, Embun merasa ada yang aneh. Tatapan orang orang dikantor terlihat sangat tidak bersahabat. Bahkan saat memasuki area kerjanya, teman temannya menatapnya aneh sambil bisik-bisik. Tidak, pasti bukan dia yang dibicarakan, Embun mencoba untuk berfikir positif.

"Menjijikkan." Embun bisa mendengar itu saat Delima berjalan melewatinya.

Deg

Jantung Embun seperti berhenti berdetak. Ini pasti ada yang salah. Ucapan Delima tadi jelas ditujukan padanya.

"Wah, wah, wah, pelakor emang gak tahu diri banget ya. Udah dikasih kerjaan sama kakaknya, eh...suami adiknya diembat. Pakai ciuman dikantor pula, menjijikkan." Kaki Embun seketika lemas karena Nita secara terang terangan mengatainya.

"Kalian gak usah nuduh sembarang kalau gak ada bukti," Erik ikut bicara.

"Ya elah, ada yang mau jadi pahlawan kesiangan nih," cibir Anita. Satu bagian memang tahu jika Erik menyukai Embun.

Embun lanjut berjalan lalu duduk ditempatnya. Saat menyalakan komputer, tangannya sampai gemetaran, takut jika satu kantor membulinya.

Cindy, cewek itu langsung mendekati Embun. "Gila kamu Mbun, nekat banget sih ciuman sama Pak Rama dikantor, sampai ada yang mergokin."

"Mergokin?" Embun mengerutkan kening.

"Iya, katanya ada yang lihat kalian sedang ciuman dikoridor."

Embun tersenyum getir. Padahal kemarin Rama hanya memegang tangannya, kenapa sampai ada yang bilang melihatnya ciuman? Berita ini jelas ditambah tambahin. Kasih bumbu penyedap agar lebih meledak rasanya.

"Itu gak bener, aku gak ciuman sama Pak Rama," bantah Embun.

"Terus bibir kamu sampai jontor gitu, dicium siapa?"

Embun menghela nafas. Mau bilang dicium Nathan, yang ada Cindy gak bakal percaya. Sudahlah, lebih baik dia diam saja.

.

.

Sementara diruangan Nathan, pagi pagi Dimas sudah mendatanginya.

"Apa Bapak sudah dengar gosip hari ini?"

Nathan yang sedang fokus melihat laptop langsung menatap Dimas. "Sejak kapan kau mulai tertarik membahas gosip denganku? Sepertinya kau perlu ditambah pekerjaan agar tak lagi mengurusi hal-hal yang tidak penting," sinisnya.

Dimas menelan salivanya susah payah. "Ta-tapi ini gosip tentang Embun."

"Embun?" Nathan mengerutkan kening.

"Tapi sudahlah, lebih baik kita bicara soal pekerjaan saja. Lagian hanya gosip, tidak penting." Dimas tak ingin kena marah karena membahas gosip. Apalagi kalau sampai ditambahin pekerjaan.

"Cepat cerita."

"Hah, cerita apa?"

Nathan berdecak sebal sambil memelototi Dimas. "Gosip yang kau bilang tadi," geramnya.

"Oh....gosip ya," Dimas manggut-manggut. "Saya pikir Bapak tidak berminat."

"Cepat cerita," pekik Nathan yang makin kesal.

"I-itu, Embun."

"Iya, Embun kenapa?" Kesabarannya hampir habis gara-gara Dimas.

"Katanya ada yang mergokin Embun sedang berciuman dengan Rama."

Nathan seketika melotot. "Kapan?"

"Kemarin siang, di koridor dekat ruangan Bapak."

"Kau yakin jika apa yang mereka katakan benar?"

"Mereka bilang bibir Embun sampai terluka karena ciuman Pak Rama."

Nathan seketika tersedak udara. Kenapa jadi begini? Jelas-jelas dia yang membuat bibir Embun terluka.

"Panggil Embun kesini."

Dimas mengangguk lalu keluar dari ruangan Nathan.

Nathan memikirkan sesuatu. Bukankah Embun terluka karena ciumannya, lalu kenapa bisa ada gosip dia ciuman dengan Rama? Apakah kemarin mereka bertemu?

Beberapa menit kemudian, Embun sudah berada di ruangan Nathan. Mata gadis itu berkaca-kaca.

"Kakak juga mau nuduh aku ciuman dengan Rama?" Embun tiba-tiba terlihat emosional. "Kakak belum amnesiakan? Luka dibibirku karena ciuman Kakak, bukan Rama. Aku memang bertemu dengan Rama kemarin. Tapi kami gak ngapa ngapain. Dia maksa mau ngajak aku bicara, tapi aku gak mau. Kami gak ciuman, aku berani bersumpah. Aku juga tidak tahu kenapa mereka menyebarkan fitnah melihatku ciuman dengan Rama." Embun terus nyerocos tanpa memberi waktu Nathan untuk bicara.

"Hiks, hiks, hiks," Embun tak bisa menahan air matanya. "Aku berani bersumpah, aku gak ciuman sama Rama."

"Siapa juga yang nuduh kamu ciuman sama Rama," ujar Nathan datar.

"Hah," Embun langsung mendongak menatap Nathan. Dia pikir Nathan memanggilnya karena percaya dengan gosip tersebut. "Jadi_"

"Jadi usap air mata dan ingusmu pakai tisu."

Embun berjalan mendekat ke meja Nathan. Mencari keberadaan tisu diatas meja tapi zonk, tak ada benda itu disana.

"Mana tisunya?"

Nathan menghela nafas berat. Dia fikir mungkin saja Embun menyimpan tisu disaku bajunya, tapi rupanya tidak. "Kau pikir ini restoran yang dimejanya disedikana tisu?" Dia lalu menyerahkan sapu tangannya pada Embun. "Pakai ini."

Embun meraih sapu tangan tersebut lalu menyeka air mata dan ingusnya.

Sroottt

Mata Nathan membola demi melihat Embun mengeluarkan ingus kesapu tangan miliknya.

"Kenapa kau keluarkan disana?" pekik Nathan.

"Tadi katanya disuruh bersihin air mata dan ingus."

Lagi-lagi, Nathan menghela nafas berat. Sepertinya tadi dia salah ngomong.

Embun duduk dikursi yang ada didepan Nathan tanpa diminta. Dia kembali menangis sambil meletakkan kepala diatas meja.

"Ada apa lagi, kenapa menangis?" tanya Nathan.

"Semua orang membicarakanku. Mereka semua menghujatku."

"Itu karena salahmu. Kenapa juga jadi pelakor. Ingat, karma itu ada."

Embun mengangkat kepalanya lalu tersenyum getir kepada Nathan. "Benarkah? Lalu kenapa Rama tak dapat karma? Dia yang jahat, dia jahat sama aku." Embun makin sesenggukan. Apalagi saat ingat jika kesetiannya selama 10 tahun dibalas dengan pengkhiantan.

Nathan terdiam menatap Embun. Entah kenapa, dia tiba-tiba merasa kasihan. Terlihat luka yang sangat dalam di kedua netra wanita itu.

"10 tahun aku nungguin dia, tapi apa yang aku dapat. Dia malah nikah sama Navia."

"10 tahun," Nathan melongo. Dia memang tahu jika Embun adalah mantan pacar Rama, tapi dia tak tahu jika selama itu mereka pacaran.

"Dia mengatakan mau ke Jakarta untuk kuliah sambil kerja. Ingin menjadi sarjana dan sukses demi memantaskan diri bersanding denganku. Dan aku, dengan setia aku menunggunya. Bahkan berkali kali menolak lamaran pria dan rela dikatain perawan tua demi dia. Tapi apa, penantianku malah dibalas dengan pengkhianatan. Bukannya melamarku saat sukses, dia malah ninggalin aku dan nikahin Navia."

Nathan teringat saat Embun menangis dalam tidurnya malam itu. Embun menyebut Rama jahat, jadi ini maksudnya.

"Aku tak rela Rama bahagia diatas penderitaanku."

"Tapi yang kau lalukan salah. Kau ingin membalas Rama, tapi kau malah menyakiti Navia."

"Aku hanya ingin Navia tahu, Rama bukan pria yang baik. Dia bukan pria setia. Buktinya aku goda sedikit saja, dia langsung mau jadiin aku istri kedua. Rama bukan pria yang baik. Kalau dia baik, dia tak akan tergoda padaku, dia akan setia pada Navia."

"Tapi tetap saja, caramu salah. Kau tetap seorang pelakor dimata Navia dan semua orang."

Embun mendesis pelan. Iya, caranya memang salah. Baiklah, mungkin dia memang pantas dihujat. Pantas mendapatkan sanksi sosial. Dia beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju pintu.

"Mau kemana?" seru Nathan.

"Kembali kerja."

Nathan berjalan cepat lalu menghalangi Embun yang hendak membuka pintu. "Bukankah kau bilang semua orang sedang menghujatmu?" Embun mengangguk. "Jadi tetaplah disini saja."

Embun terkekeh pelan. "Sampai kapan aku harus bersembunyi. Biarkan aku keluar, aku akan menghadapi semuanya." Embun hendak membuka pintu tapi lagi-lagi Nathan mencegahnya.

"Aku bilang tetap disini."

"Tapi_"

"Gak usah tapi-tapian." Nathan memegangi kedua bahu Embun lalu mendorongnya menuju sofa. "Tetap disini dan duduk manis."

Embun melongo, apa Nathan sedang berusaha menjadi pahlawan kesiangan untuknya?

Terpopuler

Comments

SoShi gie

SoShi gie

yaa emamg sihh mw apapun alasan dibalikx tetap aj embun itu pelakor dimata istri sah..

2024-05-09

1

Nanaina

Nanaina

ciee perhatiann/Chuckle/

2024-05-16

0

Nanaina

Nanaina

wkwkwkw/Sob//Sob/

2024-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 KEPERGOK
2 MASALALU
3 PECAT DIA
4 PISAHKAN MEREKA
5 DIBAWA KE KUA
6 AKHIRNYA SAH
7 PINDAHAN
8 PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9 BERTEMU MERTUA
10 ALERGI
11 MENGINAP
12 MENGINAP 2
13 PETUAH MAMA
14 BELANJA
15 ISTRI APA BABU?
16 GOSIP
17 PERTAMA
18 TETAP DISINI
19 ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20 OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21 DIHUJAT SATU KANTOR
22 BUKA MATA, NANTI NYESEL
23 TUDUHAN
24 NATHAN KELABAKAN
25 MEETING
26 SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27 DIAM LEBIH BAIK
28 KEMBALI BEKERJA
29 APA INI KODE?
30 RUMAH SAKIT
31 APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32 NATHAN TERLALU BAIK
33 JANGAN DIULANGI LAGI
34 SURAT PERJANJIAN
35 I LOVE YOU MY HUBBY
36 I LOVE YOU TOO
37 PENGALAMAN PERTAMA
38 MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39 MAAFKAN AKU
40 BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41 INSECURE
42 MENYEBUT WANITA LAIN
43 ADA APA DENGAN NAVIA?
44 KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45 BERTEMU TEMAN LAMA
46 PULANG KAMPUNG
47 KAMU NGAPAIN?
48 JOHAN OH JOHAN
49 MARAH-MARAH
50 PENYUSUP TENGAH MALAM
51 BUKANNYA SUDAH MANDI?
52 MESRA DIDAPUR
53 USAI
54 TAKUT KEHILANGAN LAGI
55 NYURI START
56 BALIK KE JAKARTA
57 SHE IS MINE
58 HADIAH PERNIKAHAN
59 BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60 NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61 KETAHUAN
62 MENCURIGAI SEORANG PRIA
63 TRAGEDI MEMALUKAN
64 APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65 INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66 KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67 RASA STRAWBERRY
68 PULANG KERUMAH
69 NAMA YANG PASARAN
70 DIKIRA HAMIL
71 HAMIL LAGI
72 PINGSAN
73 RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74 BENIHKU MAHAL
75 MAS NATHAN
76 TAKUT KECEWA
77 AKU PERNAH MELIHAT OM
78 DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79 TENTANG NATHAN
80 KUNJUNGAN TEMAN
81 NGIDAM PERTAMA
82 BANJIR SELAMAT
83 TEH RASA LECI
84 JADI INI ALASANNYA
85 NGIDAM KEREN
86 PEMBERITAHUAN
87 AMBYAR
88 RASANYA SEPERTI MIMPI
89 PUSING MIKIRIN NAMA
90 MUNDUR TERATUR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KEPERGOK
2
MASALALU
3
PECAT DIA
4
PISAHKAN MEREKA
5
DIBAWA KE KUA
6
AKHIRNYA SAH
7
PINDAHAN
8
PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9
BERTEMU MERTUA
10
ALERGI
11
MENGINAP
12
MENGINAP 2
13
PETUAH MAMA
14
BELANJA
15
ISTRI APA BABU?
16
GOSIP
17
PERTAMA
18
TETAP DISINI
19
ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20
OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21
DIHUJAT SATU KANTOR
22
BUKA MATA, NANTI NYESEL
23
TUDUHAN
24
NATHAN KELABAKAN
25
MEETING
26
SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27
DIAM LEBIH BAIK
28
KEMBALI BEKERJA
29
APA INI KODE?
30
RUMAH SAKIT
31
APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32
NATHAN TERLALU BAIK
33
JANGAN DIULANGI LAGI
34
SURAT PERJANJIAN
35
I LOVE YOU MY HUBBY
36
I LOVE YOU TOO
37
PENGALAMAN PERTAMA
38
MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39
MAAFKAN AKU
40
BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41
INSECURE
42
MENYEBUT WANITA LAIN
43
ADA APA DENGAN NAVIA?
44
KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45
BERTEMU TEMAN LAMA
46
PULANG KAMPUNG
47
KAMU NGAPAIN?
48
JOHAN OH JOHAN
49
MARAH-MARAH
50
PENYUSUP TENGAH MALAM
51
BUKANNYA SUDAH MANDI?
52
MESRA DIDAPUR
53
USAI
54
TAKUT KEHILANGAN LAGI
55
NYURI START
56
BALIK KE JAKARTA
57
SHE IS MINE
58
HADIAH PERNIKAHAN
59
BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60
NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61
KETAHUAN
62
MENCURIGAI SEORANG PRIA
63
TRAGEDI MEMALUKAN
64
APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65
INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66
KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67
RASA STRAWBERRY
68
PULANG KERUMAH
69
NAMA YANG PASARAN
70
DIKIRA HAMIL
71
HAMIL LAGI
72
PINGSAN
73
RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74
BENIHKU MAHAL
75
MAS NATHAN
76
TAKUT KECEWA
77
AKU PERNAH MELIHAT OM
78
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79
TENTANG NATHAN
80
KUNJUNGAN TEMAN
81
NGIDAM PERTAMA
82
BANJIR SELAMAT
83
TEH RASA LECI
84
JADI INI ALASANNYA
85
NGIDAM KEREN
86
PEMBERITAHUAN
87
AMBYAR
88
RASANYA SEPERTI MIMPI
89
PUSING MIKIRIN NAMA
90
MUNDUR TERATUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!