MENGINAP

Nathan berteriak memanggil Bi Nila, menyuruhnya segera mengambil obat yang biasanya dikonsumsi saat gatal gatal karena alergi. Tak pelak, Bu Salma dan Navia yang mendengar teriakan Nathan ikut datang kedapur.

"Ada apa Nath?" tanya Bu Salma.

"Embun sepertinya alergi Mah."

Bu Salma langsung menyuruh Ida mendorong kursi rodanya mendekati Embun. Melihat kulit Embun yang mulai muncul ruam dan sedikit bengkak diarea mata dan bibir, dia jadi cemas.

Sementara Navia, dia tersenyum miring. Rencananya balas dendam pada Embun berjalan lancar. Sebenarnya, disemua hidangan tadi mengandung udang. Navia sengaja menyuruh art menambahkan kaldu udang bubuk kesemua makanan. Tak hanya itu, takut kaldu udang tak terlalu bereaksi, dia menyuruh menambahkan udang yang disudah dihancurkan kesemua makanan.

"Ini obatnya, Non." Bi Nila menyerahkan obat serta segelas air putih pada Embun.

"Padahal gak makan udang, tapi kenapa kayak gini," ujar Bu Salma.

Bi Nila seketika melihat kearah Navia. Dia tahu betul jika ini semua karena ulah Navia. Tapi pelototan tajam wanita itu membuatnya tak berani berkata apa apa.

"Panggil dokter Edo, suruh dia kesini,"ujar Bu Salma.

"Halah, cuma gatal doang, ngapain pakai panggil dokter sih," gerutu Navia sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Jangan dianggap sepele. Alergi jika berat, bisa sampai sesak nafas dan pingsan. Cepetan Nath, panggil Dokter Edo." Nathan mengangguk dan langsung menelepon dokter Edo.

Navia mendekati Rama. Dia menatap sengit pada suaminya tersebut. "Kok kamu ada disini sih, Mas?" bisiknya. "Bukannya tadi angkat telepon ya?"

"A-aku." Rama garuk garuk kepala, tak mungkin dia jawab jika melihat Embun masuk kedapur lalu mengikutinya.

"Jangan bilang kalau kamu dan dia nyari kesempatan buat ketemuan?" bisik Navia sambil memelototi Rama. "Keterlaluan kamu, Mas."

"Kamu jangan nuduh sembarangan. Aku kesini karena dengar Nathan teriak." Mereka terus berkomunikasi dengan berbisik karena tak mau Bu Salma sampai dengar. Tiba-tiba Rama teringat satu hal, hanya Navia yang tahu tentang alergi Embun. "Jangan bilang kalau ini semua ulah kamu?"

"Kalau iya kenapa?" sahut Navia santai.

"Astaga," Rama hanya bisa geleng-geleng.

"Bawa Embun ke kamar kamu Nath," titah Bu Salma.

"Iya Bu." Nathan langsung menggendong Embun ala bridal style, membuat mata Embun langsung terbeliak.

"Antar saya ke kamar Nathan Sus," titah Bu Salma pada suster Ida. Dia ingin terus memantau kondisi menantunya.

"Baik Bu."

Rama hendak mengikut tapi lengannya lebih dulu ditarik oleh Navia. "Mau kemana kamu?" tanyanya ketus.

"Ma_" Rama tak jadi melanjutkan kata-katanya.

"Gak usah ikut. Ayo kita ke kamar aja."

Rama menghela nafas lalu mengangguk. Dia segera berjalan meninggalkan dapur, tapi Navia malah masih diam ditempat. Membuat Rama berhenti lalu menoleh kearah Navia.

"Yang, katanya mau ke kamar?"

"Aku mau digendong kayak pelakor tadi."

"Astaga," Rama tepok jidat. Dia kembali menghampiri Navia lalu menggendongnya seperti Nathan menggendong Embun. Navia tersenyum lalu melingkarkan kedua lengannya dileher Rama.

Dasar wanita manja, beda banget sama Embun. Kalau aja dia gak kaya, gak bakal aku mau nikahin dia.

"Kok wajahnya kayak gak ikhlas gitu," ujar Navia.

"Perasaan kamu aja kali Sayang, ikhlas kok," Rama tersenyum kecut, menyembunyikan rasa kesalnya.

Ditempat lain, Embun segera mengalungkan lengannnya dileher Nathan, jaga jaga agar tak jatuh karena saat ini, pria itu mulai menapaki tangga.

"Ngapain senyum-senyum, gak usah ge er," ujar Nathan pelan. "Aku hanya sedang berakting saja didepan Mama."

"Tapi Mama gak ada."

Nathan menoleh kebelakang, lalu berdecak pelan. Mamanya pakai kursi roda, sudah pasti beliau tak naik tangga, melainkan pakai lift, kenapa dia bisa sampai lupa. Dia hendak menurunkan Embun tapi lebih dulu, Embun mengeratkan pelukannya dileher Nathan.

"Kepalaku pusing," Embun berpura pura. Kapan lagi bisa ngerjain Nathan pikirnya.

Nathan berdecak pelan sambil kembali membenarkan posisi Embun dalam gendongannya. Alhasil, dia menggendong Embun hingga masuk kedalam kamar.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memeriksa Embun.

"Ini alergi makanan," ujar Dokter Edo setelah memeriksa Embun.

"Tapi dia gak makan udang," ujar Bu Salma.

"Mungkin tak makan secara langsung, melainkan makan kaldu udang, terasi udang, atau makanan yang ada campuran udangnya." Bu Salma merasa bersalah. Embun seperti ini karena jamuan makan yang dia buat. Seharusnya dia mencari tahu lebih dulu makanan apa yang tidak bisa dikonsumsi Embun agar lebih hati-hati.

Setelah memberikan obat, dokter segera pamit pulang.

"Maafin Mama ya Sayang," Bu Salma menggenggam tangan Embun yang saat ini duduk diatas ranjang.

"Bukan salah mama," ujar Embun.

"Tapi kamu seperti ini gara-ga_"

"Bukan, " sahut Embun cepat. "Mungkin daya tahan tubuh Embun saja yang lagi menurun, bukan salah Mama." Firasat Embun mengatakan jika ini adalah ulah Navia. Tapi sudahlah, dia tak marah pada adik iparnya tersebut, toh Navia membencinya karena menganggapnya pelakor.

Astaga, pandai sekali pelakor berakting. Dia terlihat seperti wanita baik-baik, sama sekali tak terlihat jika dia seorang pelakor.

"Sepertinya, kami segera pulang saja Mah," ujar Nathan.

"PULANG!" seru Bu Salma. "Bagaimana kamu ini, Nath? Istri lagi sakit kok malah mau diajak pulang. Malam ini, kalian nginep disini."

"Embun gak bawa baju ganti, Ma." Nathan berusaha mencari alasan agar tak perlu menginap. Karena jika menginap, itu artinya dia harus tidur sekamar dengan Embun.

"Nanti biar dipinjami baju Navia."

Nathan menghela nafas, pupus sudah harapannya untuk segera pulang.

"Ya udah, sekarang temani istrimu istirahat, nanti biar baju gantinya mama suruh suster Ida yang antar." Bu Salma pamit lalu keluar dari kamar Nathan.

Setelah Bu Salma keluar, tercipta kecanggungan diantara Embun dan Nathan. Malam ini untuk pertama kalinya, mereka akan tidur sekamar.

Bingung mau melakukan apa, Nathan mengambil baju ganti lalu ke kamar mandi. Tapi saat keluar, dia kaget melihat rok Embun yang tersingkap hingga memperlihatkan pahanya yang mulus.

"Jadi kau sedang menggodaku. Cih, dasar pelakor," cibirnya.

Buru-buru Embun menutupi pahanya. "Aku hanya sedang menggaruk pahaku yang terasa gatal. Aku tidak tahu kalau Bapak sudah keluar dari kamar mandi."

Nathan tersenyum miring lalu mendekati Embun. Menatapnya penuh intimidasi sampai sampai, Embun membuang pandangannya. "Apa selain pahamu, ada bagian lagi yang gatal? Apa perlu aku bantu menggaruknya?" Pertanyaan yang terdengar seperti hinaan itu membuat Embun kesal. Tak adakah rasa simpati sedikit saja melihat kondisinya saat ini?

"Ya, pantatku gatal, apa kau mau menggaruknya?" sahut Embun dengan nada jengkel. "Minggir," Embun mendorong tubuh Nathan lalu turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi, Embun melotot melihat Nathan yang bertelanjang dada.

Sialan, apa maksudnya seperti itu. Apa dia mau balas dendam?

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Nathan. "Buang pikiran kotormu, aku terbiasa tidur tak pakai baju, jadi jangan berfikiran yang macam-macam."

Embun tersenyum miring, memangnya siapa yang berfikiran kotor, dasar ge er. Tiba tiba, tersirat keinginan untuk membalas Nathan.

"Sama, aku juga tak terbiasa tidur memakai paju press bodi seperti ini." Embun menarik resleting yang ada dipunggungnya. Lalu pelan pelan, menurunkan bagian lengan bajunya.

"STOP!" teriak Nathan. Bagaimanapun, dia pria normal. Jangan sampai ada sesuatu yang bereaksi jika Embun benar benar melepas gaunnya. Dia segera turun dari ranjang lalu mengambil kaos yang ada dialmari. "Pakai ini," Nathan melempar kaos tepat dikepala Embun.

Embun memejamkan mata sambil mengepalkan kedua tangannya. Menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Nathan memang juara 1 kalau urusan membuat dia kesal.

Embun pergi ke kamar mandi lalu mengganti gaunnya dengan kaos milik Nathan. Kaos tersebut terlihat seperti daster pendek dibadannya. Kaos berbahan dingin tersebut membuat Embun merasa sangat nyaman, setidaknya rasa gatalnya sedikit berkurang.

Berbeda dengan Embun yang merasa nyaman, Nathan, pria itu justru kepanasan. Dia menelan ludahnya susah payah melihat penampilan Embun. Entah matanya yang salah atau tubuh Embun yang memang menggoda, Nathan justru kelimpungan melihat penampilan Embun.

Sial, kenapa dia terlihat sangat menggoda. Tak seharusnya aku menyuruhnya ganti baju tadi.

Nathan berharap Suster Ida segera datang dan membawakan Embun baju.

Terpopuler

Comments

S

S

🤣🤣 aku suka sosok Embun tenang kalem tapi juga jahil.Dia pandai sekali membalikkan keadaan.Saranku si saat bang Nathan buka atasan kau balas juga pasti dia kepanasan kaya cacing.Dan lagi sikap Nathan gak yg sadis sadis amat.
Ntar klo uda pada cinta pasti sayang sayang sama Embun si kalem tapi jahil.

2024-05-01

3

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

JAHAT BANGET NAVIA,EMBUN JUGA,KENAPA SELALU DIAM AJA SAAT BULLY NAVIA, SEOLAH-OLAH NAVIA YG TERSAKITI,PADAHAL DIA YG ORANG KETIGANYA..😡😡

2024-05-15

0

Neli Allen

Neli Allen

kirain laki2 ngk mau baca novel eh ternyata aku salah menduga 😀

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 KEPERGOK
2 MASALALU
3 PECAT DIA
4 PISAHKAN MEREKA
5 DIBAWA KE KUA
6 AKHIRNYA SAH
7 PINDAHAN
8 PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9 BERTEMU MERTUA
10 ALERGI
11 MENGINAP
12 MENGINAP 2
13 PETUAH MAMA
14 BELANJA
15 ISTRI APA BABU?
16 GOSIP
17 PERTAMA
18 TETAP DISINI
19 ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20 OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21 DIHUJAT SATU KANTOR
22 BUKA MATA, NANTI NYESEL
23 TUDUHAN
24 NATHAN KELABAKAN
25 MEETING
26 SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27 DIAM LEBIH BAIK
28 KEMBALI BEKERJA
29 APA INI KODE?
30 RUMAH SAKIT
31 APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32 NATHAN TERLALU BAIK
33 JANGAN DIULANGI LAGI
34 SURAT PERJANJIAN
35 I LOVE YOU MY HUBBY
36 I LOVE YOU TOO
37 PENGALAMAN PERTAMA
38 MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39 MAAFKAN AKU
40 BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41 INSECURE
42 MENYEBUT WANITA LAIN
43 ADA APA DENGAN NAVIA?
44 KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45 BERTEMU TEMAN LAMA
46 PULANG KAMPUNG
47 KAMU NGAPAIN?
48 JOHAN OH JOHAN
49 MARAH-MARAH
50 PENYUSUP TENGAH MALAM
51 BUKANNYA SUDAH MANDI?
52 MESRA DIDAPUR
53 USAI
54 TAKUT KEHILANGAN LAGI
55 NYURI START
56 BALIK KE JAKARTA
57 SHE IS MINE
58 HADIAH PERNIKAHAN
59 BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60 NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61 KETAHUAN
62 MENCURIGAI SEORANG PRIA
63 TRAGEDI MEMALUKAN
64 APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65 INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66 KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67 RASA STRAWBERRY
68 PULANG KERUMAH
69 NAMA YANG PASARAN
70 DIKIRA HAMIL
71 HAMIL LAGI
72 PINGSAN
73 RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74 BENIHKU MAHAL
75 MAS NATHAN
76 TAKUT KECEWA
77 AKU PERNAH MELIHAT OM
78 DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79 TENTANG NATHAN
80 KUNJUNGAN TEMAN
81 NGIDAM PERTAMA
82 BANJIR SELAMAT
83 TEH RASA LECI
84 JADI INI ALASANNYA
85 NGIDAM KEREN
86 PEMBERITAHUAN
87 AMBYAR
88 RASANYA SEPERTI MIMPI
89 PUSING MIKIRIN NAMA
90 MUNDUR TERATUR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KEPERGOK
2
MASALALU
3
PECAT DIA
4
PISAHKAN MEREKA
5
DIBAWA KE KUA
6
AKHIRNYA SAH
7
PINDAHAN
8
PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9
BERTEMU MERTUA
10
ALERGI
11
MENGINAP
12
MENGINAP 2
13
PETUAH MAMA
14
BELANJA
15
ISTRI APA BABU?
16
GOSIP
17
PERTAMA
18
TETAP DISINI
19
ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20
OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21
DIHUJAT SATU KANTOR
22
BUKA MATA, NANTI NYESEL
23
TUDUHAN
24
NATHAN KELABAKAN
25
MEETING
26
SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27
DIAM LEBIH BAIK
28
KEMBALI BEKERJA
29
APA INI KODE?
30
RUMAH SAKIT
31
APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32
NATHAN TERLALU BAIK
33
JANGAN DIULANGI LAGI
34
SURAT PERJANJIAN
35
I LOVE YOU MY HUBBY
36
I LOVE YOU TOO
37
PENGALAMAN PERTAMA
38
MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39
MAAFKAN AKU
40
BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41
INSECURE
42
MENYEBUT WANITA LAIN
43
ADA APA DENGAN NAVIA?
44
KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45
BERTEMU TEMAN LAMA
46
PULANG KAMPUNG
47
KAMU NGAPAIN?
48
JOHAN OH JOHAN
49
MARAH-MARAH
50
PENYUSUP TENGAH MALAM
51
BUKANNYA SUDAH MANDI?
52
MESRA DIDAPUR
53
USAI
54
TAKUT KEHILANGAN LAGI
55
NYURI START
56
BALIK KE JAKARTA
57
SHE IS MINE
58
HADIAH PERNIKAHAN
59
BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60
NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61
KETAHUAN
62
MENCURIGAI SEORANG PRIA
63
TRAGEDI MEMALUKAN
64
APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65
INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66
KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67
RASA STRAWBERRY
68
PULANG KERUMAH
69
NAMA YANG PASARAN
70
DIKIRA HAMIL
71
HAMIL LAGI
72
PINGSAN
73
RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74
BENIHKU MAHAL
75
MAS NATHAN
76
TAKUT KECEWA
77
AKU PERNAH MELIHAT OM
78
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79
TENTANG NATHAN
80
KUNJUNGAN TEMAN
81
NGIDAM PERTAMA
82
BANJIR SELAMAT
83
TEH RASA LECI
84
JADI INI ALASANNYA
85
NGIDAM KEREN
86
PEMBERITAHUAN
87
AMBYAR
88
RASANYA SEPERTI MIMPI
89
PUSING MIKIRIN NAMA
90
MUNDUR TERATUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!