BERTEMU MERTUA

Embun mengobrak abrik almari untuk mencari pakaian terbaiknya. Dia mencoba beberapa baju. Tapi meskipun itu baju terbagus dan termahal miliknya, tapi tetap saja dia merasa belum puas, rasanya masih ada yang kurang. Mungkin penyebabnya bukan dari bajunya yang kurang bagus, melainkan dia yang terlalu tegang karena mau bertemu mertua.

Dia sudah membayangkan seperti apa mertuanya. Melihat Nathan yang arogan dan Navia yang ketus, kemungkinan mertuanya adalah gabungan dari dua sifat tersebut. Nanti, hal pertama yang akan diperhatikan, pasti penampilannya.

"Sudah belum, lama banget." Teriak Nathan yang daritadi menunggunya.

"Bentar," sahut Embun.

Diluar, Nathan geram sekali. Dia memang paling benci yang namanya menunggu. Tak mau hanya duduk diam, dia beranjak dari sofa lalu berjalan menuju kamar Embun. Saat tangannya hendak mengetuk, tiba-tiba pintu dibuka dari dalam.

Nathan menelisik penampilan Embun dari atas kebawah. "Kau mau kerja?" cibirnya. Pasalnya, Embun memakai celana bahan dan atasan blouse. Dan rambutnya, dia sanggul modern ala ala pramugari agar terlihat rapi. Penampilannya saat ini, tak jauh beda dengan saat dia bekerja. Terlihat kuno dan membosankan, setidaknya itu menurut Nathan.

"Kenapa, gak bagus ya?" Padahal Embun memilih baju miliknya yang paling mahal. Dan keputusannya untuk memakai celana, agar terlihat sopan. Kalau pakai rok span, takut dinyinyirin mertua.

Nathan menghela nafas berat. "Apa kau tak punya baju lain?"

"Ada sih, apa aku harus ganti?"

Nathan menimbang-nimbang sebentar. Kalau gantipun, dia tak yakin Embun punya baju yang lebih bagus. Selama dia memperhatikan Embun, penampilannya memang seperti ini. Dia selalu memakai pakaian sopan saat bekerja, beda dengan teman temannya yang lain yang sering pakai pakaian sedikit seksi. Wajah dan penampilannya, sangat tak cocok menjadi seorang pelakor, itu yang ada dipikiran Nathan.

"Gak usah, ayo berangkat." Nathan berjalan lebih dulu, sementara Embun mengekor dibelakangnya.

Mobil yang dikendarai Nathan keluar menuju jalan raya. Seperti kemarin, tak ada obrolan diantara mereka. Bahkan tadi pagi saja, mereka berangkat kerja dan pulang sendiri-sendiri. Di kantor, keduanya bersikap seolah bukan suami istri.

Tiba-tiba, Nathan membelokkan mobilnya kesebuah butik.

"Cepat turun, aku akan membelikan baju untukmu. Baju itu sangat tidak cocok," gerutu Nathan.

Embun mengela nafas lalu mengikuti Nathan masuk kedalam butik. Disana, seorang karyawati langsung menyambut mereka dengan ramah. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Carikan gaun yang cocok untuknya. Kalau bisa, jangan yang terlalu terbuka." Nathan tahu seperti apa mamanya, beliau tidak suka dengan wanita yang berpakaian seksi.

Setelah beberapa saat, karyawati tersebut kembali dengan membawa 3 buah gaun. Dan diantara ketiga yang ditunjukkan, Nathan langsung memilih gaun berwarna putih.

Embun diantar ke fitting room oleh karyawati tersebut. Gaun putih pilihan Nathan sangat pas dibadan Embun yang memang tinggi semampai. Panjang gaun selutut dan berlengan panjang, menunjukkan sedikit leluk tubuh tapi masih terlihat sopan.

Tatanan rambut Embun sedikit berantakan akibat ganti baju, karenanya, dia pinjam sisir karyawati lalu menggerai rambutnya.

"Disini juga jual jepitan rambut. Tunggu sebentar, saya ambilkan yang sesuai." Karyawati tersebut pergi beberapa saat lalu kembali lagi dengan sebuah jepitan kecil berhiasakan mutiara. "Biar saya bantu merapikan."

Embun mengangguk, membiarkan karyawati tersebut merapikan rambutnya. Setengah rambut bagian atas diditarik kebelakang lalu dijepit, dan bagian bawah dibiarkan tergerai.

"Cantik sekali," puji karyawati tersebut.

"Biar dibelikan, makanya muji," canda Embun sambil tertawa ringan.

"Astaga, enggak. Mbaknya emang cantik pakai banget."

Embun tersipu malu. Saat melihat penampilannya dicermin, dia memang terlihat sangat cantik. Tak mau membuat Nathan terlalu lama menunggu, dia segera keluar dan menghampiri Nathan yang menunggunya disebuah sofa.

"Pak, saya sudah selesai."

Nathan yang sedang menunduk dan sibuk dengan ponselnya, mendongakkan wajah. Untuk beberapa detik, matanya tak berkedip. "Cantik," gumamnya pelan.

"Apa Pak?"

"Ti-tidak. A-yo." Nathan mendadak salah tingkah. Dia segera membayar baju sekaligus jepitan rambut lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah mamanya.

Dalam perjalanan, beberapa kali Nathan melirik Embun.

Pantas saja si Rama ngebet mau jadiin dia istri kedua.

Ada rasa sesal dihati Nathan kenapa dia membelikan Embun baju baru. Dirumahnya nanti, akan ada Rama. Bisa bisa pria itu makin tak bisa move on dari Embun.

Sesampainya dihalaman rumah orang tua Nathan, jantung Embun berdetak kencang. Sumpah, dia gugup sekali. Ketakutan terbesarnya adalah tak diterima oleh mamanya Nathan.

"Didalam nanti, jangan panggil aku pak," ujar Nathan sambil melepas seatbeltnya.

"Lalu, aku harus panggil apa?"

"Terserah, asal jangan pak."

"Iya, tapi apa?"

Nathan berdecak sebal sambil melotot. "Aku bilang terserah, asal bukan pak," geramnya.

Embun manggut-manggut, tak lagi bertanya karena Nathan sudah terlihat kesal.

"Dan ingat satu hal, jaga sikap. Jangan sampai kamu bikin ulah, apalagi sampai macam-macam dengan Rama," tekan Nathan.

Keduanya lalu turun dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah Nathan. Rumah itu sangat megah, lebih megah dari rumah yang ditempati Nathan dan Embun.

Embun terkesiap saat Nathan tiba-tiba menggenggam tangannya. Darahnya berdesir. Sekarang, kegugupannya jadi naik dua kali lipat.

"Gak usah cemas, mamaku gak makan orang." Nathan merasakan jika tangan Embun sangat dingin, dia yakin wanita itu sedang gugup. "Merebut suami orang saja berani, masa ketemu mertua tak berani," sindir Nathan sambil menyeringai tipis.

Embun hanya bisa menghela nafas, tak bisa marah, karena yang dikatakan Nathan seratus persen benar. Meski dia tak benar benar ingin merebut Rama.

Karena pintu terbuka, Nathan langsung membawa Embun masuk. Mereka berdua mengucap salam dan langsung disahuti dari dalam.

"Masyaallah, jadi ini mantu mama." Bu Salma terlihat sangat senang pertama kali melihat Embun. Dia meminta suster Ida mendorongnya menyambut Embun dan Nathan.

Sedangkan Rama, pria itu tak berkedip menatap Embun, sampai Navia memergokinya dan langsung menyenggol lengannya. "Biasa aja ngeliatnya," bisik Navia sambil mencubit lengan Rama sekuat mungkin. Rama hanya pasrah sambil mendesis menahan sakit.

Embun sedikit terkejut melihat mama Nathan. Ternyata wanita tersebut sangat jauh dari perkiraannya. Dia pikir mertuanya berpenampilan glamor dan berwajah sinis, tapi nyatanya, mama Nathan berwajah teduh dan nada bicaranya sangat lembut.

Embun dan Nathan menghampiri wanita yang duduk dikursi roda tersebut lalu bergantian mencium tangannya.

"Cantik sekali mantu mama." Bu Salma mengusap kepala Embun yang sedang membungkuk mencium tangannya. "Pantesan sama Nathan buru buru dinikahin," lanjutnya sambil melirik Nathan.

Navia menatap sinis, dia kesal sekali mendengar mamanya memuji Embun.

"Kamu tahu," Bu Salma mengusap tangan Embun yang ada digenggamannya. "Mama sampai lelah bujuk Nathan supaya mau nikah. Mama kenalin sama anak teman mama berkali kali, tapi satupun, tak ada yang bisa buat dia tertarik. Eh....sekarang mendadak udah nikah saja. Tapi gimana gak pengen buru buru nikah, kamunya cantik banget gini."

Embun tersipu malu mendengar pujian mertuanya yang tak habis habis.

"Mah, aku udah lapar, makan yuk," ujar Navia. Dia muak mendengar Embun yang terus terusan dipuji.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO ATASAN, LO ABANG IPAR, DN LO JUGA BOS RAMA, KLO MCAM2 LO SIKAT..

2024-03-31

3

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kepanasan nih navia

2024-02-09

1

sherly

sherly

gerah si na si navia

2023-11-19

2

lihat semua
Episodes
1 KEPERGOK
2 MASALALU
3 PECAT DIA
4 PISAHKAN MEREKA
5 DIBAWA KE KUA
6 AKHIRNYA SAH
7 PINDAHAN
8 PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9 BERTEMU MERTUA
10 ALERGI
11 MENGINAP
12 MENGINAP 2
13 PETUAH MAMA
14 BELANJA
15 ISTRI APA BABU?
16 GOSIP
17 PERTAMA
18 TETAP DISINI
19 ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20 OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21 DIHUJAT SATU KANTOR
22 BUKA MATA, NANTI NYESEL
23 TUDUHAN
24 NATHAN KELABAKAN
25 MEETING
26 SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27 DIAM LEBIH BAIK
28 KEMBALI BEKERJA
29 APA INI KODE?
30 RUMAH SAKIT
31 APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32 NATHAN TERLALU BAIK
33 JANGAN DIULANGI LAGI
34 SURAT PERJANJIAN
35 I LOVE YOU MY HUBBY
36 I LOVE YOU TOO
37 PENGALAMAN PERTAMA
38 MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39 MAAFKAN AKU
40 BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41 INSECURE
42 MENYEBUT WANITA LAIN
43 ADA APA DENGAN NAVIA?
44 KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45 BERTEMU TEMAN LAMA
46 PULANG KAMPUNG
47 KAMU NGAPAIN?
48 JOHAN OH JOHAN
49 MARAH-MARAH
50 PENYUSUP TENGAH MALAM
51 BUKANNYA SUDAH MANDI?
52 MESRA DIDAPUR
53 USAI
54 TAKUT KEHILANGAN LAGI
55 NYURI START
56 BALIK KE JAKARTA
57 SHE IS MINE
58 HADIAH PERNIKAHAN
59 BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60 NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61 KETAHUAN
62 MENCURIGAI SEORANG PRIA
63 TRAGEDI MEMALUKAN
64 APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65 INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66 KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67 RASA STRAWBERRY
68 PULANG KERUMAH
69 NAMA YANG PASARAN
70 DIKIRA HAMIL
71 HAMIL LAGI
72 PINGSAN
73 RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74 BENIHKU MAHAL
75 MAS NATHAN
76 TAKUT KECEWA
77 AKU PERNAH MELIHAT OM
78 DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79 TENTANG NATHAN
80 KUNJUNGAN TEMAN
81 NGIDAM PERTAMA
82 BANJIR SELAMAT
83 TEH RASA LECI
84 JADI INI ALASANNYA
85 NGIDAM KEREN
86 PEMBERITAHUAN
87 AMBYAR
88 RASANYA SEPERTI MIMPI
89 PUSING MIKIRIN NAMA
90 MUNDUR TERATUR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KEPERGOK
2
MASALALU
3
PECAT DIA
4
PISAHKAN MEREKA
5
DIBAWA KE KUA
6
AKHIRNYA SAH
7
PINDAHAN
8
PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9
BERTEMU MERTUA
10
ALERGI
11
MENGINAP
12
MENGINAP 2
13
PETUAH MAMA
14
BELANJA
15
ISTRI APA BABU?
16
GOSIP
17
PERTAMA
18
TETAP DISINI
19
ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20
OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21
DIHUJAT SATU KANTOR
22
BUKA MATA, NANTI NYESEL
23
TUDUHAN
24
NATHAN KELABAKAN
25
MEETING
26
SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27
DIAM LEBIH BAIK
28
KEMBALI BEKERJA
29
APA INI KODE?
30
RUMAH SAKIT
31
APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32
NATHAN TERLALU BAIK
33
JANGAN DIULANGI LAGI
34
SURAT PERJANJIAN
35
I LOVE YOU MY HUBBY
36
I LOVE YOU TOO
37
PENGALAMAN PERTAMA
38
MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39
MAAFKAN AKU
40
BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41
INSECURE
42
MENYEBUT WANITA LAIN
43
ADA APA DENGAN NAVIA?
44
KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45
BERTEMU TEMAN LAMA
46
PULANG KAMPUNG
47
KAMU NGAPAIN?
48
JOHAN OH JOHAN
49
MARAH-MARAH
50
PENYUSUP TENGAH MALAM
51
BUKANNYA SUDAH MANDI?
52
MESRA DIDAPUR
53
USAI
54
TAKUT KEHILANGAN LAGI
55
NYURI START
56
BALIK KE JAKARTA
57
SHE IS MINE
58
HADIAH PERNIKAHAN
59
BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60
NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61
KETAHUAN
62
MENCURIGAI SEORANG PRIA
63
TRAGEDI MEMALUKAN
64
APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65
INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66
KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67
RASA STRAWBERRY
68
PULANG KERUMAH
69
NAMA YANG PASARAN
70
DIKIRA HAMIL
71
HAMIL LAGI
72
PINGSAN
73
RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74
BENIHKU MAHAL
75
MAS NATHAN
76
TAKUT KECEWA
77
AKU PERNAH MELIHAT OM
78
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79
TENTANG NATHAN
80
KUNJUNGAN TEMAN
81
NGIDAM PERTAMA
82
BANJIR SELAMAT
83
TEH RASA LECI
84
JADI INI ALASANNYA
85
NGIDAM KEREN
86
PEMBERITAHUAN
87
AMBYAR
88
RASANYA SEPERTI MIMPI
89
PUSING MIKIRIN NAMA
90
MUNDUR TERATUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!