BELANJA

Sebenarnya Bu Salma melarang Nathan dan Embun pulang. Dia masih ingin lebih mengenal menantunya tersebut, tapi apa daya, Nathan sudah sangat memaksa.

"Kapan-kapan, Mama nginep dirumah kami saja," tawar Embun.

"Gak usah sok-sok an deh," sahut Navia cepat. "Emang kamu bisa ngurus Mama?" tanyanya sambil tersenyum meremehkan.

"Dulu alm. Ayahku juga sakit kayak Mama. Aku udah biasa ngurus orang stroke," ujar Embun.

"Mama percaya sama Embun. Dia pasti bisa ngurus Mama." Bu Salma menggenggam tangan Embun, rasanya dia belum rela berpisah dengan menantunya.

Navia berdecak kesal, sambil menatap Embun sengit. Bahkan saat Embun berpamitan mau pulang, Navia tak mau menjabat tangannya, yang ada malah melengos.

Bu Salma hanya bisa mengelus dada. Tapi memarahi Navia didepan orang, hanya akan membuat putrinya itu kesal. Jadi lebih baik, dia menunggu momen untuk bicara dengan Navia. Dan setelah Embun dan Nathan pulang, baru Bu Salma mengajak Navia bicara berdua.

"Kamu itu kenapa, kelihatannya kok gak suka benget sama Embun?" Bu Salma bukan orang bodoh yang tak bisa menyadari itu.

"Mama jangan mudah ketipu sama dia. Dia itu cuma baik didepan doang, aslinya mah kebalikannya."

"Kebalikannya gimana?" Bu Salma mengerutkan kening. "Mama lihat Embun baik kok, sopan, dan perhatian sama Mama. Daripada mantannya Nathan yang dulu, jauh banget sama Embun."

"Mama," Navia memekik tertahan. "Mama itu belum tahu aja aslinya Embun gimana."

"Aslinya? Aslinya gimana maksud kamu?"

"Dia itu pe_" Navia hampir saja keceplosan.

"Pe, pe apa?" Bu Salma mengerutkan kening.

"Dia pelakor."

"Astaghfirullah," Bu Salma mengelus dada. "Jangan nuduh sembarangan kamu Nav. Pelakor darimana, orang Nathan itu masih single, bukan suami orang."

"Bukan Kak Nathan maksud Navia Mah, tapi orang lain. Sebelum nikah sama Kak Nathan, dia pacaran sama laki orang." Navia jelas tak mau menyebut jika laki-laki itu adalah Rama. Dia tak mau nama Rama jelek dimata mamanya.

"Masak sih, Mama gak percaya. Masa Embun yang cantik dan pinter mau sama laki orang? Buktinya ngegaet Nathan aja dia bisa, masa iya dia mau sama laki orang? Laki itu kali yang ngejar-ngejar Embun."

Mata Navia seketika melotot. Kenapa gak Nathan gak mamanya, semua pada nyalahin Rama. "Udahlah, percama Nav ngomong sama Mama. Mama itu udah terlanjur kemakan omongan wanita itu. Jadi apapun tentang dia, terlihat baik dimata Mama." Navia yang kesal pergi begitu saja. Lagi lagi, Bu Salma hanya bisa mengelus dada melihat perangai putrinya.

.

Sementara Nathan dan Embun, mereka mampir ke supermarket untuk belanja. Embun tampak bersemangat, berbeda dengan Nathan yang tampak ogah ogahan. Bahkan pria itu sejak tadi hanya sibuk dengan ponsel, sama sekali tak mau membantu Embun.

"Kesukaan Bapak apa? Ikan, ayam, atau apa?" Embun ingin tahu agar dia bisa memasak apa yang Nathan suka.

Tapi yang ditanya, malah kayak orang bisu dan tuli, diam seribu bahasa dan hanya fokus menatap ponsel.

Sabar Mbun, sabar. Orang sabar disayang Tuhan.

"Salmon suka gak, Pak?" Yang ditanya masih setia dalam diam. "Kalau cumi?" Embun menunjuk kearah Nathan. Tapi masih sama, suara Embun dianggap seperti sirine mobil polisi, meski meraung raung, tak butuh ditanggapi.

Karena tak ada jawaban, Embun mengambil semua yang menurutnya enak untuk dimasak lalu menaruhnya kedalam troli. Mereka lanjut berjalan hingga bagian sayur.

"Bayam suka gak? Kalau brokoli? Jagung, sawi, timun, terong, wortel?" Embun menunjukkan satu persatu dimuka Nathan hingga pria itu geram. Embun telah mengganggu konsentrasinya.

"Terserah," desis Nathan. "Ambil saja apapun yang kamu mau, gak usah banyak nanya."

"Ya aku kan pengen tahu, apa saja kesukaan Bapak. Aku cuma tahu, Bapak gak suka makan daging. Tapi lainnya, aku tidak tahu."

"Kamu beneran pengan tahu apa yang aku tak suka?" tanya Nathan.

Embun mengangguk cepat.

"Aku tak menyukai orang yang banyak bicara," tekannya sambil melotot. "Dan satu lagi, aku tak suka dipanggil BAPAK."

Embun membuang nafas berat. "Baiklah, aku tak akan banyak nanya lagi. Dan aku juga gak akan manggil bapak tapi manggil sa_"

"Embun!" potong Nathan sambil melotot.

"Iya, iya, gak manggil bapak ataupun sayang."

Menyebalkan! Sebenarnya dia minta dia minta dipanggil apa sih?

"Panggil Nath atau kakak saja."

What! Dia bisa denger gitu suara hatiku.

Mereka lanjut menyusuri rak demi rak yang ada disupermarket. Kali ini, Embun langsung mengambil apapun tanpa banyak bertanya. Karena kalau bertanya, pasti kena marah.

Mengingat tak ada bahan makanan apapun dirumah, belanjaan yang diambil Embun cukup banyak kali ini. Sampai-sampai, trolinya hampir penuh.

Tak jauh darinya seorang laki laki terlihat mendorong troli saat menemani istrinya belanja. Tapi Nathan, alih alih membantu mendorong troli, ditanya saja, gak mau jawab.

"Beruntung sekali wanita itu, suaminya perhatian, mau bantu dorong troli." Kalimat bernada sindiran itu dia tujukan pada Nathan. Tapi percuma, Nathan sama sekali tak menggubris omongannya.

Embun berdecak sambil menghentakkan kakinya kelantai. Sebenarnya dia belanja dengan suami apa dengan patung, kaku sekali. Bahkan untuk mengeluarkan sepatah kata, rasanya beratt banget. Dah kayak disuruh ngangkat batu 1 ton.

Rasa kesal yang menumpuk, membuat Embun berjalan cepat, meninggalkan Nathan yang sedang sibuk dengan ponsel. Saat dia menoleh, Nathan masih terlihat santai. Sama sekali tak ada niatan untuk mengejarnya. "Benar-benar pria itu," Dada Embun bergemuruh, rasanya pengen meledak.

Embun hendak mengambil sesuatu yang terletak dirak paling atas. Dia sampai berjinjit karena kesulitan mengambil.

"Biar saya ambilkan," seseorang tiba-tiba bicara pada Embun.

"Em....apa tidak merepotkan?"

Pria itu tertawa ringan sambil meraih benda yang hendak diambil Embun. "Sama sekali tidak," ujarnya sambil menyodorkan benda tersebut.

"Makasih."

"Belanjaannya banyak juga," pria tersebut menatap troli milik Embun. "Sendirian?"

Embun hanya tersenyum. Mau bilang sendirian, kenyataannya dia bersama Nathan. Mau bilang berdua, eh...sejak tadi dia berasa sendirian.

"Kalau gak keberatan, saya bisa bantuin dorong trolinya."

"Eng-gak usah." Embun melirik Nathan, suaminya itu terlihat masih sibuk dengan ponsel.

"Daniel," pria tersebut mengulurkan tangan kearah Embun.

Embun hanya diam beberapa saat, hingga akhirnya, demi kesopanan dia menjabat tangan Daniel sambil menyebutkan nama.

"Masih banyak yang mau dibeli?" tanya Daniel.

"Eng-enggak kok. Ini udah mau kekasir."

Daniel menarik troli milik Embun lalu bersiap mendorong. "Ayo, aku bantu dorong sampai kasir." Embun menggeleng cepat, tapi Daniel mengabaikannya dan memilih terus mendorong.

Daniel tersentak kaget saat seseorang menarik kasar troli yang dia dorong. "Biar saya saja yang dorong," ucap pria yang ternyata adalah Nathan.

"Siapa anda?" Daniel menyeringai tipis.

"Anda yang siapa?" Nathan tampak kesal dengan pertanyaan Daniel. "Ini belanjaan saya dan dia," Nathan menunjuk dagu kearah Embun. "Istri saya."

"Astaga, jadi nona cantik itu tak sendirian," Daniel malah tersenyum sambil menatap Embun sesaat. Setelah itu, dia beralih menatap Nathan. "Lain kali kalau nemenin istri belanja itu dibantuin, bukan dilihatin dari jauh doang kayak satpam. Untung baru trolinya yang pindah tangan, kalau istrinya?" Daniel tersenyum miring. "Yakin gak nyesel kehilangan istri cantik," lanjut Daniel sambil menepuk bahu Nathan lalu pergi.

"Sialan pria itu," umpat Nathan. Dia lalu menatap Embun tajam.

"Kok ngeliatin aku sampai segitunya?" Embun sampai salah tingkah. "Aku gak minta bantuan dia, dia sendiri yang maksa bantu."

Nathan membuang nafas kasar lalu berhenti menatap Embun tajam. "Sekarang ngomong, apa lagi yang kamu butuhin, biar aku ambilin."

"Telat," sahut Embun sambil melotot. "Siniin, biar aku bawa kekasir," dia hendak mengambil aloh troli tapi Nathan melarang.

"Biar aku aja yang bawa sekalian bayar." Nathan nyelonong menuju tempat kasir, meninggalkan Embun yang masih mematung sambil melipat kedua tangan didada.

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

🤣🤣🤣🤣

2024-04-30

1

Nendah Wenda

Nendah Wenda

rasain disindir gitu aja marah tadi kemana aja

2024-02-09

4

Susillah

Susillah

emang disindir gtu....🤪

2023-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 KEPERGOK
2 MASALALU
3 PECAT DIA
4 PISAHKAN MEREKA
5 DIBAWA KE KUA
6 AKHIRNYA SAH
7 PINDAHAN
8 PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9 BERTEMU MERTUA
10 ALERGI
11 MENGINAP
12 MENGINAP 2
13 PETUAH MAMA
14 BELANJA
15 ISTRI APA BABU?
16 GOSIP
17 PERTAMA
18 TETAP DISINI
19 ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20 OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21 DIHUJAT SATU KANTOR
22 BUKA MATA, NANTI NYESEL
23 TUDUHAN
24 NATHAN KELABAKAN
25 MEETING
26 SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27 DIAM LEBIH BAIK
28 KEMBALI BEKERJA
29 APA INI KODE?
30 RUMAH SAKIT
31 APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32 NATHAN TERLALU BAIK
33 JANGAN DIULANGI LAGI
34 SURAT PERJANJIAN
35 I LOVE YOU MY HUBBY
36 I LOVE YOU TOO
37 PENGALAMAN PERTAMA
38 MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39 MAAFKAN AKU
40 BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41 INSECURE
42 MENYEBUT WANITA LAIN
43 ADA APA DENGAN NAVIA?
44 KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45 BERTEMU TEMAN LAMA
46 PULANG KAMPUNG
47 KAMU NGAPAIN?
48 JOHAN OH JOHAN
49 MARAH-MARAH
50 PENYUSUP TENGAH MALAM
51 BUKANNYA SUDAH MANDI?
52 MESRA DIDAPUR
53 USAI
54 TAKUT KEHILANGAN LAGI
55 NYURI START
56 BALIK KE JAKARTA
57 SHE IS MINE
58 HADIAH PERNIKAHAN
59 BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60 NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61 KETAHUAN
62 MENCURIGAI SEORANG PRIA
63 TRAGEDI MEMALUKAN
64 APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65 INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66 KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67 RASA STRAWBERRY
68 PULANG KERUMAH
69 NAMA YANG PASARAN
70 DIKIRA HAMIL
71 HAMIL LAGI
72 PINGSAN
73 RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74 BENIHKU MAHAL
75 MAS NATHAN
76 TAKUT KECEWA
77 AKU PERNAH MELIHAT OM
78 DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79 TENTANG NATHAN
80 KUNJUNGAN TEMAN
81 NGIDAM PERTAMA
82 BANJIR SELAMAT
83 TEH RASA LECI
84 JADI INI ALASANNYA
85 NGIDAM KEREN
86 PEMBERITAHUAN
87 AMBYAR
88 RASANYA SEPERTI MIMPI
89 PUSING MIKIRIN NAMA
90 MUNDUR TERATUR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KEPERGOK
2
MASALALU
3
PECAT DIA
4
PISAHKAN MEREKA
5
DIBAWA KE KUA
6
AKHIRNYA SAH
7
PINDAHAN
8
PERSIAPAN MENYAMBUT MENANTU
9
BERTEMU MERTUA
10
ALERGI
11
MENGINAP
12
MENGINAP 2
13
PETUAH MAMA
14
BELANJA
15
ISTRI APA BABU?
16
GOSIP
17
PERTAMA
18
TETAP DISINI
19
ASISTEN PRIBADI SANGAT PRIBADI
20
OBAT PENGHILANG RASA PEDAS
21
DIHUJAT SATU KANTOR
22
BUKA MATA, NANTI NYESEL
23
TUDUHAN
24
NATHAN KELABAKAN
25
MEETING
26
SAYA TAK PUNYA SIMPANAN
27
DIAM LEBIH BAIK
28
KEMBALI BEKERJA
29
APA INI KODE?
30
RUMAH SAKIT
31
APAKAH ITU SUNGGUH-SUNGGUH?
32
NATHAN TERLALU BAIK
33
JANGAN DIULANGI LAGI
34
SURAT PERJANJIAN
35
I LOVE YOU MY HUBBY
36
I LOVE YOU TOO
37
PENGALAMAN PERTAMA
38
MEREKA SEDANG NGAPAIN?
39
MAAFKAN AKU
40
BAGAIMANA JIKA POSISINYA DIBALIK
41
INSECURE
42
MENYEBUT WANITA LAIN
43
ADA APA DENGAN NAVIA?
44
KAU SUDAH SANGAT CANTIK DIMATAKU
45
BERTEMU TEMAN LAMA
46
PULANG KAMPUNG
47
KAMU NGAPAIN?
48
JOHAN OH JOHAN
49
MARAH-MARAH
50
PENYUSUP TENGAH MALAM
51
BUKANNYA SUDAH MANDI?
52
MESRA DIDAPUR
53
USAI
54
TAKUT KEHILANGAN LAGI
55
NYURI START
56
BALIK KE JAKARTA
57
SHE IS MINE
58
HADIAH PERNIKAHAN
59
BANYAK ANAK BANYAK REZEKI
60
NANTI KALAU SUDAH SAATNYA
61
KETAHUAN
62
MENCURIGAI SEORANG PRIA
63
TRAGEDI MEMALUKAN
64
APAKAH DIA BISA MENCINTAINYA SEPERTI AKU?
65
INGAT, KAU JUGA PERNAH JATUH CINTA PADA RAMA
66
KITA SAMA SAMA BUKAN ORANG BAIK
67
RASA STRAWBERRY
68
PULANG KERUMAH
69
NAMA YANG PASARAN
70
DIKIRA HAMIL
71
HAMIL LAGI
72
PINGSAN
73
RENCANA ANNIVERSARY YANG GAGAL
74
BENIHKU MAHAL
75
MAS NATHAN
76
TAKUT KECEWA
77
AKU PERNAH MELIHAT OM
78
DILARIKAN KE RUMAH SAKIT
79
TENTANG NATHAN
80
KUNJUNGAN TEMAN
81
NGIDAM PERTAMA
82
BANJIR SELAMAT
83
TEH RASA LECI
84
JADI INI ALASANNYA
85
NGIDAM KEREN
86
PEMBERITAHUAN
87
AMBYAR
88
RASANYA SEPERTI MIMPI
89
PUSING MIKIRIN NAMA
90
MUNDUR TERATUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!