DATANG BULAN

Kasih memegang perutnya yang terasa sakit, wajahnya meringis karna menahan sakit, hal ini sudah biasa terjadi saat dia datang bulan.

"Lo kenapa." Ria yang duduk disampingnya bertanya, "Datang bulan ya." belum saja Kasih menjawab, Ria menebak sendiri dan tentu saja tebakannya benar.

Kasih mengangguk.

"Lo mending istirahat diuks aja gieh sana, gak usah ikut upacara."

Kembali Kasih mengangguk.

"Yuk gue anterin."

Namun Kasih menolak, "Gak usah Ri, gue bisa sendiri, mending sana gieh lo ke lapangan aja."

"Beneran lo sanggup berjalan sendiri ke UKS."

"Iya."

"Ya udah deh kalau gitu, yuk barengan keluarnya."

Mereka berjalan bersamaan keluar kelas, dan mengambil jalan yang berbeda, Kasih menuju uks, sedangkan Ria menuju lapangan dimana sebentar lagi upacara bendera akan dilaksanakan.

Namun ternyata, Kasih bukannya menuju uks, dia ternyata berjalan menuju perpustakaan, menurutnya, disana lebih tenang dan nyaman, pasalnya di uks, pada hari senin begini suka banyak peminatnya karna para nitizen pada kompakan sakit berjamaah sehingga membuat uks full, tuh anak sebenarnya gak sakit, hanya pura-pura sakit doank, ya tahulah anak zaman sekarang, banyak akalnya hanya supaya tidak mengikuti upacara bendera, padahal dulu para pahlawan telah berjuang keras untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dengan mengorbankan nyawa, ehh ini malah cuma disuruh untuk mengikuti upacara sekali seminggu saja pada ogah, memang benar-benar dah anak zaman sekarang, tidak pada tahu cara berterimakasih.

Dan seperti biasa, saat Kasih memasuki perpustakaan, tempat tersebut sangat sepi, ibu Elapun yang merupakan pustakawati perpustakaan tidak terlihat dimana-mana, mungkin saat ini dia tengah berada dilapangan bersiap-siap untuk mengikuti upacara bendera.

Kasih memang tidak terlalu menyukai suasana yang sepi, tapi disaat dia tengah sakit begini dia memang sangat membutuhkan suasana yang sepi dan nyaman, perpustakaan pada saat itu murni sangat sepi diseantero ruangan, tapi Kasih memilih duduk dipaling pojok.

Dan saat dia tiba ditempat yang dia tuju, Kasih tidak pernah menyangka akan menemukan seseorang yang tengah terbaring dengan menelungkupkan wajahnya ditangannya yang terlipat, dan sik anak tersebut tidak menyadari kehadiran Kasih, entah mungkin karna tuh anak tidur beneran atau pura-pura, Allahu'alam, hanya Allah dan para staf-stafnyalah yang tahu.

Dan Kasih mengenali sik anak yang tidak lain dan tidak bukan adalah sik Romeo.

"Romeo." gumam Kasih pelan, "Ngapain anak ini disini."

Kasih menowel lengan Romeo pelan, anak itu ternyata memiliki kepekaan tingkat tinggi, buktinya, dia menggeliat dan mengangkat wajahnya, dia menoleh ke arah sumber yang menowelnya barusan, Romeo mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat Kasih yang tahu-tahunya sudah berdiri didepannya.

"Kasih."

"Hmmm."

"Lo ngapain disini."

Bukannya menjawab, Kasih malah balik nanya, "Lo sendiri ngapain diperpus saat semua penghuni SMA PERTIWI pada berkumpul dilapangan."

"Tidur." jawab Romeo dengan santainya yang membuat Kasih mendelik.

"Dasar pemalas." desisnya tanpa suara.

"Lo sendiri." Romeo kembali bertanya karna dia belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya barusan.

"Gue mau istirahat." jawabnya sambil duduk dikursi kosong samping Romeo.

"Lo juga begadang semalam nonton bola."

Kasih memutar bola matanya ke arah Romeo, "Gue sakit Romeo, makanya butuh istirahat biar sakit yang gue rasakan reda, gak kayak elo yang pemalas, ngikutin upacara saja ogah lo, benar-benar tidak menghargai pahlawan yang telah berjuang mengusir penjajah dari negeri kita tercinta ini lo ya."

"Beneran lo sakit." Romeo meragukan, "Orang sakit itu ke UKS neng, bukan ke perpustakaan."

"Gue tahu, hanya saja gue malas, hari senin biasa UKS rame oleh anak-anak yang malas ikut upacara dengan alasan sakit yang dibuat-buat."

Romeo terkekeh.

"By the way, lo sakit apa, panas, sakit kepala atau..."

"Sakit datang bulan."

"Owhhh."

"Nayla dulu saat datang bulan selalu minum kiranti, katanya tuh minuman bisa melancarkan datang bulan dan meredakan nyeri haid." Romeo memberikan informasi, fikirnya siapa tahu gitu Kasih tertarik untuk meminum minuman herbal yang biasa diminum oleh sang mantan saat datang bulan, "Mau gue beliin gak disupermarket depan sekolah, dulu juga gue sering tuh beliin buat Nayla." baik dah Romeo, dia sampai nawarin buat beliin segala.

"Hmmm, gak usah deh Rom, minuman itu untuk gue gak ngaruh untuk meredakan rasa sakit yang saat ini tengah gue rasain, tapi makasih ya karna elo telah menawarkan."

"Ya udah kalau lo gak mau."

"Rom, gue boleh minta satu hal gak sama elo."

"Lo berubah fikiran, lo mau dibeliin kiranti gitu."

"Bukan itu."

"Lha terus."

"Jangan ajak gue ngomong apalagi berisik, gue mau istirahat soalnya."

"Oke." Romeo menarik garis lurus tidak kasat mata didepan bibirnya seolah-olah bibirnya memiliki resleting.

Kasih tersenyum tipis melihat tingkah Romeo.

Kasih kemudian melipat kedua tangannya diatas meja dan dia menelungkupkan wajahnya diatas tangannya tersebut, dan Romeo mengikuti jejak Kasih, dia mengantuk karna semalam dia begadang menonton bola karna club paforitnya yang main.

****

Dilapangan, upacara bendera tengah berlangsung dengan khusyuknya, tapi Dika tidak bisa fokus mengikuti upacara karna sejak tadi matanya terus mencari keberadaan Kasih.

"Perasaan Kasih masuk deh hari ini, kenapa dia gak kelihatan sieh." batinnya karna dia hanya menemukan Ria saja yang berdiri dibarisan para cewek kelas XI IPS 3.

Dan begitu upacara berakhir, Dika berjalan mendekati Ria untuk menanyakan tentang Kasih.

"Ria." panggilnya yang membuat sahabat Kasih itu reflek menoleh.

"Dika." bingung Ria karna Dika menegurnya, "Ada apaan Dik."

"Kasih mana."

"Dika menanyakan tentang Kasih, kira-kira ada apaan ya, gak mungkinkan Kasih punya hutang sama Dika, masalah tugas juga gak mungkin deh, karna tuh tugaskan sudah dikumpulkan." Ria bertanya-tanya dalam hati penyebab Dika yang menanyakan keberadaan Kasih.

"Kasih ada diuks Dik."

"Di UKS." ulang Dika, "Kasih sakit."

"Iya, sakit bulanan, biasalah wanita."

Seketika itu saat mendengar kalau Kasih sakit, Dika ingin langsung ke UKS untuk melihat keadaan Kasih, tentu saja dia khawatir dengan keadaan Kasih, dan wajahnya menggambarkan apa yang saat ini dia rasakan yang bisa dengan sangat jelas dilihat oleh Ria.

"Dika kenapa sieh, dia kayak khawatir gitu deh saat gue memberitahu kalau Kasih berada di UKS."

Dika malu sieh kalau menemui Kasih sendiri, oleh karna itu dia mengajak Ria bareng.

"Lo mau ke UKS gak Ria nemuin Kasih, gue ikut ya."

"Mmm, iya sieh gue mau ke UKS mau lihat keadaan Kasih."

"Ya udah yuk."

"Iya." jawabnya singkat, dalam hati tentu saja banyak pertanyaan berkelebat, "Apa yang terjadi ya dengan Dika, jangan bilang Dika suka sama Kasih, selama inikan Dika tidak pernah menunjukkan gelagat kalau dia suka sama Kash."

"Ria, hei Ria." panggil Dika karna Ria malah mematung bukannya jalan.

"Ehh iya."

"Kenapa lo malah bengong sieh, ayok kita lihat Kasih ke UKS."

"Iya."

Saat para siswa dan siswi lainnya pada berjalan menuju kelas masing-masing, dua remaja itu melangkahkan kakinya menuju UkS.

****

Setibanya mereka diuks, ternyata mereka tidak menemukan orang yang mereka cari.

"Ria, Kasih benerankan di uks."

"Iya, dia memang bilangnya mau istirahat diuks sama gue."

"Tapi Kasih kenapa gak ada disini."

"Sebentar deh gue telpon dia dulu." Ria mengeluarkan ponselnya dari saku rok abu-abunya untuk menghubungi Kasih.

Kasih menjawab panggilan tersebut setelah beberapa saat.

"Kenapa Ri."

"Kasih, lo dimana sieh, kenapa gak ada diuks." cecar Ria.

"Gue diperpus sieh, tapi ini juga gue mau balik ke kelas."

"Kenapa lo malah berada diperpus, bukannya lo sakit ya, harusnyakan lo istirahat di UKS."

"Iya sieh harusnya, tapi lo tahu sendirikan UKS gimana ramenya tiap hari senin, makanya gue milih ke perpus."

"Iya sieh lo benar juga."

"Ini gue mau balik ke kelas, perut gue udah agak mendingan dan bisa diajak untuk mengikuti pelajaran."

"Syukurlah kalau gitu."

"Ya udah ya Ri, ketemunya dikelas ya nanti."

"Oke." dengan begitu mereka memutus sambungan.

"Gimana Ria, Kasih dimana." cecar Dika saat Ria menurunkan ponselnya dari daun telinganya.

"Dia tadi diperpus Dik, tapi katanya dia sudah agak mendingan gitu, dan sekarang akan kekelas." Ria memberitahukan apa yang Kasih katakan barusan.

Dika mengangguk lega.

"Ya udah deh Dik, kita juga sebaiknya ke kelas sekarang." ajak Ria yang diangguki oleh Dika.

****

"Ehh tahu gak Kas." bisik Ria ditelinga Kasih saat pak Rafi guru sejarah mereka tengah mencatat materi dipapan tulis, "Gue ke UKS bersama dengan Dika, dia tuh khawatir tahu gak dengan kondisi elo." lapor Ria karna saat ditelpon barusan dia tidak sempat memberitahukan akan hal tersebut.

"Hehh, lo datang ke UKS bersama dengan Dika." ulang Kasih tidak percaya.

Ria mengangguk, "Dia terlihat mengkhawatirkan elo lho saat gue bilang lo sakit."

"Masak sieh." dalam hati tentu saja Kasih sangat senang mengetahui akan fakta tersebut.

"Iya Kas, gue saja sampai heran lho dengan sikap Dika tersebut, gue jadi berfikir kalau Dika itu menyukai elo."

Bertambah satu orang lagi nieh yang mengatakan kalau Dika menyukai Kasih, dan itu tambah membuat Kasih jadi semakin berharap saja, padahalkan sebelumnya dia sudah berusaha untuk menekan perasaannya mati-matian.

"Akhh gak mungkinlah Ri kalau Dika menyukai gadis biasa kayak gue, lo tahu sendirikan kalau banyak yang menyukai Dika."

"Tapi bisa jadikan Kas, gelagatnya kayak orang suka gitu sama elo."

"Duhh benar gak ya kalau Dika suka sama gue, jadi tambah berharap dah gue." suara hati Kasih.

"Kalau seandainya Dika beneran suka sama elo, elo bakalan nerima perasaan dia gak."

Dalam hati sieh Kasih sangat berharap ya kalau itu beneran, tapi lisannya mengatakan, "Jangan aneh-aneh deh lo Ri, ya gak mungkinlah."

"Gak ada yang gak mungkinlah Kasih didunia ini, apalagi Dika sudah menampakkan gelagat yang sangat kentara."

"Sudahlah Ri, jangan bahas tentang Dika lagi saat belajar gini, ntar pak Rafi marah lagi."

Ria mengangguk mengerti, dan untuk sementara menghentikan tentang percakapannya yang membahas tentang Dika.

****

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!