Dika menjalankan motornya dengan pelan, hal tersebut dia lakukan supaya dia bisa berlama-lama dengan Kasih.
"Senangnya kalau tiap hari bisa kayak gini terus." batin Dika, bagi Dika, ini adalah hari bersejarah untuknya karna ini untuk pertamakalinya dia mengantarkan Kasih pulang, dan bukannya bermaksud jahat sieh, hanya saja Dika bersyukur Kasih sakit karna itu memberinya kesempatan untuk mengantarkan Kasih pulang.
Dibelakang, diluar keinginannya, Kasih terus saja tersenyum kecil, jantungnya terus berdetak cepat, dia juga tidak ingin momen seperti ini cepat berlalu.
"Salahkah kalau gue berharap sekarang." suara hati Kasih tidak lepas menatap punggung kokoh Dika yang tepat berada didepan matanya.
Namun pada akhirnya, sepelan apapun Dika menjalankan motornya, pada akhirnya tetap akan sampai pada tujuan juga, Dika menghentikan motornya tepat didepan rumah Kasih.
"Yahh sampai, padahal gue ingin lebih lama bersama dengan Dika." Kasih mengeluhkan hal tersebut dalam hati.
Dengan berat hati Kasih turun dari motornya Dika.
"Terimakasih ya Dika karna elo sudah nganterin gue."
"Sama-sama Kas, berhubung sepeda elo masih disekolah, besok gue jemput ya." Dika sangat berharap kalau Kasih menjawab iya.
"Emang elo gak keberatan jemput gue, rumah kitakan gak searah." ucap Kasih dilisan, padahal mah dihati dia senang banget saat Dika ingin menjemputnya besok.
"Gak kok Kas, tentu saja gue gak keberatan."
"Mmm, ya udah deh kalau gitu."
Dika menanggapi dengan senyuman lebar.
"Lo mau mampir dulu gak."
"Lain kali saja ya Kas, gue harus langsung balik nieh."
"Ohh oke, sekali lagi terimakasih ya udah dianterin."
"Gue seneng kok ngelakuin hal itu." jawab Dika, dia menambahkan dalam hati, "Gue bahkan ingin melakukannya tiap hari."
Setelah sedikit berbasa-basi sebentar, Dika kemudian melajukan motornya meninggalkan Kasih, Kasih melepas kepergian Dika sampai laki-laki itu menghilang dari pandangannya dan barulah kemudian dia masuk ke rumahnya dengan perasaan yang dipenuhi oleh taman bunga yang bermekaran.
"Begini ya ternyata rasanya jatuh cinta." gumamnya.
*****
Setelah mandi, sholat dan makan, Kasih kembali ke kamarnya untuk istirahat siang, tepat saat dia masuk, dia mendengar suara notifikasi chat masuk diponselnya yang tergeletak dimeja belajarnya, Kasih terlebih dahulu melangkahkan kakinya menuju meja belajarnya dan setelah itu berjalan ke tempat tidur dan membanting tubuhnya disana, setelah merasa nyaman, barulah Kasih menyalakan ponselnya untuk melihat siapa gerangan yang mengirim pesan kepadanya, dan ternyata itu adalah sebuah pesan dari nomer asing.
"Siapa sieh." desisnya membuka pesan tersebut.
081XX : Cieee ciee yang diantar pulang sama Dika
"Ini siapa sieh, pasti teman kelas gue deh yang melihat gue yang diantarkan oleh Dika tadi."
Kasih : Siapa seih
081XX : Siapa ayokk
Kasih : Gak tahu dan gak mau tahu
081XX : Aduhh judesnya neng
Kasih : Egp
081XX : Tapi Dika suka banget lho meskipun lo judes begitu
Kasih : Siapa sieh elo sebenarnya
081XX : Penasaran ya neng, tadi katanya gak tahu dan gak mau tahu
Kasih : Terserahlah, gue gak tahu juga gak rugi
Setelah mengirim pesan tersebut, Kasih meletakkan ponselnya disampingnya dan memejamkan matanya, tapi kok dia terngiang-ngiang dengan pesan barusan sehingga dia kembali meraih ponselnya dan kembali mengetik.
Kasih : Tadi maksud lo apa dengan Dika yang suka sama gue, jangan sok tahulah elo
Namun ternyata pesan Kasih tersebut tidak dibalas oleh sik orang asing.
Kasih : Heiii, balas donk
Namun tetap ditunggu sampai beberapa saat masih belum ada respon.
"Ihh dasar menyebalkan, bikin orang penasaran saja."
"Tapi apa benar gak ya kalau Dika suka sama gue, nieh orang juga bilangnya begitu, sumpah deh sekarang gue benar-benar berharap, sudah tiga orang lho yang bilang kalau Dika suka sama gue." Kasih terus bermonolog dengan dirinya sendiri.
Setelah lelah berbicara dengan dirinya sendiri, akhirnya Kasih memilih untuk memejamkan mata dan tertidur pulas.
*****
Kemarin saat mengantarkan Kasih pulang, tidak banyak yang melihat kejadian tersebut, tapi sekarang, saat mereka berangkat bersama, banyak para siswa dan siswi yang menjadi saksi saat melihat Kasih yang turun dari boncengan motor Dika, sehingga tidak pelak hal tersebut langsung menyebar dengan cepat diseantero sekolah, para saksi tersebut pada beranggapan kalau Dika dan Kasih kini telah pacaran, dan gosip itu tentunya membuat para fansnya Dika patah hati berjamaah.
Ria yang mendengar berita tersebut dari teman sekelasnyapun langsung menyongsong kedatangan Kasih begitu dia melihat Kasih nongol dipintu kelas.
"Kasihhh." Ria langsung memeluk lengan Kasih dan membawanya ke meja mereka.
Melihat sahabatnya yang bertingkah aneh begitu membuat Kasih heran dan bertanya, "Lo kenapa Ria." namun Ria tidak menjawab pertanyaan Kasih sampai mereka tiba dimeja yang mereka tempati, Ria menekan pundak Kasih pelan untuk mendudukkan Kasih di dikursinya dan setelah Kasih duduk dengan nyaman, barulah Ria menjawab pertanyaan Kasih barusan.
"Kas, beneran berita itu."
"Berita apaan." bingung Kasih karna menurutnya pertanyaan Ria tidak jelas.
"Jangan pura-pura bodoh deh."
"Berita apaan sieh maksud lo Ri, gue benar-benar gak ngerti deh apa yang lo bicarakan."
Ria terlihat gregetan, namun pada akhirnya dia menanyakan secara langsung tentang apa yang didengarnya, "Berita kalau elo dan Dika pacaran."
"Hah." kaget Kasih, "Lo denger dari siapa."
"Tadi Valen dan Lina ngebicarain elo dan Dika, mereka bilang kalau mereka ngelihat elo dibonceng sama Dika."
"Astaga, jadi gara-gara itu ya."
"Beneran lo pacaran." cecar Ria.
"Gak."
"Lho kok."
"Emang kalau seorang cowok nganterin cewek, apa itu sebagai bukti kalau mereka pacaran."
"Ya gak sieh, tapi..."
"Dika cuma nganterin gue doank, gak lebih." kata Kasih, "Tapi kalau dia ngajak gue pacaran, tentu saja gue mau banget." harapnya dalam hati.
"Tapi kenapa Dika bisa nganterin elo ke sekolah, bukannya rumah lo dan Dika berlawanan arah ya."
"Hmm, itu karna sepeda gue yang gue tinggal disekolah kemarin."
"Maksud lo."
"Ya karna kemarin Dika nganterin gue pulang Ria, makanya sepedanya gue tinggal."
"Jadi kemarin Dika juga nganterin lo balik Kas."
Kasih mengangguk.
"Tuhkan benar apa yang gue bilang."
"Tentang apaan."
"Tentang Dika yang suka sama elo Kasih."
Saat Ria melihat Kasih akan membuka bibirnya, Ria mendahului, "Jangan berusaha untuk membantah lagi deh, itu buktinya sudah terang dan jelas, dia mau nganterin elo dan juga jemput elo padahal rumah kalian tidak searah, dan lo juga sepertinya sukakan sama Dika mengingat lo tidak menolak saat Dika mengantarkan elo pulang."
"Sepertinya sieh begitu." jujur Kasih, fikir Kasih, Riakan adalah sahabatnya, jadi gak ada salahnya kalau dia jujur sama Ria.
Ria seketika tersenyum sumringah, "Wahh, ada yang lagi jatuh cinta nieh rupanya."
"Tapi..."
"Tapi apaan."
"Kalau Dika suka sama gue, harusnya dia nembak gue doank ya Ri, tapi dia kok diam-diam saja, anteng dan kalem, jangan-jangan dia mau ngebaperin gue doank kali ya." Kasih menyampaikan praduganya, "Atau jangan-jangan...." Kasih menggantung ucapannya.
"Jangan-jangan apa."
"Jangan-jangan, Dika itu sebenarnya sukanya sama elo Ria, dia hanya ngedekatin gue hanya sebagai alat saja untuk ngedepatin elo." darimana coba Kasih dapat pemikiran begitu.
Ria sampai mengernyit mendengar daya imajinasi Kasih yang menurutnya berlebihan, menurut Ria, hal itu hanya terjadi dalam sinetron-sinetron saja.
"Ngaco lo ya, dihh gak mungkinlah, hal itu hanya terjadi dalam sinetron doank Kasih, makanya jangan kebanyakan nonton sinetron."
"Ya bisa jadi Ria, guekan wajahnya B aja, masak Dika mau sama gue sieh."
"Cintakan gak mandang fisik Kasih, dan menurut pengamatan gue nieh ya, Dika bukan tipe orang yang menyukai seseorang karna rupanya, mungkin ada sesuatu hal spesial yang membuat Dika sampai suka sama lo, ya mungkin karna kebaikan lo kali yang membuatnya kepincut."
"Tapi seperti yang gue bilang tadi, kalau Dika suka sama gue, harusnya dia menyatakan perasaannya donk sama gue."
"Mungkin dia mencari momen yang pas kali Kas, menyatakan perasaankan bukan perkara mudah seperti membalikkan telapak tangan terus langsung beres, belum lagi kalau dia berfikir kalau elo nolak dia sehingga dia belum berani untuk menyatakan perasaannya sama elo."
Kasih hanya mengangguk pelan saat mendengar kata-kata Ria, "Tapi diakan ganteng, masak dia berfikir dengan ketampanan yang dia miliki ada cewek yang bakalan nolak dia, termasuk juga gue yang gak mungkin bangetkan nolak."
Saat seperti itu, Kasih mendapat chat dari nomer asing kemarin yang berbunyi seperti ini.
081XX : Kas
"Nomer yang kemarin lagi." desahnya, dia hanya membacanya doank tanpa berniat untuk membalas.
"Kenapa Kas." Ria bertanya saat melihat ekpresi malas diwajah Kasih.
"Gak ada, cuma dari kemarin ada nomer asing yang terus neror gue."
"Siapa emangnya."
"Ya mana gue tahu Ria, kalau gue tahu, mana mungkinkan gue bilangnya nomer asing."
"Hmmm."
Namun karna Kasih mengabaikan pesan tersebut, sik pemilik nomer kembali mengirim pesan.
081XX : Kas, izinin gue doank ntar, kayaknya gue bakalan telat deh, soalnya motor gue tiba-tiba mogok ditengah jalan
"Ini siapa sieh sebenarnya." Kasih yang tadinya cuek kini tergerak untuk membalas.
Kasih : Elo siapa sieh sebenarnya
081XX : Romeo
"Sialan, ini Romeo ternyata."
"Kenapa Kas." Ria kembali bertanya.
"Ini ternyata nomernya Romeo."
"Ehh, coba lihat." Ria merebut ponsel Kasih yang ada ditangannya.
"Kasihan Romoe." kata Ria kemudian membantu Kasih untuk membalas pesan tersebut.
Kasih : Iya Romeo, lo tenang saja, ntar gue izinin deh
Setelah itu Ria kembali menyerahkan ponsel tersebut pada pemiliknya.
"Gak apa-apakan kalau gue bilang begitu."
"Hmm, iya."
081XX : Terimakasih Kasih, lo benar-benar kayak nama lo deh, penuh Kasih
Kasih tidak membalas.
"Gue lihat-lihat, lo kok akrab banget ya Kas sama Romeo, sampai sudah tukeran nomer ponsel segala." Ria mengiri, diakan juga ingin doank tukeran nomer ponsel sama Romeo.
"Siapa bilang gue tukeran nomer ponsel dengan Romeo, gue juga gak tahu tuh anak dapat nomer gue darimana, tiba-tiba saja kemarin dia ngechat gue."
"Ohhh gitu."
"Lo mau nomernya gak, nieh ambil saja."
"Gak deh, guekan inginnya dia yang minta langsung, atau gak dia meminta nomer gue secara diam-diam gitu kayak yang dia lakuin ke elo."
"Ya udah kalau itu yang lo inginkan."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments