TEMAN BARU

"Hai, salam kenal, gue Romeo." meskipun tadi dia sudah memperkenalkan dirinya didepan kelas, tapi dia kembali memperkenalkan dirinya pada teman sebangkunya begitu dia sudah mendudukkan bokongnya.

"Hai Romeo, gue Dika." sik cowok bernama Dika yang sekarang resmi menjadi teman sebangku Romeo menyambut uluran tangan Romeo.

"Gue harap lo tidak terganggu dengan kehadiran gue disamping elo selama satu tahun kedepan." canda Romeo.

Dika tersenyum tipis menanggapi clotehan teman sebangkunya, "Yahh, sebenarnya gue agak terganggu sieh, tapi berhubung sik Hitler telah mengirim lo duduk disamping gue, ya gue bisa apa, daripada gue mati ditembaknya." sik Dika ini membalas candaan Romeo yang membuat tanpa sadar Romeo tertawa dengan suara agak besar sehingga membuatnya menjadi pusat perhatian seisi kelas termasuk dari pak Taofik.

"Ehhh buset deh sik Romeo ketawanya bikin gunung merapi erupsi." suara hati Dika ketar ketir saat seperti biasa pak Rafi memberikan plototan mematikannya pada muridnya yang ribut dikelasnya.

Dan benar saja, setelah tadi Kasih dan Ria yang mendapat semprot dari pak Taofik, kini giliran Romeo yang baru masuk dihari pertama yang mencicipi kemarahan dari seorang pak Taofik, salah satu guru paling kiler di SMA PERTIWI yang mendapat julukan dengan sebutan Hitler.

"Apa yang terjadi murid baru, jangan bilang kamu kesurupun penghuni kelas ini."

"Maafkan saya pak." lisan Romeo benar-benar merasa tidak enak dan menyesal karna telah mengganggu jalannya pembelajaran, "Duhh, keceplosan lagi gue ketawanya." dalam hati Romeo merutuk dirinya sendiri.

Karna Romeo murid baru sehingga pak Taofik tidak menyuruh Romeo sampai keluar kelas dan dia kembali melanjutkan pembelajarannya setelah memberi peringatan pada Romeo supaya tidak mengulangi perbuatannya lagi.

*****

Dika adalah tipe orang yang friendly orangnya, sehingga meskipun baru kenal, dia sudah ngajak Romeo ikut bergabung dengannya dan teman-temannya begitu bell istirahat berdering.

"Rom, lo mau ikutan gabung gak sama gue dan teman-teman gue, dijamin asyik deh."

"Tentu saja kalau elo dan teman-teman lo itu menerima gue."

"Tentu saja." ujar Dika mantap, "Gaslah kuy."

Romeo mengangguk dan berjalan disamping Dika.

"Eh eh Kas, Romeo keluar tuh sama Dika." tunjuk Ria yang melihat Romeo melangkah keluar bersama dengan Dika.

Kasih yang saat ini tengah membereskan peralatan tulisnya menjawab sambil lalu, "Ya biarin saja dia keluar, kenapa lo laporan ke gue."

"Ya maksud gue Kasih." kesal Ria, "Kita samperin gieh, lo kenalin doank sama gue berhubung lo udah kenal duluan sama Romeo."

"Lo kalau mau kenalan, ya kenalan aja sendiri, kenapa harus ngajak gue untuk ngenalin elo."

"Ya gue malulah Kasih, elahh lo."

"Dihh, tumben amet lo malu, setahu guekan, elo itu urat malunya udah putus."

"Elo mah Kas, pakai ngeledekin gue lagi." Ria jadi cembrut.

Saat Romeo dan Dika keluar, beberapa anak-anak cewek kelas IPS 3 mengekor dibelakang mereka, cewek-cewek itu tentu saja tujuannya adalah ingin kenalan lebih lanjut degan Romeo.

"Udahlah, gak usah manyun gitulah bibir lo, lagian lo masih punya 366 hari untuk bisa kenalan sama dia, secarakan kita satu kelas, gak bakalan kemana-manalah dia itu."

"Hmmm."

"Udahh ahh yukk, kantin, gue lapar nieh."

Meskipun agak kesal dengan sahabatnya itu, toh Ria mengangguk saat Kasih mengajaknya ke kantin.

*****

Dalam sekejap, Romeo sudah menjadi idola sekolah berkah dari ketampanan yang dia miliki, terbukti dari, sejak dia muncul bersama dengan Dika dikantin sekolah, ada saja anak cewek yang datang nyamperin meja yang dia tempati bersama dengan teman-teman barunya, cewek-cewek itu ingin berkenalan dengan Romeo.

"E e busett, gue satu tahun lebih bersekolah di SMA PERTIWI kagak ada tuh yang ngajak gue kenalan satupun, ya elo yang baru menampakkan batang hidung disekolah ini sudah jadi incaran cewek-cewek cantik di SMA PERTIWI." salah teman Dika yang bernama Ogil menyuarakan keresahan hatinya, kata-kata barusan berhasil membuat meja yang ditempati oleh cowok-cowok remaja itu sedetik kemudian dipenuhi oleh tawa.

"Hahaha, Ogil Ogill." Vino teman Dika yang lainnya menanggapi keluhan Ogil, "Wajah pas-pasan kayak wajah elo mana ada yang mau dekat-dekat apalagi ngajak kenalan dan cari perhatian sama elo, makanya lo kalau punya wajah kayak Romeo donk, kinclong kayak lantai."

"Lo bilang gue jelek gitu Vin." tersinggung dah tuh sik Ogil mendengar komentar Vino.

"Ya iyalah." Dika yang nyahut, "Pakai nanya lagi."

Kembali dimeja yang dikelilingi oleh lima orang cowok itu kembali tercipta tawa, termasuk tawa Romeo, Romeo berfikir kalau dia sepertinya bakalan cocok bergabung dengan kelompoknya Dika, karna Vino, Ogil dana Reza anaknya friendly semua dan sepertinya sieh mereka juga menerimanya dengan tangan terbuka.

"Dasar sahabat lucnut emang lo Vin."

"Sudahlah, lo semua jangan pada ledekin Ogil terus." Romeo membela Ogil, "Tiap manusiakan diciptakan oleh Tuhan YME punya kelebihan dan kekurangan masing-masing."

"Nahh tuh lo dengar sik Romeo."

"Dia mah gak ada kelebihannya sama sekali Rom, dia mah serba kurang." sela Reza ikut-ikutan meledek Ogil, "Wajahnya kurang, otaknya kurang, tingginya kurang, dompetnya kurang...."

"Sebut terus kekurangan gue ya Za, benar-benar haters berkedok sahabat lo ya." Ogil pura-pura ngambek gitu.

"Dihh sumpah ya zizik gue lihat bibir lo imut-imutin begitu."

"Ini gue lagi ngambek Setan."

Lagi dan lagi tawa kembali tercipta dimeja tersebut, sampai kemudian bi Dijah salah satu pedagang dikantin SMA PERTIWI datang menghampiri meja yang ditempati oleh kelima cowok remaja tersebut dengan membawa nampan berisi mi instan pesanan mereka, karna di kantin SMA PERTIWI, mi instan buatan mbak Dijah itu juara dan menjadi primadona yang paling diminati.

Mbak Dijah adalah janda, sikapnya itu kadang kayak ABG, suka gak tahan gitu kalau lihat yang cakep-cakep kayak Romeo.

"Aduhh, siapa ini ya yang ketampananya setara dengan Seokjin BTS." fix, ini sieh berlebihan, kalau army dengar, mereka pasti tidak akan terima dan akan mendemo mbak Dijah berjamaah karna sik wwh disamakan dengan Romeo, Romeo sieh memang tampan, tapi tampanan Seokjinlah kemana-mana.

"Dia Romeo mbak, murid pindahan yang terdampar dikelasku." Dika memperkenalkan.

"Ohh." bibir mbak Dijah membulat sempurna, "Romeo toh namanya, sangat cocok, nama sangat menggambarkan wajahnya."

Romeo tersenyum mendapat pujian tersebut, bukan karna dia bangga karna dipuji-puji tampan, tapi dia tersenyum hanya sebagai kesopanan.

"Mas Romeo, kenalin nieh mi instan buatan mbak Dijah, dijamin setelah mas Romeo mencicipinya pasti bakalan ketagihan." mbak Dijah mengedipkan sebelah matanya yang membuat Romeo buru-buru mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"Benarkan mas Dika."

Dika mengacungkan jempolnya, "Dijamin mi instan buatan mbak Dijah paling enak dah sedunia."

"Ahh mas Dika kadang terlalu sangat berlebihan lho mujinya." mbak Dijah tersenyum malu-malu sembari menutup bibirnya.

Mbak Dijah sebenarnya ingin berlama-lama ngobrol dengan kelima cowok-cowok remaja itu, terutama dengan Romeo, sayangnya, dia tidak mungkin mengabaikan pelanggan yang menunggu untuk dibuatkan mi instan.

"Dasar janda genit, gak bisa lihat cowok cakep main kedip-kedip segala." komen Reza begitu mbak Dijah sudah berlalu.

"Sudah makanlah Za, jangan ngata-ngatain yang bikinin kita mi instan terenak ini, pamali lho entar." imbuh Vino yang diangguki oleh yang lainnya.

****

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!