CHAT DARI KASIH

Sebenarnya Romeo ingin satu kelompok sieh sama Kasih, tapi sayangnya harapannya itu tidak terwujud, dan dia harus menerima dengan lapang dada karna yang ternyata yang satu kelompok dengan Kasih adalah malah Dika teman sebangkunya.

"Yahh, padahal gue ingin satu kelompok dengan Kasih." desahnya tanpa suara, bukan apa-apa, hanya saja, dia hanya dekat dengan Kasih dan Dika saja dikelas itu, dia belum mengenal dengan baik teman-teman kelasnya karna dia baru masuk beberapa hari, Dika hanya berharap dia bisa nyambung dengan teman kelompoknya yang bernama Anggi.

Sedangkan disisi Dika, Dika begitu sangat bersyukur karna disatukan dalam satu kelompok dengan Kasih oleh pak Udin, dan jumlah kelompoknya cuma dua orang lagi, itukan akan memberi kesempatan pada Dika untuk bisa melakukan pdkt sama Kasih.

****

Begitu jam pelajaran berakhir, Kasih terlihat mendekati mejanya Dika, Dika yang saat ini tengah membereskan alat-alat tulisnya tidak menyadari saat Kasih menghampirinya.

"Hai Dika."

Barulah Dika mendongak begitu mendengar suara Kasih yang menyapanya.

"Ka..Ka..Kasih." gugup Dika karna dia tidak menyangka kalau Kasih menghampirinya.

"Karna kita satu kelompok, boleh gak gue minta nomer lo untuk memudahkan gue untuk menghubungi lo."

"Boleh Kas." ujar Dika penuh semangat, dia senang banget Kasih meminta nomernya, ya meskipun Kasih meminta nomernya hanya untuk urusan tugas kelompok sieh, tapi dengan begitu, nantinya dia akan punya kesempatan untuk lebih sering-sering menghubungi Kasih, dan Dika berharap, hubungannya akan naik ke jenjang yang lebih dari sekedar teman sekelas doank, mungkin jadi TTM dulu dan barulah naik status lagi menjadi pacar, dan harapan terbesar Dika tentu saja adalah suatu saat nanti Kasih bisa menjadi istrinya dan menjadi ibu dari anak-anaknya, Dika mengaminkan keinginannya tersebut dalam hati.

Dika kemudian menyebutkan sederet angka dan Kasih mencatatnya dan menyimpannya diphonebook ponselnya.

Setelah itu, Kasih kemudian mendial nomer yang tadi disebutkan oleh Dika, maka terdengarlah nada dering ponsel yang masih dipegang oleh Dika.

Dan begitu sudah memastikan kalau nomer yang diberikan oleh Dika benar, Kasih berkata, "Itu adalah nomernya gue, simpan ya Dik."

"Tentu saja." jawabnya dengan nada yang dibuat sebiasa mungkin, padahal dalam hatinya dia sangat bahagia karna pada akhirnya dia berhasil mendapatkan nomer Kasih, sehinggga Dika menyimpan nomer Kasih dengan nama 'Gadis spesialku'

"Oke, nanti gue hubungin lo ya Dik."

"Oke." jawab Dika seadanya, dia menambahkan dalam hati, "Gue sudah tidak sabar menunggu lo menghubungi gue Kasih."

"Kasih, nomer gue gak lo minta." timbrung Romeo yang duduk didekat Dika, sejak tadi dia menjadi penyimak percakapan antara Dika dan Kasih.

"Buat apa gue minta nomer elo, guekan gak butuh."

"Dihh, jangan gitu donk Kas, siapa tahu besok-besok lo butuh bantuan gue dan dengan lo punya nomer ponsel gue, lo jadi mudah untuk menghubungi gue."

"Gue gak akan pernah butuh bantuan elo ya Romeo." cetus Kasih percaya diri, "Jadi Romoe, gue gak butuh nomer lo."

"Lihat saja besok."

Dika tersenyum tipis mendengar kata-kata Kasih barusan, dia senang saat Kasih menolak untuk meminta nomernya Romeo.

****

"Wiehh, kayaknya ada yang lagi seneng nieh." komen Ogil saat melihat wajah Dika yang terlihat cerah secerah matahari disiang hari yang menyinari bumi saat itu.

"Lo kenapa Dik, lo dapat uang undian satu milyar." Reza yang juga melihat kalau sahabatnya itu tampak bahagia mengajukan pertanyaan.

"Gue mendapatkan nomernya Kasih." Dika memberitahu dengan penuh semangat seolah-olah hal tersebut adalah sebuah prestasi yang patut dibanggakan.

"Gue fikir apaan." desis Vino, sumpah dia tidak menyangka kalau Dika sesenang ini mendapatkan nomer Kasih.

"Ya seenggaknya kalau gue punya nomernya Kasihkan gue akan lebih mudah untuk mendekatinya."

"Lo yang minta."

"Apa."

"Lo yang minta nomernya Kasih."

"Gak, Kasih sendiri yang minta nomer gue karna kami satu kelompok."

Ketiga sahabat Dika itu kompkan pada mendengus.

"Itu bukanlah suatu prestasi yang patut untuk dibanggakan kali Dika." lisan Reza.

"Ya tapi seenggak ada perubahanlah daripada tetap diam ditempat." sambung Vino.

Dika hanya bisa mendengus kesal mendengar ledekan dari sahabat-sahabatnya tersebut.

*****

Saat ini Kasih tengah berbaring dikamarnya sembari bermain ponsel, dia kefikiran untuk mengchat Dika untuk membahas tentang tugas kelompok mereka.

"Tapi kalau gue chat dia, ganggu gak ya." Kasih jadi bimbang saat dia sudah bersiap untuk mengetik dilayar ponselnya, "Tapikan gue ngechat dia untuk urusan tugas sekolah, bukan untuk hal lainnya." atas pemikiran tersebutlah Kasih kemudian melanjutkan niatnya untuk mengechat Dika.

Kasih : Malam Dika, ini Kasih

Sebenarnya Kasih tidak perlu memperkenalkan diri mengingat Dika menyimpan nomernya, di simpan dengan nama gadis spesialku lagi.

Kasih : Sorry ya Dik kalau gue ganggu lo, gue cuma mau nanya kapan ya bagusnya kita ngerjain tugas bahasa yang diberikan oleh pak Udin.

Tidak ada balasan untuk beberapa menit kedepan, hanya centang dua abu-abu.

"Kok gak dibalas sieh, masak iya Dika udah tidur jam segini." Kasih kemudian melarikan matanya ke arah jam weker yang ada diatas meja belajarnya, "Baru juga jam 08.40 juga."

Sementara itu Dika yang saat ini baru keluar dari kamar mandi meraih ponselnya yang tergeletak ditempat tidur hanya sekedar untuk memeriksa apakah ada pesan masuk atau tidak, hanya sekedar memeriksa doank sieh, karna beberapa penggemarnya sering mengechatnya, kadang kalau bagus moodnya Dika balas atau kadang juga tidak.

Sebagai informasi, Dika cukup populer dikalangan para siswi SMA PERTIWI, selain sebagai kapten basket, Dika juga memiliki tampang yang lumayan oke yang membuatnya menjadi incaran banyak gadis disekolahnya, pernah sieh beberapa kali Dika pacaran dengan gadis-gadis disekolahnya, tapi tidak pernah bertahan lama karna pada akhirnya pemilik hati Dika yang sebenarnya adalah Kasih.

Dan begitu terkejutnya Dika saat melihat kontak yang tersimpan dengan nama 'Gadis spesialku' tertera dilayar ponselnya.

"Kasih." gumamnya dengan melotot ke arah layar ponselnya, antara percaya atau tidak kalau yang mengechatnya adalah Kasih, gadis yang selama ini selalu dia impikan disetiap tidurnya.

"Ini beneran Kasihkan yang ngechat gue." Dika kemudian buru-buru membuka pesan tersebut.

Dan yah meskipun Kasih hanya mengechatnya mengenai urusan tugas kelompok doank, namun sudah lebih dari cukup untuk membuat hatinya Dika berbunga-bunga seolah-olah Kasih mengiriminya kata-kata cinta.

Dengan cepat Dika menarikan jemarinya dilayar ponselnya untuk membalas pesan tersebut.

Dika : Sorry ya Kas gue baru lihat pesan elo, makanya gue baru balas

Dika : Mengenai tugas kelompok itu, gimana kalau kita ngerjainnya besok saja sepulang sekolah, lebih cepat lebih baikkan

Dika menunggu jawaban Kasih dengan harap-harap cemas, seolah-olah dirinya tengah menunggu pengumuman tes cpns saja.

Kasih : Boleh deh, ngerjainnya dimana

Kasih membalas sesuai dengan pertanyaan Dika, namun Dika senangnya minta ampun, bibir laki-laki itu tidak henti-hentinya tersenyum lebar sejak tadi.

Dika : Gue tahu cafe yang seru dan asyik untuk ngerjain tugas dan yang pastinya punya akses wifi untuk memudahkan kita untuk ngerjain tugas

Kasih : Oke deh kalau gitu

Dika : Ya udah, sampai ketemu besok kalau gitu Kasih

Kasih tidak membalas.

Karna ini untuk pertama kalinya dia dan Kasih berkirim pesan, tidak terhingga deh bagaimana senangnya sik Dika, kayaknya malam ini dia bakalan tidur nyenyak plus mimpi indah.

*****

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!