PERTANDINGAN BASKET

Saat ini, XI IPS 3 tengah pada nganggur karna memang dijam terakhir tersebut guru mereka tidak datang, sehingga para penghuni XI IPS 3 sudah pada nyebar dan tidak satupun terlihat dikelas, bagi yang hobby belajar, tujuan yang mereka jadikan sasaran tentu saja adalah perpustakaan, sedangkan yang lapar, tentu saja tujuan yang dituju adalah kantin, sedangkan ada beberapa anak cowok pada menuju basket outdoor tujuannya apalagi kalau bukan untuk bermain basket untuk mengisi waktu luang daripada nganggur meskipun dibawah siraman matahari yang sangat terik disiang bolong begini, tapi biasanya hal tersebut tidak jadi masalah untuk anak cowok, anak cowok mah mana peduli kalau kulit mereka gosong, sangat berbeda 180 derajat dengan anak-anak cewek yang sangat takut panas karna tentunya berpotensi membuat kulit yang sudah dirawat dengan sedemikian rupa menjadi gosong, bahkan pada saat jam pelajaran olahragapun, kebanyakan anak-anak cewek pada malas ngikutin, mereka hanya ngikutin pelajaran olahrga karna terpaksa doank.

Dan salah dua orang yang juga saat ini tengah berada dilapangan basket adalah Kasih dan juga Ria, lebih tepatnya seih mereka bukan berada ditengah-tengah lapangan, tapi mereka berada dipinggir lapangan, mereka berdua menyaksikan teman-teman kelas mereka yang tengah pada bermain basket, dan dua orang yang ikutan bermain basket adalah Romeo dan juga Dika.

Bola mata Kasih tidak pernah lepas memperhatikan Dika yang saat ini tengah berada dilapangan basket, sejak kakaknya bilang kalau Dika itu menyukainya, banyak perubahan yang terjadi pada diri Kasih, diantaranya adalah, Kasih sering salting saat berada didekat Dika, sering curi-curi pandang pada Dika, jadi kesal sendiri saat melihat Dika yang dideketin oleh cewek lain yang mengaguminya, dan satu lagi, Kasih jadi senang melihat Dika yang bermain basket, disaat seperti itu, Kasih bisa memperhatikan Dika sepuasnya tanpa dicurigai.

"Kas, gue haus nieh, gue beli minum dulu deh ya." seru Ria, memang, sengatan teriknya matahari ditengah siang bolong kayak gini benar-benar membuat kerongkongan kering kerontang.

"Oke, titip ya Ri."

"Oke."

Kasih kembali memusatkan perhatiannya ke arah lapangan untuk menyaksikan Dika dan yang lainnya pada bermain basket sedangkan Ria pergi menuju kantin.

"Gue tahu sieh sejak dulu Dika memang keren, tapi gue baru bisa merasakan aura kekerenannnya saat ini, apa mungkin karna gue sudah mulai ada rasa kali ya." gumamnya, setelah mengatakan kalimat tersebut, Kasih buru-buru menggeleng, "Duhh, gak boleh gak boleh, gue gak boleh suka sama Dika, seharusnya gue ingat diri gue siapa." meskipun berkata begitu, bola mata Kasih tidak lepas terpancang pada sosok Dika yang saat ini tengah mendrible bola berwarna orange ditengah lapangan basket.

"Uuhhh, ini gara-gara abang Taran gue jadi kayak gini, gue ingin menghilangkan perasaan ini, tapi rasanya susah." lagi-lagi yang disalahkan oleh Kasih adalah sik abang, padahal dialah yang kebaperan orangnya.

Sementara itu dilapangan, Dika boleh terlihat fokus sama permainannya dan bola basket yang saat ini tengah berada digenggamannya, tapi hatinya itu senang banget saat mengetahui Kasih yang tengah menonton pertandingan basket dipinggir lapangan, hal tersebut membuatnya jadi bersemangat untuk menunjukkan kemampuannya didepan Kasih, dia ingin terlihat hebat didepan Kasih.

Romeo yang melihat Kasih duduk dikursi semen dipinggir jalan melambaikan tangannya, karna mereka berteman sehingga Kasih membalas lambaian tersebut.

Salah satu anak XI IPS 3 yang bernama Rian yang kebetulan berada didekat Romeo berkata.

“Lo pacaran ya sama Kasih ya.” Tanya sik Rian karna melihat Romeo yang melambai ke arah Kasih barusan.

Romeo langsung dah tuh membantah, “Gak, kenapa lo berfikiran kalau gue dan Kasih pacaran, jangan bilang gara-gara gue melambaikan tangan sama kasih barusan.”

“Ya bukan karna lambaian tangan tadi juga sieh, hanya saja lo itu terlihat akrab sama Kasih.”

“ya jelaslah gue dan Kasih akrab, gue dan Kasih temenan, gimana sieh lo, dangkal banget deh tuh fikiran, masak apa-apa dihubungkan dengan pacaran.”

“Hmmm, ya gue fikir gitu Rom.”

Tadi sieh cuma Kasih doank yang jadi penonton, eh sekarang malah penontonnya makin banyak, yang mayoritasnya sieh cewek-cewek gitu, mungkin juga anak-anak cewek yang dari kelas tetangga tersebut juga pada gak belajar karna jam kosong sehingga pada keluar dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk menyaksikan pertandingan basket tidak resmi tersebut.

Yang namanya cewek, gak afdol deh kalau tidak pada heboh, apalagi dua dari pemainnya tampan.

“Romeooooo, lo keren banget sumpah.” Salah satu anak tersebut berteriak histeris.

"Romeo, lo cakep amet sieh jadi orang."

Dan selain Romeo, Dika sang kapten basket tentu saja juga mendapat teriakan dari penggemarnya.

"Dika, semangat Dika."

"Dikaaaa, I LOVE YOU FULLL DIKAAAA."

"Romeo, makin hari lo makin tampan saja, maukah elo jadi pacar gue."

"Dikaaa, elo yang terbaik."

Duhh, gadis ini benar-benar deh, disaat tengah matahari panas terik menyengat begini, mereka pada teriak-teriak, gak sakit apa itu tenggorokan.

Kasih sudah sering banget mendengar suara teriakan pujian atau kata-kata cinta yang ditujukan pada Dika saat cowok itu tengah bermain basket, dan selama ini dia biasa saja tuh, tapi kok kali ini ada rasa-rasa cemburu gitu dihatinya saat mendengar kalimat-kalimat tersebut, dan itu membuatnya mengutuk dirinya sendiri karna berfikir dia tidak seharusnya berfikiran seperti itu, toh Dika juga bukan siapa-siapanyakan, hanya sekedar teman sekelas doank, gak lebih, meskipun begitu, tetap saja Kasih tidak bisa menepis rasa kesalnya melihat para siswi cewek yang pada heboh dan menjerit histeris tersebut.

"Dasar ganjen." desisnya.

Ria kemudian datang dengan membawa kantong kresek berisi air putih dan beberapa camilan yang dia beli dari kantin.

Ria menyerahkan botol air netral ukuran tanggung pada Kasih, "Neih buat elo."

Kasih membuka tutup botol yang masih tersegel dan dengan mudah dia membuka tutupnya, dia meneguk isi dari botol tersebut sampai tersisa setengahnya, hal itu dia lakukan untuk membuat hatinya mendingin karna panas akibat mendengar jeritan-jeritan dari para siswi yang sejak tadi menjerit-jerit melihat Dika.

Romeo terlihat berlari kecil ke arah Kasih dan Ria yang tengah duduk dipinggir lapangan, keringat merembas membasahi dahi Romeo, dua kancing seragam putih dibagian atasnya terbuka yang membuat Romeo tampak terlihat seksi dimata Ria, gadis remaja itu bahkan menelan air liurnya saat melihat begitu menggiurkannya mahluk tampan bernama Romeo itu.

"Kas, minta air donk." ujar Romeo begitu tiba didekat kedua gadis tersebut.

Romeo sieh mintanya sama Kasih, tapi Ria yang belum membuka botol minumannya yang menyodorkan punyanya sama Romeo.

"Nieh, lo ambil punya gue saja Rom, punya gue belum diminum."

Sayangnya Romoe menolak, "Gak usah Ria terimakasih, gue minum yang punya Kasih saja yang sudah terlanjur diminum." dan tanpa izin, Romeo menarik botol minuman yang airnya masih tersisa tinggal setengahnya dari tangan Kasih, Romeo yang kehausan langsung meneguk tuh air putih sampai tandas, saat air itu mengaliri tenggorokan Romeo, jakun laki-laki itu terlihat turun naik yang membuatnya terlihat seksi yang membuat Ria terkesima, bahkan rasa kecewa yang tadi sempat dirasakan oleh Ria karna Romeo menolak pemberiannya dan lebih memilih air Kasih hilang seketika saat melihat betapa seksinya Romeo saat minum.

Lain Ria, lagian juga Kasih, disaat Ria terkesima dan tidak berkedip menatap Romeo, Kasih malah terlihat kesal dengan Romeo, "Rom, kenapa lo minum sieh, itukan bekas gue." wajah Kasih terlihat bete.

"Terus kenapa kalau bekas elo, gak najiskan dan tidak perlu disucikan."

"Ihh, bukan begitu Romoe, tapi minum langsung dari bekas botol minuman gue sama saja dengan ciuman tidak langsung." ohh, jadi itu toh permasalahan yang membuat Kasih jadi bete, kirain karna Kasih pelit.

Romeo malah terkekeh saat mendengar kata-kata Kasih barusan, "Hehe, benar juga sieh, sorry deh kalau gitu, udah terlanjur juga." bibirnya sieh bilang maaf, tapi ekpresi wajahnya itu lho, benar-benar tidak seperti orang yang bersalah, malah jatuhnya wajah Romeo terlihat menyebalkan dimata Kasih.

"Jadi Kasih, lo ikhlaskan saja ya kalau gue yang mengambil ciuman pertama elo."

"Ishhh, dasar menyebalkan." sungut Kasih tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Romeo kok senang banget ya menggoda Kasih, apa dia suka sama Kasih." fikir Ria dalam hati, "Ahh tapi belum tentu juga sieh, siapa tahu saja Romeo selalu menggoda Kasih karna mereka berteman." Ria menandaskan praduganya tersebut dan berusaha untuk berfikir positif.

"Woee Romeo, kesini gak lo, kenapa malah betah disana." Rian berteriak, "Bisa kalah kita ini karna kekurangan pemain."

"Oke oke."

Sebelum kembali melanjutkan pertandingan basket tidak resmi yang hanya untuk mengisi waktu luang itu, Romeo mengacak-ngacak rambut Kasih dengan gemas.

Hal tersebut tentu saja membuat Kasih langsung menepis tangan Romeo, "Romeoooo, berantakan nieh rambut gue." sewot Kasih yang kemudian ditanggapin dengan tawa oleh Romeo yang langsung berlari untuk bermain kembali bersama dengan yang lainnya.

"Dasar menyebalkan."

Dika yang melihat apa yang dilakukan oleh Romeo pada Kasih kok jadi kesal sendiri ya meskipun dia tahu kalau diantara Kasih dan Romeo hanya pertemanan saja, dalam hati dia meragukan apakah Romeo benar-benar menganggap Kasih sebagai teman saja, "Apa benar Romeo hanya menganggap Kasih hanya sebagai sekedar teman doank." batinnya.

Hal yang juga terfikirkan dibenaknya Ria, dia juga berfikir kalau Romoe memiliki rasa lebih dari sekedar teman sama Kasih, Kasih sieh B saja, tuh anak memang tidak berfikir macam-macam.

Dua orang gadis terlihat mendekati Kasih dan Ria, dua gadis tersebut merupakan anak kelas sebelah, yang artinya merupakan teman satu angkatan mereka, Kasih sieh kenal dua anak itu karna sering bertemu, tapi namanya yang tidak Kasih tahu.

"Hai Kasih, hai Ria." salah satu anak tersebut menyapa.

"Hmmm." respon Kasih tidak antusias.

"Lo temannnya Romeokan." satu gadisnya itu lagi juga bertanya.

"Iya, kami teman kelas." jawab Kasih berdasarkan fakta.

"Lo punya nomernya Romeokan, boleh minta nomernya gak." salah satu dari mereka meminta.

"Sorry mengecewakan elo, tapi gue gak punya nomernya Romeo tuh." ujar Kasih jujur.

Dua gadis itu sepertinya tidak percaya, dan ketidakpercayaannya itu disuarakan dengan lisan.

"Akkhhh masak sieh lo gak punya nomernya Romeo, katanya lo berteman dengan Romeo."

"Emang harus gitu gue punya nomernya Romoe, gakkan, apalagi gue dan dia cuma teman sekelas doank, gak akrab." tandas Kasih.

"Kalau lo pada mau nomernya Romeo, minta sama orangnya sana, ngapain lo minta sama Kasih." sahut Ria, gadis itu terlihat kesal sama kedua gadis itu.

"Ahh payah." umpat salah satu gadis itu sambil berlalu.

"Dasar gadis-gadis ganjen." Ria mengumpat balik.

****

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!