SMA PERTIWI merupakan salah satu sekolah elit dan tentu saja kualitasnya tidak perlu diragukan lagi, sehingga tidak heran kalau sekolah itu banyak diminati, sebagai sekolah elit, sekolah itu bisa dibilang memiliki fasilitas yang memadai, seperti kolam renang, ruang musik, lab komputer, teater dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas lainnya, diantaranya adalah, SMA PERTIWI memilki lapangan basket indoor dan outdoor, dan saat ini, Dika dan Vino tengah memanfaatkan lapangan basket indoor untuk berlatih basket sembari menunggu bell masuk.
"Sepulang sekolah gue rencananya mau ngajak Kasih ke cafe yang biasa kita datangin untuk ngerjain tugas." Dika memberitahu.
"Yang benar saja lo." balas Vino, "Maklum sieh gue, lokan gak berpengalaman dalam hal beginian."
"Maksud lo."
"Meskipun ini kondisinya lo dan Kasih bakalan ngerjain tugas, tapi seenggaknya lo ajak Kasih perginya malamlah, hitung-hitung gitu sekalian kencan.
Dika mangut-mangut tanda mengerti, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh Vino, sebelumnya dia memang tidak kefikiran akan hal ini sampai Vino mengatakannya.
"Lo benar juga Vin, gue sebaiknya memang ngerjain tugasnya malam gitu sama Kasih."
"Lain kali ya Dik, kalau masalah ginian lo konsultasi dululah sama gue agar gue bisa ngasih solusi gitu sama elo, lokan gak berpengalaman dalam hal beginian, lo butuh ahli dalam urusan cinta-cintaan seperti ini."
"Hmmm, iya yang berpengalaman, yang pacarnya ganti setiap satu kali satu minggu."
Vino terkekeh mendengar kata-kata Dika.
*****
Saat memasuki kelas, terlihat jelas kalau Dika gugup, dia berjalan ke arah bangkunya Kasih.
"Kas." panggilnya yang membuat Kasih yang saat ini tengah sibuk dengan ponselnya mendongak.
"Iya Dik." balas Kasih tersenyum tipis.
Cuma senyum tipis sieh, itupun sebagai sebuah sopan santun, tapi begitulah, efeknya membuat jantung Vino berdebar-debar kencang bak gendrang yang ditabuh saat perang.
"Mmm, ngerjain tugasnya bisa gak diundurin jadi entar malam, gue lupa kalau entar siang gue dan team basket akan latihan untuk menghadapi pertandingan persahabatan yang akan berlangsung 3 hari lagi." ujarnya bohong, padahalkan gak ada latihan entar siang, yang ada besok.
"Ohh, gak apa-apa Dik, malam juga oke kok." jawab Kasih suportif.
"Terimakasih atas pengertian elo Kas."
Ria yang mendengar percakapan Kasih dan Dika sejak tadi nimbrung, "Semangat ya Dika, bawa kemenangan untuk sekolah kita lagi."
Dika memang berprsetasi dibidang olahraga basket, laki-laki jangkung itu sudah seringkali membawa team basket SMA PERTIWI keluar sebagai juara disetiap ajang perlombaan.
"Terimakasih Ria."
"Gue dan Kasih pasti bakalan nonton kok pas nanti sekolah kita dan sekolah musuh bebuyutan kita tanding, iyakan Kas."
"Iya." jawab Kasih tanpa ragu, "Kami akan datang untuk memberi semangat untuk team basket sekolah, jadi Dika, berjuanglah, kami mengandalkan elo untuk kembali membawa kemenangan untuk sekolah kita."
Mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh gadis yang dia cintai semakin membakar semangat Dika, dia berjanji akan membawa kemenangan untuk sekolahnya, bukan hanya untuk mengharumkan sekolahnya, tapi juga untuk membuat Kasih bangga kepadanya.
"Gue akan berusaha untuk membawa kemenangan untuk sekolah kita." jawab Dika dengan penuh keyakinan, "Lo berdua jangan sampai gak datang." karna disini, Kasihlah sumber penyemangat Dika.
"Pasti." jawab Kasih dan Ria kompak.
"Ada apaan nieh rame-rame." tiba-tiba Romeo main nimbrung saja, tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Ria mulai merapikan rambutnya setiap kali melihat Romeo, gadis itu selalu memasang senyum manisnya, dia berharap hal itu bisa memikat Romeo.
"Gak ada." jawab Kasih.
"Bagaimana bisa tidak ada, dimana ada perkumpulan, disitu pasti ada yang dibicarakan."
"Cuma membicarakan tentang pertandingan basket persahabatan antara sekolah kita dengan sekolah SMA TUNAS BANGSA."
"Emang bisa ya disebut sebagai pertandingan persahabatan kalau sekolah kita dan SMA TUNAS BANGSA merupakan musuh bebuyutan sejak zaman dahulu kala." sebelum masuk ke SMA PERTIWI, Romeo sudah tahu akan hal ini.
"Ahh iya, benar juga sieh elo Rom, ini bukan pertandingan persahabatan, tapi pertandingan untuk mempertahankan gengsi antara sekolah kita dan SMA laknat itu."
"Lo datang ya Rom untuk mendukung team basket sekolah kita." Dika melingkarkan tangannya dibahu Romeo.
"Sipp dah, gue pasti datang."
Ria jadi semakin bersemangat saat mengetahui kalau Romeo akan datang juga, disini dia berjanji untuk tampil secantik mungkin untuk membuat Romeo kpincut kepadanya, karna kalau diluar jam sekolah, dia bebas mau dandan habis-habisan, berbeda dengan disekolah yang tidak diperbolehkan dandan yang berlebihan.
"Lo berdua datang juga." Romeo bertanya pada Kasih dan Ria.
"Iya." jawab Kasih.
"Pasti." lisan Ria.
Romeo dan Dika baru ke bangku mereka saat guru ekonomi mereka memasuki kelas.
*****
"Ehh Kas." Ria menghentikan langkah Kasih yang saat ini tengah menuntun sepedanya saat keluar dari gerbang.
Ria menunjuk ke arah Romeo yang tengah terlibat sebuah percakapan dengan seorang gadis, dan kalau dilihat-lihat seih, sepertinya sik gadis bukanlah dari SMA PERTIWI.
Kasih mengikuti arah jari telunjuk Ria.
"Romeo lagi sama siapa tuh."
Kasih jelas tidak tahu, oleh karna itu dia mengangkat bahunya sebagai sebuah tanda kalau dia tidak tahu, "Penggemarnya mungkin." jawab Kasih seadanya.
Saat Kasih akan menaiki sepedanya, Romeo terlihat melambaikan tangan ke arahnya sebagai sebuah kode untuk memintanya untuk datang menghampirinya.
"Kas, Romeo manggil lo tuh." beritahu Ria, gak usah diberitahu Kasih juga sudah tahu kali.
Sik gadis yang saat ini tengah berbicara dengan Romeo menatap Kasih dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, dari sorot matanya sepertinya gadis itu tengah menilai penampilan Kasih.
"Kenapa malah bengong Kas, sana samperin Romeo." seru Ria saat Kasih masih diam bagai patung ditempatnya.
"Mau ngapain sieh dia manggil gue."
"Ya datang saja dulu."
"Hmmm." dengan menuntun sepedanya Kasih mendekati Romeo, dan meskipun hanya Kasih doank yang dipanggil, tapi Ria juga mengekor dibelakang.
Begitu Kasih tiba didekatnya, tanpa basa-basi, Romeo langsung meraih tangan kanan Kasih yang dan berkata dengan penuh keyakinan, "Ini adalah Kasih pacar gue Nay, jadi gue harap, lo jangan pernah lagi berharap sama gue."
"Ehhh." hanya itu yang keluar dari bibir Kasih saat tiba-tiba Romeo memproklamirkannnya sebagai pacarnya didepan gadis yang tidak dia kenal.
"Heii, apa-apaan ini, kenapa tiba-tiba Romeo menyatakan Kasih sebagai pacarnya, apa mereka beneran pacaran, tapi kok Kasih gak pernah cerita sama gue." batin Ria.
Romeo mengedipkan sebelah matanya kepada Kasih sebagai kode supaya Kasih tidak membantah kata-katanya barusan dan berharap Kasih mengerti, dan Kasih tentu saja mengerti dengan kode yang diberikan oleh Romeo, meskipun dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Romeo mengklaim dirinya sebagai pacarnya, intinya nanti dia bakalan meminta penjelasan dari Romeo.
"Iya benar, gue adalah pacarnya Romeo." seru Kasih.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments