Namun Nayla memilih untuk tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Romeo, "Kamu tidak seriuskan Rom, aku bohongkan Rom sama aku." air mata Nayla sudah mulai merembas dari sudut matanya, dia sepertinya tidak bisa menerima apa yang dikatakan oleh sang mantan.
Kalau dibilang Romeo luluh dengan air mata Nayla, tentu saja Romeo luluh, Romeo memang paling tidak bisa melihat wanita menangis, apalagi wanita yang pernah membuatnya tersenyum bahagia dan hari-harinya penuh dengan warna cerah, dan kalau ditanya apakah perasaan Romeo masih ada untuk Nayla, jawabannya tentu saja masih ada, tapi memang tidak sebesar dulu lagi.
Saat dulu masih berpacaran dengan Nayla, Romeo biasanya akan menghapus air mata Nayla disaat gadis itu menangis, tangan Romeo sudah tergerak untuk melakukan hal tersebut namun Kasih yang melihat hal tersebut dengan sigap meraih tangan Romeo dan berkata, "Sayang, ntar malam kamu ke rumah akukan ngapelin aku, ntar malam malam minggu lho." diluar dugaan, ternyata Kasih menjalankan perannnya dengan baik sebagai pacar pura-pura Romeo.
Mengambil kesimpulan dari apa yang didengarnya dari percakapan antara Romeo dan mantan kekasihnya itu, kalau sik Nayla berselingkuh dengan sahabat Romeo membuat Kasih jadi kesal sendiri sama Nayla, meskipun bukan dirinya yang disakiti, tapi dia ikutan tidak suka juga melihat Nayla, sehingga keputusannya menjadi pacar pura-pura Romeo menurutnya merupakan keputusan yang tepat, dan Kasih juga melihat kalau Romeo sepertinya memang masih ada rasa sama mantannya tersebut, Kasih yang tidak terima saat Romeo akan menghapus air mata Nayla makanya buru-buru menahan tangan Romeo, dan dalam hati Romeo bersyukur akan hal itu, karna kalau tidak, sudah pasti dia akan menghapus air mata Nayla dan mantannya itu pasti akan merasa diatas angin.
Dalam hati Nayla tentu saja sangat kesal dengan Kasih, seketika, Kasih menjadi gadis yang paling dibenci oleh Nayla karna fikirnya, Kasih telah merebuat laki-laki yang dia cintai, Nayla mengepalkan tangannya saking geramnya, "Awas saja, aku akan merebut Romeo kembali, Romeo hanya milikku seorang."
"Kamu sebaiknya pergi Nay, aku sudah punya pacar." Romeo memandang Kasih dan tersenyum mesra seolah-olah memberitahukan sama Nayla betapa cintanya dia sama gadis yang saat ini berdiri disampingnya, Kasih membalas denyum Romeo dengan tidak kalah mesranya, mereka berdua benar-benar pintar akting dah, kenapa tidak terfikir ya untuk mengambil ekstrakulikuler drama saja, "Dan aku sangat mencintainya, dan aku yakin dia tidak akan mengkhianatiku seperti kamu yang telah mengkhianatiku." ujar Romeo penuh penekanan.
"Mana mungkin aku bisa berpaling sama laki-laki lain Romeo disaat kamu adalah laki-laki sempurna yang bisa aku dapatkan." lisan Kasih dengan penuh penghayatan saat mengatakan hal tersebut.
Tentu saja hal tersebut semakin membuat Nayla semakin bertambah murka, kedatangannya kemari adalah untuk mengajak Romeo balikan, bukannya sakit hati begini dengan melihat Romeo memamerkan wanita pujaan hatinya yang baru.
Karna tidak sanggup berada lama-lama didekat Romeo dan Kasih karna itu semakin membuat hatinya panas membara, oleh karna itu, tanpa mengatakan apa-apa lagi, Nayla berbalik dan pergi begitu saja, air matanya makin deras mengalir, sumpah, dia benar-benar menyesal karna telah menyia-nyiakan Romeo, laki-laki yang mencintainya dengan tulus, yah yang namanya penyesalan memang datangnya belakangan, kalau didepan itu namanya adalah pendaftarankan.
Begitu Nayla sudah pergi bersama dengan mobil yang dikendarai oleh sopirnya, Romeo menoleh ke arah Kasih untuk mengucapkan terimakasih karna Kasih telah membantunya.
"Terimkasih ya Kas atas bantuan elo."
"It's okey Rom, gue senang bisa ngebantu lo, gue juga paling tidak suka dengan yang namanya pengkhianatan."
Sementara itu, Ria hanya bisa tersenyum miris karna gadis itu masih menyayangkan kenapa bukan dia yang diakui sebagai pacar pura-puranya Romeo.
"Oke sebagai ucapan terimakasih gue karna elo udah ngebantuin gue, gimana kalau elo dan Ria gue traktir."
"Gue tulus kok bantuin elo Rom, gak perlu pakai ucapan terimakasih dengan traktiran segala." tolak Kasih.
"Iya gue tahu lo tulus ngebantuin gue Kas, tapi gue mau aja gitu nraktir elo, gimana, mau ya." Romeo masih berusaha untuk membujuk.
"Gimana Ria."
"Gue mau sieh, tapi tuh jemputan gue udah datang." Ria menunjuk ke arah mobil berwarna putih yang melaju menghampiri mereka.
Ria sebenarnya mau bangetlah menghabiskan waktu lebih lama dengan Romeo, sayangnya, sopirnya sudah tiba, dan Ria benar-benar menyayangkan akan hal tersebut.
"Hmmm, kalau Ria gak bisa, gue juga gak mau deh."
"Ya sudah deh, mungkin besok-besok kali ya."
"Boleh juga tuh." sahut Ria.
"Gimana Kas, lo maukan."
"Asal Ria ikut, gue tentu saja mau."
Romeo tersenyum senang mendengar jawaban Kasih.
Dan setelah itu memang ketiga remaja tersebut berjalan pergi ke rumah masing-masing.
****
Dika : Kasih, jadikan kita ngerjain tugasnya
Kasih : Iya jadi Dik
"Yess yesss." Dika mengepalkan tangannya ke udara begitu membaca balasan dari Kasih, dia begitu bersemangat, karna dia akan menjadikan malam ini untuk mengerjakan tugas sekalian dan sekalian kencan, apalagi ini adalah malam minggu.
Dika : Oke, gue jemput lo ya Kas
Dika sangat berharap Kasih mengiyakan tawarannya, dan kalau Kasih menolak, maka dia akan memaksanya.
Kasih : Kirim saja alamatnya Dik, kita ketemuannya disana
Dika : Aku jemput saja ya Kasih, gak enak lho rasanya gue kalau ngebiarin elo datang sendirian begini, apalagi kita selesainya malam
Kasih : Terimakasih lho Dika atas perhatian elo sebelumnya, tapi beneran deh gue berangkat sendirian saja, lagiankan rumah kita gak searah, gak enak gitu ngerepotin elo
Dika yang benar-benar ingin merasakan duduk berboncengan dengan Kasih tentu saja masih berusaha untuk membujuk Kasih, intinya adalah, dia benar-benar ingin memanfaatkan momen ini untuk pdkt sama Kasih, dan dia berharap, hubungannya ada perubahan.
Dika : Gak repot kok gue Kas, gue jemput lo ya
"Ayoklah Kas, mau gue jemput ya, mau ya." ujarnya penuh harap, sayangnya harapannya tidak terkabul karna Kasih berkata.
Kasih : Gak usah Dika, beneran deh, lo mending kirim saja alamat cafenya oke
Bahu Dika merosot saat membaca balasan Kasih, dan dia tidak mungkin lagikan bisa memaksa kalau sudah begini.
Dika : Baiklah kalau begitu Kasih, ntar gue kirim alamatnya ke elo
Kasih : Oke
Begitu selesai bertukar pesan, Dika yang sudah mandi bergegas mengganti pakaiannya, dia berencana untuk tampil semaksimal mungkin supaya Kasih kepincut kepadanya.
*****
Tok
Tok
Kasih mengetuk pintu kamar Taran.
"Abangggg, abang Taran." panggilnya.
Gak lama kemudian, pintu kamar kakaknya terbuka yang memampangkan tubuh sang kakak yang hanya memakai kaos dan celana pendek, Taran menyipitkan mata saat melihat penampilan sang adik yang sudah terlihat rapi.
"Kamu mau kemana." pandangan Taran penuh dengan kecurigaan.
"Mau ngerjain tugas bang."
"Mau kencan."
"Mau ngerjain tugas abang."
"Alasan saja kamu itu, mana ada orang ngerjain tugas malam minggu begini." lisan Taran tidak mempercayai kata-kata adiknya, "Ngaku sama abang, kamu pergi kencankan sama sik cowok yang sering kemari itu, siapa itu namanya."
"Romeo bang."
"Iya sik Romeo itu, kamu akan kencan dengan diakan."
"Ihh abang nieh." Kasih mulai jengkel, "Kan Kasih suda bilang kalau Kasih akan ngerjain tugas bukannya kencan, lagian jugakan Romeo bukan pacarnya Kasih."
Melihat raut wajah adiknya yang terlihat kesal karna kata-katanya, membuat Taran yakin kalau adiknya memang tidak berbohong.
"Kenapa ngerjain tugasnya malam minggu sieh Kasih."
"Ya suka-sukalah bang, emang ada gitu undang-undang yang melarang untuk mengerjakan tugas malam minggu."
"Akhh kamu itu ya, bisa saja ngejawabnya."
"Hmmm."
"Ya sudah kalau gitu berangkat."
"Hehe, tapi pinjem motornya ya abang."
"Kan kamu punya sepeda, pakai saja sepedanya sana."
"Biar cepat sampainya abang."
"Dimana emangnya kamu ngerjain tugasnya dan sama siapa."
"Bersama Dika dicafe bintang bang."
"Dika." Taran mengerutkan keningnya, "Siapa lagi tuh bocah."
"Ya teman kelompok Kasihlah abang, masak mahluk astral sieh."
"Hmmm, baiklah Kasih, tapi abang yang akan nganterin kamu."
"Yahh abang, tidak bisakah abang minjemin kunci motornya abang saja biar Kasih berangkatnya sendiri."
"Kamukan pulangnya pasti malamkan Kasih, mana bisa abang membiarkan kamu pergi sendirian, apalagi kamu adalah anak gadis, abang takut terjadi apa-apa sama kamu."
"Baiklah kalau begitu." pasrah Kasih pada akhirnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments