Seorang gadis melangkah menuju kamar majikannya. Yah, mulai sekarang Emily bekerja sebagai asisten untuk nona muda Lazarus. Tugas pertama yang Emily dapatkan adalah membangunkan sang nona yang masih tertidur walau waktu sudah hampir siang. Dikatakan sejak kembali dari sekolahnya, nona mudanya suka sekali dengan yang namanya bermalas-malasan. Sering tidur di manapun tempatnya. Itulah hobi baru dari nona muda Lazarus sekarang.
Nyonya Lazarus atau ibu dari nona muda bahkan sampai menyerah membangunkan anaknya yang tidur seperti orang mati itu.
Jadi di sinilah Emily di depan pintu kamar nona mudanya. Sudah satu menit Emily berdiri depan pintu. Niatnya Adalah mengetuk pintu itu, lalu jika tidak ada jawaban, Emily akan masuk membangunkan nona mudanya. Tapi niatnya terhenti, Emily ragu untuk mengetuk. Takut membuat marah orang yang ada di dalam kamar. Entah kenapa di dalam hati Emily, nona mudanya itu sedikit menyeramkan. Bahkan di hari pertama bertemu, Emily tidak berani menatap wajah nonanya. Kesan pertama yang Emily lihat ada seluruh keluarga Lazarus berwajah triplek.
Akhirnya setelah berdebat dengan pikirannya sendiri, Emily memberanikan diri untuk mengetuk pintu tersebut. Bodo amat kalau nanti kena marah, sekarang yang penting Emily sudah melaksanakan tugas pertamanya dengan baik dan benar.
"tok."
"tok."
"tok."
Ketuk Emily. "nona apakah anda sudah bangun." ucap Emily kentara dengan suara gugupnya. Setelah mengetuk tangannya bertaut pertanda jika Emily sangatlah gugup.
Merasa tidak ada jawaban di dalam, Emily memutuskan untuk masuk.
Dengan perasaan gugup Emily membuka pintu itu. Sedikit-demi sedikit terlihatlah rupa kamar tersebut. Sampai akhirnya Emily terkejut akan sesuatu. Wajah memucat bahkan hampir terjengkang kebelakang kalau saja tidak ada yang memeganginya Emily akan benar-benar terjatuh.
"astaga!" pekik Emily kaget.
Bagaimana bisa Emily tidak kaget. Jika orang yang Emily takutkan berdiri tepat di depannya sekarang sambil menatap serius ke arahnya.
"no ... nona." ucap Emily gugup. Dengan perlahan mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat.
Tadinya keyla ingin berbicara serius kepada asisten hanya itu, tapi ketika Keyla melihat wajah Emily yang gugup di hadapannya. Keyla pun tidak jadi berbicara. "huh, lupakan." dengus Keyla. Kembali duduk di meja belajarnya. Sebenarnya Keyla tahu jika ada seseorang yang sedari tadi berdiri di depan kamarnya. Keyla pikir itu sang bunda tapi setelah menunggu, kok bundanya gak langsung masuk. Sampai keyla mendengar gumaman seorang gadis yang sedang berdebat dengan pikirannya sendiri, Keyla pun menebak jika Emily yang berdiri di sana. Jadi Keyla sengaja berdiri di depan pintu untuk mengagetkan Emily. Teryata Emily yang kaget lucu juga.
"kenapa masih berdiri di sana, masuklah." panggil Keyla melihat Emily masih berdiri di tempat dengan wajah konyolnya itu.
Dengan gugup dan keberanian yang sedikit, Emily memasuki kamar sang nona. "ah ... baik."
Setelah memastikan pintu tertutup, keduanya hanya terdiam. Tidak ada yang memulai pembicaraan baik itu Keyla ataupun Emily.
Sejak tadi Keyla menunggu Emily berbicara duluan dan menyebut keperluannya datang menghampirinya. Sedangkan Emily tidak berani berbicara duluan di karena rasa takut akan tatapan nona mudanya.
"hah." dengus Keyla kesal sendiri. Keyla lupa di antara para kandidat Emily yang paling pemalu, penakut, dan sedikit ceroboh. Tapi Emily memiliki satu yang tidak di miliki oleh kandidat lainnya, yaitu kebaikan hati. Bisa di bilang Emily itu sama dengannya bodoh dan naif. Karena itu Emily ikut mati di kehidupan sebelumnya.
"katakan apa keperluanmu datang kemari." tanya Keyla dengan penuh kesabaran. Keyla tidak ingin dituduh menindas asistennya sendiri, kan gak lucu.
"p .. p .. perkenalkan n .. nama saya ....."
"aku tau siapa namamu. Jadi yang ingin ku tau kenapa kau kemari." potong Keyla mulai habis kesabarannya menghadapi kelemotan Emily.
"itu saya di minta memanggil nona turun. Itu kata nyonya." ucap Emily menjelaskan kedatangan.
"ayo." ajak Keyla.
Dengan linglung Emily mengikuti nonanya.
"kau tidak usah terlalu gugup jika bersamaku. Aku tidak akan menggigit mu kok." canda Keyla tersenyum kecil
Mendengar hal itu entah kenapa Emily merasa sedikit lega. Sepanjang perjalanan mereka menuju ruang makan hanya ada kesunyian karena tidak ada yang mau memulai obrolan.
"sepertinya aku harus sedikit mengubahnya." pikir Keyla melihat Emily yang terlalu polos sama sepertinya dulu. Keyla takut Emily di manfaatkan oleh orang lain nantinya. Sepertinya ini akan menjadi tugas Keyla yang harus di utamakan terlebih dahulu, yaitu mengubah Emily menjadi gadis sedikit tegas, mungkin?
"pagi semuanya." sapa Keyla ketika sampai di ruang makan. Satu persatu Keyla mengecup pipi keluarganya, mulai dari ayah, bunda dan juga kakaknya yang menyebalkan.
"pagi sayang." balas keluarga Keyla secara bersamaan.
Setelah mereka semua duduk, Keyla dan keluarganya tidak langsung memulai sarapannya. Melainkan mereka menatap seseorang di sebelah Keyla yang berdiri dengan kepala menunduk. Mungkin takut dengan tatapan keluarga Lazarus yang menyeramkan.
"Emily duduklah." ucap Keyla saat tau Emily masih berdiri di depannya.
Emily hanya bisa menuruti perintah tersebut, kalau menolak Emily takut di pelototi oleh keluarga Lazarus. Kan seram .Walaupun kebingungan Emily tetap diam dan menerima. Emily tidak ingin merepotkan nonanya, Emily ingin menjadi asisten yang baik untuk Keyla.
Setelah Emily duduk, mereka semua mulai makan bersama. Emily yang bingung masih terdiam sembari menatap makanan yang ada di depannya.
Keyla yang melihat Emily masih diam seperti patung Pancoran itu jadi kesal pada akhirnya.
Menurut Keyla Emily itu terlalu bodoh untuk seseorang yang punya prestasi tinggi. Keyla heran jika Emily sebodoh ini, bagaimana bisa Emily mendapatkan banyak piala dan juga sertifikat penghargaan. Aneh bukan.
"sabar Keyla sabar." batin Keyla menahan kesal, tangannya merasa gemas untuk mencubit asistennya itu.
Dengan rasa kesal Keyla meminta Emily memakan makanannya. "makan." kata tegas Keyla.
Dengan patuh Emily melaksanakan perintah sang nona. Emily tidak ingin mendengar suara menyeramkan nonanya lagi. Yah bagi Emily Keyla itu menyeramkan. Padahal Keyla itu cantik, baik hati, rajin menabung dan imut tentunya. Emily ini terlalu banyak nonton drama jadinya selalu berlebihan menilai sesuatu.
Selesai acara sarapannya Keyla pamit untuk kembali ke kamarnya di ikuti oleh asistennya Emily.
Di dalam kamar Emily duduk di sofa kecil yang ada di kamar Keyla, sedangkan Keyla duduk di meja belajarnya. Hari ini Keyla tidak langsung meminta Emily melakukan pekerjaannya. Cukup untuk hari ini Keyla hanya ingin mengobrol dengan Emily. Tujuannya tentu saja untuk mendekatkan diri dengan asistennya itu. Selain itu Keyla ingin melatih sedikit keberanian Emily. Pasalnya Emily ini teryata di luar prediksinya, Keyla pikir Emily sama sepertinya yaitu bodoh dan naif. Tapi ternyata Emily lebih parah dari dirinya dulu.
Suasana kamar yang tadinya sunyi berubah seperti warna pelangi. Terdengar gelak tawa dari dua gadis yang sudah mulai akrab. Gadis itu adalah Keyla dan Emily, tadinya mereka masih canggung di awal tapi setelah menghabiskan 1 jam mengobrol akhirnya mereka menjadi dekat.
Tanpa sadar Keyla mulai membuka dirinya pada Emily. Keyla percaya padanya Emily. Tak perlu bukti karena Emily sudah membuktikannya pada kehidupan sebelumnya.
Emily adalah orang pertama yang Keyla percaya setelah keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Shai'er
semangat 💪💪💪💪💪
2024-06-05
1
Shai'er
🤭🤭🤭🤭
2024-06-05
0
Shai'er
kenapa 🤔
2024-06-05
0