Bab. 8 Gosip

"Quinn, kemarin kau pergi kemana?" Sherly datang mendekat ke meja Quinn. Wanita itu duduk begitu saja di kursi yang ada di depan meja Quinn.

"Kenapa, Sherly?" Quinn bertanya tanpa melihat ke arah Sherly yang sedang menunggu jawabannya.

"Apa kau setiap hari antar jemput si Jefri? Mengapa kau seperti tidak memiliki waktu untukku?" Sherly mengerucutkan bibirnya. "Biasanya kita selalu menghabiskan waktu bersama. Dari sore sampai malam. Akhir-akhir ini kita terlihat seperti musuh!'

"Itu perasaanmu saja. Kita masih bersahabat, Sherly."

"Tapi tidak sebahagia dulu. Biasanya meskipun kau memiliki pacar, kau tidak sesibuk ini."

Wanita itu sebenarnya tidak suka dengan Jefri. Memang Jefri terlihat baik dan sopan apabila tengah berbicara dengan orang lain. Tapi, entah mengapa Sherly merasa ada sesuatu yang janggal.

Sherly tidak ingin Quinn terjebak lagi oleh orang-orang yang arogan dan selalu memanfaatkan orang lain. Untuk itulah, Sherly ingin Quinn tetap waspada sekalipun Jefri terlihat baik.

"Kita bisa menikmati waktu lain kali. Mungkin hari minggu ini kita bisa pergi. Sekarang hari Rabu. Tenanglah. Sebentar lagi kita bisa pergi bersama." Quinn melihat ke arah kalender yang ada di mejanya. Ia lalu tersenyum kepada Sherly.

"Aish. Kenapa kau marah, Sher? Waktu kau sibuk dengan kekasih si*lanmu itu saja aku tidak protes. Jadi, kuharap kau juga tidak protes padaku. Hari minggu. Aku akan mentraktirmu, bagaimana?" rayu Quinn.

"Sebenarnya ini bukan keinginanku. Aku hanya ingin Quinn sedikit sadar bahwa seharusnya bukan dirinya yang mengantar jemput seorang laki-laki. Harusnya laki-laki baik seperti Jefri paham bagaimana memperlakukan wanitanya bukan? Kalau begitu mengapa dia harus menyuruh wanitanya untuk antar jemput dia? Aku tidak habis pikir." Sherly membatin sedih. Ia juga gelisah setiap kali Quinn pergi bersama dengan Jefri.

"Kau tidak kembali ke mejamu, Sher? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Quinn lagi-lagi berbicara tanpa menoleh ke arah Sherly.

"Baiklah." Sherly memilih pergi. Ia juga bingung apabila ingin melarang Quinn supaya jangan terlalu percaya pada Jefri. Kepergian Sherly membuat Quinn bingung.

"Mengapa dia malah pergi? Tunggu. Jangan-jangan Sherly ada masalah?" Quinn berdiri dari tempatnya. Ia ingin pergi ke tempat Sherly bekerja.

"Sayang! Lihat ini!" Tiba-tiba Jefri muncul dengan sebuah kotak makan. Laki-laki itu juga tersenyum.

"Eh? Apa yang kau bawa?" tanya Quinn.

"Bekal untuk makan siang! Ini milikmu. Milikku ada di mejaku. Selama ini kau selalu membayar setiap kali kita pergi makan bersama. Jadi aku ingin berganti membuatkan bekal untukmu. Kalau masalah mentraktir tunggu aku punya banyak uang ya!" Jefri tersenyum lebar. Yang mana membuat Quinn tidak bisa menolak niat hati Jefri.

"Ah, kau baik sekali. Terima kasih. Tapi, sungguh ini tidak masalah kok. Bagiku selama kita bisa melihat keadaan, kita tidak akan bertengkar karena sesuatu yang sepele. Aku memahami keadaanmu. Nanti kita makan siang di kantin bareng yuk?" Quinn mengajak Jefri makan siang bersama di kantin.

"Em? Sepertinya tidak bisa. Kau pasti makan siang bersama Nona Sherly. Aku tidak ingin menghalangi pertemanan kalian. Jadi, hari ini aku akan makan siang di kantin bersama teman-teman yang lain. Ah, aku harus kembali ke tempatku! Bersenang-senanglah, Nona Quinn!" Jefri berlalu cepat meninggalkan tempat Quinn.

Melihat tingkah Jefri, Quinn terkekeh. Jefri memang manis di matanya. Kini Quinn membuka kotak bekal makanan yang dibuatkan oleh Jefri.

Mata Quinn membulat sempurna ketika di sana ada nasi yang berbentuk hati. Itu nasi kuning yang ada ayam goreng dan naget ayam. Kemudian ada sayur selada dan sambal.

"Benar bukan? Dia manis sekali. Dasar!" Quinn tersenyum manis. Ia benar-benar senang dengan bekal makanan yang dibuatkan oleh Jefri.

Setelah itu Quinn kembali bekerja. Ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Quinn tidak ingin mengambil lembur lagi. Terlebih hari minggu nanti Quinn harus menemani Sherly pergi bersenang-senang.

"Oh, iya. Tadi aku ingin pergi ke tempat Sherly. Sudahlah. Sekalian pas waktu di kantin saja," gumam Quinn.

Waktu istirahat pun tiba. Quinn mengemasi meja kerjanya. Kemudian Quinn pergi membawa kotak bekal yang dibuatkan oleh Jefri. Terlihat Sherly sedang menunggu Quinn di tempatnya.

"Sherly," panggil Quinn.

"Quinn, apa yang kau bawa itu?" tanya Sherly.

"Oh, ini? Kotak bekal makanan yang dibawakan Jefri. Nanti kau juga akan tahu isinya apa. Yuk ke kantin. Kau harus makan banyak. Belakangan ini kulihat kau semakin kurus, Sher." Quinn memperhatikan Sherly.

Setelah itu, keduanya pergi menuju ke kantin. Di sana sudah ramai oleh para karyawan yang ingin makan siang. Quinn segera mencari tempat duduk. Sedangkan Sherly membeli makanan.

"Gosip itu sudah menyebar!"

"Sebenarnya siapa yang dia cari?"

"Ya mana tahu! Perutnya seperti aneh. Bisa jadi dia hamil. Aku tidak habis pikir."

"Siapa yang dia cari? Harusnya kan dia memberikan informasi yang lengkap."

"Mereka saling mengenal di sosial media. Dia bilang entah itu nama asli atau bukan tidak tahu. Dia hanya ingat wajahnya."

"Siapa namanya?"

"Kudengar Jefri."

Deg.

Quinn membeku dengan gosip yang beredar di kalangan karyawan itu. Jantung Quinn berdegup lebih kencang dari biasanya. Quinn menundukkan kepala ketika banyak kasak kusuk yang menceritakan seorang wanita hamil.

"Quinn, kau baik-baik saja?" tanya Sherly.

Quinn menganggukkan kepala. "Aku baik-baik saja. Tapi, tiba-tiba aku merasa takut, Sher."

Sherly menatap Quinn dengan seksama. Benar. Quinn sekarang pasti sangat takut. Waktu mengantri makanan, Sherly juga mendengar berita gosip itu. Sebenarnya Sherly juga merasa aneh dengan tingkah Jefri. Hanya saja Sherly sulit untuk menjelaskannya kepada Quinn.

"Tapi, mereka bilang belum tahu. Lagipula ada banyak nama Jefri di tempat ini, Quinn. Mungkin ini cobaan untuk hubungan kalian berdua. Masa laki-laki seperti Jefri bisa menghamili wanita lain. Sedangkan dia sendiri menjalin hubungan denganmu. Jadi, mungkin saja itu Jefri yang lain." Sherly berusaha menenangkan Quinn.

Walaupun dalam hatinya Sherly juga penasaran apakah itu benar Jefri kekasih Quinn. Kini baik Sherly maupun Quinn tidak begitu berselera untuk menikmati makan siang mereka. Pikiran mereka tertuju pada Jefri dan gosip yang sudah beredar di kalangan karyawan dengan hebohnya.

Akhirnya Quinn dan Sherly kembali bekerja. Mereka berdua tidak banyak berbicara. Sebab pikiran mereka masih rumit. Terlebih Quinn. Hatinya mendadak gelisah.

"Jefri, kuharap itu bukan kau. Padahal selama ini kau selalu bersikap manis. Hubungan kita juga manis. Bahkan kita sangat jarang sekali bertengkar." Quinn membatin dalam hati.

Quinn terlalu banyak melamun. Sampai akhirnya dia tidak sadar kalau jam bekerja sudah usai. Sherly bahkan sudah berdiri di depan meja Quinn.

"Quinn, ayo pulang." Sherly juga sudah berdiri di depan meja Quinn.

"Eh? Sherly. Ini sudah jam pulang? Kau tahu bukan kalau aku akan pulang bersama Jefri? Aku…ingin mengetahui kebenaran dari mulutnya," harap Quinn.

"Tapi, kulihat tadi Jefri sudah pergi, Quinn. Coba kau lihat ponselmu. Mungkin saja Jefri mengirimkan pesan," kata Sherly.

Buru-buru Quinn membuka ponselnya. Matanya membulat ketika ia benar mendapatkan pesan dari Jefri. Di mana Jefri mengatakan kalau dia pulang sendiri. Seketika mendadak jantung Quinn berdetak semakin kencang. Rasa takutnya semakin terasa.

"Ayo, pulang." Quinn akhirnya pulang bersama Sherly setelah Quinn membereskan mejanya dibantu oleh Sherly.

Keduanya pun akhirnya berjalan beriringan menuju lobby perusahaan. Sepanjang perjalanan Quinn banyak berpikir dan melamun. Untung ada Sherly yang selalu menyadarkannya.

"Eh? Kok di luar ramai sekali?" tanya Sherly keheranan.

"Benar! Ayo kita lihat!" Quinn ikut penasaran. Namun, seiring langkah kakinya bergerak, hati Quinn semakin terasa tidak karuan.

"Ada apa dengan hatiku? Mengapa aku merasa sangat takut?" tanya Quinn dalam hati.

Kini Quinn dan Sherly sudah sampai di area parkir. Mereka berdesakan untuk mendapatkan tempat. Sampai akhirnya mereka dikejutkan oleh sepasang anak manusia yang tengah berdebat. Quinn terkejut bukan main.

"Wah, kupikir siapa? Ternyata Jefri si culun!"

"Bagaimana bisa Jefri yang culun itu menghamili seorang wanita? Hei! Aku bahkan hampir tidak bisa mempercayai ini, si*l!"

"Hei! Ssst! Di sampingmu! Itu kekasih Jefri!"

Deg.

Jantung Quinn berdetak semakin tidak karuan. Di depan matanya kini terlihat Jefri dan seorang wanita yang perutnya membuncit itu tengah berdebat.

"Tidak, Jefri! Kau harus bertanggungjawab! Kau sudah memberiku uang untuk menggugurkannya tapi aku tidak tega! Ini kan hasil perbuatan kita!" Wanita hamil itu menangis tersedu-sedu.

Deg! Dada Quinn semakin sesak mendengarnya. Sherly yang mengetahui akar permasalahan ini pun segera membawa Quinn pergi.

"A-aku…tidak percaya ini, Sherly," gumam Quinn.

"Buka matamu lebar-lebar, Quinn. Jefri telah menghamili seorang wanita. Dan Jefri berniat untuk tidak bertanggung jawab bahkan meminta wanita itu menggugurkannya! Apa kau mau menutup telinga dan menerima pria seperti dia?"

Quinn tidak menjawab. Wanita itu justru kembali ke tempat parkir dimana Jefry dan wanita hamil itu masih berdebat tanpa menemukan solusi.

Jefry kaget bukan main melihat Quinn ada di sana. Pria itu melangkah maju seperti ingin menjelaskan sesuatu. Tetapi dengan kerasnya Quinn memukul wajah Jefry sampai membiru.

"Bajing*an!" umpatnya. Tidak puas sampai di situ. Quinn menarik kemeja Jefry lalu menendangnya. "Pria sialan. Pergi kau dari sini dan jangan pernah injakkan kakimu di perusahaanku lagi!"

Quinn langsung pergi begitu saja. Sherly yang melihat kejadian itu tepuk tangan dengan wajah kegirangan.

"Quinn, kau hebat. Tapi, kau terlalu berlebihan. Kenapa kau bilang ini perusahaanmu?"

Quinn menahan langkah kakinya. "Apa aku bicara seperti itu?"

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

kalai orang tau pun tidak naskhah buat Quinn kerana itu lebih baik lagi kerana Quinn bisa tau betapa selama ini daddy nya melindungi nya dari ancaman mau pun orang2 yang ingin menyakitinya ...Quinn tersalah menilai sihap daddy nya kerana terlalu posisif pada nya...buka mata mu luas2 Quinn belajarlah menjadi wanita yang lebih peka pada keadaan yang ada di sekeliling mu biar tau perangai manusia & masyarakat setempat agar kamu tau banyak manusia yang berbagai2 topeng kehidupan nya ...semoga kamu kuat & tegar lagi Quinn ambilan pengajaran ini buat pelajaran buat mu ....lanjut kan thor

2023-08-14

0

Lyn

Lyn

Quinn kecoplosan, semoga mereka pada nda Sadar.

2023-08-03

1

Ciya

Ciya

anjirrrr...ni jefrii bener2 yach culun2 tp suhu

2023-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Mula
2 Bab. 2 Patah Hati
3 Bab. 3 Adik Kakak
4 Bab. 4 Perhatian Kecil
5 Bab. 5 Pertarungan Kecil
6 Bab. 6 Cinta Semanis Madu
7 Bab. 7 Berjalan Baik
8 Bab. 8 Gosip
9 Bab. 9 Karena Dia
10 Bab. 10 Tidak Mengerti
11 Bab. 11 Dia Lagi
12 Bab. 12
13 Bab. 13 Rencana Dimitri
14 Bab. 14 Diculik
15 Bab. 15 Hilang
16 Bab. 16 Tante Su
17 Bab. 17 Gadis Manis
18 Bab. 18 Cerita Tante Su
19 Bab. 19 Pulau Huberg
20 Bab. 20 Dia Lagi?
21 Bab. 21 Malam Indah
22 Bab. 22 Pria Baik?
23 Bab 23. Desas-Desus
24 Bab 24. Kesedihan
25 Bab. 25 Persiapan
26 Bab. 26 Mereka Datang
27 Bab 27. Bangkit
28 Bab. 28 Akhir Semuanya
29 Bab. 29 Hadiah Besar
30 Bab. 30 Diculik Lagi?
31 Bab. 31 Ayah dan Anak
32 Bab. 32 Daddy Galak
33 Bab. 33 Pantang Menyerah
34 Bab. 34 Duel
35 Bab. 35 Pernyataan
36 Bab. 36 Janji
37 Bab. 37 Perdebatan Sengit
38 Bab. 38 Abai
39 Bab. 39 Dimitri Huberg
40 Bab. 40 Janji
41 Bab. 41 Hadiah
42 Bab. 41 Demi Adik
43 Bab. 42 Mulai Dekat
44 Bab. 43 Perjodohan
45 Bab. 44 Bingkisan
46 Bab. 45 Permintaan
47 Bab. 46 Rencana Sherly
48 Bab. 47 Saling Kenal
49 Bab. 48 Datang Lagi
50 Bab. 49 Keras Kepala
51 Bab. 50 Usaha Awal
52 Bab. 51 Pendapat Daddy
53 Bab. 52 Makan Malam
54 Bab. 53 Jangan kesini
55 Bab. 54 Hukuman
56 Bab. 55 Dia Datang
57 Bab. 56 Ketegangan
58 Bab. 57 Quinn Sakit
59 Bab. 58 Pengkhianat
60 Bab. 59 Kabar Baru
61 Bab. 60 Mulai Curiga
62 Bab. 61 Pembelaan
63 Bab. 62 Jangan Sampai Lolos
64 Bab. 63 Tertangkap
65 Bab. 64 Belum Berakhir
66 Bab. 65 Pertanyaan Sulit
67 Bab. 66 Pria Sejati
68 Bab. 67 Serangan
69 Bab. 68 Orang Suruhan
70 Bab. 69 Menjenguk
71 Bab. 70 Tuan Nio
72 Bab. 71 Butuh Bantuan
73 Bab. 72 Malaikat Komputer
74 Bab. 73 Ternyata Kekasihku
75 Bab. 74 Salah Lagi
76 Bab. 75 Kekasihku Sayang
77 Bab. 76 Solusi Bersama
78 Bab. 77 Musuh Lain
79 Bab. 78 Bukan Perpisahan
80 Bab. 79 Kita Sahabat
81 Bab. 80 Secepat Kilat
82 Bab. 81 Pertarungan
83 Bab. 82 Siapa Dia?
84 Bab. 83 Perjuangan Berat
85 Bab. 84 Racun Hebat
86 Bab. 85 Pahlawan
87 Bab. 86 Salah Sangka
88 Bab. 87 Semua Aman
89 Bab. 88 Membaik
90 Bab. 89 Salah Bicara
91 Bab. 90 Hilang
92 Bab. 91 Kerja Sama
93 Bab. 92 Secepatnya
94 Bab. 93 Pertarungan Besar
95 Bab. 94 Cerita Panjang
96 Bab. 95 Kisah Cinta
97 Bab. 96 Pesta Malam
98 Bab. 97 Jebakan Wanita
99 Bab. 98 Sepupu Cantik
100 Bab. 99 Penyusup Kecil
101 Bab. 100 Menebus Dosa
102 Bab. 101 Keadaan Sherly
103 Bab. 102 Selalu Di sini
104 Bab. 103 Rencana Pernikahan
105 Bab. 104 Kedatangan Tamu
106 Bab. 105 Reaksi Xander
107 Bab. 106 Curhat
108 Bab. 107 Penduduk Pulau
109 Bab. 108 Pernikahan
110 Bab. 109 Mengakui
111 Bab. 110 Bukan Jawaban
112 Bab. 111 Wanita Cerdas
113 Bab. 112 Resepsi Mewah
114 Bab. 113 Mereka Berteman
115 Bab. 114 Tugas Dadakan
116 Bab. 115 Malam Pertama
117 Bab. 116 Sekretaris Pribadi
118 Bab. 117 Negosiasi
119 Bab. 118 Minta Izin
120 Bab. 119 Liburan
121 Bab. 120 Aktifitas Pagi
122 Bab. 121 Kaget
123 Bab. 122 Dimana Mereka?
124 Bab. 123 Hilang
125 Bab. 124 Usaha Bersama
126 Bab. 125 Penghuni Pulau
127 Bab. 126 Pertarungan Pulau
128 Bab. 127 Terbebas
129 Bab. 128 Momen Manis
130 Bab. 129 Tidak Mau Pergi
131 Bab. 130 Hak Sherin
132 Bab. 131 Penawaran Zack Lee
133 Bab. 132 Peiyu
134 Bab. 133 Cerita Masa Lalu
135 Bab. 134 Bujukan
136 Bab. 135 Pulang
137 Bab. 136 Selamat Jalan
138 Bab. 137 Musuh Sherin?
139 Bab. 138 Alasan Sherin
140 Bab. 139 Pulang ke Rumah
141 Bab. 140 Kualitas Buruk
142 Bab. 141 Peringatan Terakhir
143 Bab. 142 Musuh yang Sama
144 Bab. 143 Kita Bersama
145 Bab. 144 Tetap Kagum
146 Bab. 145 Sebuah Rahasia
147 Bab. 146 Aksi Jagoan
148 Bab. 147 Masalah Sherin
149 Bab. 148 Rahasia Aigu
150 Bab. 149 Rencana Bersama
151 Bab. 150 Bertemu Sherin
152 Bab. 151 Tuduhan Sherin
153 Bab. 152 Bukan Kerja Sama
154 Bab. 153 Pertarungan
155 Bab. 154 Gerak Cepat
156 Bab. 155 Sahabat Baru
157 Bab. 156 Aku Lagi!
158 Bab. 157 Peiyu Kembali
159 Bab. 158 Penjelasan Joa
160 Bab. 159 Cemburunya Joa
161 Bab. 160 Jadian
162 Bab. 161 Kehamilan Quinn
163 Bab. 162 Mulai dari Awal
164 Bab. 163 Sate Big Boss
165 Bab. 164 Wanita Misterius
166 Bab. 165 Siapa Dia?
167 Bab. 166 Penawaran Audy
168 Bab. 167 Acara Keluarga
169 Bab. 168 Cemburu Sherin
170 Bab. 169 Mr. Zeno
171 Bab. 170 Gagal Mencari
172 Bab. 171 Kekasihku Hilang
173 Bab. 172 Aksi Peiyu
174 Bab. 173 Serakah!
175 Bab. 174 Trauma Lama
176 Bab. 175 Maafkan Aku
177 Bab. 176 Cosa Nostra
178 Bab. 177 Negosiasi
179 Bab. 178 Dasar Wanita
180 Bab. 179 Belum Menyerah
181 Bab. 180 Penolakan Audy
182 Bab. 181 Cerita Audy
183 Bab. 182 Pernikahan Sherin
184 Bab. 183 Merindukan Audy
185 Bab. 184 Sebuah Mimpi
186 Bab. 185 Tidak Disangka
187 Bab. 186 Manjanya Bumil
188 Bab. 187 Bukan Saudara
189 Bab. 188 Disembunyikan
190 Bab. 189 Mansion Aldo
191 Bab. 190 Berduaan
192 Bab. 191 Tidak Tepat
193 Bab. 192 Bulan Madu
194 Bab. 193 Tidak Tenang
195 Bab. 194 Bukan Bulan Madu
196 Bab. 195 Hukuman
197 Bab. 196 Butuh Pahlawan
198 Bab. 197 Jebakan
199 Bab. 198 Kerja Sama
200 Bab. 199 Pernikahan
201 Bab. 200 Demi Xander
202 Bab. 201 Pertarungan
203 Bab. 202 Daddy Tercinta
204 Bab. 203 Mertua Baik
205 Bab. 204 Cerita Sebenarnya
206 Bab. 205 Jangan Pergi!
207 Bab. 206 Jawaban Jujur
208 Bab. 207 Rencana Baik
209 Bab. 208 Belum Berubah
210 Bab. 209 Kehamilan Quinn
211 Bab. 210 Jagoan Kecil
212 Bab. 211 Rencana Pertunangan
213 Bab. 212 Rencana Aldo
214 Bab. 213 Pesta Pertunangan
215 Bab. 214 Pelayan Gadungan
216 Bab. 215 Senyum Quinn
217 Bab. 216 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Bab. 1 Awal Mula
2
Bab. 2 Patah Hati
3
Bab. 3 Adik Kakak
4
Bab. 4 Perhatian Kecil
5
Bab. 5 Pertarungan Kecil
6
Bab. 6 Cinta Semanis Madu
7
Bab. 7 Berjalan Baik
8
Bab. 8 Gosip
9
Bab. 9 Karena Dia
10
Bab. 10 Tidak Mengerti
11
Bab. 11 Dia Lagi
12
Bab. 12
13
Bab. 13 Rencana Dimitri
14
Bab. 14 Diculik
15
Bab. 15 Hilang
16
Bab. 16 Tante Su
17
Bab. 17 Gadis Manis
18
Bab. 18 Cerita Tante Su
19
Bab. 19 Pulau Huberg
20
Bab. 20 Dia Lagi?
21
Bab. 21 Malam Indah
22
Bab. 22 Pria Baik?
23
Bab 23. Desas-Desus
24
Bab 24. Kesedihan
25
Bab. 25 Persiapan
26
Bab. 26 Mereka Datang
27
Bab 27. Bangkit
28
Bab. 28 Akhir Semuanya
29
Bab. 29 Hadiah Besar
30
Bab. 30 Diculik Lagi?
31
Bab. 31 Ayah dan Anak
32
Bab. 32 Daddy Galak
33
Bab. 33 Pantang Menyerah
34
Bab. 34 Duel
35
Bab. 35 Pernyataan
36
Bab. 36 Janji
37
Bab. 37 Perdebatan Sengit
38
Bab. 38 Abai
39
Bab. 39 Dimitri Huberg
40
Bab. 40 Janji
41
Bab. 41 Hadiah
42
Bab. 41 Demi Adik
43
Bab. 42 Mulai Dekat
44
Bab. 43 Perjodohan
45
Bab. 44 Bingkisan
46
Bab. 45 Permintaan
47
Bab. 46 Rencana Sherly
48
Bab. 47 Saling Kenal
49
Bab. 48 Datang Lagi
50
Bab. 49 Keras Kepala
51
Bab. 50 Usaha Awal
52
Bab. 51 Pendapat Daddy
53
Bab. 52 Makan Malam
54
Bab. 53 Jangan kesini
55
Bab. 54 Hukuman
56
Bab. 55 Dia Datang
57
Bab. 56 Ketegangan
58
Bab. 57 Quinn Sakit
59
Bab. 58 Pengkhianat
60
Bab. 59 Kabar Baru
61
Bab. 60 Mulai Curiga
62
Bab. 61 Pembelaan
63
Bab. 62 Jangan Sampai Lolos
64
Bab. 63 Tertangkap
65
Bab. 64 Belum Berakhir
66
Bab. 65 Pertanyaan Sulit
67
Bab. 66 Pria Sejati
68
Bab. 67 Serangan
69
Bab. 68 Orang Suruhan
70
Bab. 69 Menjenguk
71
Bab. 70 Tuan Nio
72
Bab. 71 Butuh Bantuan
73
Bab. 72 Malaikat Komputer
74
Bab. 73 Ternyata Kekasihku
75
Bab. 74 Salah Lagi
76
Bab. 75 Kekasihku Sayang
77
Bab. 76 Solusi Bersama
78
Bab. 77 Musuh Lain
79
Bab. 78 Bukan Perpisahan
80
Bab. 79 Kita Sahabat
81
Bab. 80 Secepat Kilat
82
Bab. 81 Pertarungan
83
Bab. 82 Siapa Dia?
84
Bab. 83 Perjuangan Berat
85
Bab. 84 Racun Hebat
86
Bab. 85 Pahlawan
87
Bab. 86 Salah Sangka
88
Bab. 87 Semua Aman
89
Bab. 88 Membaik
90
Bab. 89 Salah Bicara
91
Bab. 90 Hilang
92
Bab. 91 Kerja Sama
93
Bab. 92 Secepatnya
94
Bab. 93 Pertarungan Besar
95
Bab. 94 Cerita Panjang
96
Bab. 95 Kisah Cinta
97
Bab. 96 Pesta Malam
98
Bab. 97 Jebakan Wanita
99
Bab. 98 Sepupu Cantik
100
Bab. 99 Penyusup Kecil
101
Bab. 100 Menebus Dosa
102
Bab. 101 Keadaan Sherly
103
Bab. 102 Selalu Di sini
104
Bab. 103 Rencana Pernikahan
105
Bab. 104 Kedatangan Tamu
106
Bab. 105 Reaksi Xander
107
Bab. 106 Curhat
108
Bab. 107 Penduduk Pulau
109
Bab. 108 Pernikahan
110
Bab. 109 Mengakui
111
Bab. 110 Bukan Jawaban
112
Bab. 111 Wanita Cerdas
113
Bab. 112 Resepsi Mewah
114
Bab. 113 Mereka Berteman
115
Bab. 114 Tugas Dadakan
116
Bab. 115 Malam Pertama
117
Bab. 116 Sekretaris Pribadi
118
Bab. 117 Negosiasi
119
Bab. 118 Minta Izin
120
Bab. 119 Liburan
121
Bab. 120 Aktifitas Pagi
122
Bab. 121 Kaget
123
Bab. 122 Dimana Mereka?
124
Bab. 123 Hilang
125
Bab. 124 Usaha Bersama
126
Bab. 125 Penghuni Pulau
127
Bab. 126 Pertarungan Pulau
128
Bab. 127 Terbebas
129
Bab. 128 Momen Manis
130
Bab. 129 Tidak Mau Pergi
131
Bab. 130 Hak Sherin
132
Bab. 131 Penawaran Zack Lee
133
Bab. 132 Peiyu
134
Bab. 133 Cerita Masa Lalu
135
Bab. 134 Bujukan
136
Bab. 135 Pulang
137
Bab. 136 Selamat Jalan
138
Bab. 137 Musuh Sherin?
139
Bab. 138 Alasan Sherin
140
Bab. 139 Pulang ke Rumah
141
Bab. 140 Kualitas Buruk
142
Bab. 141 Peringatan Terakhir
143
Bab. 142 Musuh yang Sama
144
Bab. 143 Kita Bersama
145
Bab. 144 Tetap Kagum
146
Bab. 145 Sebuah Rahasia
147
Bab. 146 Aksi Jagoan
148
Bab. 147 Masalah Sherin
149
Bab. 148 Rahasia Aigu
150
Bab. 149 Rencana Bersama
151
Bab. 150 Bertemu Sherin
152
Bab. 151 Tuduhan Sherin
153
Bab. 152 Bukan Kerja Sama
154
Bab. 153 Pertarungan
155
Bab. 154 Gerak Cepat
156
Bab. 155 Sahabat Baru
157
Bab. 156 Aku Lagi!
158
Bab. 157 Peiyu Kembali
159
Bab. 158 Penjelasan Joa
160
Bab. 159 Cemburunya Joa
161
Bab. 160 Jadian
162
Bab. 161 Kehamilan Quinn
163
Bab. 162 Mulai dari Awal
164
Bab. 163 Sate Big Boss
165
Bab. 164 Wanita Misterius
166
Bab. 165 Siapa Dia?
167
Bab. 166 Penawaran Audy
168
Bab. 167 Acara Keluarga
169
Bab. 168 Cemburu Sherin
170
Bab. 169 Mr. Zeno
171
Bab. 170 Gagal Mencari
172
Bab. 171 Kekasihku Hilang
173
Bab. 172 Aksi Peiyu
174
Bab. 173 Serakah!
175
Bab. 174 Trauma Lama
176
Bab. 175 Maafkan Aku
177
Bab. 176 Cosa Nostra
178
Bab. 177 Negosiasi
179
Bab. 178 Dasar Wanita
180
Bab. 179 Belum Menyerah
181
Bab. 180 Penolakan Audy
182
Bab. 181 Cerita Audy
183
Bab. 182 Pernikahan Sherin
184
Bab. 183 Merindukan Audy
185
Bab. 184 Sebuah Mimpi
186
Bab. 185 Tidak Disangka
187
Bab. 186 Manjanya Bumil
188
Bab. 187 Bukan Saudara
189
Bab. 188 Disembunyikan
190
Bab. 189 Mansion Aldo
191
Bab. 190 Berduaan
192
Bab. 191 Tidak Tepat
193
Bab. 192 Bulan Madu
194
Bab. 193 Tidak Tenang
195
Bab. 194 Bukan Bulan Madu
196
Bab. 195 Hukuman
197
Bab. 196 Butuh Pahlawan
198
Bab. 197 Jebakan
199
Bab. 198 Kerja Sama
200
Bab. 199 Pernikahan
201
Bab. 200 Demi Xander
202
Bab. 201 Pertarungan
203
Bab. 202 Daddy Tercinta
204
Bab. 203 Mertua Baik
205
Bab. 204 Cerita Sebenarnya
206
Bab. 205 Jangan Pergi!
207
Bab. 206 Jawaban Jujur
208
Bab. 207 Rencana Baik
209
Bab. 208 Belum Berubah
210
Bab. 209 Kehamilan Quinn
211
Bab. 210 Jagoan Kecil
212
Bab. 211 Rencana Pertunangan
213
Bab. 212 Rencana Aldo
214
Bab. 213 Pesta Pertunangan
215
Bab. 214 Pelayan Gadungan
216
Bab. 215 Senyum Quinn
217
Bab. 216 Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!