"Quinn, kemarin kau pergi kemana?" Sherly datang mendekat ke meja Quinn. Wanita itu duduk begitu saja di kursi yang ada di depan meja Quinn.
"Kenapa, Sherly?" Quinn bertanya tanpa melihat ke arah Sherly yang sedang menunggu jawabannya.
"Apa kau setiap hari antar jemput si Jefri? Mengapa kau seperti tidak memiliki waktu untukku?" Sherly mengerucutkan bibirnya. "Biasanya kita selalu menghabiskan waktu bersama. Dari sore sampai malam. Akhir-akhir ini kita terlihat seperti musuh!'
"Itu perasaanmu saja. Kita masih bersahabat, Sherly."
"Tapi tidak sebahagia dulu. Biasanya meskipun kau memiliki pacar, kau tidak sesibuk ini."
Wanita itu sebenarnya tidak suka dengan Jefri. Memang Jefri terlihat baik dan sopan apabila tengah berbicara dengan orang lain. Tapi, entah mengapa Sherly merasa ada sesuatu yang janggal.
Sherly tidak ingin Quinn terjebak lagi oleh orang-orang yang arogan dan selalu memanfaatkan orang lain. Untuk itulah, Sherly ingin Quinn tetap waspada sekalipun Jefri terlihat baik.
"Kita bisa menikmati waktu lain kali. Mungkin hari minggu ini kita bisa pergi. Sekarang hari Rabu. Tenanglah. Sebentar lagi kita bisa pergi bersama." Quinn melihat ke arah kalender yang ada di mejanya. Ia lalu tersenyum kepada Sherly.
"Aish. Kenapa kau marah, Sher? Waktu kau sibuk dengan kekasih si*lanmu itu saja aku tidak protes. Jadi, kuharap kau juga tidak protes padaku. Hari minggu. Aku akan mentraktirmu, bagaimana?" rayu Quinn.
"Sebenarnya ini bukan keinginanku. Aku hanya ingin Quinn sedikit sadar bahwa seharusnya bukan dirinya yang mengantar jemput seorang laki-laki. Harusnya laki-laki baik seperti Jefri paham bagaimana memperlakukan wanitanya bukan? Kalau begitu mengapa dia harus menyuruh wanitanya untuk antar jemput dia? Aku tidak habis pikir." Sherly membatin sedih. Ia juga gelisah setiap kali Quinn pergi bersama dengan Jefri.
"Kau tidak kembali ke mejamu, Sher? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Quinn lagi-lagi berbicara tanpa menoleh ke arah Sherly.
"Baiklah." Sherly memilih pergi. Ia juga bingung apabila ingin melarang Quinn supaya jangan terlalu percaya pada Jefri. Kepergian Sherly membuat Quinn bingung.
"Mengapa dia malah pergi? Tunggu. Jangan-jangan Sherly ada masalah?" Quinn berdiri dari tempatnya. Ia ingin pergi ke tempat Sherly bekerja.
"Sayang! Lihat ini!" Tiba-tiba Jefri muncul dengan sebuah kotak makan. Laki-laki itu juga tersenyum.
"Eh? Apa yang kau bawa?" tanya Quinn.
"Bekal untuk makan siang! Ini milikmu. Milikku ada di mejaku. Selama ini kau selalu membayar setiap kali kita pergi makan bersama. Jadi aku ingin berganti membuatkan bekal untukmu. Kalau masalah mentraktir tunggu aku punya banyak uang ya!" Jefri tersenyum lebar. Yang mana membuat Quinn tidak bisa menolak niat hati Jefri.
"Ah, kau baik sekali. Terima kasih. Tapi, sungguh ini tidak masalah kok. Bagiku selama kita bisa melihat keadaan, kita tidak akan bertengkar karena sesuatu yang sepele. Aku memahami keadaanmu. Nanti kita makan siang di kantin bareng yuk?" Quinn mengajak Jefri makan siang bersama di kantin.
"Em? Sepertinya tidak bisa. Kau pasti makan siang bersama Nona Sherly. Aku tidak ingin menghalangi pertemanan kalian. Jadi, hari ini aku akan makan siang di kantin bersama teman-teman yang lain. Ah, aku harus kembali ke tempatku! Bersenang-senanglah, Nona Quinn!" Jefri berlalu cepat meninggalkan tempat Quinn.
Melihat tingkah Jefri, Quinn terkekeh. Jefri memang manis di matanya. Kini Quinn membuka kotak bekal makanan yang dibuatkan oleh Jefri.
Mata Quinn membulat sempurna ketika di sana ada nasi yang berbentuk hati. Itu nasi kuning yang ada ayam goreng dan naget ayam. Kemudian ada sayur selada dan sambal.
"Benar bukan? Dia manis sekali. Dasar!" Quinn tersenyum manis. Ia benar-benar senang dengan bekal makanan yang dibuatkan oleh Jefri.
Setelah itu Quinn kembali bekerja. Ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Quinn tidak ingin mengambil lembur lagi. Terlebih hari minggu nanti Quinn harus menemani Sherly pergi bersenang-senang.
"Oh, iya. Tadi aku ingin pergi ke tempat Sherly. Sudahlah. Sekalian pas waktu di kantin saja," gumam Quinn.
Waktu istirahat pun tiba. Quinn mengemasi meja kerjanya. Kemudian Quinn pergi membawa kotak bekal yang dibuatkan oleh Jefri. Terlihat Sherly sedang menunggu Quinn di tempatnya.
"Sherly," panggil Quinn.
"Quinn, apa yang kau bawa itu?" tanya Sherly.
"Oh, ini? Kotak bekal makanan yang dibawakan Jefri. Nanti kau juga akan tahu isinya apa. Yuk ke kantin. Kau harus makan banyak. Belakangan ini kulihat kau semakin kurus, Sher." Quinn memperhatikan Sherly.
Setelah itu, keduanya pergi menuju ke kantin. Di sana sudah ramai oleh para karyawan yang ingin makan siang. Quinn segera mencari tempat duduk. Sedangkan Sherly membeli makanan.
"Gosip itu sudah menyebar!"
"Sebenarnya siapa yang dia cari?"
"Ya mana tahu! Perutnya seperti aneh. Bisa jadi dia hamil. Aku tidak habis pikir."
"Siapa yang dia cari? Harusnya kan dia memberikan informasi yang lengkap."
"Mereka saling mengenal di sosial media. Dia bilang entah itu nama asli atau bukan tidak tahu. Dia hanya ingat wajahnya."
"Siapa namanya?"
"Kudengar Jefri."
Deg.
Quinn membeku dengan gosip yang beredar di kalangan karyawan itu. Jantung Quinn berdegup lebih kencang dari biasanya. Quinn menundukkan kepala ketika banyak kasak kusuk yang menceritakan seorang wanita hamil.
"Quinn, kau baik-baik saja?" tanya Sherly.
Quinn menganggukkan kepala. "Aku baik-baik saja. Tapi, tiba-tiba aku merasa takut, Sher."
Sherly menatap Quinn dengan seksama. Benar. Quinn sekarang pasti sangat takut. Waktu mengantri makanan, Sherly juga mendengar berita gosip itu. Sebenarnya Sherly juga merasa aneh dengan tingkah Jefri. Hanya saja Sherly sulit untuk menjelaskannya kepada Quinn.
"Tapi, mereka bilang belum tahu. Lagipula ada banyak nama Jefri di tempat ini, Quinn. Mungkin ini cobaan untuk hubungan kalian berdua. Masa laki-laki seperti Jefri bisa menghamili wanita lain. Sedangkan dia sendiri menjalin hubungan denganmu. Jadi, mungkin saja itu Jefri yang lain." Sherly berusaha menenangkan Quinn.
Walaupun dalam hatinya Sherly juga penasaran apakah itu benar Jefri kekasih Quinn. Kini baik Sherly maupun Quinn tidak begitu berselera untuk menikmati makan siang mereka. Pikiran mereka tertuju pada Jefri dan gosip yang sudah beredar di kalangan karyawan dengan hebohnya.
Akhirnya Quinn dan Sherly kembali bekerja. Mereka berdua tidak banyak berbicara. Sebab pikiran mereka masih rumit. Terlebih Quinn. Hatinya mendadak gelisah.
"Jefri, kuharap itu bukan kau. Padahal selama ini kau selalu bersikap manis. Hubungan kita juga manis. Bahkan kita sangat jarang sekali bertengkar." Quinn membatin dalam hati.
Quinn terlalu banyak melamun. Sampai akhirnya dia tidak sadar kalau jam bekerja sudah usai. Sherly bahkan sudah berdiri di depan meja Quinn.
"Quinn, ayo pulang." Sherly juga sudah berdiri di depan meja Quinn.
"Eh? Sherly. Ini sudah jam pulang? Kau tahu bukan kalau aku akan pulang bersama Jefri? Aku…ingin mengetahui kebenaran dari mulutnya," harap Quinn.
"Tapi, kulihat tadi Jefri sudah pergi, Quinn. Coba kau lihat ponselmu. Mungkin saja Jefri mengirimkan pesan," kata Sherly.
Buru-buru Quinn membuka ponselnya. Matanya membulat ketika ia benar mendapatkan pesan dari Jefri. Di mana Jefri mengatakan kalau dia pulang sendiri. Seketika mendadak jantung Quinn berdetak semakin kencang. Rasa takutnya semakin terasa.
"Ayo, pulang." Quinn akhirnya pulang bersama Sherly setelah Quinn membereskan mejanya dibantu oleh Sherly.
Keduanya pun akhirnya berjalan beriringan menuju lobby perusahaan. Sepanjang perjalanan Quinn banyak berpikir dan melamun. Untung ada Sherly yang selalu menyadarkannya.
"Eh? Kok di luar ramai sekali?" tanya Sherly keheranan.
"Benar! Ayo kita lihat!" Quinn ikut penasaran. Namun, seiring langkah kakinya bergerak, hati Quinn semakin terasa tidak karuan.
"Ada apa dengan hatiku? Mengapa aku merasa sangat takut?" tanya Quinn dalam hati.
Kini Quinn dan Sherly sudah sampai di area parkir. Mereka berdesakan untuk mendapatkan tempat. Sampai akhirnya mereka dikejutkan oleh sepasang anak manusia yang tengah berdebat. Quinn terkejut bukan main.
"Wah, kupikir siapa? Ternyata Jefri si culun!"
"Bagaimana bisa Jefri yang culun itu menghamili seorang wanita? Hei! Aku bahkan hampir tidak bisa mempercayai ini, si*l!"
"Hei! Ssst! Di sampingmu! Itu kekasih Jefri!"
Deg.
Jantung Quinn berdetak semakin tidak karuan. Di depan matanya kini terlihat Jefri dan seorang wanita yang perutnya membuncit itu tengah berdebat.
"Tidak, Jefri! Kau harus bertanggungjawab! Kau sudah memberiku uang untuk menggugurkannya tapi aku tidak tega! Ini kan hasil perbuatan kita!" Wanita hamil itu menangis tersedu-sedu.
Deg! Dada Quinn semakin sesak mendengarnya. Sherly yang mengetahui akar permasalahan ini pun segera membawa Quinn pergi.
"A-aku…tidak percaya ini, Sherly," gumam Quinn.
"Buka matamu lebar-lebar, Quinn. Jefri telah menghamili seorang wanita. Dan Jefri berniat untuk tidak bertanggung jawab bahkan meminta wanita itu menggugurkannya! Apa kau mau menutup telinga dan menerima pria seperti dia?"
Quinn tidak menjawab. Wanita itu justru kembali ke tempat parkir dimana Jefry dan wanita hamil itu masih berdebat tanpa menemukan solusi.
Jefry kaget bukan main melihat Quinn ada di sana. Pria itu melangkah maju seperti ingin menjelaskan sesuatu. Tetapi dengan kerasnya Quinn memukul wajah Jefry sampai membiru.
"Bajing*an!" umpatnya. Tidak puas sampai di situ. Quinn menarik kemeja Jefry lalu menendangnya. "Pria sialan. Pergi kau dari sini dan jangan pernah injakkan kakimu di perusahaanku lagi!"
Quinn langsung pergi begitu saja. Sherly yang melihat kejadian itu tepuk tangan dengan wajah kegirangan.
"Quinn, kau hebat. Tapi, kau terlalu berlebihan. Kenapa kau bilang ini perusahaanmu?"
Quinn menahan langkah kakinya. "Apa aku bicara seperti itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Nor Azlin
kalai orang tau pun tidak naskhah buat Quinn kerana itu lebih baik lagi kerana Quinn bisa tau betapa selama ini daddy nya melindungi nya dari ancaman mau pun orang2 yang ingin menyakitinya ...Quinn tersalah menilai sihap daddy nya kerana terlalu posisif pada nya...buka mata mu luas2 Quinn belajarlah menjadi wanita yang lebih peka pada keadaan yang ada di sekeliling mu biar tau perangai manusia & masyarakat setempat agar kamu tau banyak manusia yang berbagai2 topeng kehidupan nya ...semoga kamu kuat & tegar lagi Quinn ambilan pengajaran ini buat pelajaran buat mu ....lanjut kan thor
2023-08-14
0
Lyn
Quinn kecoplosan, semoga mereka pada nda Sadar.
2023-08-03
1
Ciya
anjirrrr...ni jefrii bener2 yach culun2 tp suhu
2023-06-06
1