"Kenapa Quinn? Apa yang ingin kau katakan lagi?" Zio semakin senang meledek Quinn yang kini sedang patah hati.
"Zio, kau pria hebat. Sangat hebat. Aku masih tidak menyangka kalau aku pernah berpacaran denganmu. Ini seperti mimpi! Wanita miskin sepertiku tidak pantas berpacaran denganmu!" Quinn merendah. Seperti itulah cara dia melukai hati Zio.
"Sayang, biarkan saja wanita ini. Ayo pergi denganku. Kita bersenang-senang di hotel." Wanita itu terlihat manja dengan Zio. Dia merangkul tangan Zio dan terlihat mengejek Quinn.
Zio pun sama halnya. Laki-laki itu tersenyum puas begitu melihat ekspresi Quinn. Seolah ingin Quinn menangis. Namun, Quinn malah tersenyum.
"Kenapa masih tidak ingin pergi dari sini? Laki-laki pengkhianat memang sangat cocok dengan wanita murahan bukan?" Quinn membalas ejekan dari Zio.
"Apa? Kau? Wanita si*alan!" Selingkuhan Zio berjalan mendekati Quinn.
Wanita itu melayangkan tangan yang mungkin saja ingin memukul Quinn. Beruntung Quinn dapat menahan tangan wanita itu. Bahkan Quinn tidak melepaskan tangan wanita itu ketika ia berusaha melepaskan tangannya dari cekalan tangan Quinn.
"Lepas!" teriak selingkuhan Zio.
Plak!
Plak!
Plak!
Tak diduga Quinn melayangkan tamparan sebanyak 3x di pipi wanita itu. Suasana restoran menjadi ramai. Quinn menjadi pusat perhatian di sana.
Melihat selingkuhannya ditampar, Zio tidak terima. Laki-laki itu membantu selingkuhannya karena terlihat sempoyongan.
"Yuna, kau tidak apa-apa?" tanya Zio.
"Hiks, Zio. Kau lihat tadi? Dia menamparku! Sakit sekali, Zio." Yuna merengek pada Zio. Bahkan wanita itu mulai menangis.
"Si*l! Quinn, apa yang kau lakukan? Wanita kasar! Kau memang sejak dulu aneh! Kau tidak bisa bermanja, kau bahkan sangat kaku! Bagaimana bisa aku tertarik padamu? Dibandingkan Yuna, kau memang tidak ada apa-apanya! Kalau kau ingin putus, ya putus saja. Memangnya aku takut? Aku justru bersyukur bisa berpisah denganmu!" Zio membentak.
Terlihat Quinn mengepalkan tangannya. Rasa sakit hati di dalam hatinya terasa sangat perih. Di depan orang-orang Quinn dibilang aneh, dan bahkan di depan selingkuhannya. Quinn menatap datar Zio tanpa berkedip dan ekspresi apapun. Membuat situasi berubah.
"Begitu ya? Memang tidak rugi juga. Silahkan nikmati hubungan kalian yang indah itu! Ngomong-ngomong, kalian merekam? Kalau ada yang merekam nanti aku bisa marah lo!" Quinn tersenyum pada orang-orang yang mengarahkan ponsel ke arah mereka. Selanjutnya, Quinn memberikan tatapan intimidasi ke semuanya.
"Aku harap kalian menghapus semua video yang ada di ponsel kalian. Jika aku tahu kalau ada yang memviralkannya, aku bisa mencari kalian sampai ke rumah kalian. Aku bisa menyerang balik dan bahkan menghancurkan kalian berkeping-keping!" ancam Quinn.
"Kau pikir siapa?" Seorang laki-laki yang bersuara bariton menyela kata-kata Quinn.
Satu-satunya laki-laki yang bahkan tidak bergerak dari tempatnya. Laki-laki itu melirik ke arah Quinn. Ia saat ini sedang duduk di kursi dan tengah memotong steaknya. Bahkan dia dengan santainya memasukkan potongan steak itu ke dalam mulutnya.
"Kau pikir siapa, berani mengancam mereka?" tanya laki-laki itu.
"Bukankah uang bisa menyelesaikan segalanya?" jawab Quinn.
"Begitukah? Hanya karena masalah pribadi saja kau sampai seperti itu? Mengancam orang dan berkata dengan enteng ingin membeli hukum? Seolah-olah kau memiliki kekuasaan yang hebat." Laki-laki itu bernama Dimitri Huberg.
Kebetulan Dimitri hari ini sedang melihat-lihat bisnis barunya dan memang sangat ramai. Kerajaan bisnis Dimitri tersebar sampai di seluruh pelosok. Bagi orang awam memang Dimitri bukanlah siapa-siapa. Tapi, dibalik sosok Dimitri ada rahasia besar yang tersimpan rapi.
"Kau benar. Aku mungkin tidak memiliki uang banyak. Tapi, maaf. Aku juga tidak akan merendahkan harga diriku hanya untuk laki-laki. Terlebih, untuk seorang bajing*an seperti dia. Kalau ada video tentangmu tersebar, apa kau juga akan diam saja? Orang-orang akan meremehkanmu dan menilai bahwa kau begitu bodoh karena cinta terhadap lawan jenis. Tanpa mereka tahu, siapa kau sebenarnya tapi mereka bisa berasumsi sembarang. Kau yakin akan diam saja? Sekali lagi kubilang, ini tentang harga diriku sebagai seorang wanita. Bukan seberapa besar uang yang kau miliki." Quinn menantang Dimitri.
Quinn menatap Dimitri nyalang. Dingin dan menusuk. Tatapan Quinn berhasil membuat Dimitri terkesima. Bahkan saat ini mimik wajah Quinn datar. Seolah dia bukan wanita yang baru saja merasakan sakit hati karena dikhianati kekasihnya.
Setelah itu, Quinn pergi meninggalkan restoran. Diikuti oleh Sherly tanpa banyak berbicara. Sherly cukup tahu kalau Quinn pasti membutuhkan ruang untuk sendiri.
"Jika ada yang menyebarkan video tadi, aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun! Ada yang ingin mencobanya?" ancam Dimitri.
Suasana restoran kembali seperti biasanya. Tidak ada yang bersuara lagi. Mereka kembali menikmati makanannya. Kejadian tadi pun tidak ada yang membahasnya lagi. Terlihat Zio dan selingkuhannya itu juga pergi.
"Gadis tadi…siapa ya? Pemikiran yang bagus," batin Dimitri.
"Wah? Kau mengancam orang-orang itu untuk wanita tidak dikenal? Ini luar biasa, Dimitri. Sejak kapan kau tertarik untuk hal-hal seperti ini?" Ega, sahabat Dimitri menepuk pundak Dimitri berulang kali.
"Kau tidak ingat restoran ini baru saja dibuka?" tanya Dimitri.
"Eh? Hehe. Iya ya. Maaf. Aku lupa kalau kau perlu menjaga nama baik restoran ini. Tapi, keren juga ya tadi? Sepertinya dia wanita yang kaku. Jadi kekasihnya pergi bersama wanita lain. Padahal dia cantik banget." Ega bersemangat ketika membahas Quinn.
"Kalau kau banyak berbicara maka aku akan mencek*k lehermu," ancam Dimitri.
***
"Hah!" Quinn merenggangkan tubuhnya di bangku kayu taman kota.
Dada Quinn terasa sesak. Di sampingnya Sherly hanya duduk termenung sambil menikmati jajanan di kotak makanan sekali pakai. Sherly menemani Quinn yang terlihat lelah.
"Hari sudah malam, Sherly. Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan acara makan malam. Maafkan aku, Sher," sesal Quinn.
Sherly menepuk punggung Quinn. Ia menenangkan Quinn supaya Quinn merasa lebih baik. "Tidak masalah. Aku sudah memesan taxi online. Sekarang bukan kau yang harus khawatir padaku. Bukankah seharusnya kau khawatir pada dirimu sendiri?"
Hening. Quinn tidak menjawab. Wanita itu hanya mendesah. Tidak ada lagi yang bisa membuatnya lebih buruk dari hari ini. Kekasihnya telah berkhianat. Apalagi yang bisa ia harapkan?
"Oh! Taxi online pesananku sudah datang! Quinn, aku pergi dulu ya! Kalau kau sudah sampai rumah, kabari aku ya!" Sherly berpamitan dengan terburu-buru pada Quinn.
"Oke!" balas Quinn.
Sherly sudah masuk ke dalam mobil. Quinn terus menatap kepergian mobil itu dengan senyuman tipis. Quinn juga tidak ingin membuat Sherly khawatir.
"Sepertinya aku harus pulang." Quinn pun bangkit pergi meninggalkan taman kota.
Hari sudah malam. Banyak pasangan muda-mudi yang berkencan di sana. Quinn juga terkadang pergi ke taman kota bersama Zio. Hah, lagi-lagi teringat laki-laki kurang ajar itu.
Di sisi lain di suatu apartemen mewah, seorang laki-laki merebahkan tubuhnya di ranjang. Matanya menerawang ke langit-langit kamar. Ingatan itu terus mengganggu. Pikirannya hanya tertuju pada gadis yang membuat onar di restoran barunya.
"Menarik sekali. Uang memang segalanya. Tapi uang tidak bisa membeli harga dirinya. Baru kali ini aku menemukannya. Tapi… siapa dia? Seharusnya tadi aku mencari tahu siapa dia. Mungkinkah kita akan bertemu lagi hei wanita menarik?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
C2nunik987
Dimitri tertarik ma kecerdasan Quinn....princess papa Luca ....kyknya Dimitri cln menantu Luca 😅🍼😅
2025-02-26
0
Salma Suku
Hadir lagi thor😁😀
2025-01-31
0
Lyn
ceritanya lo berharap Bsa ketemu quinn lgi ni Dmitri. wkwk
2023-08-02
0