Quinn baru saja keluar dari toilet. Sekarang sudah jam makan siang. Ini saatnya semua orang pergi makan dan beristirahat. Quinn mencari keberadaan Sherly sejak tadi. Namun entah dimana wanita itu bersembunyi. Pada akhirnya Quinn memutuskan untuk duduk di kursi kerjanya. Perutnya belum lapar. Sepertinya dia masih kesal dengan mantan pacarnya tersebut.
Tiba-tiba saja Quinn melihat kotak bekal ada di atas mejanya. Kotak bekal warna hitam itu bukan milik Quinn. Quinn merasa takut jika ada seseorang yang berniat untuk menjebaknya. Tetapi di atas kotak itu ada secarik kertas. Quinn segera mengambilnya dan membawa isinya dengan serius.
"Nona Quinn yang cantik. Terima kasih karena sudah menolong saya. Ini bekal untuk makan siang anda. Mungkin rasanya tidak seperti masakan restoran. Tetapi makanan ini saya yang masak sendiri. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih saya karena anda sudah pernah menolong saya."
Quinn tersenyum manis. Seketika rasa kesal di dalam hatinya sirna begitu saja. Dia duduk dan membuka bekal itu dengan hati-hati. Melihat makanan yang begitu menggiurkan di dalamnya membuat perut Quinn lapar. Dengan cepat dia melahap makanan itu sampai habis.
Jefry tersenyum bahagia melihat bekal yang ia berikan dimakan sampai habis oleh Quinn. Ketika ingin berbalik kaki pria itu menendang tong sampah hingga membuat perhatian Quinn teralihkan.
"Jefry?"
Jefry mematung. Pria itu kini sudah tertangkap basah oleh Quinn. Dia hanya membenarkan kaca matanya sambil tersenyum ketika Quinn berjalan menghampirinya.
"Nona, bagaimana makanannya?" tanya Jefry sambil menunduk.
"Jefry, sebagai seorang pria. Berbicaralah sambil menatap lawan bicaramu." Quinn mengukir senyum ketika perlahan Jefry mengangkat kepalanya. "Nah, gitu baru benar. Oh iya, masakanmu enak sekali. Aku saja sebagai wanita masih jarang masak."
"Jika anda suka. Besok akan saya buatkan lagi Nona."
"Jangan!" tolak Quinn cepat. "Aku tidak mau merepotkanmu."
"Saya senang bisa memasak untuk wanita baik seperti anda Nona." Jefry menatap Quinn dengan penuh perasaan. Dan hal itu membuat Quinn tersentuh.
"Jefry, kau ini sangat polos sekali dan baik lagi. Aku harap kau tidak mudah tertipu. Jangan pernah percaya pada orang lain ya. Mereka bisa saja manfaatkan kebaikanmu nanti." Quinn hanya tidak mau pria baik seperti Jefry nantinya tertipu dan merasakan sakit hati seperti yang ia rasakan.
"Nona, anda serius sekali. Bisa di bilang, anda satu-satunya wanita yang mau dekat dengan saya. Saya ini dijauhi oleh semua orang. Lalu, bagaimana caranya mereka ingin menipu saya?" sahut Jefry malu-malu. "Oh iya, Nona. Dimana teman anda? Anda sendirian saja?"
"Sherly pergi entah kemana. Jefry, apa kau sudah makan siang?"
Jefry menggeleng. "Sebenarnya bekal makan siang saya. Saya berikan kepada anda, Nona."
"Apa?" Quinn melebarkan kedua matanya. "Kau ini ada-ada aja. Jangan pernah menyakiti dirimu sendiri demi kebahagiaan orang lain Jefry. Kalau begitu ayo kita keluar. Aku akan mentraktirmu," ajak Quinn penuh semangat.
"Tapi, Nona."
"Ayo ...." Tanpa segan Quinn menggandeng lengan Jefry. Wanita itu membawanya pergi ke cafe yang letaknya tidak jauh dari perusahaan.
...***...
"Jef, pesan saja yang kau suka. Aku yang bayar," tawar Quinn. Wanita itu mengaduk jus pesanannya. Sejak beberapa waktu yang lalu, Jefry tidak kunjung memutuskan makanan apa yang ingin dia makan. Bahkan sampai pesanan Quinn tiba.
"Nona, saya kenyang." Jefry menutup buku menu hingga membuat pelayan yang ada di sana menghela napas kasar.
"Kenapa?" Quinn terlihat bingung. "Pesan apa saja."
"Makanannya mahal-mahal, Nona."
"Jefry, aku juga tidak memiliki banyak uang. Tapi jika membayar makanan ini saja. Uangku cukup."
Jefry mengeluarkan dompetnya lalu menghitung uang yang ia miliki. Setelah itu dia seperti sedang menghitung harga jus yang diminum Quinn dan makanan yang akan dia pesan.
"Mbak, saya pesan yang ini." Jefry meletakkan beberapa lebar uang di atas meja. "Ini bayarannya."
"Jefry, apa yang kau lakukan?"
"Nona, gak baik jika makanan kita di bayar oleh anda. Sebagai seorang pria saya memiliki harga diri."
"Baik. Akan segera saya antar pesanan anda." Pelayan itu membawa buku menu yang di meja beserta uang milik Jefry. Quinn hanya menatap Jefry dengan mata menyipit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments